Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik yang
mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak saling bercampur, dimana satu
diantaranya sebagai bola-bola sedikit dalam fase cair lain. Sistem dibuat stabil dengan
adanya suatu zat pengemulsi. ( Martin,A. 2008).

Emulsifikasi banyak digunakan dalam pembuatan produk obat dan kosmetik


untuk penggunaan luar, khususnya pada losion dan krim dermatologikdan kosmetik
karena produk yang diinginkan adalah produk yang mudahmenyebar dan benar-benar
menutupi area yang dioleskan. Dalam produkaerosol, emulsifikasi digunakan untuk
menghasilkan busa. Propelan yangmerupakan fase cair terdispersi didalam wadah akan
menguap jika emulsidikeluarkan dari wadah. Hal ini menghasilkan pembentukan busa
dengan cepat(Sinko, 2015).

Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan


teganganantarmuka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi
denganmembentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan
faseterdispersi (Parrot 1970).

Dalam bidang farmasi, pengetahuan tentang emulsi sebagai


pengamatantentang beberapa senyawa yang larut dalam dalam lemak, seperti
vitami,diabsorbsi sempurna jika diemulsikan daripada jika diberi per olarl dalam
suatularutan berminyak. Penggunaan emulsi intravena telah diteliti sebagai suatu cara
untuk merawat pasien lemah yang tidak bisa menerima obat-obatan yang diberikan secara
oral (Martin, A.2008).

Oleh karena itu sebagai calon farmasis, perlunya kita mempelajari tentang
emulsifikasi agardapat mempermudah kita dalam membuat suatu produk yang terdiri dari
dua zat yang tidak dapat bercampur.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A.Teori umum

Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globulkecil
suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama laintidak saling
campur. Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase internal dan medium dispersi
adalah fase eksternal atau kontinyu. Emulsi adalah suatudispersi ketika fase terdispersi
tersusun atas globul kecil suatu cairan yangterdistribusi di seluruh pembawa yang satu
sama lain tidak saling campur.Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase internal
dan medium dispersiadalah fase eksternal atau kontinyu (Allen 2013 ).

Suatu emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamikyang
mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur, dimanasatu di antaranya
didispersi sebagai bola-bola dalam fase cair lain (Martin,A.2008 ).

Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebutemulsi
minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “m/a”. sebaliknya emulsi
yang mempunyai fase air dan fase luarminyak disebut emulsi air dalam minyak disebut
“a/m”.karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinyu, suatu emilsi minyak dalam air
bisa diencerkan atau ditambahkan dengan air atau suatu preparat dalam air (Ansel 1989).

Adapun teori emulsifikasi dalam semua cairan terdapat tekanan yangmenyeba
bkan tetesan dari cairan yang mempunyai bentuk pada permukaanpaling bawah dengan
hubungannya dengan ukuran yaitu bentuk bola. Karena itu, jika dua tetesan dalam kontak
satu sama lain, mereka berkoalesenmembentuk saru tetesan yang lebih besar karena hasil
ini dalam penurunantotal permukaan ditunjukkan oleh massa cairan yang dihadirkan
kembali.(Wartel, Lund, 1994 ).
Dalam pertimbangan-pertimbangan ini, ketidakstabilan dari emulsi
farmasidapat digolongkan sebagai berikut (Martin, A. 2008 ).
a. Flokulasi dan creaming
b. Penggabungan dan pemecahan
c. Berbagai jenis perubahan kimia dan fisika
d. Inversi fase

Pada umumnya, setiap bahan pengemulsi memiliki bagian hidrofilik


danlipofilik, dengan satu atau lain lebih atau kurang dominan. Sebuah metode
yangdirancang untuk pengemulsi atau bahan permukaan aktif dapat
dikategorikanberdasarkan pada penyusun kimia untuk keseimbangan hidrofil-lipofil,
atau HLB (Hidryophil-Lipophil Balance). Dimana umumnya, bahan permukaan aktif
yang memiliki nlai HLB3 sampai 6 lebihlipofil danmenghasilkan emulsi m/a,dan bahan
dengan nilai HLB 8 sampai 18 menghasilkan emulsi m/a ( Allen 2013).

Manfaat atau kegunaan HLB yaitu nilai HLB dari fase minyak suatuemulsi,
misalnya minyak, lilin dan lain-lain harus dipertimbangkan pertamaadalah penentuan
HLB apa yang cocok dari emulgator atau campuranemulgator yang dibutuhkan untuk
menghasilkan emulsi yang stabil (Lachman2012 : 1055). Secara farmasetik, proses
emulsifikasi memungkinkan ahlifarmasi dapat membuat suatu preparat yang stabil dan
rata dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur. Dalam hal ini obat
diberikan dalambentuk bola-bola kecil bukan dalam bulk (Ansel 1989 ).

Salah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar(contoh:air/a),
sedangkan lainnya relatif nonpolar (contoh: minyak/m).Berdasarkan jenisnya, emulsi
dibagi dalam empat golongan, yaitu emulsiminyak dalam air (m/a), emulsi air dalam
minyak (a/m), emulsi minyak dalam airdalam minyak (m/a/m) dan emulsi air dalam
minyak dalam air (a/m/a) (Lachman2012: 1030).

Adapun jenis jenis emulsi (Lachman, 2012).


 a. Emulsi jenis minyak dalam air (m/a). Bila fase minyak didispersikan sebagaibola-
bolake seluruh fase kontinu air, sistem tersebut sebagai suatu emulsiminyakdalam air
(m/a)
b. Emulsi jenis air dalam minyak (a/m). Bila fase minyak bertindak sebagaifase kontinu,
emulsi tersebut dikenal sebagai produk air dalam minyak(a/m).
c. Emulsi jenis minyak dalam air dalam minyak (m/a/m). Emulsi minyak dalamair
dalam minyak (m/a/m), juga dikenal sebagai emulsi ganda, dapat dibuatdengan
mencampurkan suatu pengemulsi m/a dengan suatu fase air dalamsuatu mikser dan
perlahan-lahan menambahkan fase minyak untukmembentuk suatu emulsi minyak
dalam air
d. Emulsi jenis air dalam minyak dalam air (a/m/a). Emulsi a/m/a juga dikenalsebagai
emulsi ganda, dapat dibuat dengan mancampurkan suatupengemulsi a/m dengan suatu
fase minyak dalam suatu mikser danperlahan-lahan menambahkan fase air untuk
membentuk suatu emulsi airdalam minyak. Emulsi a/m tersebut kemudian
didispersikan dalam suatularutan air dari suatu zat pengemulsi m/a, seperti polisorbat
80 (Tween 80)sehinggga membentuk emulsi air dalam minyak dalam air.
Pembuatanemulsi m/a ini untuk obat yang ditempatkan dalam tubuh serta
untukmemperpanjang kerja obat untuk makanan-makanan serta untuk kosmetik.

Jenis-jenis emulgator antara lain :


a.  Emulgator alam
Emulgator alam yaitu emulgator yang diperoleh dari alamtanpa proses yang rumit.
Dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu
1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Pada umumnya termasuk karbohidrat dan merupakan emulgator tipeo/w, sangat
peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggim juga dapatdirusak bakteri. Oleh
sebab itu, pada pembuatan emulsi denganemulgator ini harus selalu ditambah
bahan pengawet.
2. Emulgator alam dari hewana) 
 Kuning telur
Kuning telur mengandung lecitin (golongan protein/asam amino) dankolesterol
yang keasamannya dapat berfungsi sebagai emulgator. Lecitinmerupakan
emulgator tipe o/w. Tetapi kemampuan lecitin lebih besardari kolesterol
sehingga secara total kuning telur merupakan emulgatortipe o/w. Zat ini mempu
mengemulsikan minyak lemak empat kaliberatnya dan minyak menguap dua
kali beratnya.
 Adeps Lanae
Zat ini banyak mengandung kolesterol merupakan emulgator tipew/o dan
banyak dipergunakan untuk pemakaian luar. Penambahanemulgator ini akan
menambah kemampuan minyak untuk menyerap air.Dalam keadaan kering
dapat menyerap dua kali beratnya.

b. Emulgator alam dari tanah mineral
1. Magnesium Aluminium Silikat/Veegum
Merupakan senyawa anorganik yang terdiri dari garam-garammegnesium dam
aluminium. Dengan emulgator ini, emulsi yangterbentuk adalah emulsi tipe o/w,
sedangkan pemakaian yang lazimadalah sebanyak 1%. Emulsi ini khusus untuk
pemakaian luar.
2. BentonitTanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang
dapatmengabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massaseperti gel
sebagai emulgator dipakai sebanyak 5%.
c. Emulgator buatan
Disamping emulsifier alami telah dilakukan sintesis buatan seperti esterdari
polioksietilena sorbitan dengan asam lemak yang dikenal sebagai tweenyang dapat
membentuk emulsi m/a. Sabun juga merupakan emulsifierbuatan yang terdiri dari
garam natrium dengan asam lemak. Sabun jugadapat menurunkan tegangan
permukaan air dan meningkatkan daya pembersih air.
B. URAIAN BAHAN

a. Air suling ( Dirjen POM 1979 : 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Air Suling
RM/BM/BJ : H2O/ 18,0 /1
Rumus Bangun : H-O-H
Pemerian : Cairan jernih ,tidak berwarna, tidak berbau
Kegunaanya : Sebagai pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

b. Parafin Cair ( Dirjen POM 1979 : 475)


Nama Resmi  :  Paraffinum Liquidum
Nama Lain  :  Paraffin cair
Rumus Molekul  :  C3H8O3
Berat Molekul  :  92,09
Bobot Jenis  : 0,870 g - 0,890 g.
Pemerian  :  Cairan kental, transparan, tidak berwarna, hampir tidak berbau,
hampir tidak mempunyai rasa
Kelarutan  :  Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95 % p; larut
dalam kloroform dan eter p
Kegunaan  :  Laksativum.
c. Span 80(Dirjen POM 1979 :714)
Nama Resmi   : SORBOTIN MONOOLEAT
Nama lain   : Span 80
Pemerian  : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau karakteristik dari asam
lemak.
Kelarutan  : Praktis tidak larut, tetapi terdispersi dalam air, dapat bercampur
dengan alkohol, sedikit larut dalam minyak kapas.
Peyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan   : Sebagai emulgator tipe minyak 

d. Tween 80 ( Dirjen POM 1979:509)


Nama Resm : POLYSORBATUM
Nama Lain : Tween 80
Pemerian   : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau karakteristik
dari asam lemak.
Kelarutan  : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% p, dalam etanol p,
sukar larut dalam Parafin cair P dan dalam minyak biji kapas P
Peyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan  : Sebagai emulgator tipe air .
C. Prosedur Kerja ( Anonim , 2018)

1. Hitung jumlah tween dan span yang diperlukan untuk setiap nilai HLB butuh
2. Timbang masing-masing bahan yang diperlukan
3. Campurkan minyak dengan span, campurkan air dengan tween, panaskan keduanya
diatas tangas air bersuhu 60°C
  4. Tambahkan campuran minyak kedalam campuran air dan segera diaduk
menggunakan pengaduk elektrik selama lima menit
5. Masukkan emulsi kedalam tabung sedimentasi dan beri tanda sesuai nilai HLB
masing- masing
6. Tinggi emulsi dalam tabung diusahakan sama dan catat waktu mulai memasukan
emulsi kedalam tabung
7. Amati jenis ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama 6 hari. Bila terjadi kriming,
ukur tinggi emulsi yang membentuk cream
8. Tentukan pada nilai HLB berapa emulsi tampak relative paling stabil.
BAB III
METODE KERJA

A. Alat yang digunakan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini ialah Batang pengaduk,
semprot, Cawan Porselin, Gelas kimia, Gelas ukur, Mixer,Stopwatch, dan Termometer.

B. Bahan yang digunakan


Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah Aquades, Alumin
ium foil, Parafin cair , Span 80, dan Tween 80

C. Cara Kerja
Pertama, hitung jumlah tween dan span yang diperlukan untuk setiap nilai
HLB butuh. Selanjutnya, timbang masing-masing bahan yangdiperlukan. Lalu,
campurkan paraffin cair dengan span, campurkan airdengan tween, panaskan keduanya
diatas tangas air bersuhu 60°C. Tambahkan campuran paraffin cair kedalam campuran air
dan segera diaduk menggunakan pengaduk elektrik selama 5 menit. Lalu, masukkan
emulsi kedalam tabung sedimentasi dan beri tanda sesuai nilai HLB masig-
masing.Usahakan, tinggi emulsi dengan tabung sama dan catat waktu mulai memasukkan
emulsi kedalam tabung. Terakhir, Amati jenis ketidak stabilan emulsi yang terjadi selama
2 hari. Bila terjadi kriming, ukur emulsi yang membentuk cream. Tentukan pada nilai
HLB berapa emulsi tampak relative paling stabil.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Jumlah Span dan Twenn yang dibutuhkan dari masing-masing HLB butuh

HLB dibutuh Fase Parafin Fase Air

HLB 5 Parafin 20 gram Air Tween 80 (0,19 gram)


Span 80 (2,81 gram)

HLB 6 Parafin 20 gram Air Tween 80 (0,47 gram)


Span 80 (2,53 gr )

HLB 7 Parafin 20 gram Air Tween 80 (0,76 gram)


Span 80 (2,24)

HLB 8 Parafin 20 gram Air Tween 80 (1,04 gram)


Span 80 (1,96 gram)

HLB 9 Parafin 20 gram Air Tween 80 (1,32 gram)


Span 80 (1,68 gram)

HLB 10 Parafin 20 gram Air Tween 80 (1,59 gram)


Span 80 (1,41 gram)

HLB 11 Parafin 20 gram Air Tween 80 (1,88 gram)


Span 80 (1,12 gram)

HLB 12 Parafin 20 gram Air Tween 80 (2,16 gram)


Span 80 (0,84 gram)
Perhitungan :

Dik : Jumlah emulgator yang dibutuhkan = 3% x 100 gr = 3 gr


Misalkan jumlah Tween 80 = a » Span 80 = (3-a) gr

a. Untuk HLB 5
(a x 15) + ((3 - a) 4,3 )) = 3 x 5
15a + 12,9 – 4,3a = 15
10.7a = 15 – 12,9
10,7a = 2,1
a = 0,19
Jadi Tween 80 = 0,19 gr
Span 80 = 3 – 0,19 = 2,81 gr

b. Untuk HLB 6
(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 6
15a + 12,9 – 4,3a = 18
10, 7a = 18 – 12,9
10,7a = 5,1
a = 0,47
Jadi Tween 80 = 0,47 gr
Span 80 = 3 – 0,47 = 2,53 gr

c. Untuk HLB 7
(a - 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 7
15a + 12,9 – 4,3a = 21
10,7a = 21 – 12,9
10,7a = 8,1
a = 0,75 gr
Jadi Tween 80 = 0,75 gr
Span 80 = 3 – 0,75 = 2,25 gr
d. Untuk HLB 8
(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 8
15a + 12,9 – 4,3a = 24
10,7a = 24 – 12,9
10,7a = 11,1
a = 1,037 gr
Jadi Tween 80 = 1,037 gr
Span 80 = 3 – 1,037 = 1,963

e. Untuk HLB 9
(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 9
15a + 12,9 – 4,3a = 27
10,7a = 27 – 12,9
10,7a = 14,1
a = 1,317 gr
Jadi Tween 80 = 1,317 gr
Span 80 = 3 – 1,317 = 1,83 gr

f. Untuk HLB 10
(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 10
15a + 12,9 – 4,3a = 30
10,7a = 30 – 12,9
10,7a = 17,1
a = 1,59 gr
Jadi Tween 80 = 1,59 gr
Span 80 = 3 – 1,59 = 1,41 gr

g. Untuk HLB 11
(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 11
15a + 12,9 – 4,3a = 33
10,7a = 33 – 12,9
10,7a = 20,1
a = 1,87 gr
Jadi Tween 80 = 1,87 gr
Span 80 = 3 – 1,87 = 1,13 gr

h. Untuk HLB 12
(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 12
15a + 12,9 – 4,3a = 36
10,7a = 36 – 12,9
10,7a = 23,1
a = 2,15 gr
Jadi Tween 80 = 2,15 gr
Span 80 = 3 – 2,15 = 0,85 g

2. Hasil pengamatan volume criming HLB lebar

HLB KREAMING

I II III IV
(pagi ) (sore) ( pagi ) ( sore )

5 6,6 cm 6,3 cm 6,1 cm 5,8 cm

6 6,5 cm 6,2 cm 5,8 cm 5,5 cm

7 6,5 cm 6,6cm 6,5 cm 6,6 cm

8 7,3 cm 7,5 cm 7,5 cm 7,6 cm

9 10,2 cm 11 cm 11 cm 10,5 cm

10 7,3 cm 8 cm 8 cm 6,3 cm

11 6,2 cm 5,7 cm 6,5 cm 5,5 cm

12 6,3 cm 6,2 cm 5,8 cm 5,8 cm


B. Pembahasan

Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul kecil
suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama lain tidak saling
campur. Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase internal dan medium dispersi
adalah fase eksternal atau kontinu.

Adapun tujuan pada emulsifikasi ini adalah menghitung jumlah emulgator


golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi, membuat emulsi
menggunakan emulgator golongan surfaktan. mengevaluasi ketidak stabilan suatu emulsi.
Dan menentukan HLB butuh minyak yangdigunakan dalam pembuatan emulsi.

Disiapkan alat dan bahan,kemudian dibuat satu seri emulsi dengan nilai HLB
butuh masing-masing 5, 6,7, 8, 9, 10, 11, dan 12, setelah itu dihitung jumlah tween dan
span yang diperlukan untuk setiap masing-masing nilai HLB butuh, kemudian ditimbang
20 gram paraffin cair dan span,lalu di campurkan air dengan twen dan parafin dan span di
dalam gelas ukur, kemudian di panaskan sampai di tangas air sampai bersuhu 60°C.. di
campurkan campuran parafin ke dalam campuran air, setelah itu di aduk
menggunakan mixer kurang lebih selama 04.30 menit di antara itu terdapat waktu jeda
atau fase istirahat (intermitan shaking) selama 30 detik..Masukkan masing-masing emulsi
ke dalam tabung sedimentasi dan beri tanda sesuai nilai HLB masing-masing, kemudian
tinggi emulsi dalam tabung diusahakan sama dan lalu di catat waktu mulai memasukkan
emulsi ke dalam tabung, kemudian diamati jenis ketidak stabilan emulsi yang terjadi
selama 2 hari, bila terjadi kriming, diukur tinggi emulsi yang membentuk cream,
kemudian tentukan pada nilai HLB berapa emulsi tampak relative paling stabil.

Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan untuk mengetahui berat


yang harus ditimbang dari bahan tween dan span masing-masing nilai HLB
menggunakan paraffin 20%, emulgator 3% dan air100% adalah untuk nilai HLB butuh 5
jumlah tween yang dibutuhkan 0,19 gram dan span 2,81 gram, untuk nilai HLB butuh
6 jumlah tween yang dibutuhkan0,47 gram dan span 2,53 gram, untuk nilai HLB butuh 7
jumlah tween yangdibutuhkan 0,75 gram dan span 2,25 gram, untuk nilai HLB butuh 8
jumlahtween yang dibutuhkan 1,037 gram dan span 1,963 gram, untuk nilai HLB butuh 9
jumlah tween yang dibutuhkan 1,317 gram dan span 1,683 gram, untuknilai HLB butuh
10 jumlah tween yang dibutuhkan 1,59 gram dan span 1,41gram, untuk nilai HLB butuh
11 jumlah tween yang dibutuhkan 1,87 gram danspan 1,13 gram, dan untuk nilai HLB
butuh 12 jumlah tween yang dibutuhkan2,15 gram dan span 0,85 gram. masing –masing
nilai HLB butuh terbentuk creaming yang berbeda beda, yang berarti bahwa terjadi
ketidak stabilan emulsi.

Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 hari menunjukkan HLB yang paling


relatif yaitu HLB 6 dan HLB 9. Pada HLB 6 dengan ketinggian creaming pada
pengamatan pertama ( pagi hari pertama ) yaitu 6,5 cm ; pengamatan kedua ( sore hari
pertama ) 6,2 cm; pengamatan ketiga ( pagi hari kedua ) 5,8 cm ; dan pengamatan
keempat ( sore hari kedua ) 5,5 cm;. sedangkan pada HLB 11 dengan ketinggian
creaming pada pengamatan pertama ( pagi hari pertama ) yaitu 6,2 cm; pengamatan
kedua ( sore hari pertama ) 5,7 cm ; pengamatan ketiga (pagi hari keempat) 6,5 cm ;
( sore hari kedua ) 5,5 cm.

Alasan digunakannya tween dengan mencampurkannya ke air, karena tween


mempunyai gugus polar yang lebih besar dari pada gugus non polar sehingga tween ini
lebih mengarah ke air. Sedangkan span digunakan padaminyak karena minyak
mempunyai gugus non polar lebih besar dari padagugus polarnya sehingga span lebih
cenderung ke minyak.

Adapun faktor kesalahan dari percobaan ini adalah kurang telitinyapraktikan
dalam menimbang bahan dan mencampurkannya sehingga volumeyang emulsi setelah
dimixer tidak sesuai dengan seharusnya.

Penerapan emulsi pada bidang farmasi telah digunakan dalam produkfarmasi


dan kosmetik untuk pemakaian luar. Terutama untuk lotiondermatologic dan lotion
kosmetik serta krim karna dikehendakinya suatu produkyang menyebar dengan mudah
dan sempurna pada areal dimana ia digunakan.
BAB V
PENURUP

A. Kesimpilan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu bahwa nilai HLB butuh yang
relatif paling stabil adalah HLB 6 dan 11 karena creaming yang terbentuk paling sedikit
yaitu 5,5 cm.
DAFAR PUSTAKA

Ansel, Howartd C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. UI Press : Jakarta.

Allen, Loyd. Et all. 2013. Bentuk Sediaan Farmaseutika dan Sistem Penghantar Obat.
EGC: Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Lachman, Alfred dkk. 2012, Teori dan Praktek Industri Edisi III. UI-Press: Jakarta

Martin, Alfred dkk.2008. Farmasi Fisik Edisi 1. UI-Press: Jakarta

Parrot, 1970. Pharmaceutical Technology Burgess Publishing Company. Mineneapolis.

Sinko, Patrick J.2015. Martin Farmasi Fisika dan ilmu Farmasetika. EGC: Jakarta

Wartel, Lund. 1994.Codex The pharmaceutikal. Press: London .

Winarno, F.G. 1992, Kimia Pangan dan Gisi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai