Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KADAR DAN LAMA PERENDAMAN LARUTAN NATRIUM

KLORIDA (NaCl) DALAM DETOKSIFIKASI ASAM SIANIDA (HCN)


PADA UMBI GADUNG (DIOSCOREA HISPIDA DENNST)

ANALYSIS OF LEVELS AND LONG SUSTAINABILITY OF SODIUM SOLUTIONS


CHLORIDE (NaCl) IN SIANIDA ACID (HCN) DETOXIFICATION
ON UMBI GADUNG (DIOSCOREA HISPIDA DENNST)

Laisa Nasta’in1, Antuni Wiyarsi2


Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
nastainlaisa@gmail.com1
antuni_w@uny.ac.id2

Abstract
Gadung (Dioscorea Hispida Dennts) is one type of tubers in Indonesia. This tuber is widely used by the community
as an alternative source of food because of its high carbohydrate content. But gadung tubers contain cyanide in
high doses. Cyanide is a dangerous compound, which if consumed in excess will cause side effects such as
shortness of breath, headache, to death. In order to be consumed, gadung tubers must be processed in the right
way. One way that can be done is to soak the gadung tubers with a salt solution (NaCl). This study aims to
determine the level of NaCl and effective soaking time so that the cyanide content in gadung tubers can be reduced
and safe for consumption. This study consisted of 6 stages, namely the stage of sample preparation, determination
of the maximum wavelength, making a standard calibration curve, determination of the initial cyanide level,
detoxification of cyanide acid based on NaCl levels, and detoxification of cyanide acid based on soaking time.
The results showed that the maximum wavelength was 420 nm. The initial cyanide level was 0.03021 ppm, effective
NaCl level was 0.5 M, and effective immersion time was 120 minutes.

Keywords: Tuber Gadung, Cyanide, Spectrophotometer, NaCl.

Abstrak
Gadung (Dioscorea Hispida Dennts) merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang ada di Indonesia. Umbi ini
banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber alternatif bahan pangan karena kandungan karbohidratnya yang
tinggi. Namun umbi gadung mengandung sianida dalam dosis tinggi. Sianida merupakan senyawa berbahaya,
yang apabila dikonsumsi secara berlebih akan menyebabkan efek samping seperti sesak nafas, sakit kepala, hingga
kematian. Agar dapat dikonsumsi, umbi gadung harus diolah dengan cara yang benar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan merendam umbi gadung dengan larutan garam (NaCl). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kadar NaCl serta lama perendaman efektif agar kandungan sianida dalam umbi gadung dapat
berkurang dan aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini terdiri dari 6 tahap yaitu tahap preparasi sampel, penentuan
panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi standar, penentuan kadar sianida awal, detoksifikasi
asam sianida berdasarkan kadar NaCl, dan detoksifikasi asam sianida berdasarkan lama perendaman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Panjang gelombang maksimum sebesar 420 nm. Kadar sianida awal sebesar
0,03021 ppm, kadar NaCl efektif yaitu 0,5 M, dan lama perendaman efektif yaitu 120 menit.

Kata Kunci: Umbi Gadung, Sianida, Spektrofotometer, NaCl.

PENDAHULUAN
Bertambahnya jumlah penduduk yang terjangkau namun dengan kualitas
khususnya di Indonesia menuntut yang terbaik. Sayangnya kesempatan ini
penyediaan bahan pangan yang cukup dalam dimanfaatkan oleh produsen nakal yang
jumlah dan keragaman yang memadai. menggunakan berbagai cara agar
Meningkatnya kebutuhan pangan tersebut memperoleh keuntungan sebanyak-
membuat produsen berlomba-lomba untuk banyaknya, misalnya dengan menambahkan
menyediakan bahan pangan yang disukai zat kimia berbahaya berupa boraks
konsumen dengan rasa yang enak, harga (Na2[B4O5(OH)4].8H2O) agar makanan

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 6


dapat bertahan lama. Penambahan zat kimia
kedalam bahan makanan ini jelas dilarang Asam sianida (HCN) dalam gadung
dan tidak diperbolehkan karena akan dapat berbentuk bebas sebagai HCN atau
berdampak buruk bagi kesehatan. bentuk terikat sebagai prekursornya.
Marak beredarnya makanan-makanan Glukosida sianogenik berperan sebagai
pabrik yang tidak menghiraukan dampak precursor sianida bebas pada gadung,
kesehatan ini membuat konsumen resah dan sehingga jika glukosa terhidrolisis sempurna
mencari bahan pangan lain yang ada di maka akan dihasilkan sianida bebas yang
sekeliling rumah sebagai bahan alternatif menimbulkan efek toksisitas yang cukup
pangan yang sehat dan terjangkau. Menurut berbahaya. Oleh karena itu diperlukan
Husodo (2001) bahan pangan alternatif yang perlakuan lanjut setelah hidrolisis untuk
dapat digunakan adalah bahan pangan yang menguapkan sianida bebas. Asam sianida
berbasis umbi-umbian, yang selanjutnya (HCN) sering disebut sebagai asam biru,
dapat diolah menjadi beraneka ragam karena dalam jumlah tinggi tampak
produk pangan dengan nilai tambah tinggi. berwarna kebiru-biruan. Asam sianida
Salah satu bahan alternatif yang mudah (HCN) umbi gadung baru timbul saat
dijumpai disekeliling rumah adalah umbi jaringan umbi rusak misalnya dikupas,
gadung. Umbi gadung dapat dikembangkan dipotong atau diiris (Harjono dkk, 2008).
menjadi berbagai macam makanan yang Natrium klorida adalah garam ionik
enak dan bernilai gizi tinggi. dari logam Na. Senyawa ini banyak
Gadung (Dioscorea hispida Dennst) terkandung dalam air laut dan batuan garam
dari family Dioscoreaceae, merupakan salah seperti karnalit (NaCl.MgCl.6H2O) yang
satu jenis tanaman umbi-umbian yang merupakan hasil penguapan air laut dalam
memiliki potensi cukup besar sebagai bahan jangka waktu geologis. Danau garam di
pangan alternatif yang dapat dikonsumsi Ubah dan Laut Mati di Israel merupakan
oleh masyarakat. Tanaman ini tersebar contoh dari penguapan yang masih
diberbagai wilayah di Indonesia, yang dapat berlangsung (Cotton, 1989:251). Natrium
tumbuh tanpa pemeliharaan intensif dan klorida sering disebut sebagai garam dapur
dalam keadaan kekeringan sekalipun. Di atau halit dengan rumus molekul NaCl.
Indonesia gadung belum banyak Senyawa ini merupakan senyawa yang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan mempengaruhi salinitas laut dan cairan
alternatif. Hal ini dikarenakan gadung ekstraseluler pada organism multiseluler.
mengandung asam sianida (HCN) yang Garam dapur digunakan sebagai bumbu
membahayakan jika dikonsumsi secara masakan dan pengawet makanan.
langsung. Kandungan sianida yang tinggi, Berdasarkan penelitian, kandungan
terutama pada gadung tua dengan kulit yang sianida pada umbi gadung rata-rata sebesar
berwarna kehijauan dapat mengakibatkan 362 ppm. Kandungan aman sianida untuk
pusing dan mual serta kematian, jika tidak dikonsumsi adalah 50 ppm (Winarno, 1995).
diolah dengan cara yang benar. Tingginya kandungan sianida dalam umbi
Sianida adalah senyawa kimia yang gadung menjadi faktor pembatas kelayakan
mengandung kelompok siano C≡N, dengan gadung jika digunakan sebagai bahan
atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen. pangan alternatif. Oleh karena itu
Kelompok CN dapat ditemukan dalam diperlukan cara pengolahan yang memadai
banyak senyawa. Beberapa adalah gas, dan untuk mengurangi atau menghilangkan
lainnya adalah padat atau cair. Bahan kandungan sianida pada umbi gadung
tersebut terkandung dari beberapa unsur tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan
seperti garam, kovalen, molecular, ionic, untuk mengurangi atau menghilangkan
dan banyak juga mengandung polimerik. kandungan sianida pada umbi gadung, salah
Senyawa yang dapat melepas ion sianida satunya adalah dengan merendam umbi
CNsangat beracun (Eka, 2013:53). gadung dengan larutan garam (NaCl). Cara

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 7


ini adalah cara tradisional yang umumnya Alat yang digunakan pada penelitian
digunakan pada masyarakat pedesaan, ini adalah Spektrofotometer yang terdiri
karena mudah dan tidak memerlukan biaya dari spektrofotometer UV-Vis dan
yang mahal. Pambayun (2000) menjelaskan spektronic 20, neraca analitik, gelas ukur,
bahwa pembuatan chips gadung dengan cara kaca arloji, tabung reaksi, pipet tetes,
merendam irisan umbi Gadung setebal 2 mm pipet volume, rak tabung reaksi, labu
dalam larutan garam 8% selama 3 hari takar, corong, blender, ayakan, pisau,
mampu menurunkan HCN sampai pada wadah (baskom), penyaring, stopwatch,
kadar 5,45 ppm. kertas saring, alat pasrah, kuvet.
Penggunaan larutan garam pada 2. Bahan
proses perendaman bahan menyebabkan Bahan yang digunakan pada
terjadinya perbedaan tekanan osmosis di penelitian ini adalah umbi gadung,
dalam dan di luar bahan sehingga terjadi Natrium Klorida (NaCl), akuades,
osmosis zat terlarut dari dalam bahan keluar Ninhidrin (C9H6O4) 1%, dan larutan
bahan (Peterson & Jhonson, 1978). Dalam Na2CO3 5%, KCN.
bentuk potongan diharapkan lama Prosedur Kerja
perendaman dapat dipersingkat karena Analisis kadar dan lama perendaman
ukuran bahan lebih kecil sehingga larutan natrium klorida (NaCl) dalam
permukaan bahan lebih luas akibatnya racun detoksifikasi asam sianida (HCN) pada
sianida akan lebih cepat ke luar dari umbi. umbi gadung (Dioscorea Hispida Dennst.)
Konsentrasi larutan garam juga perlu diatur dilaksanakan dalam 6 tahap, yaitu tahap
karena konsentrasi garam akan preparasi sampel, mengukur Panjang
mempengaruhi kecepatan keluarnya sianida. gelombang maksimum, pembuatan kurva
Makin tinggi konsentrasi garam makin besar kalibrasi standar, penentuan kadar Asam
perbedaan tekanan osmosis di dalam dan di Sianida awal, detoksifikasi Asam Sianida
luar bahan (Lehninger (1976); Dwijoseputro berdasarkan kadar Natrium Klorida (NaCl),
(1990)). Akibatnya proses osmosis antara dan detoksifikasi Asam Sianida berdasarkan
air dengan zat terlarut (termasuk sianida) lama perendaman.
makin cepat. Oleh karena itu diperlukan 1. Preparasi Sampel
penelitian tentang kadar larutan garam Umbi gadung segar dicuci kemudian
(NaCl) serta lama perendaman yang tepat dikupas kulitnya dan dilakukan proses
agar racun sianida dalam umbi gadung dapat pemasrahan. Setelah itu umbi gadung
berkurang. didiamkan selama 24 jam.
2. Pengukuran Panjang Gelombang
METODE PENELITIAN Maksimum
Subjek dan Objek Penelitian Panjang gelombang maksimum
1. Subjek Penelitian diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
Subjek dalam penelitian ini adalah dengan mengambil salah satu konsentrasi
umbi gadung. Umbi gadung ini diperoleh dari larutan standar.
dari Bongsreng, Pandak, Bantul yang 3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar
kemudian diolah dan diproses. Membuat larutan induk 1000 ppm
2. Objek Penelitian dengan cara mengencerkan 0,25 gram
Objek dalam penelitian ini adalah KCN kedalam 100 mL akuades. Ambil
lama perendaman dan kadar larutan sampel, kemudian dibuat konsentrasi 0;
garam (NaCl) yang digunakan dalam 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; 0,1; 0,12; dan 0,14
upaya detoksifikasi sianida pada umbi ppm. Pada tiap konsentrasi, diambil
gadung. sebanyak 6 mL lalu ditambahkan dengan
Alat dan Bahan 1 mL Ninhidrin dan 1 mL Na2CO3.
1. Alat Kemudian absorbansi diukur dengan

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 8


spektronik 20 menggunakan panjang gelombang maksimum sedangkan
gelombang maksimal pada prosedur 1. spektronik 20 digunakan untuk mengukur
4. Penentuan Kadar Asam Sianida Awal absorbansi yang akan digunakan dalam
Untuk menentukan kadar Asam pembuatan kurva kalibrasi, mengukur
Sianida awal (sebelum diberi perlakuan), absorbansi kadar sianida berdasar
umbi gadung yang telah didiamkan detoksifikasi pada ke-5 kadar NaCl yang
kemudian diblender. Timbang 5 gram berbeda serta mengukur absorbansi kadar
umbi gadung, lalu diencerkan kedalam sianida berdasar detoksifikasi pada lama
beaker glass yang berisi 250 ml akuades. perendaman. Data panjang gelombang dari
Saring hingga volume 500 ml dengan hasil pengukuran spektrofotometer UV-Vis
akuades. Ambil 1 ml sampel lalu digunakan sebagai panjang gelombang pada
diencerkan 5000 kali dengan pengukuran selanjutnya yang menggunakan
penambahan 1 ml Ninhidrin dan 1 ml spektronik 20.
Na2CO3. Setelah itu absorbansinya
dengan spektronik 20. HASIL PENELITIAN DAN
5. Detoksifikasi Asam Sianida PEMBAHASAN
berdasarkan Kadar Natrium Klorida Gadung merupakan salah satu jenis
(NaCl) umbi-umbian yang memiliki kandungan
Rendam umbi gadung dalam 200 mL asam sianida (HCN dalam proses
larutan garam dapur (NaCl) dengan kadar produksinya.). Sianida merupakan senyawa
0 M; 0,1 M; 0,2 M; 0,3 M; 0,4 M; dan 0,5 yang dapat mengganggu kesehatan,
M selama 30 menit. Umbi gadung yang mengurangi bioavailabilitas nutrien di
telah direndam dengan kelima kadar dalam tubuh manusia dan lebih parahnya,
garam dapur (NaCl) yang berbeda, sianida dapat menyebabkan kematian.
kemudian diblender. Setelah itu tentukan Gadung dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kadar Asam Sianidanya menggunakan makanan, oleh karena itu diperlukan
prosedur 4. kewaspadaan dan kehati-hatian dalam
6. Detoksifikasi Asam Sianida proses pengolahannya.
Berdasarkan Lama Perendaman Metode yang sudah banyak digunakan
Setelah ditentukan kadar garam dapur untuk menentukan kadar sianida pada umbi-
(NaCl) yang paling efektif untuk umbian adalah spektrofotometri, hal ini
detoksifikasi Asam Sianida, peneliti dikarenakan spektrofotometri memiliki
menggunakan kadar tersebut untuk tingkat ketelitian yang tinggi. Dalam
meneliti lama perendaman yang efektif. penelitian ini dikembangkan penentuan
Kadar garam dapur (NaCl) yang paling kadar sianida dengan menggunakan reagen
efektif adalah yang memiliki selisih ninhidrin sebagai pereaksi dalam suasana
kadar Asam Sianida terbesar setelah basa, sehingga akan dihasilkan hidrindantin
dibandingkan dengan gadung sebelum berwarna yang kemudian dianalisis secara
dilakukan perendaman melalui spektrofotometri pada panjang gelombang
pengukuran absorbansi. Kemudian sinar tampak. Reaksi antara ninhydrin
dilakukan perendaman dengan selang dengan sianida membentuk hidridantin
waktu 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 dapat dilihat pada gambar berikut.
menit, dan 150 menit. Setelah dilakukan
perendaman, hitung kadar Asam Sianida
menggunakan prosedur 3.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis dan
spektronik 20. Spektrofotometer UV-Vis
digunakan untuk mengukur Panjang

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 9


standar hampir sama. Digunakan
konsentrasi 0,08 ppm karena dari seluruh
larutan standar yaitu 0; 0,02; 0,04; 0,06;
0,08; 0,1; 0,12; dan 0,14 ppm diambil
konsentrasi tengah. Setelah dilakukan
pengukuran diperoleh panjang
gelombang maksimal 420 nm, dengan
lembar data hasil spektrofotometer Uv-
Vis terlampir.
3. Pembuatan kurva kalibrasi standar
Kurva standar dibuat untuk
Gambar 1. Reaksi Ninhidrin dengan Sianida kalibrasi pengukuran kadar sianida bahan
Membentuk Hidridantin
pangan yang akan dianalisa, dimana
Sumber: Ninhydrin-Based Forensic Investigations: jumlah total sianida diperoleh dari
II. Cyanide Analytical Toxicology, ekstrapolasi linier untuk waktu data
International Journal of Criminal mulai jam ke-0 (Haque and Bradbury,
Investigation, Vol. 1(4): 213-226 2002). Analisa kadar sianida umbi
gadung ini menggunakan kurva standar
Penelitian ini dilaksanakan dalam 6
yang dibuat dari larutan induk 1000 ppm.
tahap, yaitu tahap preparasi sampel,
Larutan ini dibuat dengan melarutkan
mengukur panjang gelombang maksimum,
0,25 gram KCN kedalam 100 ml
pembuatan kurva kalibrasi standar,
akuades. Kemudian buat larutan menjadi
penentuan kadar Asam Sianida awal,
konsentrasi 0; 0.02; 0.04; 0.06; 0.08; 0.1;
detoksifikasi Asam Sianida berdasarkan
0.12; dan 0.14 ppm dengan menggunakan
kadar Natrium Klorida (NaCl), dan
labu ukur lalu ditambahkan akuades
detoksifikasi Asam Sianida berdasarkan
hingga tanda batas. Setelah itu msing-
lama perendaman.
masing konsentrasi diambil 6 ml dan
1. Tahap preparasi sampel
masukkan dalam tabung reaksi untuk
Pada tahap ini umbi gadung segar
ditambahkan dengan 1 ml ninhidrin dan 1
dicuci kemudian dikupas kulitnya dan
ml Na2CO3. Fungsi penambahan
dilakukan proses pemasrahan
ninhidrin adalah sebagai reagen dimana
menggunakan alat pasrah. Kemudian
dapat mengetahui perubahan warna yang
gadung tersebut didiamkan selama 24
akan diukur absorbansi spektrofotometer.
jam didalam wadah tanpa penambahan
Penambahan Na2CO3 sebanding dengan
apapun. Proses ini bertujuan untuk
penambahan ninhidrin, penambahan ini
mendapatkan kondisi dimana senyawa
ditujukan agar sampel menjadi berwarna
Glukosida Sianogenik dan enzim
berubah menjadi merah sehingga
bereaksi maksimal menghasilkan sianida.
absorbansinya dapat terbaca. Setelah
Sianida yang terbentuk kemudian siap
larutan standar diukur menggunakan
untuk didetoksifikasi.
panjang gelombang 420 nm, diperoleh
2. Pengukuran panjang gelombang
data larutan standar KCN dan Na2CO3
maksimum
sebagai berikut:
Panjang gelombang maksimum Tabel 1. Data Absorbansi Larutan Standar
diukur dengan menggunakan Konsentrasi Absorbansi
spektrofotometer UV-Vis. Pengukuran 0 0
ini dilakukan dengan mengambil salah 0,02 0,449
satu konsentrasi dari larutan standar yaitu 0,04 0,823
0,06 0,964
0,08 ppm. Hal ini dikarenakan agar data
0,08 0,644
yang diperoleh lebih valid dan range 0,1 0,046
absorbansinya tidak jauh dari sampel 0,12 0,149
karena warna larutan dengan larutan 0,14 0,335

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 10


hingga volume 500 mL dengan akuades.
Dari tabel diatas diperoleh data Setelah itu sampel diambil 1 ml dan
kurva berdasarkan nilai konsentrasi dan diencerkan 5000 kali. Pengenceran 5000
absorbansi. Grafik penentuan konsentrasi kali ini dilakukan dengan mengambil 1
CN mg/L dapat dilihat seperti berikut: ml sampel yang kemudian diencerkan
dalam labu ukur 50 ml, kemudian sampel
tersebut diambil 1 ml dan diencerkan
dalam labu ukur 10 ml, setelah itu sampel
tersebut diambil 1 ml lagi dan diencerkan
dalam labu ukur 10 ml. Hasil
pengenceran diambil 6 ml dan ditambah
dengan ninhidrin dan Na2CO3 masing-
masing 1 ml. Kemudian absorbansi
sampel dapat diukur dengan spektronik
20 dengan hasil 0,719.
Dari hasil pengukuran
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Standar spektrofotometer Uv-Vis diperoleh
persamaan garis kurva kalibrasi yaitu y =
Gambar diatas menunjukkan -4,6571x + 0,8597. Berdasarkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi maka persamaan tersebut konsentrasi sianida
nilai absorbansi semakin rendah. Data ini awal dapat dihitung. Hasil perhitungan
tidak sesuai dengan teori, seharusnya menunjukkan bahwa kadar sianida awal
semakin tinggi konsentrasi maka nilai yaitu 0,03021 ppm. Pada umumnya
absorbansinya juga semakin tinggi. Hal gadung segar mengandung kadar sianida
ini dikarenakan, berdasarkan hukum sekitar 469 ppm (Hariana, 2004). Dalam
Lambert-Beer absorbansi berbanding perhitungan kadar sianida jauh dari kadar
lurus dengan konsentrasi. Dengan normal, hal ini dikarenakan waktu untuk
demikian konsentrasi semakin tinggi jika mendiamkan umbi gadung dalam tahap
absorbansi semakin tinggi dan begitu preparasi kurang lama, sehingga sianida
pula sebaliknya konsentrasi semakin yang terbentuk belum maksimal.
rendah jika absorbansi semakin rendah 5. Detoksifikasi Asam Sianida
pula. berdasarkan kadar Natrium Klorida
Perbedaan antara data teori dengan (NaCl)
hasil penelitian ini diakibatkan larutan Detoksifikasi sianida berdasarkan
blanko yang peneliti buat tidak dapat kadar NaCl dilakukan dengan merendam
berfungsi sebagai mana mestinya, larutan gadung dalam 200 ml larutan garam
blanko ini tidak dapat membuat nol dapur (NaCl) dengan kadar 0 M; 0,1 M;
spektrofotometer yang membuat hasil 0,2 M; 0,3 M; 0,4 M; dan 0,5 M selama
menjadi tidak maksimal. Hal ini 30 menit. Umbi gadung yang telah
dikarenakan perbedaan warna antara direndam dengan kelima kadar garam
blanko dengan larutan standar, larutan dapur (NaCl) yang berbeda, kemudian
standar berwarna kuning kemerahan diblender. Setelah itu tentukan kadar
sedangkan larutan blanko berwarna Asam Sianidanya menggunakan
kuning. prosedur 4. Berdasarkan perlakuan
4. Penentuan kadar sianida awal tersebut, diperoleh data absorbansi
Penentuan kadar sianida awal sampel sebagai berikut:
diperoleh dari persamaan garis kurva Tabel 2. Data Absorbansi Sampel Berdasar
kalibrasi. Sampel gadung yang telah Kadar NaCl
diblender diambil 5 gram lalu diencerkan Konsentrasi (M) Absorbansi
dalam 250 ml akuades dan disaring 0,1 0,041
0,2 0,018

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 11


0,3 -0,050 6. Detoksifikasi Asam Sianida
0,4 -0,051 berdasarkan lama perendaman
0,5 -0,055
Detoksifikasi sianida berdasarkan
lama perendaman dengan konsentrasi
Dari data diatas, dapat dihitung NaCl 0,5M dilakukan dengan merendam
kadar sianida untuk masing-masing kadar gadung dalam 200 mL larutan garam
dengan rumus sebagai berikut: dapur (NaCl) dengan variasi lama
A = ε.b.C sehingga A ∞ C perendaman 30 menit; 60 menit; 90
Y = aC + b atau A = aC + b menit; 120 menit; dan 150 menit. Umbi
Berdasarkan persamaan, A = -0,4571 C gadung yang telah direndam dengan
+ 0,8597 kelima waktu perendaman garam dapur
A−b
C= (NaCl) yang berbeda, kemudian
𝑎 diblender. Setelah itu tentukan kadar
Asam Sianidanya menggunakan
Dengan kadar awal sianida sebesar
prosedur 3. Berdasarkan perlakuan
0,03021, hasil kadar sianida yang
tersebut, diperoleh data absorbansi
diperoleh dari masing-masing
sampel sebagai berikut:
konsentrasi adalah sebagai berikut: Tabel 4. Data Absorbansi Sampel Berdasar
Tabel 3. Kadar Sianida pada Masing-Masing Lama Perendaman
Konsentrasi Lama Perendaman Absorbansi
Konsentrasi Kadar Perubahan (menit)
(M) Sianida Sianida 30 -0,203
0,1 0,17580 0,14558 60 -0,219
0,2 0,18073 0,15052 90 -0,212
0,3 0,19534 0,16512 120 -0,296
0,4 0,19555 0,16534 150 -0,246
0,5 0,19641 0,16620

Dari data diatas dapat dihitung


Berdasarkan analisis diatas dapat
kadar sianida pada masing-masing waktu
diketahui kadar NaCl yang paling efektif
perendaman. Dengan rumus seperti
yang dapat digunakan untuk mengurangi
prosedur 5 dan kadar awal 0,03021,
kadar sianida dalam umbi gadung yaitu
diperoleh hasil kadar sianida pada
NaCl dengan konsentrasi 0,5 M.
masing-masing waktu perendaman
Konsentrasi ini dipilih karena selisih
seperti berikut:
kadar Asam Sianida setelah Tabel 5. Kadar Sianida pada Masing-Masing
dibandingkan dengan gadung sebelum Lama Perendaman
dilakukan perendaman melalui Lama Kadar Perubahan
pengukuran absorbansi menunjukkan Perendaman Sianida Sianida
angka paling besar diantara yang lain, hal (Menit)
30 0,22819 0,1980
ini menandakan kadar sianida berkurang 60 0,23162 0,2014
lebih banyak dalam konsentrasi 0,5 M. 90 0,23012 0,1999
Konsentrasi tersebut kemudian 120 0,24816 0,2179
digunakan dalam analisis selanjutnya 150 0,23742 0,2072
tentang lama perendaman gadung dengan
NaCl. Hasil penentuan kadar efektif Berdasarkan data diatas maka
larutan garam (NaCl) dalam detoksifikasi dapat diketahui lama perendaman paling
asam sianida (HCN) ini sudah sesuai efektif untuk menghilangkan kadar
dengan teori, karena semakin tinggi sianida pada umbi gadung yaitu dalam
kadar NaCl semakin berkurang asam waktu perendaman 120 menit. Hal ini
sianida yang terkandung dalam umbi dikarenakan dalam waktu 120 menit,
gadung. dihasilkan selisih paling besar antara
kadar sianida setelah direndam dengan

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 12


kadar sianida awal. Berdasarkan teori Saran
semakin lama waktu yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian dan
untuk merendam gadung dengan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat
menggunakan alkali, maka semakin beberapa saran yang diajukan sebagai
berkurang kadar sianida yang terkandung berikut:
didalam umbi gadung tersebut. 1. Sebaiknya penelitian dilakukan dalam
Pada penelitian ini hasil yang satu hari agar umbi gadung masih segar
diperoleh tidak sesuai dengan teori. dan hasil yang diperoleh dapat optimal.
Seharusnya lama perendaman yang 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
paling efektif adalah dalam waktu 150 mengenai umbi-umbi lain yang memiliki
menit, namun dalam penelitian ini lama kandungan sianida.
perendaman umbi gadung yang efektif 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
adalah 120 menit. Hal ini dikarenakan mengenai penyebab meningkatnya
pengukuran absorbansi dilakukan pada kembali kadar sianida setelah gadung
hari yang berbeda dan menyebabkan diangkat dari rendaman alkali.
kadar sianida setelah direndam dengan 4. Perlu diadakan penyuluhan atau
menggunakan NaCl naik kembali. peningkatan kesadaran masyarakat untuk
cara pengolahan umbi gadung yang
SIMPULAN DAN SARAN memiliki kandungan sianida yang tinggi,
Simpulan agar aman untuk dikonsumsi.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang ada dalam penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa: Apriansyah, D., et all. 2014. Pengaruh
1. Kadar efektif perendaman umbi gadung Perendaman Umbi Gadung Dayak
dengan natrium klorida adalah kadar Dalam Air, Larutan Garam, dan
yangmemberikan selisih terbesar kadar Larutan Kapur Terhadap KAndungan
sianida setelah perendaman dan kadar Asam Sianida Selama Enam Hari
sianidaawal. Variasi kadar yang diuji Perendaman. Jurnal Teknologi
dalam penelitian ini adalah 0,1 M; 0,2 M; Pertanian Universitas Mulawarman
0,3 M;0,4 M; dan 0,5 M. Dari beberapa 2014, 9(2):49-52.
kadar natrium klorida (NaCl) tersebut
yang palingefektif adalah natrium klorida Bassett, J., et all. 1994. Buku Ajar Vogel
dengan kadar 0,5 M, karena memberikan Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
selisihkadar sianida awal dan setelah Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
perendaman sebesar 0,16620. EGC.
2. Waktu perendaman efektif umbi gadung
yang direndam dengan natrium Brink, Flink and Sobandi. 1985. Dasar-
kloridaadalah waktu yang memberikan dasar Ilmu Instrumen. Bandung: Binacipta.
selisih terbesar kadar sianida setelah
perendamandan kadar sianida awal. Cotton, F. A. dan Geoffrey W. 1989. Kimia
Variasi lama perendaman dalam Anorganik. Jakarta: UI Press.
penelitian ini adalah 30menit; 60 menit;
90 menit; 120 menit; dan 150 menit. Dari Day, R. A. and A. L. Underwood. 1986.
beberapa variasi lamaperendaman Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
tersebut lama perendaman gadung Erlangga.
dengan natrium klorida (NaCl)yang
paling efektif yaitu 120 menit, karena ___________________________. 2002.
memberikan selisih kadar sianida Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
awaldan setelah perendaman sebesar Erlangga.
0,2179.

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 13


Direktorat Gizi Depkes RI, 1996. Daftar Husodo, S. Y. 2001. Kemandirian di Bidang
Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Pangan, Kebutuhan Negara Kita.
Bhratara Karya Aksara. Makalah Kunci pada Seminar
Nasional Teknologi Pangan,
Eka, Reysa. 2013. Rahasia Mengetahui Semarang, 9-10 Oktober 2001.
Makanan Berbahaya: Guepedia. Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
Estiasih, Teti, dkk. 2017. Umbi-umbian & tentang Pangan.
Pengolahannya. Malang: UB Press.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia
Gandjar, I. G., dan Rohman, A., 2007. Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Farmasi Analisis. Yogyakarta: Indonesia Press.
Pustaka Pelajar.
____________. 2003. Konsep Dasar Kimia
Haque, M. R. and Bradbury J. H. 2002. Total Analitik. Jakarta: Universitas
Cyanide Determination of Plants and Indonesia Press.
Foods Using The Picrate and Acid
Hydrolysis Methods. Journal of Food Lehninger, A.L. 1976. Biochemistry. New
Chemistry 77; 107-114. York: Work Publisher, Inc.

Hardjo, M. 2005. Tepung Gadung Nurjanah, Nunung dan Nur Ihsan. 2013.
(Dioscorea Hispida Dennst) Bebas Ancaman Dibalik Segarnya Buah &
Sianida dengan Merendam Parutan Sayur. Jakarta: Pustaka Bunda.
Umbi Dalam Larutan Garam. Jurnal
Matematika, Sains, dan Teknologi, Pambayun, R. 2000. Hydrocianide acid and
Voume 6, Nomor 2, September 2005, organoleptic test on Gadung instant
92 – 99. rice from various methods of
detoxification. Prosiding Seminar
Hariana A. 2004. Tumbuhan Obat dan Nasional Industri
Khasiatnya Seri 1. Jakarta: Swadaya.
Pangan 2000, Surabaya PAU Pangan dan
Harijono dkk, 2008. Detoksifikasi Umbi Gizi UGM, Yogyakarta. Peterson,
Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) M.S. & Jhonson, A.H. (1978).
dengan Pemanasan Terbatas dalam Encyclopedia of food science.
Pengolahan Tepung Gadung. Wesport: The Avi Publishing
Dipublikasikan. Jurnal Teknologi Company.
Pertanian Vol.9 No.2 (Agustus 2008)
75-82. Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan
Gizi. Jakarta: Gramedia.

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 14

Anda mungkin juga menyukai