Snack Bar: Pengaruh Penambahan Bekatul Dan Ampas Kelapa Terhadap Sifat Fisikokimia Dan Organoleptik Jantung Pisang Kepok
Snack Bar: Pengaruh Penambahan Bekatul Dan Ampas Kelapa Terhadap Sifat Fisikokimia Dan Organoleptik Jantung Pisang Kepok
ABSTRACT
Banana bud, bran and coconut pulp are local food ingredients to be developed as
a snack to prevent or control obesity because they contain high dietary fiber and
protein and are low in fat. The purpose of this research is to analyze the effect of
the addition of bran and coconut pulp on the nutritional content, dietary fiber,
hardness and sensory acceptance of banana bud snack bar, as well as determine
the chosen formula. This research used an experimental study with a complete
randomized design method (RAL) one factor with two repetitions consisting of
three levels of treatment. Each treatment has a different proportion of the total
weight of the addition of bran and coconut pulp that are F1 (75%:25%), F2
(60%:40%), and F3 (45%:55%) in banana bud snack bar. Analysis of
physicochemical and sensory acceptance is using ANOVA and Kruskall Wallis
tests, while the selected formula used the Exponential Comparison Method
(MPE). The analysis showed that the addition of bran and coconut pulp to the
snack bar banana bud has a real effect (p<0,05) towards protein content, food
fiber content, texture, scent, and taste. The selected formula is found in the F3
snack bar has water content (18,51%), ash content (4,72%), fat content (5,94%),
protein content (11,14%), carbohydrate content (61,22%), dietary fiber content
(19,48%), and hardness (5406,54 gf).
Keywords: Banana Bud, Bran, Coconut Pulp, Snack Bar, Dietary Fiber
15
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
16
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
golongan orang yang obesitas (Indrawan Tahap awal pembuatan snack bar
et al., 2018). Serat pangan pada ampas adalah mempersiapkan alat dan bahan.
kelapa mampu mengontrol kadar Setelah itu, lakukan penimbangan setiap
glukosa dan berat badan. Selain itu, bahan. Bahan kering dan bahan basah
kandungan selulosa yang cukup tinggi dipisahkan dalam pencampurannya.
pada serat pangan ampas kelapa Selanjutnya, pencampuran adonan snack
berfungsi untuk proses fisiologi tubuh bar menggunakan susu skim dan madu.
(Putri, 2014). Pemanfaatan ampas kelapa Setelah adonan tercampur lalu
akan lebih menguntungkan apabila tambahkan kacang almond dan rice
dijadikan sebagai tepung. Terbukti crispies dan aduk hingga rata. Kemudian
dalam penelitian Karouw dan Barlina masukkan adonan ke dalam loyang
(2008) bahwa meningkatnya persegi panjang lalu panggang dalam
suplementasi tepung ampas kelapa dapat oven pada suhu 1300 C selama 90 menit.
menurunkan kolesterol darah, LDL, dan Keluarkan snack bar dari oven lalu
TGA. pastikan snack bar matang dan sajikan.
Berdasarkan uraian di atas maka
penelitian ini bertujuan untuk Analisis Kandungan Gizi, Serat
menganalisis pengaruh penambahan Pangan, dan Tingkat Kekerasan
bekatul dan ampas kelapa terhadap sifat Snack bar jantung pisang kepok
fisikokimia dan organoleptik pada snack dengan penambahan bekatul dan ampas
bar jantung pisang kepok, serta kelapa selanjutnya dianalisis kandungan
menentukan formula terpilihnya. gizi, serat pangan, dan tingkat
kekerasannnya. Metode analisis yang
BAHAN DAN METODE digunakan diantaranya: kadar air metode
Desain, Tempat, dan Waktu gravimetri (AOAC, 2012), kadar abu
Desain penelitian ini metode pengabuan kering (AOAC,
menggunakan studi eksperimental 2012), kadar lemak metode soxhlet
dengan metode Rancangan Acak (AOAC, 2012), kadar protein metode
Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan kjeldahl (AOAC, 2012), kadar
dan dua kali pengulangan. Setiap karbohidrat metode by difference (AOAC,
perlakuan memiliki proporsi yang 2012), analisis kadar serat pangan,
berbeda dari total berat penambahan metode gravimetri (AOAC, 2012),
bekatul dan ampas kelapa pada snack bar tingkat kekerasan produk menggunakan
jantung pisang kepok yaitu F1 alat texture analyzer.
(75%:25%), F2 (60%:40%), dan F3 Uji Analisis Organoleptik
(45%:55%). Analisis sifat kimia yaitu Penelitian ini menggunakan uji
kandungan gizi dan serat pangan organoleptik berupa uji hedonik guna
dilakukan di Laboratorium SIG atau PT. mengetahui daya terima panelis atau
Saraswanti Indo Genetech, sedangkan menentukan formulasi terbaik terhadap
analisis sifat fisik yaitu tingkat kekerasan snack bar. Panelis diminta untuk
dilakukan di Balai Besar Penelitian dan mencicipi snack bar F1, F2, dan F3 lalu
Pengembangan Pascapanen Pertanian melakukan penilaian terhadap parameter
Laboratorium Pengujian Bogor. tekstur, warna, aroma, dan rasa.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Penilaian menggunakan skala ordinal
September 2020 hingga Januari 2021. yaitu 1 sampai 9, mulai dari amat sangat
tidak suka hingga amat sangat suka.
Pembuatan Snack Bar
17
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
18
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
Tabel 1:
Hasil Analisis Sifat Fisikokimia Snack Bar
Formula Snack Bar (%) Syarat Mutu
Parameter
F1 F2 F3 Snack Bar
Kandungan
Gizi
Kadar Air 15,01 + 17,39 + 18,51 + Maks. 13,43%
12,44a 12,93a 13,07a (Komersial)
Kadar Abu 5,56 + 5,32 + 4,72 + Maks. 1,72%
1,05a 1,37a 0,79a (USDA)
Kadar Lemak 7,46 + 6,29 + 5,94 + 1,4% – 14%
0,86a 1,08a 0,13a (SNI 01-4216-1996)
Kadar Protein 14,03 + 12,34 + 11,14 + Min. 9,38%
0,47a 1,34ab 0,17b (USDA)
Kadar 58,48 + 59,44 + 61,22 + Maks. 66,72%
Karbohidrat 9,34a 8,08a 9,86a (USDA)
Kadar Min. 6 g/100 g
15,25 + 16,94 + 19,48 +
Serat Pangan BPOM No.13
0,99a 0,52a 0,08b
Th 2016
Kekerasan (gf) 5648,21a 5470,78a 5406,54a 5466,53 gf
(Komersial)
Keterangan : Formulasi dari total berat penambahan bekatul dan ampas kelapa pada snack bar
jantung pisang kepok sebagai berikut:
F1 = Tepung bekatul 75% : tepung ampas kelapa 25%
F2 = Tepung bekatul 60% : tepung ampas kelapa 40%
F3 = Tepung bekatul 45% : tepung ampas kelapa 55%
a,b = notasi huruf yang berbeda berarti memiliki perbedaan yang signifikan
19
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
al., 2018). Hasil uji ANOVA menunjukkan kadar protein snack bar
menunjukkan penambahan bekatul dan mengalami penurunan dari snack bar F1
ampas kelapa pada snack bar jantung hingga F3. Hal tersebut bersamaan
pisang kepok tidak berpengaruh nyata dengan adanya penambahan bekatul
(p>0,05) terhadap kadar lemak dan yang semakin sedikit dan ampas kelapa
dilihat dari Tabel 1 kadar lemak snack bar yang semakin banyak maka kadar
mengalami penurunan dari snack bar F1 protein snack bar pun akan menurun.
hingga F3. Hal tersebut bersamaan Kadar protein bekatul (15,34 g/100 g),
dengan adanya penambahan bekatul sedangkan ampas kelapa (8,66 g/100 g)
yang semakin sedikit dan ampas kelapa (Susanto, 2011; Indrawan et al., 2018).
yang semakin banyak maka kadar lemak Selain itu, menurut Nguju et al. (2018)
snack bar pun akan menurun. Kadar bahwa penurunan kadar protein terjadi
lemak bekatul (24,85 g/100 g), karena adanya hidrolisis protein akibat
sedangkan ampas kelapa (17,21 g/100 g) denaturasi protein selama proses
(Susanto, 2011; Indrawan et al., 2018). pemanasan. Snack bar jantung pisang
Penurunan kadar lemak juga kepok dengan penambahan bekatul dan
dipengaruhi oleh denaturasi protein ampas kelapa menghasilkan kadar
selama proses pemanasan sehingga protein sebesar 11,14 – 14,03%,
menyebabkan rusaknya sifat sehingga telah memenuhi standar
emulsifikasi. . Oleh sebab itu, semakin USDA yaitu minimal 9,38% kadar
banyak protein yang terdenaturasi maka protein.
semakin banyak lemak yang hilang atau
keluar. Snack bar jantung pisang kepok Kadar Karbohidrat
dengan penambahan bekatul dan ampas Karbohidrat menjadi sumber
kelapa menghasilkan kadar lemak energi utama bagi tubuh. Hasil uji
sebesar 5,94 – 7,46%, maka snack bar ANOVA menunjukkan penambahan
tersebut telah memenuhi standar SNI bekatul dan ampas kelapa pada snack bar
01-4216-1996 yaitu sekitar 1,4 – 14% jantung pisang kepok tidak berpengaruh
kadar lemak. nyata (p>0,05) terhadap kadar
karbohidrat. Hal tersebut disebabkan
Kadar Protein oleh kadar karbohidrat jantung pisang
Protein merupakan salah satu kepok (65,04 g/100 g) lebih tinggi
makronutrien yang sangat penting dalam dibandingkan bekatul (46,33 g/100 g)
suatu produk makanan yang berfungsi dan ampas kelapa (59,98 g/100 g)
sebagai pengatur dan pembangun tubuh. (Khoirunisa et al., 2019; Susanto, 2011;
Protein juga merupakan salah satu Indrawan et al., 2018). Tabel 1
penyumbang energi di dalam tubuh, menunjukkan bahwa kadar karbohidrat
yaitu 4 kkal per g. Hasil uji ANOVA mengalami peningkatan dari snack bar F1
menunjukkan penambahan bekatul dan hingga F3. Hal tersebut bersamaan
ampas kelapa pada snack bar jantung dengan adanya penambahan bekatul
pisang kepok berpengaruh nyata yang semakin sedikit dan ampas kelapa
(p<0,05) terhadap kadar protein. Oleh yang semakin banyak maka kadar
sebab itu, dilakukan uji lanjut yaitu uji karbohidrat snack bar pun akan
DMRT (Duncan Multiple Range). Hasilnya meningkat. Selain itu, rendahnya kadar
diketahui bahwa kadar protein snack bar lemak, kadar abu, dan kadar protein
F1 memiliki perbedaan yang nyata pada snack bar dapat meningkatkan hasil
dengan snack bar F3. Tabel 1 persentase kadar karbohidrat. Snack bar
20
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
21
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
dan keluarnya lemak pada produk yang nyata (p<0,05) dengan snack bar F1
pangan. dan F2. Hal ini disebabkan semakin
Kemungkinan tingkat kekerasan banyaknya bekatul yang ditambahkan
snack bar juga dapat dipengaruhi oleh maka snack bar akan semakin keras
kadar air yang dihasilkan karena semakin (lebih padat) dan menurunkan
meningkat kadar air pada produk kerenyahannya (agak alot). Begitupun
pangan maka semakin menurun tingkat sebaliknya, semakin sedikit bekatul yang
kekerasannya. Hal ini sesuai dengan ditambahkan pada adonan snack bar,
pernyataan Engelen (2018) dan maka snack bar akan padat dan lebih
Wahyuningsih et al. (2018) bahwa renyah (Britania, 2017). Selain itu,
semakin rendah nilai kadar air, maka kerenyahan suatu produk pangan dapat
semakin tinggi tingkat kekerasan yang dipengaruhi oleh hasil nilai kekerasan.
dihasilkan pada produk pangan. Pernyataan tersebut sesuai dengan
Didukung oleh Winarto (2018), yang pendapat Harahap et al. (2018), bahwa
menyatakan kadar air yang rendah dapat semakin tinggi nilai kekerasan maka
menyebabkan rusaknya rongga–rongga semakin rendah nilai kerenyahan suatu
kosong dalam produk sehingga produk produk pangan. Didukung juga dengan
akan lebih padat atau keras. Snack bar adanya hasil dari data persentase kadar
jantung pisang kepok dengan air yang rendah pada snack bar penelitian
penambahan bekatul dan ampas kelapa ini dapat menyebabkan produk menjadi
memiliki tingkat kekerasan sebesar alot atau menurunnya kerenyahan suatu
5406,54 – 5648,21 gf. Artinya, tingkat produk pangan.
kekerasannya lebih tinggi, dibandingkan Warna merupakan parameter yang
snack bar komersial yang ada di pasaran sangat penting untuk segala jenis
yaitu sekitar 5466,53 gf. Walaupun makanan karena mempengaruhi daya
memiliki tingkat kekerasan yang lebih terima atau daya tarik panelis terhadap
tinggi, snack bar tersebut masih dapat suatu produk (Amir, 2018). Tingkat
diterima oleh panelis dari uji hedonik. kesukaan tertinggi warna snack bar
penelitian ini terdapat pada snack bar F3
Sifat Organoleptik sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tekstur atau konsistensi makanan Hasil uji Kruskal Wallis, diketahui
merupakan ciri suatu makanan yang penambahan bekatul dan ampas kelapa
dapat dirasakan oleh indera peraba, pada snack bar jantung pisang kepok
perasa dan penglihatan (Indrawan, tidak berpengaruh nyata (p>0,05)
2018). Tingkat kesukaan tertinggi terhadap tingkat kesukaan panelis pada
tekstur snack bar penelitian ini terdapat warna snack bar. Hasil tersebut
pada snack bar F3 sebagaimana disajikan dikarenakan warna pada setiap formula
pada Tabel 2. Hasil uji Kruskal Wallis, tidak memiliki perbedaan yang nyata.
diketahui penambahan bekatul dan Warna coklat muda pada snack bar F3
ampas kelapa pada snack bar jantung sangat disukai oleh panelis dibandingkan
pisang kepok berpengaruh nyata snack bar lainnya yang memiliki warna
(p<0,05) terhadap tingkat kesukaan coklat kehitaman. Warna coklat muda
panelis pada tekstur snack bar. Oleh pada snack bar disebabkan oleh
sebab itu, dilakukan uji lanjut yaitu uji banyaknya ampas kelapa berwarna putih
Mann Whitney. Hasilnya menunjukkan, yang ditambahkan pada adonan snack
tingkat kesukaan panelis terhadap bar dibandingkan dengan bekatul dan
tekstur snack bar F3 memiliki perbedaan jantung pisang kepok yang warnanya
22
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
Tabel 2:
Hasil Analisis Sifat Organoleptik berupa Uji Hedonik Snack Bar
Nilai Median Uji Hedonik Snack Bar
Parameter
F1 F2 F3
a a
Tekstur 5 (4-8) 6 (5-9) 7 (5-9)b
a a
Warna 7 (5-9) 7 (6-9) 8 (5-9)a
Aroma 4 (6-9)a 5 (6-9)a 6 (5-9)b
Rasa 4 (5-8)a 5 (5-8)ab 6 (4-8)b
Ket: (1) Amat Sangat Tidak Suka, (2) Sangat Tidak Suka, (3) Tidak Suka, (4) Agak Tidak Suka, (5) Netral,
(6) Agak Suka, (7) Suka, (8) Sangat Suka, (9) Amat Sangat Suka. Angka-angka yang diikuti oleh notasi
huruf yang berbeda berarti memiliki perbedaan yang nyata pada taraf uji Mann-Whitney memiliki nilai
5%
snack bar (Pricilya et al., 2015). F3 lebih disukai panelis (Wardani et al.,
Aroma atau bau pada makanan 2017). Hal ini didukung oleh penelitian
merupakan daya tarik yang mampu Nurhiyanah dan Septiani (2019) yang
merangsang indera penciuman (syaraf – menyatakan bahwa semakin banyaknya
syaraf olfakori yang ada di dalam penambahan ampas kelapa maka
hidung) ketika makanan ingin masuk ke semakin wangi aroma khas kelapa pada
dalam mulut (Nadimin et al., 2019). snack bar yang berasal dari ampas kelapa.
Tingkat kesukaan tertinggi aroma snack Rasa merupakan sensasi yang
bar penelitian ini terdapat pada snack bar dirasakan oleh indera pengecap akibat
F3 sebagaimana disajikan pada Tabel 2. dari pencampuran setiap bahan yang
Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan kuantitasnya berbeda ke dalam adonan
bahwa penambahan bekatul dan ampas makanan. Rasa juga merupakan
kelapa pada snack bar jantung pisang parameter yang penting dalam
kepok berpengaruh nyata (p<0,05) menentukan diterima atau tidaknya
terhadap tingkat kesukaan panelis pada suatu produk oleh panelis (Amir, 2018).
aroma snack bar. Oleh sebab itu, Tingkat kesukaan tertinggi rasa snack bar
dilakukan uji lanjut yaitu uji Mann penelitian ini terdapat pada snack bar F3
Whitney. Hasilnya menunjukkan tingkat sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
kesukaan panelis terhadap aroma snack Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan
bar F3 memiliki perbedaan nyata bahwa penambahan bekatul dan ampas
(p<0,05) dengan snack bar F1 dan F2. kelapa pada snack bar jantung pisang
23
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
kepok berpengaruh nyata (p<0,05) kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan
terhadap tingkat kesukaan panelis pada kekerasan terendah.
rasa snack bar. Oleh sebab itu, dilakukan Berdasarkan hasil Metode
uji lanjut yaitu uji Mann Whitney. Perbandingan Eksponensial (MPE)
Hasilnya menunjukkan tingkat kesukaan menunjukkan bahwa snack bar F3
panelis terhadap rasa snack bar F1 memiliki total skor terendah. Artinya,
memiliki perbedaan yang nyata (p<0,05) snack bar F3 merupakan snack bar terpilih
dengan snack bar F3. Penyebab dari snack dalam penelitian ini. Snack bar F3
bar F1 tidak disukai oleh panelis adalah mengandung kadar air 18,51%, kadar
rasa bekatul yang lebih dominan abu 4,72%, kadar lemak 5,94%, kadar
dibandingkan dengan snack bar lainnya. protein 11,14%, kadar karbohidrat
Penambahan bekatul yang semakin 61,22%, kadar serat pangan 19,48%, dan
banyak maka menyebabkan rasa snack kekerasan 5406,54 gf. Takaran saji yang
bar kurang enak dan agak pahit sehingga disarankan dalam penelitian ini sebesar
kurang nyaman saat ditelan. Dengan 50 g sehingga kadar serat pangan snack
demikian, semakin sedikit bekatul yang bar penelitian ini telah memenuhi 10%
ditambahkan maka semakin berkurang dari kebutuhan serat pangan satu kali
rasa kasar pada snack bar sehingga akan makanan selingan dalam satu hari.
meningkatkan daya terima panelis
terhadap snack bar (Pricilya, 2015). KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dalam
Penentuan Formula Terpilih penelitian ini sebagai berikut:
Penentuan formula terpilih a. Formulasi dari total berat
menggunakan Metode Perbandingan penambahan bekatul dan ampas
Eksponensial (MPE) bertujuan untuk kelapa pada snack bar jantung pisang
menentukan urutan prioritas sesuai kepok menghasilkan 3 formulasi
dengan kriteria yang dipertimbangkan. dengan proporsi berbeda diantaranya
Kriteria yang dipertimbangkan adalah F1 (75% bekatul : 25% ampas
sifat fisikokimia dan organoleptiknya. kelapa), F2 (60% bekatul : 40%
Penentuan bobot snack bar sebagai ampas kelapa), dan F3 (45% bekatul
berikut: kadar serat pangan (40%), kadar : 55% ampas kelapa).
lemak (10%), kadar protein (10%), kadar b. Hasil analisis sifat fisikokimia pada
air (5%), kadar abu (5%), kadar snack bar jantung pisang kepok
karbohidrat (5%), kekerasan (5%), dan dengan penambahan bekatul dan
masing – masing dari empat parameter ampas kelapa sebagai berikut: kadar
sifat organoleptik (5%). Artinya, kadar air 15,01 – 18,51%, kadar abu 4,72 –
serat pangan yang dijadikan sebagai 5,56%, kadar lemak 5,94 – 7,46%,
keunggulan pada snack bar penelitian ini. kadar protein 11,14 – 14,03%, kadar
Pemberian ranking 1 hingga 3 karbohidrat 58,48 – 61,22%, kadar
didapatkan dari hasil mean setiap serat pangan 15,25 – 19,48%, dan
parameternya. Kemudian untuk kekerasan 5406,54 – 5648,21 gf.
mendapatkan total skor didapatkan dari c. Hasil analisis sifat fisikokimia dan
penjumlahan hasil perkalian antara organoleptik pada snack bar jantung
bobot dengan ranking pada setiap pisang kepok dengan penambahan
parameter. Snack bar terbaik memiliki bekatul dan ampas kelapa
kadar serat pangan, protein, karbohidrat berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap
dan sifat organoleptik tertinggi, serta kadar protein, kadar serat pangan,
24
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
tekstur, aroma, dan rasa. Namun, (2018). Daya Terima Susu Bekatul
tidak berpengaruh nyata (p>0,05) sebagai Pangan Fungsional.
terhadap kadar air, kadar abu, kadar Hasanuddin Journal of Public
lemak, kadar karbohidrat, tingkat Health, 1(1), pp. 16–25. doi:
kekerasan, dan warna. 10.30597/hjph.v1i1.9509.
d. Formula snack bar F3 (snack bar
jantung pisang kepok dengan Andriani, W. O. R. A., Ansharullah, dan
penambahan bekatul 45% dan ampas Asyik, N. (2018). Karateristik
kelapa 55%) merupakan formulasi Organoleptik dan Nilai Gizi Snack
terbaik yang diperoleh dari metode Bar Berbasis Tepung Beras Merah
perbandingan eksponensial (MPE). (Oryza nivara) dan Tepung Jagung
Snack bar F3 mengandung kadar air (Zea mays L.) sebagai Makanan
18,51%, kadar abu 4,72%, kadar Selingan Tinggi Serat. J. Sains dan
lemak 5,94%, kadar protein 11,14%, Teknologi Pangan, 3 (6), pp. 1-14.
kadar karbohidrat 61,22%, kadar
serat pangan 19,48%, dan kekerasan [AOAC] Association of Official
5406,54 gf. Analytical Chemist. (2012). Official
SARAN Method of Analysis of Association of
a. Snack bar penelitian ini cocok Official Analytical Chemist. Arlington:
dijadikan sebagai makanan selingan AOAC International.
untuk golongan orang yang obesitas
atau pun tidak obesitas. Namun, Badan Standarisasi Nasional. (1996).
perlu dilakukan analisis lebih lanjut SNI 01-4216-1996 tentang
mengenai nilai indeks glikemiknya Makanan Formula sebagai
dan dapat dijadikan sebagai produk Makanan Diet Kontrol Berat
intervensi dalam pengabdian Badan. BSI, Jakarta. Available at:
masyarakat. https://www.bsn.go.id/main/bsn
b. Perlu diperhatikan kembali bahan /isi_bsn/20306.
tambahan lainnya dalam pengolahan
snack bar sehingga nantinya akan Badan Penelitian dan Pengembangan
membantu menyamarkan rasa pahit Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan
dan tidak enak pada rasa bekatul. Dasar. Available at:
c. Perlu dilakukan penelitian lebih https://kesmas/kemkes.go.id.
lanjut agar kadar air dan kadar abu
sesuai dengan standar mutu snack bar. Badan Pengawas Obat dan Makan.
(2016). Peraturan Kepala Badan
DAFTAR PUSTAKA Pengawas Obat dan Makanan
Aminah, S., Amalia, L. dan Hardianti, S. Republik Indonesia Nomor 13
(2019). Karakteristik Kimia dan Tahun 2016 Tentang Pengawasan
Organoleptik Snack Bar Biji Hanjeli Klaim pada Label dan Iklan
(Coix lacryma jobi-L) dan Kacang Pangan Olahan. BPOM, pp. 1–16.
Bogor (Vigna subterranea (L.)
Verdcourt). Jurnal Agroindustri Britania. (2017). Pemanfaatan Tepung
Halal ISSN 2442-3548, 5 (2), pp. Ampas Kelapa dan Tepung
212-219. Bekatul dalam Pembuatan Snack
Bar Kaya Serat dengan Rasa Green
Amir, Y., Sirajuddin, S. dan Syam, A. Tea. Skripsi. Jakarta: Universitas
25
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
26
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
27
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
28
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 01, Tahun 2021, Halaman (15-29) e-ISSN: 2656-0291
Semarang: Unika
SOEGIJAPRANATA.
29