Anda di halaman 1dari 10

RESUME DISKUSI MENGENAI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

(Esai dibuat untuk memenuhi tugas 4 mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Dosen Pembimbing Dr. Hary Suswanto, S.T., M.T.

Oleh :

NUR CHASANAH / 200533628010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2020
Meresume Hasil Diskusi Mengenai Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Diskusi sesi 1

Moderator : Nurul Hikmah

Penyaji 1 : Muhammad Alif Fahreza

Penyaji 2 : Paskalis Edvin

Notulen : Selvi

Materi yang didiskusikan adalah mengenai penyebab dari kecelakaan kerja dari faktor manusia

Alif dan Aldo menjelaskan bahwa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah :

1. Faktor Umur
 Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan
kerja, dan tanggung jawab seseorang.
 Umur pekerja juga diatur oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6
Januari 1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48).
 Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat
bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P.
Hasibuan, 2003:54).
 Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran dan
kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih.
 Sebaliknya mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya dari
pada tenaga kerja usia muda.
 Efek menjadi tua terhadap terjadinya kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat
kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh lebih sering terjadi pada
tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga kerja berusia sedang atau muda. 22 Juga
angka beratnya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan usia ( Suma’mur PK.,
1989:305 ).
2. Jenis Kelamin
 Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda.
 Pembagian kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan
yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak
daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57).
 Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga
dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil
dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus.
3. Masa kerja
 Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat.
 Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif.
 Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin
berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila
dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya
terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton atau berulang-ulang.
 Masa kerja dikategorikan menjadi tiga yaitu :
1. Masa Kerja baru : < 6 tahun
2. Masa Kerja sedang : 6 – 10 tahun
3. Masa Kerja lama : < 10 tahun (MA. Tulus, 1992:121)
4. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
 Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja.
 APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi.
 Penggunaan alat pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri.
5. Tingkat Pendidikan
 Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup.
 Proses sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Achmad Munib, dkk.,
2004:33).
 Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan.
 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari potensi
bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
6. Perilaku
 Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang mempengaruhi tingkat
kecelakaan.
 Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang
penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh
dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian karyawan.
 Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat
kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah dipertanyakan selama
beberapa tahun terakhir.
 Meskipun kepribadian, sikap karyawan, dan karakteristik individual karyawan tampaknya
berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit dipastikan.
7. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif
singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal ini yang
dimaksud adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
 Timbulnya kecelakaan bekerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan.
 Adapun kerusakan-kerusakan yang timbul, misalnya kerusakan mesin atau kerusakan produk,
sering tidak diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja.
 Namun tidak mudah menghindari kemungkinan timbulnya risiko kecelakaan dan kerusakan.
Apabila sering timbul hal tersebut, tindakan yang paling tepat dan harus dilakukakan manajemen
tenaga kerja adalah melakukan pelatihan.
 Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat
ditingkatkan.
 Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan,
dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.
8. Peraturan K3
 Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai kondisi kerja pada
umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara
kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan
perawatan medis.
 Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja. Untuk itu,
sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya kecelakaan

Kesimpulan yang bisa saya ambil adalah faktor dari manusia yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja
adalah pertama faktor umur, faktor umur sangat berpengaruh dari jenis tua dan muda, dengan begitu untuk
yang muda bisa lebih memperkaya tenaga dan pikirannya dalam dunia kerja sehingga akan lebih etos dalam
bekerja dengan lingkungan langsung kerja sedangkan untuk yang tua lebih membagikan pengalaman mereka
kepada yang muda sehingga bisa lebih baik dalam bekerja untuk yang muda atau diibaratkan yang tua
sebagai pemberi motivasi atau membantu dalam segi ilmu dan yang muda sebagai produsen yang langsung
turun tangan dalam lapangan kerja

Yang kedua yaitu dari faktor jenis kelamin, yang pasti tubuh dari laki-laki dan perempuan memliki tingkat
kekuatan dan keseimbangan yang berbeda. Banyak hal yang sudah pasti bahwa laki-laki memiliki tenaga
jauh lebih banyak daripada perempuan, sehingga pekerjaan yang dianggap berat harus laki-laki yang
mengerjakan demi keselamatan kesehatan tubuh dalam diri perempuan.

Yang ketiga yaitu faktor masa kerja, menurut saya sungguh sangat berpengaruh karena setiap orang pasti
memiliki kadar kesadaran bosan masing-masing, ada yang pasrah atau mensyukuri dengan selalu semangat
walaupun rasa itu datang, ada yang mungkin setengah-setengah maksudnya yaitu bersemangat namun juga
kadang ada rasa bosan walaupun tidak banyak presentasenya, ada yang bosan terlalu cepat datang rasa itu
pada dirinya, sehingga perlu adanya lingkungan yang menyenangkan bagi kayawannya untuk nyaman
bekerja.

Yang keempat yaitu dari faktor penggunan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu harus digalakan untuk wajib
mengenakannya dalam lingkungan kerja, walaupun tidak melindungi 100 % namun masih bisa mencegah
akan terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya dengan menempelkan peringatan bahwa mesin bisa
menyebabkan terjepitnya tangan, menggalakkan untuk selalu memakai sepatu safty, selalu memakai masker
untuk melindungi pernafasan, dan lain-lainya. Jadi pasti akan aman dalam kondisi sebelum dan sesudah
bekerja.

Yang kelima yaitu faktor tingkat pendidikan, pendidikan sangat penting agar bisa menumbuhkan karakter
yang baik bagi pendidik. Semakin tinggi ilmu yang didapat pasti akan lebih mengetaui mana yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan. Untuk itu perlu adaya ilmu pengetahuan mengenai K3LH dalam kehidupan
pendidikan, sehingga jika sudah mengetahui ilmu tersebut bisa diterapkan di tempat yang tepat.

Yang keenam yaitu faktor perilaku, jadi harus menumbuhkan perilaku yang baik dalam segala apapun dan
kondisi apapun.

Yang ketujuh yaitu faktor pelatihan peraturan K3 yang seharusnya semua orang pekerja harus mengetahinya
terlebih dahulu sebelum memasuki dalam dunia kerja, sehingga diperlukanya pelatihan mengenai K3
tersebut.

Yang terakhir kedelapan adalah faktor peraturan K3 yang harus dtaati oleh siapapun sebagaianggota pekerja
suatu intansi ataupun yang lainnya. Karena dengan begitu kita bisa mencapai jauh dari ancaman kecelakaan
kerja.
Diskusi sesi 2

Moderator : Nabila

Penyaji 1 : Reyhan

Penyaji 2 : Siti Miftahul Jannah

Notulen : Tita

Materi yang dibahas dalan diskusi sesi kedua ini yaitu penyebab kecelakaan kerja dari faktor alat dan
lingkungan.

Reyhan dan Ana menjelaskan bahwa faktor alat atau mesin dan lingkungan yang bisa menyebabkan
kecelakaan kerja yaitu :

1. Faktor lingkungan berupa kebisingan


 Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan.
 Kebisingan pada tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli
akibat kebisingan.
 Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, Intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85
dBA untuk 8 jam kerja (Tabel 3).
2. Faktor Lingkungan Suhu Udara
 Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat
yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C.
 Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot.
 Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja
otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.
 Sedangkan menurut Grandjean kondisi panas sekeliling yang berlebih akan mengakibatkan rasa
letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini
akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan jumlah yang
sangat sedikit.
3. Faktor Lingkungan Penerangan
 Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di
tempat kerja.
 Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga
kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.
 Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara jelas,
cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu.
 Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja.
 Beberapa penyelidikan mengenai hubungan antara produksi dan penerangan telah memperlihatkan
bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis pekerjaan yang harus dilakukan
secara tidak langsung dapat mengurangi banyaknya kecelakaan.
 Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya langsung pantulan
benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101).
 Selain itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata. Kelelahan
mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-
mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).
4. Faktor Lingkungan Lantai licin
 Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang
merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228).
 Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya
kecelakaan, seperti terpeleset.
 Sehingga diperlukan bahan pembuat lantai yang padat dan tahan cairan.
5. Faktor Alat berupa kondisi alat atau mesin
 Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, beban
kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti.
 Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja.
 Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan alat mekanik terutama diamankan dengan
pemasangan pagar dan perlengkapan pengamanan mesin atau disebut pengaman mesin.
 Dapat ditekannya angka kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara meluasnya
dipergunakan pengaman tersebut. Penerapan tersebut adalah pencerminan kewajiban perundang-
undangan, pengertian dari pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.
6. Letak mesin
 Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin.
 Fungsi manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah sebagai
pengendali jalannya mesin tersebut.
 Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah
(AM. Sugeng Budiono, 2003:65).
 Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh letak mesin
dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga
dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi.

Sangat jelas sekali bahwa faktor tersebut sudah bisa menimbulkan kecelakaan kerja dari faktor yang sudah
dijelaskan di atas. Sangat jelas dari faktor di atas yang cukup dekat dalam kehidupan di suatu instansi.

Tanya jawab :

Sesi 1

Pemateri : mas Aldo dan mas alif

Moderator : Nurul hikma

Notula : Selvi trianawati

1. Pertanyaan pertama mas wira

~faktor fisik yang bisa menyebankan kecelakaan kerja

Penjawab:

(Mas alif) Menjawab kalau untuk fisik pastinya termasuk salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja seperti
yang tadi saya jelaskan jika fisik juga dipengaruhi oleh umur dari seseorang semakin tua umur maka hal
tersebut mempengaruhi sisiknya sebab semakin tua umur semakin kurang fisiknya serta jika masih muda
maka fisiknya juga kuat serta Setiap perusahaan pasti memiliki peraturan sehat mental dan fisik dikarenakan
pekerjaan yang dimiliki harus sesuai dengan fisiknya dan banyaknya juga pekerjaan yang dibuka untuk kaum
disposabilitas atau yang kekurangan fisik.

(mas Aldo) Menambahkan seperti yang dijelaskan tadi fisik mungkin masuk ke dalam dirinya sendri bahwa
pengalaman kerja dan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan di lamar, penting misal jika seseorang
kekurangan fisiknya setelah itu dia masuk melamar kerja di bagian keuangan tentunya soft skill yang
dimiliki tidak akan tercapai di bagian situ pulangnya juga kecil.

2. Pertanyaan kedua: mas lutfi

~ Bagaimana tanggapan anda dengan ODGJ yang bekerja?Baik dalam pekerjaan apapun

Mereka membutuhkan pekerjaan untuk kebutuhan hidup tapi disamping itu ia memiliki kelainan yang
membuat ia kesulitan dalam bekerja dan mungkin bisa membahayakan dalam bekerja

Penjawab:
(Penjawab mas aldo) Mas Aldo bagaimana dia bekerja tentunya tetap bisa bekerja namun mungkin butuh
bimbingan dari orang lain agar dia ikut ke dalam rehabilitas terlebih dahulu agar gangguan mental dapat
diatasi sehingga dia dapat bekerja dalam fisik yang sempurna baik dari mental jasmani sehingga bisa bekerja
dengan baik.

(mas Alif) Menambahkan jawabannya sudah terwakili kan oleh mas Aldo yang bagian gangguan jiwa
mungkin harus ada pengawasan yang tepat dari pihak perusahaan untuk mendampingi orang tersebut dalam
bekerja.

(Mas Lutfi) memperjelas pertanyaannya seseorang itu tidak mengungkapkan Jika dia termasuk jadi pihak
perusahaan tidak mengetahui dan orang tersebut tidak memberi tahu tiba-tiba ia akan kumat dan tiba-tiba
juga tidak .

(Mas alif) Menjawab menurut saya jika dalam kasus tersebut pastinya dalam bekerja waktu kumat
pekerjaannya pasti akan mengetahuinya jika nanti akan membahayakan pasti ada teman yang melapor agar
diawasi oleh perusahaan

3. Pertanyaan ketiga oleh mas Naufal

~ contoh akibat dari kecelakaan kerja

Penjawab : mas aldo

-Menurut saya akibatnya akan berdampak besar bagi perusahaan karena di dalam perusahaan kita bekerja
sebagai tim yang sudah dibagi-bagi pekerjaannya kalau memang ada 1 orang yang melakukan kesalahan
yang menurutnya ringan belum tentu bagi perusahaan juga akan berdampak ringan. sebab bagi setiap
perusahaan setiap detik adalah uang kalau misal ada kecelakaan kerja dari 1 anggota akan berdampak pada
pendapatan perusahaan misalnya penjual buku dan sebagainya yang membutuhkan yang membutuhkan
interaksi untuk menjelaskan segala produk apabila karyawan tersebut melakukan kesalahan seperti perilaku.
Jika dia menjelaskan dengan kurang baik nantinya akan berdampak buruk bagi perusahaan serta
mendapatkan teguran bagi karyawan tersebut dan sanksi ada dua kerugian dari segi perusahaan dan
karyawan.

(Mas alif) Menambahkan menurut saya mungkin ada kerugian karena karena hal itu akan berdampak pada
masyarakat tersebut dikarenakan adanya korban jadi akan timbul kunjungan-kunjungan bagi perusahaan
tersebut yang nantinya akan berdampak merugikan perusahaan sebab berkurangnya tidak ada pekerjaan atau
takutnya pekerja yang melamar saat dibukanya lowongan pekerjaan.

4. Pertanyaan keempat :Sitti Zubaidah

~ Apakah perlu adanya pengawas untuk mengurangi kecelakaan kerja?


Penjawab:

(mas Aldo) Menjawab iya pasti sudah ditetapkan oleh perusahaan karena itu adalah sebuah prosedur untuk
mengulangi sebuah bahaya yang akan menimpa karyawan tentunya perusahaan ini juga tidak mungkin dicap
sebagai perusahaan yang buruk maka banyak dari perusahaan akan menetapkan Peraturan tertulis maupun
tidak, yang sudah ditanamkan pada karyawan agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan kecil

(Mas alif) Menambahkan menurut saya hal itu sangat penting karena kita tidak mengetahui kesalahan yang
kita lakukan serta resiko-resiko jadi itu sangatlah penting.

Sesi 2

Materi : Kecelakaan kerja dari faktor mesin dan lingkungan

Penyaji : Reyhan Nizar Ramadhan dan Siti Miftahul Jannah Fahiroh

Moderator : Nabila Leksana Putri

Notula : Tita Aprillia Puspa

Penanya :

1. Agnes Astriani : Pencegahan kecelakan dari faktor lingkungan/mesin menurut pandangan kalian
bagaimana?

Dengan dilakukannya peraturan, standarisasi, pengawasan, riset teknis, riset medis, riset psikologis, riset
statistik, pendidikan, pelatihan, persuasi, dan asuransi.

2. Muhammad Shalahuddin Amurullah : pada mesin pasti ada perawatan/maintenance, hal apa saja yang
biasa dilakukan untuk perawatan mesin ?

Selalu menyediakan stok untuk perangkat mesin dan adanya perhitungan riset untuk setiap mesinnya.

3. Paskalis Edvin Aldo : penjelasan dari mas reyhan mengenai perusahaan lantai harus bagus, suhu udara
baik lalu hal2 yang berkaitan. fakta masih ada perusahaan tidak memenuhi standart , lalu perlu tidak
dibuatkan sebuah peraturan yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan mengikuti prosedur ini untuk
menjaga keselamatan kerja bagi para pegawai dan pekerja? dan apakah jika perusahaan tetap tidak
melakukan prosedur yang sudah ditetapkan, apakah perusahaan diberikan sanksi ?

Peraturan sudah harus dibuat apallagi peraturan untuk lantai sudah tertulis dalam UU No. 1 tahun 1970.

Anda mungkin juga menyukai