Anda di halaman 1dari 6

Dirgahayu Almi Mahati

041911333125/kelas L
Pengantar Manajemen Chapter 9
Merancang Organisasi yang Adaptif
Organisasi yang adaptif merupakan suatu kemampuan organisasi dalam usahanya guna
mencapai keberhasilan dalam beradaptasi dalam lingkungan bisnis yang berubah secara
cepat. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang tepat dan berulang sesuai dengan
perkembangan dunia. Pengelolaan merupakan tahap penting setelah merancang strategi.
Strategi merupakan tujuan organisasi, perngorganisasian merupakan cara melakukannya, dan
struktur ialah alat untuk menggapai tujuan strategis.
 Pengelolaan Struktur Vertikal
Proses pengelolaan yang menciptakan struktur organisasi guna menentukan tugas-
tugas yang akan dibagikan kepada setiap individu atau karyawan
1. Spesialisasi Kerja
Merupakan pembagian tugas-tugas organisasi menjadi lebih spesifik dan
dispesialisasikan kepada divisi-divisi tertentu.
2. Rantai perintah
Garis wewenang yang tidak terputus yang menghubungkan semua orang
dalam organisasi dan menunjukkan posisi orang tersebut. Dua prinsip dalam rantai
perintah; kesatuan perintah yang berarti tiap pegawai menjadi tanggungjawab
seorang supervisor, dan prinsip scalar yang berarti garis wewenang yang
ditentukan untuk mencakup seluruh pegawai.
Struktur rantai perintah digambarkan melalui wewenang, tanggungjawab, dan
delegasi. Wewenang yaitu hak seorang manajer dalam memberikan perintah dan
mengalokasikan sumber daya guna menggapai tujuan organisasi. Wewenang
dibedakan menjadi tiga :
1.) Wewenang diemban karena jabatan
2.) Wewenang berlaku untuk bawahan
3.) Wewenang berjalan dari atas ke bawah dalam hierarki vertical.
Sementara tanggungjawab yaitu kewajibann menjalankan tugas tang
diembankan. Akuntabilitas yitu mekanisme untuk menyejajarkan wewenang dan
tanggungjawab. Akuntabilitas berarti orang-orang yang bertanggungjawab dan
berwenang ialah orang yang memberi pelaporan dan pembenaran atas hasil dari
tugas kepada pihak ang posisinya lebih tinggi dalam rantai perintah.
Konsep penting lainnya yang berkaitan dengan wewenang dan tanggungjawab
yaitu delegasi. Delegasi yaitu proses pengalihan wewenang dan tanggungjawab
para manajer kepada jabatan yang lebih rendah dalam hierarkis. Delegasi berguna
untuk memberikan fleksibilitas maksimal dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
dan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Bila seorang manajer tidak
dapat mendelegasikan wewenangnya, berrati manajer tersebut melemahkan peran
bawahannya dan menghalangi orang-orang beekrja lebih efektif.
Dalam organisasi terdapat perbedaan antara kewenangan lini dan kewenangan
staf. Kewenangan lini berarti bahwa orang yang memegang jabatan dalam
manajemen memiliki wewenang resmi mengarahkan dan mengontrol bawahan
secara langsung. Kewenangan lini ini berlaku pada departemen lini, yaitu
melakukan tugas yang mencerminkan tujuan dan misi utama organisais.
Sedangkan kewenangan staf berratikewenangan yang idberikan staf ahli dalam
area keahlian mereka. Kewenanga staf sesuai dengan departemen staf yang
menyediakan keahlian khusus yang berfungsi mendukung pekerjaan orang-orang
di departemen lini.
3. Ruang Lingkup Manajemen
Adalah jumlah pegawai yang memberikan laporan pada supervisor.
Karakteristiknya yaitu menentukan sebrapa dekat manajer mengendalikan
bawahannya.
Lingkup pengendalian sebuah organisasi menentukan struktur organisasi
tersebut. Struktur tinggi memiliki lingkup sempit secara keseluruhan dan memiliki
tingkatan hierarki yang lebih tinggi. Struktur datar memiliki lingkup yang luas
tersebar secara horizontal, dan memiliki tingkaht hierarkis yang lebih rendah.
Level hierarkis yang terlalu tinggo dan lingkup pengendalian yang sempit
merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam organisasi. Dampaknya yaitu
dibuatnya keputusan yang terllau tinggi dan menarik eksekutif kelas atas dari
persoalan strategis penting jangka panjang, serta membatasi kreatifitas dan
inovatif manajer kelas bawah dalam menyelesaikan maslaah.
4. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi dan desentealisasi menghubungkan tingkat hierarkis dimana
keputusan diambil. Sentralisasi berarti wewenang dalam mengambil keputusan
dipegang oleh jabatan-jabatan tinggi dalam sebuah organisasi. Sedangkan
desentralisasi yaitu wewenang dalam mengambil keputusan diturunkan pada
tingkatan-tingkatan jabatan yang lebih rendah. Sebuah organisasi harus mencari
tahu tingkat hierarki mana yang baik dalam mengambil keputusan. Manajer harus
mendiagnosis situasi organisasi dan memilih level terbaik dalam mengambil
keputusan sesuia dengan kebutuhan organisais. Factor-faktor yang mempengaruhi
sentralisasi dan desentralisasi :
1.) Perubahan dan ketidakpastian lingkungan yang lebih besar biasanya dikaitkan
dengan desentralisasi.
2.) Jumlah sentralisasi atau desentralisasi harus sesuai dengan strategi perusahaan
3.) Pada masa krisis atau di ujung tanduk, wewenang dapat dipegang dengan
sentralisasi pada jabatan atas.
 Depratementalisasi
Landasan untuk mengelompokkan jabatan-jabatan tertentu ke dalam departemen-
departemen dan hingga ke dalam organisasi secara keseluruhan. Manajer membuat
pilihan tentang bagaimana meenggunakan rantai perintah pada sekelompok orang
untuk melaksanakan tugas mereka. Terdapat lima pendekatan pada desain structural
yang mencerminkan pernggunaan rantai perintah yang berbeda-beda untuk
menentukan pengelompokan dalam departementalisasi.
1. Fungsional Vertikal
Pengelompokkan jabatan berdasarkan keterampilan, keahlian, aktivitas
kerja dan penggunaan sumber daya yang sama. Cara kerjanya yaitu pembagian
departemen-departemen besar di bawah presiden dikelompokkan berdasarkan
keahlian dan sumber daya yang sama, seperti wakil presiden akunting, direktur
SDM, wakil direktur produksi, dan direktur pemasaran. Tiap-tiap epartemen
fungsional ini terkait dengan organisasi secara keseluruhan.

2. Divisional
Pengelompokan orang-orang dalam keahlian dan sumber daya yang
sama. Struktur divisional ada ketika departemen-departemen dikelompokkan
berdasarkan keluaran yang sama dalam suatu organisasi. Cara kerjanya yaitu
divisi-divisi diciptakan sebagai unit-unit mandiri dengan departemen-
departemen terpisah untuk setiap divisinya. Misalnya pada gambar berikut,
divisi-divisi dibagi menjadi manajer proyek A, B, dan C.

3. Geografis atau Divisi Berbasis Pelanggan


Sebuah alternative untuk memberikan tanggungjawab divisional yaitu
dengan mengelompokkan aktifitas berdasarkan wilayag geografis atau
kelompok pelanggan. Sebagai contoh yaitu pembagian sesuai wilayah A, B,
dan C sesuai gambar.

4. Matriks
Menggabungkan aspek-aspek yang ada pada struktur fungsional dan
struktur divisional secara serentak dalam bagian yang sama pada organisasi.
Struktur matriks diterapkan sebagai cara untuk meningkatkan koordinasi
horizontal dan pembagian informasi. Satu fitur unik matriks yaitu adanya garis
wewenang rangkap dua, yang berarti wewenang fungsional berjalan secara
vertical dan wewenang divisional berjalan secara horizontal. Oleh karena itu
terdapat pegawai dengan dua atasan (bos). Sesuai gambar diatas.
5. Pendekatan Tim
Pendekatan tim dapat memberikan cara bagi manajer untuk
mendelegasikan wewenang dan memberukan tanggung jawab pada pekerja
tingkat yang lebih bawah, serta menjadi lebih fleksibel dan responsive dalam
lingkungan global yang penuh persaingan. Cara kerjanya yaitu satu
pendekatan menggynakan kerja tim dalam sebuah organisasi melalui tim lintas
fungsi, yang terditi atas pegawai-pegawai dari beragam departemen
fungsuonal yang harus bertemu sebagai tim dan menyelesaikan permasalahan
bersama.
Pendekatan kedua adalah engan menggunakan tim permanen yaitu
kelompok pegawai yang diatur dengan cara yang serupa dengan epartemen
formal. Tiap tim terdiri atas pegawai yang berasal dari semua area funsional
yang berokus pada tugas atau proyek tertentu. Perhatiannya yaitu oada
komunikasi horizontal dan pembagianinformasi karena para perwakilan semua
fungsi mengkoordinasikan pekerjaan dan keahlian mereka untuk
menyelesaikan tugas organisais.
Pendekatan ketiga yaitu ztruktur berbasis tim, yaitu seluruh organisasi
disusun oleh tim horizontal yang mengooridnasikan pekerjaan mereka dan
bekerja secara langsung dengan pelanggan untuk mencapai tujuan organisisi.
6. Pendekatan Jaringan Virtual
Pendekatan terkini terhadap departementalisasi memperluas ide koordinasi
dan kolaborasi horizontal du luar batasan organisasi. Alih daya (outsourcing)
yang berarti mebuka pekerjaan tertentu untuk dikerjakan orang lain yang
bukan pegawai, seperti pekerjaan manufaktur atau penyelesaian kredit.
7. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Struktur

 Pengorganisasian Untuk Koordinasi Horizontal


1. Pentingnya koordinasi
Koordinasi mengacu pada kualitas kolaboras diantara departemen. Tanpa
adanya koordinasi, bagian-bagian perusahaan tidak akan selaras dan menimbulkan
permasalahan.
2. Gugus Tugas, Tim, dan Manajemen Proyek
Gugus tugas yaitu tim atau komite sementara yang dibuat untuk
menyelesaikan permasalaahan jangka pendek yang terdiri atas beberapa
departemen.
Manajer proyek adalag irang yang bertanggung jawab untuk
mengoordinasikan aktivitas-aktivitas beberapa departemen untuk menyelesaikan
proyek tertentu. Manajer proyek adalah peran yang penting karena banyak
organisasi mengubah strukturnya dan menciptakan struktur baru, dan mengerjakan
proyek dengan susunan orang-orang dan organisasi yang berubah-ubah.
3. Rekayasa Ulang
Perancangan ulang proses bisnis yang dilakukan secara radikal untuk
mendapatkan peningkatan harga, kualitas, layanan, dan kecepatan. Focus rekayasa
ulang terhadap proses daripada fungsi, sehingga rekayasa ulang umumnya akan
cenderungmengubah struktur vertical yang kuat menjadi koordinasi yang lebih
kuat serta fleksibilitas yang lebih besar dalam merespon perubahan-perubahan di
lingkungan usaha.
 Struktur Mengikuti Strategi
Struktur yang tepat dirancang agar sesuai denngan stratehi organisasi. Kinerja
bisnis sangat kuat dipengaruhi oleh seberapa baiknya astruktur organisasi disusun
dengan tujuan-tujuan strategisnya, sehingga manajer berusaha eras memilih strategi
dan struktur yang kongruen.

Anda mungkin juga menyukai