http://ipb.ac.

id

Bogor Agricultural University (IPB)

Konsep Model Produksi Beras, Kebijakan

dan Kelembagaan Perberasan Nasional
Sugiyanta | Dekan Fakultas Pertanian, IPB University
Searching & Serving the Best
Pendahuluan
Beras merupakan komoditas penting:
1. Beras sebagai bahan pangan pokok
2. Beras sebagai komoditas ekonomi
masyarakat
3. Beras sebagai komoditas politik:
1. Harga beras dikendalikan oleh
negara
2. Mekanisme keseimbangan pasar
dikendalikan pemerintah
3. Kebijakan impor
4. Beras sebagai komoditas budaya
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian
Tatakelola Beras

• Tatakelola beras adalah segala yang

menyangkut semua pengelolaan dan aturan
tentang berberasan mulai dari hulu sampai
dengan hilir dan segala aturan tentang
perberasan
• Sektor hulu dimulai dengan sistem produksi
dan sektor hilir berkenaan dengan distribusi
dan pengelolaan beras yang di dalamnya
menyangkut tataniaga
 Luas Area Padi di Asia Tenggara
Sumber: Fairhurst 2002

Table 2. Area under irrigated, rainfed lowland (RLLR), upland and other rice cropping systems
in SE Asia, 1995 (IRRI Rice Facts, 2002).
Irrigated RLLR Upland Flood prone Total area
Country --------------------------------------------------‘000 ha ---------------------------------------
Cambodia 154 1,124 33 614 1,924
Indonesia 6,154 4,015 1,247 23 11,439
Laos 40 319 201 - 560
Malaysia 445 152 84 - 681
Myanmar 1,124 4,166 252 602 6,144
Philippines 2,334 1,304 120 - 3,759
Thailand 2,075 6,792 36 117 9,020
Vietnam 3,687 1,955 345 778 6,766
Total 16,015 19,827 2,318 2,134 40,293
Produksi Beras dunia
Produktivitas padi (t/ha) di Dunia
Perbandingan Dunia
Sumber: https://www.cotecna.com

IMPOR BERAS DUNIA PRODUKSI BERAS DUNIA

USA Thailand
Vietnam
Filipina
Indonesia
Saudi China
Bangladesh
Malaysia
EU
India
China

EKSPOR BERAS DUNIA KONSUMSI BERAS DUNIA

China Filipina
Vietnam
USA Indonesia
India China
Pakistan
Bangladesh

Thailand
Vietnam India
 Perbandingan Ekspor-Impor Padi
Tahun 2019 (dalam ton)

Peubah Indonesia Malaysia Filipina Thailand China

Impor 124 0 27.644 0 23.125

Ekspor 25 0 16 0 17.527

Sumber: FAO, 2021

 Komparasi Produktivitas dan Analisis
Usaha Tani Padi di Beberapa Negara

Peubah Jepang Filipina Vietnam Indonesia Thailand Cina

Produktivitas (ton/ha) 4,3 2,8 3,98 5,4 2,29 5,37

Harga GKG (Rp/kg) 30000 4680 1820 5720 2080 17360

Harga Beras (US$/kg) 5,21 1,38 1,13 0,9 0,77 1,24

Harga Beras (Rp/kg) 72940 19320 15820 12600 10780 17360

Pendapatan (Rp/ha) 129 13,104 7,2436 30,888 4,7632 93,22

Biaya Produksi (jt

19,78 9,0272 6,68242 21,8106 5,24639 19,66
rupiah/ha)

Biaya produksi (Rp/kg) 4600 3224 1679 4039 2291 3661

Net Profit (Rp/ha) 109,22 4,0768 0,56118 9,0774 -0,48319 73,56

Komponen Biaya Produksi Beras
ARAH KETAHANAN PANGAN
BERBASIS BERAS
 Ketahanan Pangan

KECUKUPAN PASOKAN CUKUP TANPA MELIHAT SUMBER

KETAHANAN
KEMANDIRIAN MINIMUM 80% DIPRODUKSI DALAM NEGERI
PANGAN

KEDAULATAN MANDIRI DAN SEMUA KEBIJAKAN OLEH KITA

Luas Panen dan Produksi Gabah
Luas Panen Padi, 2019-2020* (Juta Hektar)
Produksi Padi, 2019 – 2020* (Juta Ton-GKG)
Produksi dan Harga Gabah (GKG), 2020*
 Sebaran produksi dan konsumsi beras
bulanan di Indonesia

8,000
7,059 Produksi Kebutuhan
7,000

6,000 5,381

5,000
(000 ton)

3,833 3,762
4,000
2,967 2,865
2,695 2,657
3,000
1,738
2,000 1,271 1,297
1,082
1,000

-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Pola produksi tidak sama dengan pola konsumsi  diperlukan

tatakelola beras yang baik
 Penghitungan Surplus/Defisit
Produksi Beras di Indonesia, 2019
Produks Produksi Kunsumsi Produksi- Keterangan:
Luas Panen 1. Produksi = Luas Panen x
Bulan (Juta ton- (Juta ton- (Juta ton- Konsumsi
(Ribu Ha)
GKG) beras) beras) (Juta ton- beras) Produktivitas
• Produktivitas menggunakan angka
Januari 415 2,04 1,17 2,53 -1,36 ubinan kondisi 11 Januari 2020
Februari 732 3,63 2,08 2,28 -0,2 • Luas panen menggunakan luas
panen bersih setelah
Maret 1718 9,17 5,25 2,53 2,73 memperhitungkan nilai konversi
April 1685 8,94 5,12 2,45 2,67 galengan
• Konversi GKP ke GKG ke Beras
Mei 916 4,37 2,5 2,53 -0,02 menggunakan hasil SKGB 2018
Juni 882 4,31 2,47 2,45 0,03 2. Konsumsi = Konsumsi per Kapita x
Jumlah Penduduk
Juli 954 4,64 2,66 2,53 0,13 • Konsumsi per kapita menggunakan
Agustus 1182 5,6 3,21 2,53 0,68 angka rata-rata konsumsi per
provinsi tahun 2017 (Rata-rata
September 798 4,23 2,43 2,45 -0,02
konsumsi nasional adalah 111,58
Oktober 603 3,31 1,9 2,53 -0,63 kg/kapita/tahun)
• Jumlah penduduk 2019
November 473 2,65 1,52 2,45 -0,93
menggunakan proyeksi penduduk
Desember 320 1,7 0,98 2,53 -1,55 pertengahan tahun 2019
3. Produksi dan Konsumsi dihitung
Jumlah 10678 54,59 31,29 29,79 1,53 pada level Kabupaten/Kota
 Penghitungan Surplus/Defisit
Produksi Beras di Indonesia, 2020
Produks Produksi Kunsumsi Produksi- Keterangan:
Luas Panen
Bulan (Juta ton- (Juta ton- (Juta ton- Konsumsi 1. Produksi = Luas Panen x Produktivitas
(Ribu Ha)
GKG) beras) beras) (Juta ton- beras) • Produktivitas menggunakan angka
ubinan kondisi 11 Januari 2020
Januari 324 1,6 0,92 2,56 -1,64
• Luas panen menggunakan luas panen
Februari 475 2,27 1,3 2,39 -1,09 bersih setelah memperhitungkan nilai
Maret 1188 6,27 3,59 2,56 1,04 konversi galengan
April 1856 9,85 5,64 2,47 3,17 • Konversi GKP ke GKG ke Beras
menggunakan hasil SKGB 2018
Mei 1303 6,19 3,55 2,56 0,99 2. Konsumsi = Konsumsi per Kapita x
Juni 744 3,6 2,06 2,47 -0,41 Jumlah Penduduk
Juli 892 4,49 2,57 2,56 0,02 • Konsumsi per kapita menggunakan
angka rata-rata konsumsi per provinsi
Agustus* 1254 5,95 3,41 2,56 0,86
tahun 2017 (Rata-rata konsumsi
September* 924 4,93 2,82 2,47 0,35 nasional adalah 111,58
Oktober* 912 4,92 2,82 2,56 0,27 kg/kapita/tahun)
• Jumlah penduduk 2019
November menggunakan proyeksi penduduk
Desember pertengahan tahun 2019
3. Produksi dan Konsumsi dihitung pada
Jumlah 9872 50,07 28,68 25,16 3,56 level Kabupaten/Kota

*) Data Agustus sampai dengan Oktober 2020 merupakan angka

potensi. Potensi dihitung berdasarkan potensi panen amatan Juli
2020 (fase generatif, fase vegetatif, dan fase vegetatif awal)
 PRODUKSI PADI DAN BERAS
Tahun 2019
Produksi padi : 54,6 juta ton GKG
Luas panen : 10,68 juta ha
Produksi beras : 31,31 juta ton
Produktivitas padi : 5,11 ton GKG
Rendemen beras : 57,34%
Tahun 2020
Produksi 54,65 juta ton GKG (naik
0,08%) ± 31,31 juta ton beras
(BPS 2021) terjadi kenaikan
0,07% dibandingkan 2019

Produksi tahun 2025 diperkirakan 36

juta ton (dengan sentuhan teknologi),
Konsumsi tahun 2025dperkirakan =
34.27 juta ton beras
Diperlukan kerja keras inovasi untuk
meningkatkan produksi
Proyeksi produksi 5 tahun dengan inovasi
teknologi pd areal eksisting

• Jika dalam 5 tahun 25% area sawah irigasi dapat

menghasilkan padi dengan produktivitas 7,5 ton GKG,
maka tambahan produksi :
• Tambahan produksi = 7 juta ha x 25% x 2,5 ton/ha
= 4,4 juta ton GKG
• Luas sawah irigasi yang 3 juta naik 0,8 (menjadi 6 ton
GKG/ha)
• Tambahhan produksi = 3 juta ha x 0,8 ton/ha =
2,4 juta ton GKG
• Padi gogo naik 0,5 ton/ha = 2 juta ha x 0,5 = 1 juta ton
• Total kenaikan dlm 5 tahun = 4,4 + 2,4 + 1 = 7.8 juta
ton GKG atau setaran dengan 4,68 juta ton beras 
produksi beras = 36 juta ton => memncukupi
konsumsi nasional
 Potensi dan sebaran produksi beras di
Indonesia dan ketersediaan lahan dalam
upaya mencapai swasembada beras
 Produksi Padi Sawah Tiap Propinsi
PAPUA BARAT
MALUKU
GORONTALO
SULAWESI SELATAN
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
NUSA TENGGARA TIMUR
BALI
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
DKI JAKARTA
KEP. BANGKA BELITUNG
BENGKULU
JAMBI
SUMATERA BARAT
ACEH
0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000
2020 2019 2018
 Luas Panen Padi Sawah Tiap Propinsi
PAPUA BARAT
MALUKU
GORONTALO
SULAWESI SELATAN
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
NUSA TENGGARA TIMUR
BALI
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
DKI JAKARTA
KEP. BANGKA BELITUNG
BENGKULU
JAMBI
SUMATERA BARAT
ACEH
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000

2020 2019 2018

 Luas Lahan Sawah Tiap Propinsi
PAPUA BARAT
MALUKU
GORONTALO
SULAWESI SELATAN
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
NUSA TENGGARA TIMUR
BALI
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
DKI JAKARTA
KEP. BANGKA BELITUNG
BENGKULU
JAMBI
SUMATERA BARAT
ACEH
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000

2015 2014 2013

 Klaster Produktivitas Padi
Kelompok A (2,9-3,9 ton/ha) Kelompok B (4-4,9 ton/ha) Kelompok C (5-6 ton/ha)

KEP. BANGKA BELITUNG 29,07 NUSA TENGGARA TIMUR 40,65 DI YOGYAKARTA 50,01
KALIMANTAN BARAT 29,16 SULAWESI UTARA 43,84 INDONESIA 51,48
KEP. RIAU 30,02 JAMBI 44,86 SUMATERA UTARA 51,49
KALIMANTAN TENGAH 32,40 BENGKULU 45,17 ACEH 55,69
KALIMANTAN UTARA 33,08 SULAWESI TENGAH 45,31 JAWA BARAT 56,96
PAPUA BARAT 35,33 GORONTALO 47,18 JAWA TIMUR 57,07
MALUKU UTARA 37,04 SUMATERA BARAT 47,29 JAWA TENGAH 57,36
RIAU 37,16 LAMPUNG 47,95 DKI JAKARTA 58,80
KALIMANTAN TIMUR 37,51 BANTEN 49,41 BALI 59,79
MALUKU 38,79 NUSA TENGGARA BARAT 49,48 Sumber: BPS, 2021
PAPUA 39,18 SULAWESI SELATAN 49,49
KALIMANTAN SELATAN 39,49 SUMATERA SELATAN 49,83
SULAWESI TENGGARA 39,52 SULAWESI BARAT 49,88
 Potensi Waduk
SAWAH BERIRIGASI DAN BERIRIGASI WADUK
NAD
390,518 Ha Provitas 2014
GORONTALO
Lokasi IP 2010 IP 2011 IP 2012 IP 2013 IP 2014 (Ton GKG)
SUMUT KALUT 44,224 Ha
500,415 Ha
KALBAR
46,941 Ha SULTENG SULUT per Ha
85,208 Ha
RIAU 272,844 Ha 171,457 Ha
213,640 Ha KALTENG MALUT
KEP. RIAU 358,863 Ha 54,426 Ha
Indonesia 1.40 1.40 1.42 1.46 1.43 5.15
1,726 Ha KALTIM
119,521 Ha PAPUA BARAT P. Sumatera 1.21 1.23 1.25 1.26 1.24 4.29
JAMBI 30,847 Ha
SUMBAR
385,090 Ha
100,107 Ha
SULBAR
P. Jawa 1.90 1.84 1.85 1.93 1.85 5.74
BABEL
46,086 Ha 88,305 Ha P. Bali & Nusa Tenggara 1.41 1.54 1.56 1.64 1.64 4.72
BENGKULU SULTRA
110,995 Ha SUMSEL
523,726 Ha JATENG KALSEL 212,787 Ha P. Kalimantan 0.73 0.73 0.74 0.73 0.75 3.62
978,528 Ha 359,590 Ha
LAMPUNG SULSEL
MALUKU
68,779 Ha
P. Sulawesi 1.48 1.51 1.63 1.65 1.70 4.84
BALI
388,631 Ha 647,495 Ha
109,330 Ha P. Maluku dan Papua 1.00 1.04 1.14 1.27 1.34 4.01
BANTEN DIY
213,930 Ha 71,027 Ha PAPUA
JABAR NTB NTT 73,941 Ha
JATIM 238,526 Ha 355,969 Ha
971,687 Ha
999,951 Ha
No Jenis Irigasi Luas Layanan Irigasi
Total Kapasitas Irigasi : 9,135,109 ha (ha)
(meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air tanah dan tata air tambak)
1 Irigasi Bendungan (Waduk) 761,542.00
Sumber : Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015
Sumber Air Sawah di Indonesia (Ha) 2 irigasi Bendung (Sungai) 7,145,168.00
Rawa penting
2,500,000

2,000,000 3 Irigasi Lainnya (Rawa) 1,228,399.00

1,500,000

1,000,000

500,000

-
Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Waduk 117,751 574,717 29,971 - 33,562 - -
Non Waduk 1,784,194 2,280,985 599,343 480,320 988,359 152,487 39,517
 Sawah beririgasi dan beririgasi waduk
NAD
390,518 Ha

GORONTALO
SUMUT KALUT 44,224 Ha
500,415 Ha 46,941 Ha SULTENG SULUT
KALBAR 85,208 Ha
RIAU 272,844 Ha 171,457 Ha
213,640 Ha KALTENG MALUT
KEP. RIAU 358,863 Ha 54,426 Ha
1,726 Ha KALTIM
119,521 Ha PAPUA BARAT
JAMBI 30,847 Ha
SUMBAR
100,107 Ha
385,090 Ha
BABEL SULBAR
46,086 Ha 88,305 Ha
BENGKULU SULTRA
SUMSEL
110,995 Ha KALSEL 212,787 Ha
523,726 Ha JATENG
978,528 Ha 359,590 Ha
MALUKU
LAMPUNG BALI SULSEL 68,779 Ha
388,631 Ha 109,330 Ha 647,495 Ha

BANTEN DIY
213,930 Ha 71,027 Ha PAPUA
JABAR NTB NTT 73,941 Ha
JATIM 238,526 Ha 355,969 Ha
971,687 Ha
999,951 Ha
Potensi Lahan
untuk
Ekstensifikasi
(Ritung & Suharta, 2007)
Potensi Sebaran Lahan Rawa
Ketahanan pangan berbasis beras ?

• Ketahanan pangan berbasis beras pada level

kemandirian pangan masih dapat dicapai
dengan:
• Melakukan intensifikasi pada lahan beririgasi
teknis
• Melakukan optimalisasi di lahan sawah
tadah hujan, lahan kering (padi gogo), dan
lahan rawa
• Ekstensifikasi dengan pencetakan areal baru
Ketahanan pangan berbasis beras ?

• Rekomendasi Kawasan prioritas untuk segera

dimanfaatkan (luas dan produktivitasnya).
• Lahan irigasi seluas 4.78 juta ha dengan
intensifikasi
• Lahan tadah hujan seluas 3.36 juta ha,
lahan padi gogo 5.27 juta ha,
• Potensi lahan rawa 5 juta ha: perlu
dilakukan ekstensifikasi dan optimalisasi
 Tindakan Intensifikasi,
Optimalisasi, dan Ekstensifikasi

Intensifikasi: Optimalisasi: Ekstensifikasi:

• Varietas • Perbaikan tata air • Pencetakan
• Presicion rice • Varietas sawah
farming • Presision rice farming • Pemantapan
• Mekanisasi • Mekanisasi lahan
• Presision rice
farming
• Mekanisasi
• Varietas
Konsep model produksi beras untuk
ketersediaan beras nasional berkelanjutan

• Berskala besar (25-100 ha)

• Hulu-Hilir
• Moderen: inovasi, teknologi 4,0
• KEP (Komunitas Estate Padi)
 3 INOVASI SISTEM PRODUKSI

SISTEM PRODUKSI BENIH KAWASAN ESTATE PADI

INOVAS
I
PT IPB Industri Benih Industri Benih Industri Padi Industri Beras
Sumber Komersial (KAWASAN) (KAWASAN)
SEED CENTER IPB PT. BSI – BLST
VARIETAS
BARU NS/OS FS
S ES Gaba
(INBRIDA) S h
1 Konsumen
BS
SS Beras
industri dan
Rumah
Tangga
FS Gabah Beras
ES
2
TEKNOLOGI
IPB PRIMA

Kelembagaan dan Kelembagaan,

Model Bisnis Model Bisnis
Kebijakan Kebijakan

NUCLEUS SEED/ORIGINAL SEED BREEDER SEED FOUNDATION SEED STOCK SEED EXTENSION SEED GABAH BERAS
PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI

• Penerapan inovasi teknologi IPB Prima:

• Restorasi lahan dengan pengembalian jerami
ke lahan
• Varietas berdaya hasil tinggi >10 ton/ha (padi
sawah), > 8 ton untuk padi gogo, dan >6 ton
untuk padi rawa
• Best practice berbasis hasil riset (Precission
Farming)
• Mekanisasi dan penerapan teknologi 4.0
• Pengawalan
 Potensi hasil beberapa varietas unggul
Padi (ton/ha)
Padi Padi Padi
Padi Gogo
Sawah Rawa Hibrida

Ciherang 8.50 Situpatenggang 5,6 IPB 1R 5.1 Rokan 9,8

IPB 9G 9.09 Inpara 4 7,6 HIPA 3 11,67

Inpago 8 8,10 HIPA 20 12,08

Inpari 32 8.53 Inpago 9 8,40

Inpari 42 10.58

IPB 3 S 11,20
 Seedling nursery

Seeding

Seeder for
seedling trays
 Movie
Transplanting Transplanting

Rice transplanter

6rows; 1.8m planting width

40
 Panen dan Pasca Penen

Combine harvester

Jerami terpotong dsn tersebar di

lahan
Model Konsolidasi Manajemen Petani

Model berbasis masyarakat

Model Entrepreneurship

Petani Milenial
 KOMUNITAS ESTAT PEADI
Perguruan KEP
Tinggi
LEMBAGA TERKAIT
MANAJER
INOVASI DAN
PENDAMPINGAN

TIM MANAJEMEN
BANK
SAPROTAN
TENAGA KERJA

RICE MILLING PASAR

UNIT
Kesimpulan
• Beras masih menjadi penentu ketahanan pangan nasional
dimasa datang oleh karena itu perlu inovasi baik teknologi
maupun tatakelola produksinya untuk bisa mencapai minimal
pada level Kemandirian Pangan.
• Pendekatan komprehensif untuk pengembangan berbagai
tipe agroekologi sawah: Intensifikasi di lahan irigasi,
Optimalisasi di lahan marginal (tadah hujan, lahan
kering/padi gogo, lahan rawa), dan ekstensifikasi/pencetakan
sawah baru untuk tercapainya ketahanan pangan beras.
• Model system produksi hulu-hilir, inovasi teknologi produksi
berbasis riset, dan kelembagaan yang modern dan efisien
merupakan model tata Kelola produksi padi yang diharapkan
dapat mendukung ketahanan pangan dan berkelanjutan.
 Terima Kasih

ipbuniversity ipbofficial ipbofficial IPB TV