Anda di halaman 1dari 6

“PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN”

Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Industri

Dosen penganmpu : Diah Hari Kusumawati, S.Si., M.Si.

Oleh :
Muhammad Yuanda Risnadiputra ( 18030224025 )

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
A. Teori Ilmu manajemen
Ilmu manajemen berkembang karena memuat sekumpulan kaidah dn prinsip yang
disusun secara logis dan sistematis. Kaidah dan prinsip ini berfngsi untuk menjelaskan
hubungan antara fenomena-fenomena yang ada. Sebagai contoh, ketika mengamati
kawasan yang subur, terdapat fenomena yang saling berkaitan yaitu gunung berapi dan
tanah yang subur. tentunya kesimpulan yang dapat diambil adalah gunung berapi
menyebabkan tanah menjadi subur.kemudian orang lain mengamati bahwa tanah yang
subur meskipun tidak berada dekat di kawasan gunung berapi. Dengan bukti baru
tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan baru yaitu bukan gunng berapi itu yang
menyebabkan tanah menjadi subur melainkan zat-zat yang dikeluarkan oleh gunung
berapi yang dinamakan humus. Dari fenomena ini kita dapat membuat diagram proses
seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Pengetahuan Ilmu Teori

Gambar 1. Diagram alur keterkaitan fenomena dan teori

Teori manajeman dapat membantu memajukan praktik manajemen. Hal tersebut


meliputi teori manajemen kuno, teori manajemen klasik yang mencakup teori
manajemen ilmiah dan teori organisasi/administrasi klasik, aliran perilaku, aliran
kuantitatif, teori manajemen kontemporer. Perkembangan teori manajemen muncul
sejak adanya revolusi industri, hal tersebut didorong oleh meningkatnya kebutuhan
akan manajemen ilmiah yang sistematik dan efisien.

1. Teori Manajemen Kuno


Awal mula berkembangnya teori manajemen sudah dimulai pada zaman bangsa
kuno seperti mesir, romawi. Hanya saja pengkajian ilmu manajemen yang ada saat ini
lebih bersifat sporadis. Kemungkiannya penyebanya adalah ilmu ekonomi yang
berkembang lebih dulu dan manajemen dipandang sebagai seni yang hanya dapat
dipelajari melalui praktek dilapangan tanpa perlu belajar teori manajemen.
Bukti adanya perkembangan teori manajemen pada mas kuno adalah adanya
peninggalan kejayaan bangsa Mesir, Yunani, China, Persia dan Romawi. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa manajemen sudah berkembang pada masa itu. Piramida Mesir,
Tembok China, Peradaban Yunani dan Romawi membuktikan bahwa di masa itu ilmu
manajemen telah berkembang. Bagaimana mungkin suatu bangsa dapat membuat karya
yang luar biasa jika tanpa adanya proses manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

2. Teori Manajemen Klasik


Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris
pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah
manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat.
Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W
Taylor dan lainnya.
• Robert Owen (1771 -1858)
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap
instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di
pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko
untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan
berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan
membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan
pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal Manajemen
Modem”.
• Charless Babbae (1792 – 1871)
bukunya yang beljudul “On the Economy Of Machinery and
Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam
pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan
seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya
rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam
sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para
pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut
menyumbang dalam peningkatan produktivitas.

a. Teori Manajemen Ilmiah


Manjemen Ilmiah atau scientific management, dipopulerkan oleh Frederick
Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul “Principles of scientific Managementí”
pada tahun 1911. Taylor menjelaskan dalam bukunya bahwa manjemen adalah
”Pemanfaatan cara – cara atau metode ilmiah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan cara terbaik (optimal)”. Adapun prinspip manajemen menurut Taylor yaitu
• Menghilangkan trial and error atau coba – coba dan menerapkan metode –
metode ilmiah berdasarkan ilmu pengetahuan disetiap unsur – unsur kegiatan.
• Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
• Setiap petugas harus menerapkan hasil – hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
• Harus dijalin kerjasama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.

b. Teori Organisasi Klasik

Henry Fayol mengarang buku “General and Industrial management”. Pada


tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan
produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu
organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran
manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan
keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi
karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.

Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen


yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu
keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori
umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan
ke dalam 6 macam kegiatan :

1. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang


produksi.
2. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah
dan menjual hasil produksi.
3. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan
dan menggunakan modal.
4. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan
barang-barang kekayaan perusahaan.
5. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan
neraca, serta berbagai data statistik.
6. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi:
1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan
sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar
dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka.
4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan
kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan
apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.

Disamping itu Fayol juga mengemukakanempat belas prinsip manajemen yang


secara ringkas, sebagai berikut :

1. Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi


pelaksanaan kerja
2. Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi
3. Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-
tujuan organisasi
4. Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang
kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan
5. Kesatuan pengarahan – operasi-operasi dalam organisasi yang mempunyai
tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan
satu rencana
6. Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum –
kepentinga perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi
7. Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik
bagi karyawan maupun pemilik
8. Sentralisasi – adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan
desentralisasi
9. Rantai saklar (garis wewenang) – garis wewenang dan perintah yang jelas
10. Order – bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan
waktu yang tepat
11. Keadilan – harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi
12. Stabilitas staf organisasi – tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak
baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi
13. Inisiatif – bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan
menyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi
Semangat korps – pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan,
kesetiaan, dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat
korps

3. Aliran – Perilaku
Pendektan Hubungan Manusiawi (Human Relation)
Manajemen menjadi perhatian tidak hanya oleh ahli ekonomi bisnis saja,
melainkan juga didukung oleh para ahli dalam bidang ilmu sosial dan psikologi.
Pendekatan manajemen yang melibatkan pendekatan manusia dimulai dari studi
Hawthorne yang dilakukan oleh Elton Mayo (1880 – 1949) dan teman – temannya.
Berdasarkan pendekatan ini, hubungan manusia memainkan peranan yang sangat
penting dalam organisasi. Pekerja akan bekerja lebih keras apabila mereka percaya
bahwa pihak manajemen memperhatikan kesejahteraan mereka (efek Hawthorne).

B. Pendekatan Kuantitatif

Aliran kuantitatif digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal,


manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk,
perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat
persediaan yang optimal dan sebagainya. Langkah-langkah pendekatan aliran
kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model sistematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujuian model dan hasil didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

1. Pendekatan Sistem
Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar.
Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan
saling tergantung. Suatu sistem tersendiri dari elemen-elemen yang berhubungan
dan bergantung satu dengan yang lain, tetapi bila berbagai elemen tersebut
berinteraksi maka akan membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh. Jadi, menurut
definisi, hampir setiap phenomena dapat dianalisa dan disjikan dari sudut pandangan
sistem. Sistem-sistem biologis, phisik, ekonomi dan soaial-budaya adalah beberapa
contoh.
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
berinteraksi yang tak terpisahkan. Sebagai suatu pendekatan sistem manajemen
meliputi sistem umum dari sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis,
filosofis, sosiopsikologis. Analis sistem manajemen spesifik meliputi struktur
organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi, dan mekanisme
perencanaan dan pengawasan.

2. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan
praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek berbeda, maka harus
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan
aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.
Pendekatan ini dipandang sebagai hubungan fungsional “bila maka”. Hubungan
fungsional yaitu keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Bila
ada perubahan satu variabel akan mempengaruhi nilai variabel lainnya. Faktor
lingkungan merupakan variabel bebas, sedang konsep dan teknik manajemen
merupakan variabel bergantung.

Anda mungkin juga menyukai