FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
dalam pelarut non air. Sebenarnya pemeriksaan ini agak baru dalam
diantaranya untuk senyawa yang tidak dapat larut dalam air, dapat
larut dalam pereaksi yang mudah didapat dan dikenal sehingga untuk
untuk melarutkannya.
Keuntungan lain dengan pemakaian metode ini adalah karena
glasial, dan pelarut ini memiliki kekuatan asam basa yang sangat
kuat.
Dalam percobaan ini akan dibuat larutan baku HClO 4 0,1 N dan
reaksi netralisasi.
netralisasi.
kristal violet dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna
larutan dari ungu menjadi hikau zamrud pada kafein dan jingga menjadi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut dapat mengambil bagian dalam reaksi. Ada tiga teori yang
Titrasi bebas air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air
atau pelarut-pelarut organik lain karena senyawa tersebut tidak dapat larut
dalam air, disamping itu kurang reaktif dalam air seperti misalnya garam-
garam amina, dimana garam-garam ini dirombak lebih dahulu menjadi
basa yang bebas larut dalam air, sari dengan pelarut organik lain dan
larut dalam air disari dengan pelarut lain (organik), pelarut diuapkan dan
Pada pelarut asam lemah dan basa lemah dalam lingkungan bebas
ionisasi, tetapan dissosiasi, tetapan asam asam dan basa senyawa yang
yaitu (5,6) :
1.Pelarut aprotik
yaitu pelarut yang tidak terdisosiasi menjadi proton dan anion pelarut.
titrasi bebas air adalah karena pelarut ini tidak dapat menyetingkatkan
pada keasaman/kebasaan asam dan basa yang bereaksi sesamanya.
Selain itu garam yang terjadi pada titrasi tidak akan diuraikan secara
protolitik oleh pelarut. Kerugiannya adalah sifatnya yang sedikit polar atau
nonpolar yang mempunyai daya larut yang amat kecil, selain itu hantaran
2.Pelarut protik
menjadi proton dan anion pelarut. Secara praktis pelarut yang seperti ini
selalu dapat memberi dan menerima proton. Pelarut yang seperti ini
pelarut aprotik keadaan ideal ini hampir tercapai. Jika dilakukan dengan
HCl yang dilarutkan akan tidak bereaksi dengan pelarut, karena itu
asam adalah afinitas proton. Makin kuat proton terikat makin sedikit proton
lembayung tua.
Kegunaan : Sebagai indikator
3. Coffein (2 : 254)
RM/BM : C8H10N4O2/194,19
rasa pahit
BM : 201,70
5. Alkohol (1 : 65)
RM/BM : C2H6O/46,07
pada lidah.
Kelarutan : -
1. Coffein
2. Efedrin HCl
METODE KERJA
III.1.1 Alat
erlemeyer bertutup kaca/stock erlenmeyer 250 ml, gelas piala 250 ml,
gelas ukur 25 ml dan 10 ml, kertas jilid hitam putih, labu tentukur 100 ml,
III.1.2 Bahan
efedrin HCl, larutan kristal violet LV, larutan baku HClO 4, larutan kristal
timbang.
Kaffein
Efedrin HCl
HASIL PENGAMATAN
IV. 2 ReaksI
IV.3 Perhitungan
1. Kelompok 1 ( Kaffein )
V titran × N titran × BE
I. % kadar = ×100 %
B sampel
=42,53%
V titran × N titran × BM
II. % kadar = ×100 %
B sampel × valensi
=42,53%
=87,69%
2. Kelompok 3 ( Kaffein )
V titran × N titran × BE
I. % kadar = ×100 %
B sampel
5 ml ×0,097 ×194,19
= ×100 %
104 mg
=90,55%
V titran × N titran × BM
II. % kadar = ×100 %
B sampel × valensi
5 ml ×0,097 ×194,19
= ×100 %
104 mg ×1
=90,55%
5 ml ×0,097 ×19,42
= ×100 %
104 mg ×0,1
=90,56%
V titran × N titran × BE
I. % kadar = ×100 %
B sampel
5 ml ×0,097 ×201,70
= ×100 %
100 mg
=97,82%
V titran × N titran × BM
II. % kadar = ×100 %
B sampel × valensi
5 ml ×0,097 ×201,70
= ×100 %
100 mg ×1
=97,82%
V titran × N titran × Bst
III. % kadar = ×100 %
B sampel × fk
5 ml ×0,097 ×20,17
= ×100 %
100 mg ×0,1
=97,82%
V titran × N titran × BE
I. % kadar = ×100 %
B sampel
=104,86%
V titran × N titran × BM
II. % kadar = ×100 %
B sampel × valensi
=104,86 %
=104,86%
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar kaffein dan efedrin
berfungsi sebagai titran yaitu larutan baku asam perklorat 0,097 N dan
indikator yang digunakan adalah indikator larutan kristal violet. Titik akhir
titrasi koffein ditandai dengan tepat berubahnya warna larutan dari ungu
menjadi hijau zamrud sedangkan titik akhir titrasi efedrin HCl ditandai
dengan tepat berubahnya warna larutan dari jingga menjadi merah muda.
Titrasi bebas air adalah titrasi yang dilakukan untuk larutan yang
tak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut-pelarut organik
lainnya, seperti misalnya asam salisilat. Dalam percobaan ini semua alat
karena sifat alkohol yang mudah menguap. Selain itu alkohol juga bersifat
warna dari ungu menjadi hijau zamrud. Volume yang diperlukan untuk
mentitrasi coffein 116 mg adalah 5,4 ml. Dari data tersebut didapatkan
kadar sebesar 42,5% dan 87,63%. Data ini tidak sesuai dengan literatur
karena dalam literatur coffein mengandung Mengandung tidak kurang dari
warna dari ungu menjadi hijau zamrud. Volume yang diperlukan untuk
kadar sebesar 90,55%. Data ini tidak sesuai dengan literatur karena
warna dari ungu menjadi hijau zamrud. Volume yang diperlukan untuk
kadar sebesar 97,83%. Data ini tidak sesuai dengan literatur karena
warna dari ungu menjadi hijau zamrud. Volume yang diperlukan untuk
mentitrasi coffein 125 mg adalah 6,7 ml. Dari data tersebut didapatkan
kadar sebesar 104,86%. Data ini tidak sesuai dengan literatur karena
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
UNHAS, Makassar, 58