Anda di halaman 1dari 14

Nama : Via Damayanti

Nim : 171810019

Kelas : PS2A

STRUKTUR DAN KERJA OTOT

A. PENGERTIAN OTOT

Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai

alat gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam

tubuh. Otot merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi adalah istilah

untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk 43% berat badan dan lebih dari

1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya aktivitas metabolik saat

tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh seperti kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah,

pernafasan, gerakan peristaltic usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.

Kuat tidaknya kontraksi otot tergantung pada MCV (Maximum Contaction Voluntary),

masa otot, otot yang dipanjangkan sebelum berkontaksi, otot yang diberi beban sebelum

berkontraksi, tingkat kelelahan, tingkat keteralihan dan suhu otot. Persentase efisiensi kerja dari

otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi didefinisikan sebagai rasio metabolism,

berdasarkan penggunaan oksigen.

Penamaan otot biasanya berkaitan dengan lokasi otot, jumlah origo, bentuk otot,  besar

dan panjang otot atau berdasarkan fungsinya. Pada vertebrata, sistem ototnya serupa dengan

yang dimiliki oleh manusia, sedangkan pada sistem otot ivertebrata belum dimiliki atau belum

diketahui secara jelas sistem ototnya.

B. FUNGSI OTOT

Otot dalam sistem organ manusia sangat mendukung proses pergerakannya. Selain dari

paaitu, berikut fungsi lainnya:


 Menghasilkan gerakan rangka, seperti kontraksi dan relaksasi otot yang menempel pada
rangka dapat mengggerakkan rangka
 Mempertahankan postur dan posisi tubuh, misalnya mempertahankan posisi kepala saat
membaca buku, berjalan dengan posisi tegak dan lain sebagianya.
 Mengatur pintu masuk dan keluar saluran dalam sistem tubuh, misalnya menelan, buang
air besar maupun kecil semua hal tersebut dipengaruhi oleh otot rangka yang
menyelaputinya.
 Menyokong jaringan lunak, menggerakkan organ-organ dalam tubuh seperti usus,
jantung dan sistem tubuh lainnya.
 Mempertahankan suhu tubuh, kontraksi rangka memerlukan energidan menghasilkan
panas untuk mempertahankan suhu normal bagi tubuh.
C. STRUKTUR DAN KOMPONEN OTOT

STRUKTUR DAN KOMPONEN OTOT

Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Otot memiliki struktur dan komponen

tersendiri seperti :
 Tendon, jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih yang
menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat-urat ini berupa serabut-serabut simpai yang
putih, berkilap, tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran-lembaran datar atau simpai dari
jaringan fibrus dengan maksud untuk nenuat kelompok-kelompok otot dan adakalanya
menggandengkan sebuah oto dengan bagian yang menggerakkannya.
 Fascia, merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar yang
membungkus dan menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus dipisahkan oleh jaringan
ikat perimysium. Di dalam pascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara
endomysium dan berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan
jaringan otot yang rusak. Dalam bagian-bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia
ini sangat padat dan kuat. Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.
 Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma, yang merupakan unit structural
jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm dengan panjang 1-40 mm yang melapisi suatu
sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot. besar dan jumlah jaringan terutama jaringan
elastic, akan meningkat sejalan dengan penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh
jaringan elastic tipis yang disebut sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi
semicair disebut sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot
berdiameter 0,001 mm yang disebut myofibril.
 Miofibril, merupakan serat-serat yang terdapat dalam otot. Di bawah mikroskop,
miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament)
dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin &
tropomiosin)
 Miofilamen, merupakan benang-benang/filament halus yang merasal dari myofibril.
Terbagi atas dua macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot polos) dan
miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot kardiak dan pada otot lurik.
 Sarkoplasma, merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana myofibril
dan miofilamen berada.

 Rektikulum sarkoplasma

Retikulum adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan tendon-tendon yang

berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan dan kaki. Jejaring kantung

dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot.Tubulus-tubulus yang sejajar dengan miofibril,
yang pada garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan

sistem tubulus transversal (Tubulus T). Tempat penyimpanan ion Ca 2+. Tubulus T mencapai

saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.ubulus T dan retikulum sarkoplasma

berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.


 Mioglobin, merupakan pigmen yang ada pada otot, berguna sebagai pengikat oksigen.
 Motor end plates, merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

D. PEMBENTUKAN OTOT
Semua otot berasal dari mesoderm paraksial . Mesoderm paraksial dibagi sepanjang
panjangnya embrio ke dalam somit , sesuai dengan segmentasi tubuh ( paling jelas terlihat dalam
kolom vertebral.Setiap somite memiliki 3 divisi , sclerotome (yang bentuk tulang belakang ) ,
dermatom ( yang membentuk kulit ) , dan myotome ( yang membentuk otot ) .Myotome ini
dibagi menjadi dua bagian, epimere dan hypomere , yang membentuk otot epaxial dan hypaxial ,
masing-masing. Otot epaxial di manusia hanya spinae erector dan otot intervertebralis kecil , dan
dipersarafi oleh rami dorsal saraf tulang belakang . Semua otot-otot lain , termasuk otot-otot
tungkai , otot adalah hypaxial , terbentuk dari hypomere , dan inervated oleh rami ventral saraf
tulangbelakang .

E. BAGIAN DAN LAPISAN OTOT


1. Otot-otot punggung
a. Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang sakrum dan bagian
perbatasan dari tulang inominate dan melekat ke belakang kolumna vertebra atas, dengan
serat yang selanjutnya timbul dari vertebra dan sampai ke tulang oksipital dari tengkorak.
Otot tersebut mempertahankan posisi tegak tubuh dan memudahkan tubuh untuk mencapai
posisinya kembali ketika dalam keadaan fleksi.
b. Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang punggung. Aksi utama dari otot
tersebut adalah menarik lengan ke bawah terhadap posisi bertahan, gerakan rotasi lengan ke
arah dalam, dan menarik tubuh menjauhi lengan pada saat mendaki. Pada pernapasan yang
kuat menekan bagian posterior dari abdomen.
2 . Otot-otot tungkai
Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot dari bokong. Otot-otot
tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium, sebagian gluteus maksimus timbul
dari sebelah belakang sacrum. Aksi utama otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi
gerak tubuh, memperpanjang persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat menaiki
tangga, dalam mengangkat tubuh dari posisi duduk atau membungkuk, gerakan abduksi dan
rotasi lateral dari paha.
3 .Otot Leher

Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:

a. Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini
menuju ke tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah
dan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dan takut, juga untuk
menarik kulit leher ke atas.
b. Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateral
proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior. Fungsinya
memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi dan rotasi leher,
sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi kedua sisi menyebabkan
fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke samping. Akan tetapi, jika otot
muskulus platisma dan sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka reaksinya adalah
wajah akan menengadah.
c. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis
kapitis. Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.
Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang kepala ke prosesus
spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

4.Otot Bahu

Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan scapula.

 Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di
bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini
adalah mengangkat lengan sampai mendatar.
 Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian depan scapula,
menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah menengahkan dan memutar
humerus (tulang lengan atas) ke dalam.
 Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas
menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat lengan.
 Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah
scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
 Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah scapula
dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
 Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar
scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.

F. JENIS OTOT

1. Otot Polos

Otot polos terdapat di dinding usus, dinding lambung, kandung kemih, peranakan,

dinding pembuluh darah dan organ dalam lainnya. Juga berguna untuk mengontro diameter

pembuluh darah dan gerakan pupil mata. Otot ini memiliki sel berbutir beras dan fungsinya

diatur oleh sistem saraf tak sadar. Itu berarti bahwa walaupun otot usus seseorang bergerak, yang

bersangkutan tidak merasakannya. Walaupun demikian, bila pergerakannya berlebihan maka

orang tersebut akan merasakan mulas atau colic.

OTOT POLOS

Berikut ciri-ciri otot polos :


 Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya
menggelembung.
 Mempunyai satu inti sel.
 Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
 Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu otot polos
disebut sebagai otot tak sadar.
 Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dan lain lain.
2. Otot Lurik

Otot satu ini mudah lelah yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada sel-selnya.

Pergerakan otot lurik berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak dan bersifat sadar (bukan

reflex).otot ini terdapat pada hampir keseluruhan tubuh bagian luar.

OTOT LURIK

Berikut ciri otot lurik :


 Bentuknya silindris, memanjang dan tidak bercabang.
 Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang
secara berselang-seling (lurik).
 Mempunyai banyak inti sel di tepi
 Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu otot lurik
disebut sebagai otot sadar.
 Penyebaran otot lurik ada pada kerangka tubuh, diafragma dan organ lain seperti lidah,
bibir dan palpebra

Otot lurik dikenal sebagai 2 tipe otot berikut :

a. Otot merah (Tipe I)

Otot merah memiliki myofibril relatif sedikit, tetapi sarkoplasma dan mitokondria relatif banyak

serta mioglobin dengan jumlah yang banyak bila dibandingkan dengan otot pucat. Miofibril

membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s field), mengelompok dengan batas yang jelas.

b. Otot pucat (Tipe II)

Otot pucat memiliki myofibril banyak dan sarkoplasma dan mitokondria relatif sedikit. Miofibril

tidak membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s field) seperti pada otot merah. Otot jenis ini

memiliki kandungan mioglobin lebih sedikit dari pada otot merah. Posisi inti lebih superficial

langsung di bawah sarkolema. Otot pucat bekerja cepat dan kuat, tetapi cepat lelah.

3. Otot Jantung

Otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot

yang sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi

sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik atau
parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak dapat

mengontrolnya secara sadar.

OTOT JANTUNG

Berikut ciri otot jantung :


 Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Strukturnya sama seperti otot lurik, gelap
terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
 Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai
dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot lurik dan dari proses
kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot spesial.
 Dibawah mikroskop tampak seperti otot  lurik tetapi bercabang dan intinya ditengah.
 Sumber energinya dari metabolism aerobic dan membutuhkan energi lebih besar dari otot
lainnya.

G. Sifat Kerja Otot


Untuk menggerakkan tulang diperlukan keterlibatan dua otot lurik (otot rangka) atau
lebih. Sifat kerja otot ada yang berlawanan ( antagonis) dan ada yang bersamaan (sinergis). Otot
tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok untuk melaksanakan gerakan dari berbagai
bagian rangka tubuh. Menurut cara kerjanya, otot dibedakan menjadi :

a. Otot Antagonis
Otot antagonis, adalah dua otot yang bekerja saling berlawanan, yaitu apabila satu otot
berkontraksi maka otot yang lain relaksasi. Macam-macam gerak antagonis adalah:

1. Fleksi dan Ekstensi

Fleksi merupakan gerak otot fleksor sehingga bagian tubuh menekuk, misalnya
menekuknya lutut dan siku. Sedangkan, ekstensi merupakan gerakan otot ekstensor untuk
meluruskan kembali bagian tubuh yang telah ditekuk, misalnya meluruskan kaki atau siku.
Ekstenso (meluruskan), felkso (membengkakkan).

2. Abduksi dan Aduksi

Abduksi adalah gerakan anggota tubuh menjauhi sumbu tubuh, misalnya merentangkan
tangan hingga sejajar dengan bahu. Sedangkan, aduksi ialah gerakan anggota tubuh
mendekati sumbu tubuh, misalnya menegapkan tangan kembali setelah direntangkan.
Abduktor (menjauhi tubuh), aduktor (mendekati tubuh)
3. Pronasi dan Supinasi
Pronasi adalah gerakan memutar telapak tangan dan jari untuk menelungkup. Sedangkan,
supinasi adalah memutar telapak tangan dan jari untuk menengadah. Supinator
(menengadah), pronator (menelungkup)
4. Depresi dan Elevasi

Elevasi merupakan gerak mengangkat, sedangkan depresi merupakan gerak menurunkan.


Contohnya gerak membuka dan menutup mulut. Depresor (arah ke bawah), elevator (arah ke
atas)

5. Inversi dan eversi

Inversi merupakan gerak memiringkan (membuka) telapak kaki ke arah dalam tubuh,
sedangkan eversi merupakan gerak memiringkan (membuka) telapak kaki ke arah luar.

b. Otot Sinergis(Sinergis atau flexi)


Otot sinergis, adalah dua otot yang bekerja bersamaan, yaitu sama-sama berkontraksi atau
sama-sama relaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terdapat pada lengan bawah. Otot pronator
ada dua, yaitu otot pronator teres dan otot pronator kuadratus. Kedua otot tersebut bekerja sama
menggerakkan telapak tangan menelungkup dan menengadah.Cara kerjanya menimbulkan
gerakan searah atau  bersama-sama. Juga bekerja untuk menstabilkan bagian-bagian anggota lain
sewaktu bagian lain bergerak.

Otot yang tidak lepas dari peran saraf, dibagi kedalam dua kelompok yaitu :

1. Volunter

Ototnya disarafi oleh saraf somatic dan berada dalam kontrol otak. Contohnya otot lurik.

2. Involunter

Otot ini disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada dibawah kontrol otak. Contohnya otot

polos dan otot jantung.

Perbedaan Otot Polos, Otot Lurik, dan Otot Jantung


Ditinjau dari struktur, fungsi, letak, dan beberapa karakteristik lainnya, kita bisa
menemukan beberapa perbedaan otot polos, otot lurik, dan otot janrung. Perbedaan-perbedaan
tersebut telah kami rangkum dalam bentuk tabel, sebagaimana disajikan di bawah ini.
KARAKTERISTIK OTOT POLOS OTOT LURIK OTOT JANTUNG
Gelendong Silindris, tidak
Silindris, bercabang
Bentuk Sel melancip di kedua bercabang di kedua
di kedua ujungnya
ujungnya ujungnya
Satu di bagian Banyak di bagian Satu di bagian
Nukleus
tengah sel tepi sel tengah sel
Miofibril Tidak terlihat Terlihat tidak jelas Terlihat jelas
Kendali Syaraf otonom Syaraf pusat Syaraf otonom
Jenis kerja Involunter Volunter Involunter
Kecepatan Lambat Cepat Sedang
Tidak terasa lelah Terasa lelah saat Tidak terasa lelah
Lama kerja
saat bekerja lama bekerja lama saat bekerja lama
Dinding organ Tendon atau melekat
Letak Jantung
dalam pada rangka

H. MEKANISME KERJA SISTEM OTOT


Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras

dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Hal ini melibatkan kerja saraf. Karena

memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi

satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Kontraksi dapat

berlangsung bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh lain.

ontraksi dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot.

Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi

dari 2 protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Agar tulang dapat kembali

ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi

semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja

otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian

kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.

Karena itulah otot dikatakan sebagai bagian dari alat gerak aktif yang tidak bisa bekerja sendiri-

sendiri. Hal ini disebabkan jika bagian otot satu bergerak, maka bagian lain juga akan ikut

terlibat.
 Otot-otot membentuk penempelan ke struktur lain dengan 3 cara yaitu :
 Tendon menempelkan otot ke tulang
 Otot menempel secara langsung (tanpa tendon) ke tulang atau jaringan lunak
 Sebuah fasia yang rata berbentuk seperti lembaran yang disebut aponeurosis dapat
menghubungkan otot ke otot atau otot ke tulang

Sistem otot memiliki karakteristik tersendiri yaitu:


 Kontrakstibilitas, kemampuan otot untuk memendek atau berkontraksi.
 Eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
 Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang
otot saat rileks.
 Elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
menegang dalam artian lain relaksasi.

Kontraksi otot memerlukan suplai ATP yang banyak. Ketika ATP dikonsumsi oleh otot yang

berkontraksi, energinya diganti kembali dengan 3 cara :


 Metabolisme aerobic, dengan keberadaan oksigen, bahan bakar seperti glikogen,
glukosa dan lemak dapat dihancurkan untuk membentuk energi.
 Metabolisme anaerobic, tubuh dapat juga memetabolisme bahan bakar tanpa adanya
oksigen. Meskipun demikian, bila oksigen tidak ada, penghancuran bahan bakar secara penuh
tidak mungkin terjadi. Dan asam laktat akan terbentuk. Akumulasi  dari asam laktat mungkin
bertanggung jawab terhadap nyeri pada otot yang berhubungan dengan kerja keras.
 Metabolisme dari keratin fosfat, keratin fosfat mengandung energi yang dapat
digunakan tubuh untuk mengganti ATP secara cepat selama kontraksi otot. Sebagai bentuk
penyimpanan energi, keratin fosfat memastikan bahwa otot rangka dapat bekerja untuk waktu
yang lama.

Otot dapat mengalami regenerasi sesuai dengan jenisnya seperti otot  polos yang

meregenerasi dengan cara mitosis, otot lurik yang beregenerasi dari mioblas dan otot jantung
yang khususnya sangat sulit beregenerasi, jika ada kesurasakan dalam jarigan otot jantung

biasanya diganti oleh jaringan pengikat.

I. Mekanisme Gerak Otot  


Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,
Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding
filaments.    Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam
sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima
oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan
energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek
yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H
bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya
menjadi ADP.
Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang
berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian
simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah,
pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi
miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP
bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
J. Sumber Energi Gerak Otot
Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat (ATP).
Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa
detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa
kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk
ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak.
Terjadinya kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin
yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai enzim ATP-ase.

Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk
persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi yang tinggi.
Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat
memberikan energinya kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP.
Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak membutuhkan
oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses anaerob. Apabila otot
melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot akan
mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP
dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP,
dan asam laktat.

Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen menjadi
glukosa (proses glikolisis). Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma) yang
membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi cepat namun hasil ATP-
nya sedikit. Proses ini dapat terjadi dalam kondisi aerob (ada oksigen) atau dalam kondisi
anaerob (tanpa ada oksigen).

Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki
mitokondria untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak
tersedia cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk
ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat.

Biasanya persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera
dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah
glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut
merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang
menghasilkan ATP. Glikogen adalah senyawa yang tidak larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan
dahulu menjadi laktasidogen. Laktasidogen ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa
yang dihasilkan dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan selanjutnya
digunakan untuk membentuk ATP dan fosfokreatin. Proses ini terjadi pada saat otot berelaksasi,
dan membutuhkan oksigen bebas (respirasi aerob). Oleh karena itu, proses relaksasi disebut fase
aerob.

Penimbunan asam laktat yang terlalu banyak di dalam otot, dapat menyebabkan
kelelahan. Asam laktat yang berlebihan tersebut akan dioksidasi oleh oksigen, apabila terlalu
banyak dibutuhkan oksigen untuk mengoksidasi asam laktat dapat menyebabkan gangguan pada
pernafasan (nafas tersengal-sengal

Gambar 5 Berbagai sumber energi untuk gerakan otot


K. Kontraksi dan relaksasi Otot

Gambar 6: kontraksi dan relaksasi otot

 Tahap-tahap kontraksi dan relaksasi otot

1. Sinyal listrik masuk ke dalam sel saraf yang menyebabkan sel saraf mengeluarkan sinyal
kimia (neurotransmiter) di celah (sinapsis) antara sel saraf dan sel otot.
2. Sinyal kimia memasuki sel otot dan berikatan langsung dengan protein reseptor yang ada di
membrane plasma sel otot (sarkolema) dan menimbulkan potensial aksi di sel otot.
3. Potensial aksi yang terjadi ini menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk ke sel melalui
T-tubule.
4. Potensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium (sarcoplasmic
reticulum).
5. Ion Ca2+ bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan miosin
berada.
6. Ion kalsium berikatan pada molekul troponin-tropomiosin yang terletak di daerah lekukan
filamen aktin. Biasanya molekul tropomiosin melilit aktin di mana miosin dapat membentuk
crossbrigdes.
7. Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan menggeser tropomiosin
keluar dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.
8. Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian otot
berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek.
9. Setelah potensial aksi lewat gerbang Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di retikulum
sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.
10. Saat itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.
11. Troponin kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan aktin-miosin di
filamen aktin.
12. Karena tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak ada
crossbridges yang terbentuk dan otot kembali rileks.

Semua aktivitas di atas memerlukan energi. Otot menggunakan energi dalam bentuk
ATP. Energi dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal kepala crossbridges miosin
dan melepaskan filamen aktin. Dan untuk menghasilkan ATP, otot melakukan hal berikut:

1. Memecah fosfokreatin (bentuk penyimpanan fosfat berenergi tinggi) dan menambahkan


fosfat pada ADP untuk membentuk ATP.
2. Melakukan respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP.
3. Melakukan respirasi aerob, memecah glukosa, lemak, dan protein dalam suasana O2
menghasilkan ATP.

Gambar 7 : Perbedaan posisi aktin


dan miosin saat relaksasi dan
kontraksi

L. GANGGUAN PADA OTOT


 Distrofi  otot, merupakan penyakit menurun yang disebabkan oleh mutasi gen yang
bertanggung jawab untuk sintesis protein otot, sehingga otot menjadi lemah. Umumnya
gangguan ini terjadi pada laki-laki umur antara 3-7 tahun.

 Atrofi Otot, terjadinya pengurangan ukuran otot, ketegangan dan kekuatan otot yang
disebabkan oleh mengecilnya serabut-serabut otot. Segala jenis kerusakan pada neuron
motorik akan menyebabkan terjadinya atrofi otot secara bertahap. Misalnya virus polio yang
menyerang saraf otak dan sumsum tulang belakang menyebabkan paralisis dan atrofi otot.

 Hiperplasia, membesarnya otot yang disebabkan karena jumlah serabut otot bertambah,
tetapi tidak disebabkan karena membesarnya serabut otot.

 Hipertrofi,membesarnya otot yang disebabkan oleh aktivitas berat otot yang dilakukan
secara terus menerus. Otot yang mengalami hipertrofi membuat diameter serabut ototnya
meningkat dan jumlah zat yang terdapat dalam otot juga bertambah.

 Tetanus, dimana terjadi kontraksi otot seluruh tubuh yang kuat dalam waktu tertentu,
disebabkan oleh stimulus racun yang dikeluarkan oleh Clostridium tetani.
 Kerusakan tendon yaitu sobek atau pecah. Tendon dapat teriris putus karena
kecelakaan atau perkelahian.

Anda mungkin juga menyukai