Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM

FARMASI KOMUNITAS

Asisten :

Fecky Fernando

Golongan Y Kelompok 2 :

Laelah Salsabila (2443019141)

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

2021/2022

Lucia Hendriati, Apt |Buku Kerja Pr. Dasar Farmasi 0


Komunitas
MODUL 3 : PHARMACEUTICAL CARE

1. ISILAH TABEL BERIKUT INI

DATA DEMOGRAFI HASIL WAWANCARA


Nama pasien Ny. Ririt Yunanik
Jenis kelamin Perempuan
Umur/tanggal lahir 45 tahun/27 September 1974
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Tinggi badan/Berat badan 155 cm / 55 kg
Alamat Kebonsari RT.05/RW.03 Kec. Candi - Kab.Sidoarjo
No telp yang bisa 082139064070
dihubungi

RIWAYAT PENYAKIT
Tahun 2020 Terdiagnosa Batu Empedu +/-0,43 cm (batu
lunak)
Tahun 2021 Dalam proses pengobatan peluruhan batu empedu,
belum dilakukan tindakan operasi
pengangkatan kantung empedu (Kolesistektomi).
KELUHAN SAAT INI - Nyeri tiba - tiba di bagian kanan atas atau
tengah perut.
- Diare
- Sakit maag
- BAB berwarna hitam
- Urine berwarna hitam

RIWAYAT PENGOBATAN Jenis operasi yang direkomendasikan untuk


mengatasi penyakit batu empedu.
Tahun 2020 - Ursodeoxycholic Acid 1 x sehari selama
4 bulan
- Ibu profen 3 x sehari, bila nyeri
- Cholestyramine 4 gram per hari, diberikan 2
x sehari

Lucia Hendriati, Apt |Buku Kerja Pr. Dasar Farmasi 1


Komunitas
Tahun 2021 - Ursodeoxycholic Acid 1 x sehari
- Ibu profen 3 x sehari, bila nyeri
- Cholestyramine 4 gram per hari, diberikan 2
x sehari
DATA
LABORATORIUM
TERKAIT

RIWAYAT KEHIDUPAN
SOSIAL
Tinggal bersama Tinggal bersama Keluarga

Kondisi Rumah tempat Baik dan kondusif


tinggal
Merokok Tidak Merokok
Minum minuman keras Tidak minum minuman keras
Menikah/tidak Sudah menikah
LAIN-LAIN -

Lucia Hendriati, Apt |Buku Kerja Pr. Dasar Farmasi 2


Komunitas
2. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

ASSESSMENT JENIS DRP TERJADI/TIDAK


Indikasi Obat tidak diperlukan Tidak
Diperlukan obat Terjadi
tambahan Diperlukan penambahan
obat Omeprazole untuk
mengatasi sakit maag
yang merupakan gejala
kolelitiasis.
Efikasi Obat tidak efektif atau Tidak
tidak tepat
Dosis terlalu rendah Terjadi
Dosis obat
Ursodeoxycholic Acid
adalah 8 - 10 mg/Kg.
Pasien dengan berat badan
55 Kg seharusnya diberikan
dosis 440 - 550 mg dalam
hal ini seharusnya
diberikan sebanyak 2 kali
sehari 1 tablet.

Kepatuhan Kepatuhan rendah Tidak


Kepatuhan tinggi Terjadi
Pasien rutin dan teratur
dalam mengkonsumsi
obat.
Safety Pasien mengalami efek Terjadi
samping obat Efek samping obat yang
terjadi adalah diare, BAB
berwarna kehitaman,
nyeri kepala.
Dosis terlalu tinggi Tidak
Interaksi obat Tidak

Lucia Hendriati, Apt |Buku Kerja Pr. Dasar Farmasi 3


Komunitas
DRP lain yang tidak - -
teridentifikasi
RENCANA PHARMACEUTICAL CARE

JELASKAN RENCANA PHARMACEUTICAL CARE YANG AKAN


DILAKUKAN PADA PASIEN SESUAI KONDISI PASIEN

TUJUAN KEGIATA
N
Memonitoring cara penggunaan Menanyakan kepada pasien
yang benar mengenai pemahaman pasien
terhadap obat-obatan yang
dikonsumsi, yaitu:
1. Obat Ursodeoxycholic Acid
diminum 1 kali sehari 1 tablet
pada malam hari sebelum tidur.
Dikonsumsi secara rutin selama 4
bulan.
2. Obat Ibu Profen diminum 3 kali
sehari 1 tablet, diminum hanya
bila merasa nyeri.
3. Obat Cholestyramine diminum 2
kali sehari sebanyak 2 gram,
obat ini diminum dengan cara
dilarutkan dalam minuman atau
makanan. Setelah dilarutkan,
konsumsi makanan atau
minuman tersebut sampai habis
agar Anda mendapat dosis yang
tepat dan sesuai. Segera telan
larutan Cholestyramine, jangan
mengumur atau mendiamkan
terlalu lama di dalam mulut,
karena obat ini dapat merusak
lapisan enamel gigi. Selalu sikat
gigi dan kumur- kumur dengan
menggunakan air putih

Lucia Hendriati, Apt |Buku Kerja Pr. Dasar Farmasi 4


Komunitas
setelah mengonsumsi obat ini.

Memonitoring efektivitas obat Kegiatan pemantauan setiap respons


terhadap obat yang merugikan atau yang
tidak diharapkan.
1. Ursodeoxycholic Acid
ES: Diare, nyeri kepala, dan
mual.
2. Ibu profen
ES: Diare, mual, sakit maag.
3. Cholestyramine
ES: Diare, mual, BAB
Pola makan atai life style bewarna hitam.

Menganjurkan pasien mengkonsumsi


makanan tinggi serat dan hindari makanan
bersantan, berminyak, berbumbu kacang,
atau mengandung mentega.

Selain itu, menganjurkan pasien untuk


berolahraga secara teratur, perbanyak
konsumsi cairan, dan hindari diet yang
terlalu ketat.

Terapi non farmakologi untuk Batu Operasi pengangkatan kandung


Empedu empedu / Kolesistektomi.
LAMPIRAN

Lucia Hendriati, Apt |Buku Kerja Pr. Dasar Farmasi 6


Komunitas
Revisi :

1. Kenapa lebih pilih ursodeoxycholic dibanding kenodeoxycolic ?


2. Ibu profen diganti Asam mefenamat apa boleh ( kaitkan dengan es) ?
3. Omeprazole boleh diganti dengan golongan PPI lainnya apa boleh ?
4. Perbedaan Simptomatik dan Asimtomatik ?

Jawaban

1. Karena dibandingkan dari perbedaan ursodeoxyacholic dan kenodepxycholic yaitu


- Ursodeoxycholic yaitu Obat penghancur batu empedu, Biasanya obat digunakan jika ukuran
batuan empedu tidak lebih dari 20 mm. Ursodeoxycholic memiliki efek samping, seperti diare,
nyeri kepala, mual dan ruam pada kulit.
- Kenodepxycholic obat ini juga sangat umum digunakan sebagai penghancur batu empedu.
Namun, tidak semua orang bisa menggunakan obat ini, terutama mereka yang punya masalah
pada hati. Begitu juga dengan ibu hamil dan ibu menyusui karena dapat menyebabkan cacat
lahir dan mengalir ke ASI. Efek samping obat ini yang mungkin terjadi selama penggunaan
adalah sakit perut, rasa gatal, rambut rontok, nyeri punggung dan sel darah putih rendah. Oleh
karena itu, selama masa perawatan kenodeoxycholic, perlu melakukan tes darah secara rutin.
Maka dari itu lebih disarankan dokter menggunakan obat Ursodeoxycholic karena bisa
dilihat dari efek samping dari obat tersebut bisa dikatakan bahwa lebih ringan menngunakan
obat Ursodeoxycholic dibandingkan Kenodeoxycholic karena obat Kenodeoxycholic efek
sampingnya lebih berat.

2. Boleh tetapi umumnya jenis obat pereda nyeri akibat batu empedu yang biasanya menjadi
pilihan pertama yaitu golongan obat analgetic yaitu seperti ibuprofen yang lebih kuat dimana
obat-obat ini harus diberi dengan resep Dokter. Sedangkan obat sejenis asam mefenamat rasa
nyeri tetap ada, maka mungkin membutuhkan yang lebih kuat dosisnya sehingga meredakan
rasa nyeri lebih cepat dan langsung ngefek pada rasa nyeri tersebut.

3. Boleh yang membedakan hanya kandungan obat dan kekuatan obat. Obat omeprazole lebih
digunakan karena khasiatnya lebih cepat menandingi obat H2 blocker (cimetidin, ranitidin)
dalam mengatasi gejala terkait asam lambung.

4. - Asimtomatik → Batu yang terdapat dalam kandung empedu sering tidak memberikan
gejala (asimtomatik). Dapat memberikan gejala nyeri akut akibat kolesistitis, nyeri bilier,
nyeri abdomen kronik berulang ataupun dispepsia, mual.

- Simtomatik → Keluhan utamanya berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran


kanan atas. Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang berlangsung lebih dari 15 menit, dan
kadang baru menghilang beberapa jam kemudian

Anda mungkin juga menyukai