Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN DASAR

TEKNIK DAN PROSEDUR KEPERAWATAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN


NUTRISI

OLEH KELOMPOK 1 (KELAS : B3 NR)

AYU ANDRANI RAIS P202002001

ARDIAN AL SANDY P202002002

DEVI YULIANTI P202002003

SULASNI P202002004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

SULAWESI TENGGARA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ KEPERAWATAN DASAR: TEKNIK DAN PROSEDUR
KEPERAWATAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI

Adapun makalah ini penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya


dengan bantuan berbagai sumber referensi buku sehingga dapat memperlancar
dalam proses pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak
terima kasih.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi


penyusunan maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca
memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah ilmu bagi pembaca. Akhir kata penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

3 SEPTEMBER 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia utama yang diperlukan
untuk hidup. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi akan
mengakibatkan gangguan nutrisi yang akan berdampak pada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, kondisi gizi anak telah menunjukkan
perbaikan. Pada masalah stunting terjadi penurunan prevalensi pada anak balita
dari 37,21% di tahun 2013 menjadi 30,79% tahun 2018. Demikian juga apabila
dibandingkan dengan data prevalensi stunting pada balita tahun 2016
(Sirkesnas), yaitu 33,60 persen. Selain itu perbaikan gizi juga tercermin dari
penurunan kekurangan gizi (underweight) pada anak balita dari 19,6% pada
2013 menjadi 17,68% pada 2018. Penurunan wasting atau anak balita kurus dari
12,12% pada 2013 menjadi 10,19% tahun 2018. Terkait kegemukan (obesitas)
pada anak balita juga mengalami perbaikan yaitu menurun dari 11,90% pada
2013 menjadi 8,04% tahun 2018.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja Teknik dan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ?

C. TUJUAN SERTA MANFAAT


Untuk mengetahui teknik dan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan diet nutrisi pada pasien DM


tersebut akan berhasil apabila penderita memiliki kepatuhan yang baik dalam
menjalankan diet, untuk itu penderita DM membutuhkan motivasi yang baik.
Motivasi akan berkembang dengan baik apabila seorang penderita DM
mendapatkan dukungan keluarga dan akses pelayanan kesehatan yang baik.
Responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik maka memiliki kepatuhan
yang baik sedangkan responden yang mendapat dukungan keluarga yang kurang
baik maka tidak memiliki kepatuhan.
Pasien yang tidak melakukan perawatan oral hygiene baik secara mandiri
maupun tanpa bantuan perawat atau keluarga maka akan terjadi beberapa
penumpukan bakteri di mulut yang mengakibatkan pasien merasa tidak nyaman dan
menghindar untuk makan. Jika ini terjadi terus menerus maka dapat mengakibatkan
kekurangan kebutuhan nutrisi.Tujuan penelitian ini adalah Mempelajari Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Rawat Inap yang tidak melakukan oral hygiene
Rumah Sakit Baptis Kediri. Desain penelitian menggunakan Deskriptif. Populasi
penelitian yaitu semua pasien rawat inap Rumah Sakit Baptis Kediri. Subyek dalam
penelitian sebanyak 95 responden, menggunakan purposive sampling Variabel
dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi dan Oral Hygiene
Instrumen penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dan kuesioner. Analisis
menggunakan Distribusi Frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil
penelitian yaitu kurang dari 50% pasien yang tidak melakukan oral hygiene
pemenuhan kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi . Dapat disimpulkan bahwa pasien
yang tidak melakukan oral hygiene . Pemenuhankebutuhan nutrisi saat rawat inap di
Rumah Sakit Baptis Kediri ada yang terpenuhi dan tidak terpenuhi
Gizi ibu hamil adalah nutrisi yang diperlukan untuk pemenuhan gizi ibu sendiri
danperkembangan janin yang dikandungnya. Pemenuhan nutrisi ibu hamil erat
kaitannya dengan tinggi rendahnya pengetahuan dan baik buruknya sikap tentang
pemenuhan nutrisi selama kehamilan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang
pemenuhan nutrisi masa kehamilan. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment
one group pre test-post test. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo yang berjumlah 29 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 29 orang ibu
hamil. Analisa data menggunakan t-test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden yang berumur 18-30 tahun sebanyak 13 orang (44,8%) dan berumur > 30
tahun sebanyak 16 orang (55,2%), tingkat pendidikan SMA 19 orang (65,5%) dan
perguruan tinggi 10 orang (34,5%), mayoritas pekerjaan adalah wiraswasta
sebanyak 17 orang (58,6%). Tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan
pendidikan kesehatan menunjukkan sebanyak 15 orang (51,7%) berpengetahuan
kurang dan sebanyak 14 orang (48,3%) berpengetahuan baik. Sedangkan untuk
sikap responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan menunjukkan sebanyak
16 orang (55,2%) bersikap negatif dan 13 orang (44,8%) bersikap positif.
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mayoritas responden memiliki pengetahuan
yang baiksebanyak 25 orang (86,2%) dan yang memiliki sikap yang positif sebanyak
24 orang (82,8%). Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu
hamil tentang pemenuhan nutrisi masa kehamilan dengan nilai p= 0,003 (nilai p<α
0,05), dan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap ibu hamil tentang
pemenuhan nutrisi masa kehamilan dengan nilai p= 0,005 (nilai p<α 0,05).
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri kronik yang di sebabkan oleh microbakterium
tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan glanuloma pada jaringan yang terinfeksi
dan oleh hipersensivitas yang di parenterai sel. Menurut data World Health
Organization (WHO) tahun 2018 di perkirakan ada 10,4 juta kasus studi TB Paru
diseluruh dunia, dan 1,7  juta meninggal karena penyakit TB  Paru, dimana 6,2  juta
sejumlah laki-laki 3,2 juta adalah perempuan dan 10 juta orang merupakan anak-
anak. Indonesia termaksud dalam 7 Negara yang penyumbang 64 % dari kasus-
kasus baru didunia dan menjadi urutan kedua setelah india dengan penderita TB
Paru Tertinggi di dunia. Tujian : mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada
pasien Tuberkolosis Paru  dalam  pemenuhuan  kebutuhan  nutrisi.  Metode  :
Penelitian  ini  menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil :  Setelah di
lakulan tindakan keperawatan pada pasien maka masalah nutrisi teratasi
berdasarkan tujuan jangka pendek dengan Kriteria : klien menghabiskan makanan
dan klien tidak lemas. Kesimpulan : berdasarkan data di atas  dapat di  simpulkan
bahwa masalah klien teratasi. Saran :  Diharapkan kepada perawat dalam
melaksanakan pengkajian pada klien, mengumpulkan data dengan menggunakan
komunikasi terapeutik  agar  terbina  hubungan  saling  percaya  dengan pasien
maupun keluarga pasien, baik dengan menggunakan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik  untuk mengumpulkan informasi yang dapat di gunakan untuk
menegakkan diagnosa keperawatan
Setelah penerapan asuhan keperawatan pada masalah Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan yaitu mengkaji pola makan, mengobservasi adanya
kembung, mula dan muntah, melakukan pengukuran tanda-tanda vital, mengukur
indeks massa tubuh pasien, menganjurkan makan sedikit tapi sering, menimbang
BB pasien, menganjurkan tirah baring, menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat,
penatalaksanaan pemberian diet dan terapi, diperoleh hasil yaitu pasien
mengatakan perut tidak terasa kembung, tidak merasa mual, makanan mulai terasa
enak di mulut sehingga pasien dapat menghabiskan 1 porsi makan, Kesimpulan.
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, masalah kebutuhan nutrisi
terhadap pasien dapat teratasi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. TEKNIK DAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
NUTRISI
1. Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat Perkembangan Usia
a. Bayi (Umur 0 – 12 bulan)
Bayi sebelum usia 6 bulan, nutrisi yang pokok adalah air susu ibu (ASI
eksklusif). Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari.
Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Keuntungan pemberian ASI
adalah:
1) ASI merupakan nutrisi yang komplet.
2) ASI mengandung lactobacillus bifidus, berguna untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme berbahaya dalam intestinal.
3) Protein (laktalbumin) lebih mudah dicerna bayi. Protein ASI tidak
dapat menyebabkan alergi.
4) Laktose dalam ASI lebih banyak dan lebih dapat meningkatkan
absorbsi kalsium dan mineral lain.
5) Mineral dalam ASI (calsium: pospor = 2 : 1) baik untuk bayi. Zat besi
ASI lebih mudah diabsorbsi.
6) Lipose ASI membantu bayi yang immatur dalam pencernaan lemak.
b. Masa Toddler (Umur 1–3 tahun) dan pra sekolah (Umur 3–5 tahun)
Masa untuk mendidik pola, cara dan jenis makan yang benar. Kebiasaan
yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:
1) penyediaan makanan dalam berbagai variasi;
2) membatasi makanan manis;
3) konsumsi diet yang seimbang;
4) penyajian waktu makan yang teratur. Kebutuhan kalori pada masing-
masing usia: 1) 1 tahun = 100 kcal / hari 2) 3 tahun = 300 -500 kcal /
hari.
c. Anak sekolah (Umur 6 – 12 tahun)
Tabel 2.2 Kebutuhan nutrisi anak umur 6 – 12 tahun
Usia (Th)Kalori(Cal)Protein(gr)Cal(gr) Fe(mg)Vit A(u) Vit B1(mg)VitC(mg)
5–6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
7–9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
10 – 12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25

d. Masa adolescents atau remaja (Umur 13 – 21 tahun)


Lemak tubuh meningkat, mengakibatkan obesitas sehingga menimbulkan
stres terhadap body image yang dapat mengakibatkan masalah
kesehatan, seperti anoreksia nervosa, bulimia.
e. Masa dewasa muda (Umur 23 – 30 tahun)
Kebutuhan nutrisi pada dewasa muda digunakan untuk
prosespemeliharaan dan perbaikan tubuh, dan untuk mempertahankan
keadaan gizi lebih baik.
f. Masa dewasa (Umur 31 - 45 tahun)
Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan
aktivitas fisik. Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa ini dibedakan antara
tingkat pekerjaan ringan, sedang dan berat.
g. Dewasa tua (Usia 46 tahun keatas)
Pada usia lanjut BMR berkurang 10–30%. Umumnya aktivitas berkurang,
maka akan banyak organ tubuh mengalami degeneratif, organ
pencernaan sudah mengalami kemunduran.
h. Wanita masa kehamilan dan menyusui Untuk menghasilkan 1 liter ASI,
ibu harus menyediakan kalori sebanyak 350 kal, sedangkan ASI sendiri
mengandung 750 kal, 12 gr protein, 45 gr lemak, laktosa, vitamin dan
lainnya. Kebutuhan kalori bertambah kira-kira 40 kcal/kg BB (300
kcal/hari). Kebutuhan nutrisi masa kehamilan mencakup protein, besi,
calcium, zinc, vitamin A B C
i. Pada masa menyusui kebutuhan nutrisi lebih banyak dari pada saat
kehamilan (500-600 kcal/hari).

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kebutuhan nutrisi bagi tubuh


merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari
kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam
sistem tubuh.Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri,
seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak
dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang
sehari-hari dimakan oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
akan sangat berguna dalam membantu proses tumbuh-kembang.
Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada orang sakit yang tidak
mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu
memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung) atau parenteral
(infus).

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)


Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-oral secara mandiri

Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut) : Memenuhi kebutuhan


nutrisi pasien Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
a. Piring
b. Sendok
c. Garpu
d. Gelas
e. Serbet
f. Mangkok cuci tangan
g. Pengalas
h. Makanan dengan menu dan porsi sesuai dengan program
Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
a. Berikan penjelasan
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien dengan duduk atau setengah duduk sesuai dengan
kondisi pasien
d. Pasang pengalas
e. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya: berdo'a sebelum
makan<)
f. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa
dari Epigastrium sampai hidungkemudian di bengkokkan ke telinga
dan beri tanda batasnya
g. Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut, lalu masukkan melalui hidung secara perlahann-lahan
sambil pasien di anjurkan untuk menelannya
h. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk
kelambung, dengan cara :
 Masukkan ujung slang yang di klem ke dalam Waskom
yang berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila ada
gelembung,pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada
gelembungberarti pipa tersebut masuk kedalam lambung setelah
itu diklem atau dilipat kembali
 Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung
terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu,
keluarkan udara yang ada di dalam lambung sebanyak yang telah
di masukkan
i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

2. Pemberian Nutrisi Nutrisi Melalui Pipa Lambung


Alat dan Bahan
1. Corong
2. Spuit 20 cc
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Makanan dalam bentuk cair
6. Air matang
7. Obat-obatan (Bila ada)
8. Klem
9. Stetoskop

Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi semi-Fowler
4. Pasangkan pengalas
5. Letakkan bengkok
6. Periksa dahulu sisa makanan di lambung dengan menggunakan
spuit yang di aspirasikan ke pipa lambung
7. Buka Klem atau penutup
8. Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit
pada pangkal pipa
9. Masukkan air matang kurang-lebuh 15 cc pada awal dengan di
tuangkan lewat pinggirnya
10. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila
ada obat-obatan masukkan dan beri air minum lalu klem pipa penduga
11. Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberianmakanan
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

3. Pemberian Nutrisi Parenteral


Pemberian Nutrisi Parenteral - Ini adalah kelanjutan posting sebelumnya
Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infus yang di masukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral
(untuk nutrisi parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral
parsial).Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pasien yang tidak
dapat dipenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral

Tujuan Pemberian Nutrisi Parenteral :Mempertahankan kebutuhan nutrisi

Metode pemberian Pemberian Nutrisi Parenteral


1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi
melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih
dapat di penuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan
dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino
2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika
kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus.
Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung
karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam
amino seperti PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak
seperti Intralipid
3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat
melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia,
vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femorali Nutrisi
parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di
daerah tangan dan kaki
Prosedur Perawatan Kateter Pemberian Nutrisi Parenteral
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
4. Ganti balutan tiap 24 - 48 jam
5. Ganti set infus maksimal 2 x 24 jam
6. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam (perifer)
7. Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis
8. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
9. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain:
 Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah,
elektrolit dan faal hepar
 Timbang berat badan pasien
 Periksa reduksi urine
 Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
 Cairan jangan di gantuk lebih dari 24 jam
 Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat
dengan harapan kalori yang di butuhkan akan dipenuhi
karbohidrat
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia utama yang
diperlukan untuk hidup. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi akan
mengakibatkan gangguan nutrisi yang akan berdampak pada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.

B. SARAN
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik itu disebabkan dari penulis sendiri maupun karena
terbatasnya sumber bacaan yang penulis peroleh. Untuk itu, diharapkan agar
pembaca lebih menggali lebih lagi informasi mengenai konsep dan prinsip
kebutuhan rasa aman dan nyaman dari berbagai sumber yg ada guna
keakuratan informasi yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA

Addi mardi hartanto, Sunarsih rahayu. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Daya Manusia Kesehatan.

Hermawati, endah sri wahyuni. 2017. PERSEPSI PEMENUHAN KEBUTUHAN


NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI DESA SAWAH KUWUNG
KARANG ANYAR. Jurnal Care Vol .5, No2,

Intan Dwi Novita Sari, Erlin Kurnia. 2016. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
PADA PASIEN RAWAT INAP YANG TIDAK MELAKUKAN ORAL HYGIENE
OVERVIEW OF INDEPENDENCE IN THE EVENT OF SELF CARE EATING AND
MOVING IN ELDERLY. Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2).

Alfriska Tandiama, Bestfy Anitasari. 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan


Terhadappengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemenuhankebutuhan
Nutrisi Masa Kehamilan Di Wilayah Kerjapuskesmas Wara Selatan Kota
Palopo Tahun 2017 Influence Of Health Education On The Knowledge And
Attitude Of Pregnant Womenabout Fulfillment Of Pregnancy Nutrition Needs In
The Working Area Of Waraselatan Puskesmas Palopo City. Jurnal Fenomena
Kesehatan. Volume 01 Nomor 02 Oktober 2018 Halaman 99-106

Hamsinah, Nurlina. 2020. Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Tuberkulosis Paru Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Rsud Labuang Baji
Nakassar. Vol 11, No 2 2020)
Bachtia, Sitti Maryam. 2019. Gambaran Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Thypoid Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Rumah Sakit Tk Ii
Pelamonia Description Of The Application Of Nursing Care In Thypoid Patients
In The Fulfillment Of Nutrition Needs In Tk Ii Pelamonia Hospital. Vol 10, No 1
(2019)

Anda mungkin juga menyukai