Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS PAPUA

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN


LABORATORIUM GEOMEKANIKA
Jl. Gunung salju, Amban, Manokwari, Papua Barat, 98314

Jurusan : Program Studi : Subjek : Pengujian Lapangan

Teknik Pertambangan S1 Teknik


Pertambangan

Topik : Acara II. 3 :


Pemeriksaan Berat Jenis

Penyusun Laporan : Kelompok : Anggota Kelompok :

Nixon Louis Howay 1. Irfan ( 201963052)


(201963016) 2. Lily Dasia Boru Silaban
IV ( 201963013)
3. Rosa Delima Tuhumury
( 201963049 )
4. Agus Mom Balinol

A. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk) berat jenis
kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD) berat jenis semu (apparent) dari
agregat halus.

1. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu tertentu. Berat jenis permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat
kering permukaan jenuh dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu;
2. Berat jenis semu (agregat specific grafity) ialah peerbandingan antara berat
agregat kering dengan berat suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu;
3. Penyerapan adalah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.

B. TEORI DASAR
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal
dengan agregat, campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti
dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya
pori agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga
dengan berat sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.
Berat jenis merupakan nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang
kita uji. Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk
menyerap air. Jumlah rongga atau pori yang didapat pada agregat disebut porositas.
Suatu agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih
banyak karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih
tipis. Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh
agregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh
pori-pori dengan agregat pada kondisi kering.

C. PERALATAN

Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah :


1.    Piknometer dengan kapasitas 500 ml
Berfungsi untuk tempat/ wadah agregat.

2.    Timbangan
Berfungsi untuk menimbang agregat
3.    Oven
Berfungsi untuk mengeringkan agregat
4.    Kerucut terpancung (cone)
Berfungsi untuk memeriksa keadaan kering
 5.    Batang Penumbuk
Berfungsi untuk menumbuk sampel agar mendapatkan kondisi SSD
6.    Wadah
Berfungsi untuk menyimpan sampel saat akan di oven.
7.    Saringan no. 4
Berfungsi untuk menyaring agregat agar lolos saringan no.4
8.    Alas kaca
Digunakan sebagai alas cone

 BAHAN
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah agregat halus yang telah dibuat dalam
kondisi SSD sebanyak 500 gram.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan;


2. Kemudian Periksa keadaan kering  permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji
kedalam kerucut terpancung (cone), masukkan benda uji kedalam kerucut
terpancung sampai 3 bagian;
3. Kemudian padatkan dengan batang penumbuk selama 25 kali angkat kerucut
terpancung (cone). Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda penguji
runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak, apabila masih runtuh ulangi;
4. Ambil agregat halus 500 gram lolos saringan No.4;
5. Timbang berat piknometer;
6. Setelah itu tambahkan air hinggga mencapai 90% isi piknometer tersebut lalu
timbang beratnya, kemudian buang airnya;
7. Masukkan 500 gram agregat halus dalam kondisi SSD kedalam piknometer
kemudian tambahkan air hingga 90%, kemudian    goyangkan piknometer sampai
gelembung udara menghilang;
8. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram;
9. Diamkan selama 24 jam dalam suhu ruangan;
10. Keluarkan benda uji dengan cara menambahkan air kemudian saring untuk
memisahkan air dengan agregat menggunakan saringan, kemudian masukan
kedalam wadah  lalu keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C selama 24
jam;
11. Setelah 24 jam keluarkan benda uji dari oven, kemudian timbang benda uji
tersebut. Dan catatlah pada form yang telah disediakan;
12. Jika sudah selesai rapihkan kembali alat yang telah di pakai.

E. PENGOLAHAN DATA
PERHITUNGAN
Diketahui :
Bp    =    177,1    gram
Bs    =    500    gram
Bt    =    960,6    gram
B    =    687,3    gram
Bk    =    474,2    gram
 CATATAN
Agregat yang dikeluarkan dari piknometer butuh bantuan saringan no.200 untuk
menyaring agregat agar tidak banyak terbuang. Namun hanya air saja yang disaring agar
tingkat ketelitian tidak jauh beda dengan aslinya;
Karena agregat sulit dikeluarkan dari piknometer maka harus dibantu oleh air.
Dari praktikum yang telah dilakukan maka mendapatkan hasil berat uji (Bulk) dengan
nilai 2,114, hasil berat uji permukaan kering dengan nilai 2,206 , hasil berat uji semu
(Apparent) dengan nilai 2,237 , dan hasil penyerapan (Absorption) adalah 4,341 %.
Sehingga didapatkan pola berat jenis efektif adalah seberat 2,221.
F. REFERENSI

https://helm-proyeku.blogspot.com/2018/01/contoh-laporanprosedur-
praktikum_18.html

G. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai