Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 10

1. Fani Hanisa (1801101010102)


2. Elvi Susanti
3. T.Rifqi Ponda (1801101010053)
4. Damba Yovani
5. M.Ihsan Arrafiqy

Mata Kuliah : Ekonomi Keuangan Internasional

Tugas Review 10 Artikel Ilmiah atau Jurnal mengenai Twin Deficit (Defisit Kembar)

Judul Analisis hipotesis defisit kembar di Indonesia dan


dampaknya terhadap krisis keuangan
Pengarang Rossanto Dwi Handoyo, Angga Erlando dan Nita Tri
Astutik
Penerbit Heliyon, Januari 2020
Masalah Penelitian Apakah dampak defisit kembar terhadap krisis keuangan
di Indonesia?
Model untuk menyelesaikan masalah Metode ARDL (Autoregressive Distributed Lag), Metode
Early Warning System (EWS) yang dilakukan melalui
Quadratic Probability Score (QPS) dan Global Squared
Bias (GSB).
Hasil Penelitian Hubungan positif jangka panjang antara neraca transaksi
berjalan dan defisit anggaran (defisit kembar), sedangkan
defisit anggaran jangka pendek, studi mengungkapkan
asosiasi negatif yang disebut divergensi kembar, yang
terjadi pada kasus di mana suatu negara memiliki tingkat
tabungan yang tinggi. Selanjutnya, ditetapkan bahwa
defisit transaksi berjalan menuju prediksi utang krisis di
Indonesia memiliki kinerja yang rendah, dan indikator
makroekonomi utama meliputi utang jangka pendek dari
cadangan devisa, jenis utang sementara-total eksternal,
M2-cadangan devisa, inflasi, IMF dan kredit domestik-
PDB. Defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi oleh
kapasitas produksi dalam negeri yang belum mampu
memenuhi kebutuhan bahan baku sehingga mendorong
impor. Sebaliknya, kondisi tersebut terjadi bersamaan
dengan defisit anggaran yang dialami selama tahun 2013-
2017, dengan nilai -2,33% hingga -2,41% dari PDB. Ada
beberapa teori yang menjelaskan hubungan antara
transaksi berjalan dengan defisit anggaran, antara lain (1)
konsep Mundell-Fleming yang menjelaskan
kecenderungan peningkatan defisit anggaran menurunkan
tingkat suku bunga, yang mendorong tabungan domestic,
ini memulai arus masuk modal, apresiasi nilai tukar, dan
pembentukan defisit akun saat ini, akibatnya menghambat
pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini semakin
menarik investor, sehingga terjadi aliran modal masuk
sehingga terjadi apresiasi. (2) Teori penyerapan Keynes,
yang menjelaskan probabilitas peningkatan defisit
anggaran yang menyebabkan peningkatan permintaan
agregat, yang selanjutnya mendorong impor, dan defisit
transaksi berjalan. Kedua pendekatan tersebut
menjelaskan hubungan yang disebut hipotesis defisit
kembar. Fokus studi pada krisis keuangan, dimotivasi oleh
penelitian dari Neaime (2015), dimana
ketidakseimbangannya diamati berhubungan positif
dengan defisit transaksi berjalan. Krisis keuangan
merupakan masalah multidimensi, sehingga sulit diukur
dengan satu indikator tertentu, sehingga terbagi menjadi
tiga jenis yaitu krisis mata uang, perbankan, dan utang.
Kajian ini juga berfokus pada krisis utang, dan Carbaugh
menyatakan bahwa suatu negara yang mengalami defisit
neraca berjalan, cenderung melakukan utang, dengan
jumlah dalam batasan tertentu kepada orang lain,
berpotensi mengganggu keseimbangan, dan dapat
menyebabkan krisis hutang.

Rujukan:
https://www.researchgate.net/publication/338827930_Analysis_of_twin_deficits_hypothesis_in_Indonesi
a_and_its_impact_on_financial_crisis

Judul Fenomena Defisit Kembar dalam Dua Era Pemerintahan


di Indonesia
Pengarang Muhammad Ghafur Wibowo
Penerbit Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, Mei 2020
Masalah Penelitian Bagaimanakah perkembangan defisit kembar selama dua
era pemerintahan di Indonesia?
Model untuk menyelesaikam maslah Model Vector Auto-Regressive (VAR). VAR merupakan
model teori ekonomi apriori namun sangat berguna dalam
menentukan tingkat eksogenitas suatu variabel ekonomi
dalam suatu sistem ekonomi dimana terjadi saling
ketergantungan antar variabel dalam perekonomian.
Hasil penelitian Defisit anggaran sama pada dua era pemerintahan, namun
defisit neraca perdagangan di era Presiden Jokowi jauh
lebih tinggi dari sebelumnya. Fokus penelitian ini adalah
menganalisis perkembangan defisit anggaran dan defisit
transaksi berjalan di Indonesia. Studi ini membandingkan
dua variabel dalam dua periode pemerintahan yang
berbeda, yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Perbandingan
ini dinilai menggembirakan dan vital, mengingat Presiden
Jokowi fokus membangun infrastruktur yang sangat
masif, berbeda dengan periode sebelumnya. Studi ini juga
menganalisis dampak defisit ganda terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) dan tingkat suku bunga (r).
Variabel yang digunakan antara lain: (1) anggaran
pemerintah (neraca anggaran, BB) yang merupakan rasio
selisih realisasi penerimaan negara dikurangi belanja
negara terhadap PDB (menjadi proksi dari defisit
anggaran); (2) current account balance (CA), yaitu selisih
antara neraca perdagangan dan neraca jasa yang
ditampilkan melalui rasio terhadap PDB; (3) Produk
Domestik Bruto (PDB) ditampilkan dalam jutaan rupiah.
Analisis perkembangan defisit anggaran dan defisit
transaksi berjalan di Indonesia dilakukan secara deskriptif
grafis. Perbandingan dua variabel dalam dua periode
pemerintahan yang berbeda yaitu Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) menggunakan independent sample t-test. Angka
defisit neraca perdagangan (current account, CA) per
April 2019 menjadi yang terbesar dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia. Di saat yang sama, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga selalu
mengalami defisit. Jika suatu negara mengalami defisit
transaksi berjalan dan defisit anggaran pada saat yang
bersamaan, maka negara tersebut mengalami fenomena
defisit kembar. Nizar (2013) menemukan pengaruh defisit
anggaran terhadap defisit neraca perdagangan. Selain itu,
fenomena ekonomi global yang sedang menurun,
berdampak pada defisit neraca perdagangan, melalui nilai
tukar dan impor minyak bumi. Hasil serupa diperoleh
Kuncahyo (2016) ketika menganalisis fenomena twin
deficit di Indonesia tahun 1981-2012 yang menemukan
bahwa defisit anggaran berpengaruh terhadap defisit
neraca perdagangan tetapi tidak dengan hubungan
sebaliknya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Defisit Transaksi Berjalan (CAD), sedangkan variabel
bebasnya adalah Defisit Anggaran (BD), Tabungan (SV),
Investasi (INV), dan Keterbukaan Perdagangan (TO).
Hasil penelitian menemukan bahwa secara individual
variabel SV dan INV mempengaruhi CAD, sedangkan BD
dan TO tidak mempengaruhi. Variabel BD tidak
berpengaruh karena negara dapat menutupi defisit dengan
menggunakan surplus tahun sebelumnya.
Rujukan:

https://www.researchgate.net/publication/341937170_Twin_Deficit_Phenomena_in_the_Two_Governme
nt_Eras_in_Indonesia
Judul Pengaruh Variabel Intervensi terhadap Defisit Kembar di
Indonesia: Penerapan Analisis Jalur
Pengarang Erni Ummi Hasanah, J.J. Sarungu, Mulyanto, A.M
Soesilo dan Suparjito.
Penerbit Jurnal Ekonomi Malaysia
Masalah Penelitian Apa pengaruh dari Variabel Intervensi terhadap Defisit
Kembar di Indonesia melalui Penerapan Analisis Jalur?
Model untuk menyelesaikam maslah Penelitian ini menggunakan analisis deret waktu
multivariat untuk memeriksa hubungan antara defisit
anggaran pemerintah dan defisit perdagangan. Pendekatan
multivariasi adalah diterapkan karena model yang
kompleks tidak dapat memadai dijelaskan oleh persamaan
dalam regresi berganda, tetapi harus dijelaskan dengan
lebih dari satu regresi persamaan dan persamaan tersebut
saling terkait. Model yang digunakan Studi ini mengkaji
defisit kembar di Indonesia periode 1969-2015 dengan
menggunakan Analisis Jalur. Analisis jalur bisa menguji
pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel yang
diteliti dan sekaligus mengidentifikasi peran variabel
intervening. Data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi defisit anggaran pemerintah (BD) sebagai
variabel eksogen, suku bunga (IR) dan domestik. nilai
tukar (FER) sebagai variabel intervening endogen, dan
defisit pada neraca pembayaran saat ini (DBOP) sebagai
variabel endogen.
Hasil penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kausal
antara defisit anggaran dan defisit pada saldo pembayaran
dengan memasukkan variabel intervening (bunga kurs dan
kurs) di Indonesia dengan data dari Periode 1965-2015
menggunakan pendekatan analisis jalur. Jalan Analisis
diterapkan untuk mendeteksi apakah di Indonesia terdapat
defisit kembar yang dipengaruhi oleh suku bunga dan nilai
tukar atau kausalitas (bivariat) dan untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel yang
diteliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
endogen yaitu defisit akun saat ini (DBOP) dan variabel
eksogen dari defisit anggaran pemerintah (BD) dan dua
intervensi variabel endogen yaitu suku bunga domestik
(IR) dan nilai tukar domestik (FER). Studi ini
menindaklanjuti rekomendasi Abell (1990), Kim dan Kim
(2006), dan Baharumshah et.al (2006) untuk
mempertimbangkan dan menambah suku bunga dan nilai
tukar variabel dalam memperkirakan defisit kembar
sebagai dua variabel ini akan membantu memetakan
mekanisme transmisi di masalah defisit kembar. Studi
menemukan bahwa twin defisits di Indonesia tidak bisa
dibuktikan atau, dengan kata lain, anggaran pemerintah
yang tinggi defisit tidak menyebabkan peningkatan
transaksi berjalan defisit. Selain itu, teori Mundell-
Fleming tidak sepenuhnya berlaku karena peran suku
bunga dan pertukaran tarif sebagai variabel intervening
dalam defisit kembar terbukti menjadi lemah. Penelitian
itu merekomendasikan orang Indonesia pemerintah
mengelola anggarannya dengan hati-hati, dengan cara
mengontrol pengeluaran dan menjaga defisit anggaran di
bawah batas 3% dari PDB sebagaimana diatur dalam UU
No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Selain itu,
pemerintah perlu mewaspadai perkembangan global
ekonomi, khususnya risiko yang terkait dengan moneter
dan kebijakan fiskal di Amerika Serikat (AS) dan
geopolitik tekanan di beberapa area yang dapat
mempengaruhi keseluruhan kinerja neraca pembayaran.
Gubernur baru Bank Indonesia menyatakan bahwa dalam
satu bulan ini mata uang rupiah telah terdepresiasi (“Nilai
Tukar Rupiah Gerakan ”, 2018). Kondisi tersebut dipicu
oleh tiga orang faktor: (1) Federal Reserve telah
menaikkan suku bunga menilai dan dengan demikian
meningkatkan aliran modal ke AS dan memperkuat nilai
tukar US $; (2) ekspansif fiskal kebijakan pemerintah AS
dengan memotong korporasi tarif pajak; dan (3)
melanjutkan perang dagang antara AS dan Cina dan
dengan demikian meningkatkan tekanan geopolitik di
berbagai daerah termasuk Indonesia.
Rujukan :

https://www.ukm.my/fep/jem/pdf/2019-53(2)/jeko_53(2)-13.pdf

Judul Studi Empiris tentang Defisit Kembar di Indonesia:


Hubungan Kausalitas dan Sistem Peringatan Dini
penyebab Defisit Kembar
Pengarang Prawudya Dery Kuncahyo
Penerbit Journal of Developing Economies, Juni 2016
Masalah Penelitian Bagaimanakah Hubungan Kausalitas dan Sistem
Peringatan Dini yang merupakan penyebab dari Defisit
Kembar?
Model untuk menyelesaikam masalah Pada tahap awal, analisis menggunakan pendekatan
fenomenologi kuantitatif dalam bentuk rumus
matematika,perhitungan melalui model non-parametrik
dengan ekstraksi sinyal EWS, menggunakan 1 standar
derivasi. Penelitian ini menggunakan metode Causative
Granger sebagai berikut:
Deskripsi:
BD = Defisit anggaran
CAD = Defisit Rekening Koran
εt = Istilah Kesalahan
Hasil penelitian Berdasarkan hasil uji kausalitas granger terdapat
hubungan defisit kembar pada Indonesia dengan arah
hubungan defisit anggaran yang mempengaruhi transaksi
berjalan defisit. Demikian pula dengan Twin Deficits
Hyphothesis (TDH) yang menyatakan kemauan defisit
anggaran mempengaruhi defisit akun saat ini dengan
mengakses efek suku bunga dan nilai tukar. Berlaku dari
Hipotesis defisit kembar menunjukkan implikasi
kebijakan upaya penurunan transaksi berjalan defisit yang
memerlukan penyesuaian kebijakan fiskal pemerintah dan
antisipasi dinamika perekonomian di masa depan. Oleh
karena itu, penurunan defisit anggaran menjadi suatu
kebutuhan menghapus upaya defisit akun saat ini.
Perhitungan hasil sinyal dari indikator variabel yang
dipilih dari trend variabel dapat memberikan sinyal positif
dari prediksi defisit kembar. Hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa indikator yang dimiliki Nilai NSR kurang dan /
atau sama dengan satu dan menunjukkan kemungkinan
terjadinya defisit kembar naik menjadi 50%. Variabel
tersebut adalah pertumbuhan ekspor, pertumbuhan impor,
nilai tukar perdagangan, inflasi, industri indeks produksi,
nilai tukar riil, pertumbuhan cadangan devisa, dan
pertumbuhan harga minyak dunia.
Rujukan :

https://e-journal.unair.ac.id/JDE/article/view/1786

Judul Pengujian Empiris terhadap Hubungan Twin Deficits di


Indonesia dengan Analisis Structural Break (Studi Kasus
Tahun 1981 s.d. 2011)
Pengarang Umi Salamah dan Ghozali Maski
Penerbit Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya
Masalah Penelitian Apa pengaruh structural break pada hubungan twin
deficits di Indonesia?
Model untuk menyelesaikam maslah Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang diperoleh dari instansi atau lembaga,
antara lain International Financial Statistic (IFS), Asian
Development Bank (ADB), Bank Indonesia (BI), dan
Kementerian Keuangan. Data dalam bentuk runtut waktu
(time series) tahunan dari tahun 1981 sampai dengan
2011. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan twin
deficits di Indonesia digunakan variabel utama berupa
budget deficit dan current account deficit, variabel
mediasi berupa interest rate, exchange rate, dan inflasi.
Sedangkan metode ekonometrika yang digunakan adalah
Vector Auto Regressive (VAR)/ Vector Error Correction
Model (VECM).
Hasil penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberadaan
hubungan twin deficits di Indonesia pada periode 1981
sampai dengan 2011 dan pengaruh structural break pada
hubungan tersebut. Hasil uji empiris penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan negatif di antara budget
deficit dan current account deficit dan menolak
keberadaan twin deficits pada periode penelitian.
Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa dinamika
pergerakan dari kedua defisit sangat berkaitan dengan
fluktuasi perekonomian/business cycle yang terjadi dan
diperkuat dengan pengaruh structural break yang
berlawanan pada kedua defisit. Hubungan negatif antara
budget deficit dengan current account deficit dapat terjadi
karena kedua defisit memiliki respon yang berbeda
terhadap fluktuasi output/produktivitas dalam
perekonomian (business cycle). Ketika perekonomian
mengalami booming, peningkatan produktivitas akan
mendorong peningkatan investasi dan output nasional
sehingga penerimaan dan saldo anggaran pemerintah
meningkat (pro-cycle). Sedangkan saldo current account
justru akan menurun karena peningkatan investasi dapat
mengurangi tabungan nasional.
Rujukan :

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/471

Judul Sinkronisasi Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam


Mengantisipasi Fenomena Defisit Kembar (Twin Deficit)
Pengarang Haryanto
Penerbit MAJALAH.indd, Desember 2013
Masalah Penelitian Bagaimanakah alternatif kebijakan sinkronisasi antara
sektor moneter dan fiskal yang dianggap sesuai untuk
mengantisipasi munculnya defisit kembar?
Model untuk menyelesaikam maslah Analisis yang digunakan dalam menjawab permasalahan
yang diajukan dalam policy paper ini adalah dengan
menggunakan metode inferential dekriptive analysis, yaitu
dengan cara menyajikan fakta-fakta berupa data dan
informasi terkait fenomena defisit kembar, kemudian
melakukan analisis deskriptif berdasarkan landasan
teoretis, data dan informasi yang ada untuk kemudian
diambil berbagai kesimpulan dalam rangka policy
reccomendation. Hasil analisis deskriptif dan rumusan
rekomendasi kebijakan dikonsultasikan bersama pakar
(pembimbing) dan didiskusikan dalam forum pertemuan
policy paper.
Hasil penelitian Dalam rangka mengantisipasi dampak negatif deficit
kembar yang berkepanjangan terhadap stabilitas ekonomi,
maka diperlukan langkah-langkah sinkronisai kebijakan
moneter dan fiskal, melalui: (1) pemberlakuan kebijakan
moneter ketat yaitu kebijakan moneter untuk mengurangi
penurunan atau depresiasi nilai mata uang lokal yang
berlebihan; (2) pengurangan pengeluaran untuk kegiatan-
kegiatan tidak produktif dan mengalihkannya pada
pengeluaran untuk kegiatan yang diharapkan dapat
mengurangi biaya sosial akibat krisis ekonomi, dan (3)
pemberlakuan kebijakan yang dapat memperbaiki
kemampuan pengelolaan sektor publik dan swasta,
termasuk upaya mengurangi intervensi pemerintah,
monopoli dan kegiatan-kegiatan yang kurang produktif,
(4) menaikkan harga BBM, mengupayakan penghematan
konsumsi BBM, mengurangi subsidi BBM, menghindari
penyelundupan BBM, dan menekan impor BBM, (5)
meningkatkan pendapatan pajak melalui penurunan
tingkat kebocoran penarikan pajak serta memperluas tax
base (jumlah pembayar pajak), (6) Mengupayakan
peningkatan kemampuan industri dalam negeri untuk
mensuplai kebutuhan kelas menengah yang sedang
tumbuh pesat, dan (7) Pemerintah membantu swasta untuk
negosiasi ulang pinjaman jangka pendek swasta menjadi
pinjaman jangka menengah /panjang, sehingga dapat
mengurangi kebutuhan valas.
Rujukan :
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/131082-[_Konten_]-Sinkronisasi%20kebijakan
%20fiskal%20dan%20moneter.pdf

Judul The twin deficits hypothesis and reverse causality


Pengarang César R. Sobrino
Penerbit Sekolah Bisnis & Kewirausahaan, Universidad del
Turabo, Gurabo, Puerto Rico
Masalah Penelitian Studi ini mengkaji penyebab antara transaksi berjalan dan
surplus fiskal dan pengeluaran fiskal untuk ekonomi
berbasis komoditas
Model untuk menyelesaikam maslah Dengan menggunakan data triwulanan untuk
perekonomian terbuka.
Hasil penelitian Studi ini meneliti penyebab antara transaksi berjalan dan
surplus fiskal dan
pengeluaran fiskal untuk Peru. Akibat pembuktian
tersebut, TDH ditolak. Sebagai
gantinya, bukti menerima kausalitas terbalik. Hasilnya
tidak sensitif untuk rezim tertentu.
Demikian juga, dekomposisi varians dan hasil fungsi
respon impuls mendukung
kausalitas terbalik.
Tidak seperti bukti empiris sebelumnya tentang hal ini,
selama satu tahun, kausalitas
terbalik menunjukkan penyebab negatif karena belanja
fiskal lebih responsif terhadap
guncangan transaksi berjalan daripada pendapatan fiskal.
Hasil ini menyiratkan bahwa
konsumsi fiskal tidak lancar ketika inovasi neraca berjalan
positif terjadi. Selain itu, dalam
jangka pendek, kebijakan fiskal tidak mengubah transaksi
berjalan, tetapi perbaikan
transaksi berjalan meningkatkan kemungkinan tercapainya
defisit fiskal batas bawah.
Kausalitas sebaliknya konsisten dengan perekonomian
kecil berbasis komoditas terbuka
yang sangat terpapar dan sensitif terhadap guncangan
harga eksternal. Dalam hal ini,
diversifikasi sumber pendapatan nasional harus mengubah
kausalitas ini.
Terakhir, kami fokus pada penyebab langsung antara
keseimbangan fiskal dan
keseimbangan eksternal. Oleh karena itu, penelitian lebih
lanjut diperlukan karena kami
tidak mempertimbangkan pengaruh tidak langsung pada
transaksi berjalan melalui nilai
tukar dalam analisis, seperti yang disiratkan oleh
pendekatan IS-LM. Kebijakan ekspansif
fiskal harus meningkatkan harga mata uang domestik
terhadap mata uang asing, yang
memperburuk neraca perdagangan, sehingga menurunkan
pendapatan fiskal. Dengan kata lain, dimasukkannya nilai
tukar dalam analisis akan menyiratkan kausalitas dua arah.
Rujukan : Baharumshah, AZ, Lau, E., Khalid, AM, 2006. Menguji hipotesis defisit kembar menggunakan
VAR dan dekomposisi varians. Jurnal Ekonomi Asia Pasifik 11 (3), 331-354.

Judul The twin Deficits hypothesis in developing countries


Pengarang Daniel Sakyi
Eric Evans Osei Opoku
Penerbit International
Growth Center (IGC), London School of Economics and
Political Science.
Masalah Penelitian Apakah hubungan jangka panjang antara defisit fiskal dan
transaksi berjalan mengikuti prinsip hipotesis defisit
kembar
Model untuk menyelesaikam maslah Dengan menggunakan
teknik estimasi yang relatif baru, yaitu teknik kointegrasi
dengan penyisihan kerusakan struktural
Hasil penelitian Seperti yang ditunjukkan oleh temuan makalah ini,
peningkatan defisit fiskal memperbaiki defisit transaksi
berjalan. Apakah itu
berarti pemerintah harus terus meningkatkan defisit fiskal
untuk menghilangkan defisit neraca berjalan? Mengingat
potensi
penyakit yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan ini
menciptakan ekonomi dalam jangka panjang (terutama
dalam hal pembiayaan defisit) opsi ini mungkin tidak
ideal jika dilihat
sebagai kebijakan jangka panjang. Namun, mengingat
implikasi defisit fiskal dan transaksi berjalan terhadap
kemakmuran
ekonomi negara-negara berkembang, maka akan bijaksana
bagi pembuat kebijakan untuk fokus menangani dampak
defisit
transaksi berjalan pada bersih
pekerjaan (yaitu perbedaan antara pekerjaan yang hilang
dari defisit perdagangan dan pekerjaan yang diciptakan
dari arus masuk modal
asing). Ini penting karena bersih efek ketenagakerjaan
mungkin tidak mendukung ekonomi Ghana yang
bergantung pada impor. Hal ini
terjadi karena pekerjaan yang tercipta dari arus masuk
modal asing mungkin belum tentu sesuai dengan
hilangnya pekerjaan dari
perusahaan pesaing ekspor karena pekerja tergeser oleh
peningkatan impor dan penutupan perusahaan domestik
ini. Dengan
mempertimbangkan efek-efek ini, mengurangi defisit
fiskal mungkin tidak serta merta menyelesaikan masalah
defisit akun saat ini karena
kekayaan dialihkan kepada orang asing yang berdampak
pada generasi mendatang.
Rujukan : Bagheri, F., Piraee, K. dan Keshtkaran, S. (2012), "Pengujian untuk Twin Deficits dan
Ricardian Equivalence Hypotheses: Evidence from Iran", Jurnal Ilmu Sosial dan Pembangunan,

Judul
Pengarang
Penerbit
Masalah Penelitian
Model untuk menyelesaikam maslah
Hasil penelitian
Rujukan :

Judul
Pengarang
Penerbit
Masalah Penelitian
Model untuk menyelesaikam maslah
Hasil penelitian
Rujukan :

Persamaan dan Perbedaan 10 Jurnal

Anda mungkin juga menyukai