Anda di halaman 1dari 11

Alzheimer memburuk dari waktu ke waktu.

Alzheimer adalah penyakit progresif


( penyakit secara alami memburuk hingga terjadi kematian, kelemahan serius, atau kegagalan
organ), di mana gejala demensia secara bertahap memburuk selama beberapa tahun. Awalnya
kehilangan memori ringan kemudian Alzheimer dengan stadium akhir maka kehilangan
kemampuan untuk melakukan percakapan dan bersosialisasi. Pada tahap awal, kehilangan
memori ringan, tetapi dengan Alzheimer stadium akhir, individu kehilangan kemampuan untuk
melakukan percakapan. dan menanggapi lingkungan mereka. Alzheimer adalah penyebab
kematian keenam di Amerika Serikat. Rata-rata, seseorang dengan Alzheimer hidup 4 sampai 8
tahun setelah diagnosis tetapi dapat hidup selama 20 tahun, tergantung pada faktor-faktor lain.
Istilah demensia menggambarkan serangkaian gejala yang mencakup kehilangan
memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran. Gejala ini
terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu sedangkan
penyakit Alzheimer termasuk dalam jenisnya demensia.
Alzheimer adalah penyakit progresif, bertahap dari waktu ke waktu dan menyebabkan
lebih banyak bagian otak yang rusak. Karena itulah gejala yang muncul menjadi lebih
parah.
Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Faktor risiko terbesar yang diketahui
adalah bertambahnya usia, dan mayoritas orang dengan Alzheimer berusia 65 tahun ke atas.
Penyakit Alzheimer dianggap lebih muda-onset Alzheimer jika mempengaruhi seseorang di
bawah 65. Onset yang lebih muda juga dapat disebut sebagai awal-onset Alzheimer. Orang
dengan Alzheimer onset yang lebih muda dapat berada di tahap awal, tengah atau akhir
penyakit.

Penyebab
Faktor Genetik

Ada beberapa keluarga yang jelas mempunyai pembawaan penyakit dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Dalam keluarga, hal ini sering terjadi dimana penyakit muncul
relatif lebih awal.

Dalam sebagian besar kasus, pengaruh gen penyakit Alzheimer yang diwariskan oleh
orang tua tampaknya kecil. Jika orang tua atau anggota keluarga lain cenderung
terkena Alzheimer, kemungkinan Anda sendiri terserang Alzheimer yang hanya sedikit
lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki kasus Alzheimer pada keluarga
dekatnya.
(jika ada orang tua atau anggota keluarga dekat yang lainnya cenderung terkena
Alzheimer ada kemungkinan akan terserang alzheimer yang hanya sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan orang dengan keluarga dekatnya tidak ada/ tidak memiliki kasus
Alzheimer)

Gaya Hidup
Gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, merokok (Merokok menyebabkan
stress oksidatif dengan cara meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS) dan Reactive
Nitrogen Species (RNS), pada otak juga dapat menginisiasi terjadinya proses
patofisiologi penyakit Alzheimer) , hanya sedikit makan buah-buahan dan sayur-sayuran

Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat berkontribusi pada timbulnya penyakit Alzheimer masih harus
diidentifikasi. Beberapa tahun yang lalu, ada kekhawatiran bahwa paparan aluminium dapat
menyebabkan penyakit Alzheimer.  karena laporan yang menunjukkan toksisitas aluminium,
peningkatan konsentrasi aluminium di otak pasien dengan AD, dan hubungan antara
konsentrasi aluminium dalam air dan prevalensi AD. Namun, beberapa penelitian dengan jelas
menunjukkan bahwa kandungan aluminium tidak meningkat di daerah otak pasien AD yang
rentan secara selektif rentan terhadap perubahan neuropatologis yang terkait dengan penyakit.
Namun, ketakutan ini sebagian besar telah diabaikan
Adanya Plak di Otak
Plak amiloid dan neurofibrillary tangles merupakan penanda pada patologi penyakit Alzheimer.
Peningkatan produksi atau berkurangnya pembersihan amiloid β (berasal dari protein prekursor
amiloid β/ PPA) dianggap merupakan salah satu proses utama yang terjadi pada penyakit
Alzheimer.
Plak amiloid β ini akan memicu hiperfosforilasi protein tau, hilangnya sinaps, apoptosis sel
saraf, kerusakan vaskuler otak, dan aktivasi mikroglia. Pembentukan plak ini terjadi terutama di
daerah hipokampus, bagian otak yang mengatur fungsi memori, dan juga pada korteks serebri
lain yang mengatur fungsi berpikir dan pengambilan keputusan
Neurofibrillary tangles (NFT) terbentuk di dalam sel saraf, diduga disebabkan karena agregasi
dari protein tau yang mengalami hiperfosforilasi
Kusutnya Benang – Benang Protein
Protein tau berperan dalam mendukung neuron dan sistem transportasi untuk membawa nutrisi
dan bahan penting lainnya ke otak.
Pada penyakit Alzheimer, protein tau berubah bentuk dan mengatur dirinya sendiri menjadi
strukturnya menjadi kusut. Kondisi ini mengganggu sistem transportasi dan beracun bagi sel
otak.
Fakto Lain

Dapat dikarenakan oleh perbedaan kromosom, orang dengan down sindrome


memiliki peningkatan risiko berkembangnya penyakit Alzheimer. (Kelainan genetik
yang menyebabkan terjadinya sindrom Down dapat menyebabkan penumpukan protein di otak
sehingga memicu terjadinya penyakit Alzheimer)
Orang yang memiliki cedera kepala berat atau leher (whiplash injuries) juga
memiliki peningkatan risiko mengalami perkembangan demensia. Petinju yang
menerima pukulan terus menerus di kepala juga memiliki risiko tersebut.

Penelitian juga menunjukan bahwa orang yang merokok, memiliki tekanan darah
tinggi, kadar kolesterol tinggi atau diabetes memiliki peningkatan risiko
perkembangan penyakit Alzheimer. Anda dapat membantu mengurangi risiko
dengan tidak merokok, makan diet seimbang yang sehat dan melakukan
pemeriksaan tekanan darah serta kolesterol secara rutin di usia pertengahan.
Menjaga berat badan dan gaya hidup sehat serta menggabungkan kegiatan mental
dan sosial juga akan membantu.

NUTRITION AND ALZHEIMER DISEASE


Meskipun penangkal radikal bebas diketahui memiliki efek yang menguntungkan bila
dikonsumsi dalam dosis kecil sebagai pengobatan pencegahan, pengaruh penangkal radikal
bebas dalam makanan masih sulit dibuktikan. Banyak pemulung radikal bebas hadir dalam
makanan, terutama dalam buah dan sayuran (misalnya, sebagai karotenoid dan flavonoid).
Konsumsi zat gizi ini secara teratur mungkin memiliki efek yang menguntungkan. Beberapa
hasil awal telah menunjukkan bahwa diet tinggi aktivitas antioksidan (ekstrak stroberi, bayam,
dan ekstrak blueberry) mencegah efek merusak dari stres oksidatif pada transduksi sinyal dan
faktor pertumbuhan saraf pada tikus (114). Ada juga kecenderungan pencegahan defisit dalam
perilaku motorik. Namun, percobaan pada hewan ini tidak berhubungan langsung dengan AD.
Konsumsi antioksidan secara teratur dalam makanan mungkin memiliki efek menguntungkan
pada manusia. Gangguan kognitif telah dikaitkan dengan asupan vitamin C yang lebih rendah
(115). Buah dan sayuran juga bisa memiliki efek perlindungan terhadap stroke dan demensia
vaskular (116). Studi epidemiologi untuk mengkonfirmasi efek menguntungkan dari antioksidan
di AD belum dilakukan.
Malaria Serebral (MS)

Malaria serebral merupakan komplikasi dari malaria yang disebabkan oleh kerusakan sawar otak
akibat parasit Plasmodium. Malaria serebral terutama disebabkan oleh Plasmodium
falciparum dan dapat terjadi pada 5–10% kasus malaria. Tingkat kematian malaria serebral dapat
mencapai 10–20% meskipun telah ditata laksana dengan baik.
Gejala utama malaria serebral adalah penurunan kesadaran dan syok yang dapat disertai kejang.
Diagnosis malaria serebral ditegakkan bila terdapat parasitemia yang diakibatkan
oleh Plasmodium pada pemeriksaan apusan darah tebal atau tipis.
ABSES OTAK
Abses otak atau abses serebri adalah penumpukan nanah akibat infeksi
otak. Kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan pada otak. Abses
otak sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur di otak yang
dipicu oleh cedera kepala atau infeksi di jaringan tubuh lain yang
menyebar ke otak.  
Penyebab Abses Otak

Abses otak terbentuk karena berbagai penyebab infeksi seperti jamur, virus, dan bakteri
mencapai otak melalui perlukaan yang ada di kepala atau infeksi di bagian tubuh lain
yang menembus sawar otak. Infeksi dari jantung dan paru-paru merupakan penyebab
paling sering dari abses otak. Abses otak juga dapat terbentuk dari infeksi telinga,
sinus, atau abses pada gigi.

Gejala

Gejala biasanya muncul perlahan selama beberapa minggu, namun dapat pula muncul
mendadak. Gejala yang dapat timbul yaitu:

 Perubahan kesadaran, seperti menjadi tidak sadar, kebingungan, dan tidak


respons terhadap perintah.
 Penurunan fungsi bicara.
 Penurunan sensasi.
 Penurunan gerak dan fungsi otot.
 Penurunan tajam penglihatan.
 Muntah.

Faktor Risiko Abses Otak

Hampir seluruh orang dapat terkena abses otak, namun ada beberapa orang yang
memiliki risiko yang lebih besar daripada orang lain.

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko abses otak yaitu:

 Penyakit yang menurunkan sistem imun tubuh, seperti HIV/AIDS.


 Kanker dan penyakit kronik lainnya.
 Cedera kepala berat atau adanya keretakan pada tulang tengkorak.
 Meningitis.
 Obat-obat imunosupresan (menurunkan sistem imun), seperti steroid atau
kemoterapi.
 Infeksi sinus atau infeksi telinga tengah kronis.

Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya abses otak, yaitu:

 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat


menderita HIV/AIDS, kanker, atau menggunakan obat imunosupresan
 Mengalami infeksi telinga tengah (otitis media), infeksi pada tulang telinga
(mastoiditis), sinusitis, abses gigi, atau meningitis
 Menderita cedera kepala, patah tulang tengkorak, atau pernah menjalani operasi
pada kepala
 Menderita infeksi paru, endokarditis, infeksi di rongga perut, infeksi panggul,
atau infeksi kulit
Menderita penyakit jantung bawaan (PJB) atau kelainan pada pembuluh darah
paru atau pulmonary arteriovenous fistula

MALARIA SEREBRAL
Malaria serebral merupakan komplikasi dari malaria yang disebabkan
oleh kerusakan sawar otak akibat parasit Plasmodium. Malaria
serebral terutama disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Patofisiologi malaria serebral meliputi penurunan kesadaran akibat
infeksi Plasmodium yang merusak sawar darah otak dan menimbulkan
sindrom neurologis. Infeksi yang menyebabkan malaria serebral paling
berat adalah infeksi Plasmodium falciparum.
parasit malaria diperkirakan tidak menginfiltrasi dan menginfeksi jaringan
parenkim otak secara langsung. Sebaliknya, parasit malaria merusak
sawar darah otak (blood brain barrier), sehingga terjadi ruptur dan
perdarahan

SINDROM RAYE
Sindrom Reye adalah suatu kondisi serius yang dapat menyebabkan
pembengkakan pada organ hati dan otak. Sindrom yang terbilang
cukup langka ini kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang
baru sembuh dari infeksi virus, seperti flu atau cacar air.

TOKOPLASMOSIS SEREBRI
Toksoplasmosis Serebri merupakan infeksi di otak yang disebabkan
oleh parasit jenis Toksoplasma Gondii (T. Gondii). T. Gondii utamanya
ditularkan kepada manusia melalui kotoran kucing.

LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah penyakit infeksi menular zoonotik, disebabkan
oleh bakteri Leptospira sp, masuk ke dalam tubuh manusia melalui
luka pada kulit, mukosa mulut, hidung, mata, dan bermanifestasi
dengan gejala dalam fase anikterik saja, atau berlanjut dengan fase
ikterik.

Patofisiologi
leptospirosis menggambarkan bakteri spirochete leptospira sp. yang
menembus kulit atau mukosa. Kompleks imunopatofisiologi leptospirosis
dapat menyebabkan penyakit ginjal, penyakit hepar, dan edema otot.
Organisme ini akan memasuki aliran darah (leptospiremia), mencapai ginjal
dan hati. Sistem imun tubuh akan melisiskan bakteri tersebut, sehingga
melepaskan banyak antigen, termasuk glikoprotein.  

HERPES
Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka
lepuh, atau luka terbuka yang berair. Herpes simplex virus (HSV)
dan varicella- zoster virus adalah dua jenis virus herpes yang cukup sering
menyerang manusia.
Secara keseluruhan, virus herpes terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :
Alfa herpesvirus, Beta herpesvirus, Gamma herpesvirus

SIFILIS
Sifilis merupakan infeksi menular seksual berupa luka yang awalnya
terjadi di alat kelamin. Seiring berjalannya waktu, penyakit yang kerap
disebut raja singa itu ternyata bisa menyerang organ lain, termasuk
otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi itu dinamakan
neurosifilis.
Neurosifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum, bakteri yang sama
yang menyebabkan sifilis. Jika sifilis tidak diobati dalam waktu 10-20
tahun, maka dapat menyebabkan neurosifilis.
POLIO
Penyakit infeksi paralisis dan bersifat menular yang disebabkan oleh
infeksi virus. Polio (poliomielitis) terutama menyerang anak usia
kurang dari 5 tahun.
Virus polio menyerang sel kornu anterior medulla spinalis, inti motorik
batang otak dan area motorik korteks otak, dan atrofi otot. Virus ini
memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan dapat mengakibatkan kelumpuhan

TETANUS
Tetanus dapat didefinisikan sebagai keadaan hipertonia akut atau
kontraksi otot yang mengakibatkan nyeri (biasanya pada rahang
bawah dan leher) dan spasme otot menyeluruh tanpa penyebab lain,
serta terdapat riwayat luka ataupun kecelakaan sebelumnya. Tetanus
disebabkan oleh bakteri eksotoksin Clostridium tetani
Toksin menyebar dan ditransportasikan dalam akson dan secara retrograd
ke dalam badan sel di batang otak dan saraf spinal. Jika toksin telah
masuk ke dalam sel, toksin akan berdifusi keluar dan akan masuk dan
mempengaruhi neuron di dekatnya. Apabila interneuron inhibitori spinal
terpengaruh, gejala-gejala tetanus akan muncul

RABIES
Rabies merupakan penyakit virus yang menyebabkan peradangan
otak akut pada manusia dan hewan berdarah panas lain. Penyebaran
penyakit rabies biasanya melalui gigitan atau goresan yang
mengandung air liur hewan terinfeksi virus rabies.
Rabies disebabkan oleh virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae
atau virus single stranded RNA, berbentuk seperti peluru berukuran 180 x
75 µm, menular dan sangat ganas. Reservoir utama rabies adalah anjing
domestik.

TBC OTAK
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang menyebabkan
TBC dan umumnya menyerang paru-paru. Namun, bakteri ini juga dapat
menyerang bagian otak, yang kemudian disebut dengan TBC otak. TBC
otak adalah kondisi saat bakteri menyebabkan peradangan pada
lapisan otak dan sumsum tulang belakang. Sebelum menyerang
lapisan otak, umumnya bakteri terlebih dahulu menginfeksi bagian
lain seperti paru-paru

MENINGITIS
Meningitis adalah inflamasi pada daerah meninges yang disebabkan
oleh infeksi bakteri, virus, fungi, maupun parasit. Patogen dapat
menginvasi aliran subarachnoid dan menginisiasi reaksi imun yang
menyebabkan peradangan.
Patofisiologi meningitis disebabkan oleh infeksi yang berawal dari aliran
subarachnoid yang kemudian menyebabkan reaksi imun, gangguan aliran
cairan serebrospinal, dan kerusakan neuron.
Bakteri yang dapat menyebabkan meningitis di antaranya
adalah S.pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Neisseria meningitidis,
dan Haemophilus influenzae.
Virus yang dapat menyebabkan meningitis misalnya enterovirus,
paromyxovirus,

NEUROSISTISERKOSIS (NSS)
Neurosistiserkosis (NSS) merupakan penyakit infeksi pada sistem
saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh bentuk larva dari parasit
cacing pita Taenia solium (T. solium)
Manusia terinfeksi karena secara kebetulan menelan makanan yang
terkontaminasi telur cacing T.solium

EPILEPSI
Epilepsi atau dikenal juga dengan sebutan ayan adalah penyakit
kronis yang memiliki ciri khas berupa kejang kambuhan yang
seringnya muncul tanpa pencetus. Penyakit terjadi karena adanya
gangguan sistem saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan kejang
atau terkadang hilang kesadaran.

ENSEFALITIS
Ensefalitis adalah peradangan parenkim otak yang berhubungan
dengan disfungsi neurologis seperti penurunan kesadaran, kejang,
perubahan kepribadian, kelumpuhan saraf kranial, gangguan bicara,
dan defisit motorik dan sensorik.
Ensefalitis dapat disebabkan oleh etiologi infeksi seperti virus dan bakteri,
serta etiologi noninfeksi seperti proses autoimun. Beberapa organisme
yang dapat menyebabkan ensefalitis adalah virus herpes simpleks, virus
varicella zoster, dan Mycoplasma sp. Patofisiologi ensefalitis berbeda
tergantung etiologinya. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah
virus herpes simpleks (HSV)
Etiologi ensefalitis selengkapnya adalah:

Virus: HSV tipe 1 dan 2, virus varicella zoster (VZV), virus Epstein-Barr


(EBV), cytomegalovirus (CMV), arbovirus, rabies, influenza, adenovirus,
mumps, virus campak, virus dengue, virus japanese encephalitis

 Bakteri: Rickettsia spp, Ehrlichia spp, Borrelia burgdorferi,


Mycoplasma spp, Bartonella spp, Mycobacterium spp, Treponema
pallidum

 Fungi: Aspergillus fumigatus, Blastomyces dermatitidis, Candida spp,
Cryptococcus neoformans, Coccidioides immitis, Histoplasma capsulatum

 Parasit: Acanthamoeba, Naegleria fowleri, Entamoeba histolytica,
Plasmodium falciparum, Toxoplasma gondii

 Protozoa: Baylisascaris procyonis, Balamuthia mandrillaris, malaria

 Autoantibodi: N-methyl D-aspartate receptor antibody, leucin-rich
glioma inactivated 1 antibody, anti-Hu, anti-MA, dan anti glutamic acid
decarboxylase[1,4,9]

Anda mungkin juga menyukai