FARMASI KOMUNITAS
Asisten :
Fecky Fernando
Golongan Y Kelompok 2 :
FAKULTAS FARMASI
SURABAYA
2021/2022
RIWAYAT PENYAKIT
Tahun 2020 Terdiagnosa Batu Empedu +/-0,43 cm (batu
lunak)
Tahun 2021 Dalam proses pengobatan peluruhan batu empedu,
belum dilakukan tindakan operasi
pengangkatan kantung empedu (Kolesistektomi).
KELUHAN SAAT INI - Nyeri tiba - tiba di bagian kanan atas atau
tengah perut.
- Diare
- Sakit maag
- BAB berwarna hitam
- Urine berwarna hitam
RIWAYAT KEHIDUPAN
SOSIAL
Tinggal bersama Tinggal bersama Keluarga
TUJUAN KEGIATA
N
Memonitoring cara penggunaan Menanyakan kepada pasien
yang benar mengenai pemahaman pasien
terhadap obat-obatan yang
dikonsumsi, yaitu:
1. Obat Ursodeoxycholic Acid
diminum 1 kali sehari 1 tablet
pada malam hari sebelum tidur.
Dikonsumsi secara rutin selama 4
bulan.
2. Obat Ibu Profen diminum 3 kali
sehari 1 tablet, diminum hanya
bila merasa nyeri.
3. Obat Cholestyramine diminum 2
kali sehari sebanyak 2 gram,
obat ini diminum dengan cara
dilarutkan dalam minuman atau
makanan. Setelah dilarutkan,
konsumsi makanan atau
minuman tersebut sampai habis
agar Anda mendapat dosis yang
tepat dan sesuai. Segera telan
larutan Cholestyramine, jangan
mengumur atau mendiamkan
terlalu lama di dalam mulut,
karena obat ini dapat merusak
lapisan enamel gigi. Selalu sikat
gigi dan kumur- kumur dengan
menggunakan air putih
Jawaban
2. Boleh tetapi umumnya jenis obat pereda nyeri akibat batu empedu yang biasanya menjadi
pilihan pertama yaitu golongan obat analgetic yaitu seperti ibuprofen yang lebih kuat dimana
obat-obat ini harus diberi dengan resep Dokter. Sedangkan obat sejenis asam mefenamat rasa
nyeri tetap ada, maka mungkin membutuhkan yang lebih kuat dosisnya sehingga meredakan
rasa nyeri lebih cepat dan langsung ngefek pada rasa nyeri tersebut.
3. Boleh yang membedakan hanya kandungan obat dan kekuatan obat. Obat omeprazole lebih
digunakan karena khasiatnya lebih cepat menandingi obat H2 blocker (cimetidin, ranitidin)
dalam mengatasi gejala terkait asam lambung.
4. - Asimtomatik → Batu yang terdapat dalam kandung empedu sering tidak memberikan
gejala (asimtomatik). Dapat memberikan gejala nyeri akut akibat kolesistitis, nyeri bilier,
nyeri abdomen kronik berulang ataupun dispepsia, mual.