PENDAHULUAN
1
3. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang pada
glakoma
4. Untuk mengetahui pengkajian pada penyakit glakoma
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada glakoma
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian glakoma
2. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gelaja glakoma
3. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan
penunjang pada glakoma
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengkajian pada penyakit glakoma
5. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada glakoma
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis glaukoma yang paling umum yaitu glaukoma primer sudut terbuka dan
glaukoma akut sudut tertutup memiliki gejala yang sama sekali berbeda. Tanda-
tanda dan gejala glaukoma primer sudut terbuka termasuk kehilangan
penglihatan perifer secara bertahap,biasanya pada kedua mata. Tanda-tanda dan
gejala glaukoma akut sudut tertutup termasuk : mata sakit parah,mual dan
muntah(yang menyertai sakit mata parah),tibatiba-tiba gangguan visual terutama
pada daerah yang kurang cahaya,penglihatan kabur,mata memerah.
3
lapang pandang menjadi lebih jelas bagi pasien,kerusakan irreversibel,ekstensi
saraf optikus biasanya sudah terjadi.
1. Ketajaman Penglihatan
2. Tonometri
4
diacungkan didepan matanya dan letakkan tonometer di puncak kornea. Tekanan
normalnya antara 10-20 mmHg atau 7/7,5-10,5/7,5.
3. Gonioskopi
Adalah suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
Dengan demikian dapat dibedakan glaukoma sudut terbuka atau sudut
tertutup,juga dapat dilihat apakah ada perlekatan iris bagian perifer.
4. Oftalmoskopi
5
diulangi sampai tercapai 360 derajat. Pemeriksaan ini dapat dikerjakan dengan
catatan kampus pemeriksa harus normal.
7. Test Provokasi
Untuk glaukoma sudut terbuka,yang umum dilakukan adalah tes minum air
(water drinking test) dimana pasien puasa 4 jam sebelum tes dan diukur TIO
(tekanan intra okuler) awal. Kemudian pasien disuruh minum 1 liter air dalam
waktu 5 menit,TIO diukur setiap 15 menit setiap 15 menit selama 1
jam,kemudian setiap 30 menit selama 1 jam. Bila TIO ↑ 38 mmHg,provokasi (+)
adalah glaukoma.
Yang umum dilakukan adalah tes kamar gelap (karena pupil akan midriasis
dan pada sudut bilik mata yang sempit,ini akan menyebabkan terutupnya sudut
bilik mata). Caranya adalah ukur TIO awal,kemudian pasien masuk kamar gelap
selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya. Kenaikan 38 mmHg,tes provokasi (+).
6
2. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop untuk
mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus
menjadi lebih luas dan lebih dalam. Pada glaucoma akut primer, kamera
anterior dangkal, akues humor keruh dan pembuluh darah menjalar
keluar dari iris.
b) Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang
cepat menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun
secara bertahap.
c) Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi
mata, sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal
bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksa
mata yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding
mata yang lain.
d) Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau open
angle didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut atau angle
closure ≥ 30 mmHg. Uji dengan menggunakan gonioskopi akan didapat
sudut normal pada glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika telah
timbul goniosinekia (perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula)
maka sudut dapat tertutup. Pada glaukoma akut ketika TIO meningkat,
sudut COA akan tertutup, sedang pada waktu TIO normal sudutnya
sempit.
7
keluarga dengan penyakit DM, hipertensi, dan gangguan sistem
vaskuler, serta riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, dan pernah
terpancar radiasi.
b) Pola Nutrisi/Metabolisme
Tanyakan menu makan pagi, siang dan malam
Tanyakan berapa gelas air yang diminum dalam sehari
Tanyakan bagaimana proses penyembuhan luka ( cepat / lambat )
Bagaimana nafsu makan klien
Tanyakan apakah ada kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi
makan dan nafsu makan
Tanyakan juga apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan terakhir
Biasanya pada klien yang mengalami glaukoma klien akan
mengeluhkan mual muntah
c) Pola Eliminasi
Kaji kebiasaan defekasi
Berapa kali defekasi dalam sehari, jumlah, konsistensi, bau, warna
dan karekteristik BAB
Kaji kebiasaan miksi
Berapa kali miksi dalam sehari, jumlah, warna, dan apakah ada ada
kesulitan/nyeri ketika miksi serta apakah menggunakan alat bantu
untuk miksi
Klien dengan glaukoma, biasanya tidak memiliki gangguan pada
pola eliminasi, kecuali pada pasien yang mempunyai penyakit
glukoma tipe sekunder (DM, hipertensi).
d) Pola Aktivitas/Latihan
Menggambarkan pola aktivitass dan latihan, fungsi pernafasan dan
sirkulasi
Tanyakan bagaimana kegiatan sehari-hari dan olahraga (gunakan
table gorden)
Aktivitas apa saja yang dilakukan klien di waktu senggang
8
Kaji apakah klien mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah,
batuk, nyeri dada. Data bisa didapatkan dengan mewawancara klien
langsung atau keluarganya ( perhatikan respon verbal dan non
verbal klien )
Kaji kekuatan tonus otot
Penyakit glaukoma biasanya akan mengganggu aktivitas klien
sehari-hari. Karena, klien mengalami mata kabur dan sakit ketika
terkena cahaya matahari.
e) Pola Istirahat Tidur
Tanyakan berapa lama tidur di malam hari, apakah tidur efektif
Tanyakan juga apakah klien punya kebiasaan sebelum tidur
Penyakit glaukoma biasanya akan mengganggu pola tidur dan
istirahat klien sehari-hari karena klien mengalami sakit kepala dan
nyeri hebat sehingga pola tidur klien tidak normal.
f) Pola Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap,
penciuman. Persepsi nyeri, bahasa dan memori
Status mental
Bicara : - apakah klien bisa bicara dengan normal/ tak jelas/gugup
Kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memahami serta
keterampilan interaksi
Kaji juga anxietas klien terkait penyakitnya dan derajatnya
Pendengaran : DBN / tidak
Peglihatan :DBN / tidak
Apakah ada nyeri : akut/ kronik. Tanyakan lokasi nyeri dan
intensitas nyeri
Bagaimana penatalaksaan nyeri, apa yang dilakukan klien untuk
mengurangi nyeri saat nyeri terjadi
Apakah klien mengalami insensitivitass terhadap panas/dingin/nyeri
9
Klien dengan glaukoma pasti mengalami gangguan pada indera
penglihatan. Pola pikir klien juga terganggu tapi masih dalam tahap
yang biasa.
g) Pola Persepsi Diri-Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap
kemampuan, harga diri, gambaran diri dan perasaan terhadap diri
sendiri
Kaji bagaimana klien menggambar dirinya sendiri, apakah ada hal
yang membuaatnya mengubah gambaran terhadap diri
Tanyakan apa hal yang paling sering menjadi pikiran klien, apakah
klien sering merasa marah, cemas, depresi, takut, suruh klien
menggambarkannya.
Pada klien dengan glaukoma, biasanya terjadi gangguan pada
konsep diri karena mata klien mengalami gangguan sehingga
kemungkinan klien tidak PD dalam kesehariannya. Tapi, pada kasus
klien tidak mengalami gangguan pada persepsi dan konsep diri.
h) Pola Peran Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga
lainnya.
Tanyakan pekerjaan dan status pekerjaan klien
Tanyakan juga system pendukung misalnya istri,suami, anak
maupun cucu dll
Tanyakan bagaimana keadaan keuangan sejak klien sakit.
Bagaimana dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik
Tanyakan juga apakah klien aktif dalam kegiatan social
Klien dengan glaukoma biasanya akan sedikit terganggu dalam
berhubungan dengan orang lain ketika ada gangguan pada matanya
yang mengakibatkan klien malu berhubungan de ngan orang lain.
Biasanya klien dengan glaukoma akan sedikit mengalami gangguan
dalam melakukan perannya
10
i) Pola Koping-Toleransi Stress
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan
menggunakan system pendukung
Tanyakan apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam
beberapa bulan terakhir
Tanyakan apa yang dilakukan klien dalam menghadapi masalah
yang dihadapi, apakah efektif?
Apakah klien suka berbagi maslah/curhat pada keluarga / orang lain
Tanyakan apakah klien termasuk orang yang santai atau mudah
panik
Tanyakan juga apakah klien ada menggunakan obat dalam
menghadapi stress
Biasanya klien dengan glaukoma akan sedikit stress dengan
penyakit yang dideritanya karena ini berkaitan dengan konsep
dirinya dimana klien mengalami penyakit yang mengganggu organ
penglihatannya.
j) Pola Reproduksi/ Seksualitas
Bagaimana kehidupan seksual klien, apakah aktif/pasif
Jika klien wanita kaji siklus menstruasinya
Tanyakan apakah ada kesulitan saat melakukan hubungan intim
berhubungan penyakitnya, misalnya klien merasa sesak nafas atau
batuk hebat saat melakukan hubungan intim
Biasanya klien tidak terlalu mengalami gangguan dengan pola
reproduksi seksualitas. Akan tetapi, pencurahan kasih sayang dalam
keluarga akan terganggu ketika anggota keluarga tidak menerima
salah seorang dari mereka yang mengalami penyakit mata.
k) Pola Keyakinan-Nilai
Menggambarkan spiritualitas, nilai, system kepercayaan dan tujuan
dalam hidup
Kaji tujuan, cita-cita dan rencana klien pada masa yang akan datang.
11
Apakah agama ikut berpengaruh, apakah agama merupakan hal
penting dalam hidup
Klien akan mengalami gangguan ketika menjalankan aktivitas
ibadah sehari-hari karena klien mengalami sakit mata dan sakit
kepala yang akan mengganggu ibadahnya.
4. Neurosensori
Gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas), sinar terang dapat
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,
kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa diruang gelap (katarak),
tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan
perifer, fotfobia (galukoma akut) bahan kaca mata/ pengobatan tidak
memperbaiki penglihatan.
Tanda : pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea
berwarna, peningkatan air mata. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan
menggunakan oftalmaskop untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi
diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan dalampada
glaukoma akut primer, karena anterior dangkal, Aqueus humor keruh
dan pembuluh darah menjalar keluar dari iris.
Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang
cepat menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun
secara bertahap.
Pemeriksaan melalui inspeksi, untuk mengetahui adanya inflamasi mata,
sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil, sedang yang gagal
bereaksi terhadap cahaya.
5. Nyeri/ kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis)
Nyeri tiba- tiba / berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit
kepala (glaukoma akut).
12
2.5 Asuhan Keperawatan Glaukoma
1. Pengkajian
Pengkajian data :
a) Aktivitas / istirahat : perubahan aktivitas biasanya/ hobi sehubungan
dengan gangguan penglihatan.
b) Makanan / cairan : mual, muntah (glaucoma akut)
c) Neurosensory : gangguan penglihatan(jabur/ tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,
kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa di ruang gelap
(katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/
pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia
(glaucoma akut). Perubahan kacamata/ pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan.
Tanda :
Pupil menyempit dan merah/ mata keras dengan kornea
bawaan.
Peningkatan air mata.
d) Nyeri/ kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaucoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/ berat menetap atau tekanan pada dan sekitar
mata, sakit kepala (glaucoma akut)
e) Penyuluhan
Riwayat keluarga glaucoma, DM, gangguan sistem vaskuler
Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh :
peningkatan tekanan vena)
Ketidakseimbangan endokrin
Terpajan pada radiasi, steroid/toksitas fenotiazin
13
2. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut b.d peningkatan tekana intra okulir (TIO) d.d mual dan
muntah
b) Ansietas b.d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya
nyeri, kemungkinan/ kenyataan kehilangan penglihatan d.d
ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan
kejadian hidup
c) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan b.d
kurang terpajan/ tidak mengenal sumber, kurang mengingat, saah
interpretasi d.d pertanyaaan, pernyataan salah persepsi, tidak akurat
mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah
d) Risiko cedera b.d penurunan lapang pandang
3. Rencana keperawatan/ intervensi glaucoma
N Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan/kriteria Intervensi
o
1. Nyeri akut b.d NOC : NIC :
peningkatan tekanan Pain level Lakukan
intra okuler (TIO) d.d Pain control pengkajian nyeri
mual dan muntah. Comfort level secara
DS : Setelah dalakukan tindakan komprehensif
Laporan secara keperawatan selama…. termasuk lokasi,
verbal Pasien tidak mengalami karakteristik,
DO : nyeri , dengan kriteria hasil durasi, frekuensi,
Posisi untuk : kualitas dan faktor
menahan nyeri Mampu mengontrol presipitasi
Tingkah laku nyeri (tahu Observasi reaksi
berhati- hati penyebab nyeri, nonverbal dari
Gangguan tidur mampu ketidaknyamanan
14
(mata sayu, menggunakan Bantu pasien dan
tampak capek, teknik non keluarga untuk
sulit atau gerakan farmakologi untuk mencari dan
kacau, mengurangi nyeri, menemukan
menyeringai) mencari bantuan) dukungan
Terfokus pada diri Melaporkan bahwa Control
sendiri nyeri berkurang lingkungan yang
Fokus menyempit dengan dapat
(penurunan menggunakan mempengaruhi
persepsi waktu, manajemen nyeri nyeri seperti suhu
kerusakan proses Mampu mengenali ruangan,
berpikir, nyeri (skala, pencahayaan dan
penurunan intensitas, frekuensi kebisingan
interaksi dengan dan tanda nyeri) Kurangi faktor
orang dan Menyatakan rasa presipitasi nyeri
lingkungan) nyaman setelah Kaji tipe dan
Tingkah laku nyeri berkurang sumber nyeri
distraksi, contoh : Tanda vital dalam untuk menentukan
jalan-jalan, rentang normal intervensi
menemui orang Tidak mengalami Ajarkan tentang
lain dan/atau gangguan tidur teknik non
aktivitas, aktivitas farmakologi :
berulang-ulang) napas dalam,
Respon autonom relaksasi,
(seperti distraksi, kompres
diaphoresis, hangat/ dingin
perubahan tekanan Berikan analgetik
darah, perubahan untuk mengurangi
nafas, nadi dan nyeri
dilatasi pupil)
15
Perubahan Tingkatkan
autonomic dalam istirahat
tonus otot Berikan informasi
(mungkin dalam tentang nyeri
rentang dari lemah seperti penyebab
ke kaku) nyeri, berapa lama
Tingkah laku nyeri akan
ekspresif (contoh : berkurang dan
gelisah, merintih, antisipasi
menangis, ketidaknyamanan
waspada, iritabel, dari prosedur
nafas Monitor tanda
panjang/berkeluh vital sebelum dan
kesah) sesudah
Perubahan dalam pemberian
nafsu makan dan analgesic pertama
minum kali
2. Ansietas b.d faktor NOC : NIC :
fisiologis, perubahan Kontrol kecemasan Anxiety reduction
status kesehatan, adanya Koping (penurunan kecemasan)
nyeri, kemungkinan/ Setelah dilakukan asuhan Gunakan
kenyataan kehilangan selama….klien kecemasan pendekatan yang
penglihatan d.d teratasi dengan kriteria menenangkan
ketakutan, ragu-ragu, hasil “ Nyatakan dengan
menyatakan masalah Klien mampu jelas harapan
tentang perubahan mengidentifikasi terhadap pelaku
kejadian hidup. dan pasien
DO/ DS : mengungkapkan Jelaskan semua
Insomnia gejala cemas prosedur dan apa
Kontak mata Mengidentifikasi, yang dirasakan
16
kurang mengungkapkan selama prosedur
Kurang istirahat dan menunjukkan Temani pasien
Berfokus pada diri teknik mengontrol untuk
sendiri cemas memberikan
Iritabilitas Tanda vital dalam keamanan dan
17
Dorong lien untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
Kelola pemberian
obat anti cemas
3. Kurang pengetahuan NOC : NIC :
tentang kondisi, Pengetahuan : Kaji tingkat
prognosis dan proses penyakit pengetahuan
pengobatan b.d kurang Pengetahuan : gaya pasien dan
terpajan/ tak mengenal hidup keluarga
sumber, kurang Setelah dilakukan tindakan Jelaskan
mengingat, salah keperawatan selama…. patofisiologi dari
interpretasi d.d Pasien menunjukkan penyakit dan
pertanyaan, pertanyaan pengetahuan tentang proses bagaimana hal ini
salah persepsi, tak penyakit dengan kriteria berhubungan
akurat mengikuti hasil : dengan anatomi
instruksi, terjadi Pasien dan keluarga dan fisiologi,
komplikasi yang dapat menyatakan dengan cara yang
dicegah pemahaman tentang tepat
DS : penyakit, kondisi, Gambarkan anda
Menyatakan secara prognosis dan dan gejala yang
verbal adanya program biasa muncul pada
masalah pengobatan penyakit dengan
DO : Pasien dan keluarga cara yang tepat
Ketidakakuratan mampu Gambarkan proses
mengikuti melaksanakan penyakit
instruksi, perilaku prosedur yang dengancara yang
tidak sesuai dijelaskan secara tepat
18
benar Identifikasi
Pasien dan keluarga kemungkinan
mampu penyebab dengan
menjelaskan cara yang tepat
kembali apa yang Sediakan
dijelaskan perawat/ informasi pada
tim kesehatan pasien tentang
lainnya kondisi dengan
cara yang tepat
Sediakan bagi
keluarga
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
Diskusikan
pilihan terapi atau
penanganan
Dukung paisen
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengancara yang
tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan dengan
19
cara yang tepat
4. Risiko cidera b.d NOC : NIC :
penurunan lapangan Risiko control Manajemen lingkungan
pandang Status imun Sediakan
Faktor-faktor risiko : Gaya hidup yang aman lingkungan yang
Eksternal Setelah dilakukan tindakan aman untuk
Fisik (contoh: keperawatan selama…. pasien
rancangan struktur Klien tidak mengalami Identifikasi
dan arahan injury dengan kriteria hasil: kebutuhan
masyarakat, Klien terbebas dari keamana pasien,
bangunan dan atau cedera sesuia dengan
perlengkapan, Klien mampu kondisi fisik dan
mode transport menjelaskan fungsi kognitif
atau cara cara/metode untuk pasien dan
perpindahan, mencegah riwayat penyakitt
manusia atau injury/cedera gerdahulu pasien
penyedia layanan) fasilitas kesehatan Menghindarkan
Kiln mampu lingkungan yang
Biological (contoh : menjelaskan faktor berbahaya
tingkat imunisasi dalam risiko dari (misalnya
masyarakat, lingkungan/perilaku memindahkan
mikroorganisme) personal perabotan)
Kimia (obat-obatan : agen Mampu Memasang said
farmasi, alcohol, kafein, memodifikasi gaya rail tempat tidur
nikotin, bahan pengawet, hidup untuk Menyediakan
kosmetik, Nutrien : mencegah injury tempat tidur yang
vitamin, jenis makanan, Menggunakan nyaman dan
racun, polutan) fasilitas kesehatan bersih
Internal yang ada Menempatkan
Malnutrisi Mampu mengenali saklar lampu di
20
Bntuk darah perubahan status tempat yang
abnormal, contoh : kesehatan mudah dijangkau
leukositosis/leukop pasien
enia Membatasi
Perubahan faktor pengunjung
pembekuan Memberikan
Trombositopeni penerangan yang
Sickle cell cukup
Thalassemia Menganjurkan
sensoris) barang-barang
yang
membahayakan
Berikan
penjelasan pada
pasien dan
keluarga atau
pengunjung
adanya perubahan
status kesehatan
dan penyebab
penyakit
4. Implementasi
21
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telan disusun pada tahap intervensi.
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau eveluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
peninggian tekanan bola mata,penggaungan pupil saraf optik dengan defek
lapang pandangan mata (Sidarta Ilyas,2000).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Alih Bahasa: I
23
Made Kriasa. EGC. Jakarta.
Tucker, Susan Martin ,et al. 1998. Standar Perawatan Pasien Proses
Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V . EGC. Jakarta.
Ilyas, Sidarta. 2000. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Long, Barbara C. 2006. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan.
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume
2. Jakarta : EGC.
24