Anda di halaman 1dari 55

BIOLOGI PERIKANAN

Pengertian Biologi Perikanan


• Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan
ikan sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan,
tumbuh, bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik
kematian secara alami ataupun dikarenakan faktor-faktor lain.
• Ilmu pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur organisme
ikan (morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika pada ikan
(fisiologi), dan proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga pengetahuan
biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami
pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan spesies ikan untuk dikelola
menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami
kepunahan di perairan alaminya.
Ikan adalah
binatang bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air,
berdarah dingin (poikilotherm), umumnya bernapas dengan insang,
mempunyai sirip untuk bergerak dan mempunyai gurat sisi untuk
mengatur keseimbangan badannya di saat ikan tersebut bergerak.
Sebagian besar ikan hidup di perairan laut sedangkan sebagiannya
kecilnya lagi hidup di perairan darat.
MORFOLOGI IKAN
• Morfologi ikan adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur
organisme ikan.
Bagian tubuh ikan
1. Bagian kepala (caput)
2. Bagian badan (truncus)
3. Bagian ekor (cauda)
1. Bagian kepala (caput),
• Bentuk kepala dimulai dari ujung mulut terdepan sampai dengan
ujung tutup insang paling belakang.
• Pada bagian ini terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi,
sungut, hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan
sebagainya.
2. Bagian badan (truncus)

• Bentuk badan dimulai dari ujung tutup insang bagian belakang


sampai dengan permulaan sirip anus.
• Pada bagian ini terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta
organ-organ dalam seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad,
gelembung renang, ginjal, limpa, dan sebagainy
3. Bagian ekor (cauda)
• Bagian ekor dimulai dari permulaan sirip anus sampai dengan ujung
sirip ekor bagian paling belakang.
• Pada bagian ini terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-
kadang juga terdapat scute dan finlet.
B. Bentuk Tubuh Ikan
Bentuk luar tubuh ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, dari bentuk
bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh
ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku
yang khusus.
Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan
tersebut dibelah menjadi dua secara membujur/memanjang dari pertengahan ujung kepala sampai
ekor maka akan menghasilkan dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Mujair ( Orecrhomis mussambicus ), dan
Ø Ikan Kerapu ( Epinephelus pachyceniru ).

Selain itu ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yaitu apabila
tubuh ikan tersebut di belah menjadi dua secara membujur/memanjang maka belahan tubuh
sebelah kanan tidak sama dengan belahan tubuh sebelah kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Sebelah ( psettodes erumei ), dan
Ø Ikan Lidah ( Cynoglossus bilineatus )
Bentuk-bentuk tubuh ikan :
1. Bentuk Pipih ( Compressed )
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai lebar tubuh jauh lebih kecil dibandingkan dengan tinggi
badan dan panjang tubuh. Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai pergerakan yang agak lambat
(sedang).
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Tambakan (Helestoma temmineki),
Ø Ikan Nila (Oreocromis niloticus), dan
Ø Ikan Mujair (Orecrhomis mussambicus ).

2. Bentuk Bola (Globiform)


Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini bertubuh pendek dan gemuk dan jika sedang mengembang maka
bentuk tubuhnya akan menyerupai bola. Cara mengembangnya yaitu dengan cara mengisi badannya
dengan udara. Biasanya terjadi saat ikan dalam keadaan bahaya. Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini
mempunyai pergerakan yang lambat.
ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Buntal (Diodon hystrix),
Ø Ikan Buntal Batu (Ostraction nasus), dan
Ø Ikan Jebong (Abalistes stellaris).
3. Bentuk Kotak (Ostraciform)
Ikan seperti ini bentuk tubuhnya menyerupai kotak.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Whitedotted Boxfish, yaitu ikan laut yang hidup diperairan pasifik, hindia dan samudra pasifik.
Ø Toadfish (Lagocephalus sceleratus)

4. Bentuk Panah (Sagittiform)


Bentuk tubuh ikan ini seperti anak panah, kepalanya lancip/ meruncing, badan memanjang kebelakang dengan bentuk yang
hampir seimbang dan ekor bercagak.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Alu-alu (Sphyraene jello),
Ø Ikan Kelah (Tor khudree), dan
Ø Ikan Kuniran (Upeneus vittatis)

5. Bentuk Ular (Anguilliform)


Tubuh ikan seperti ini berbentuk bulat memanjang dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil, serta pada
bagian ujung meruncing/tipis. Bentuknya seperti ular dengan ukuran panjang tubuh dapat mencapai 20 kali tingginya.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Belut (Monopterus albus),dan
Ø Ikan Sidat (Anguilla bicolor).
6. Bentuk Torpedo/Cerutu (Fusiform)
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi yang hampir sama dengan lebarnya, sedangkan panjang tubuh
beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hamper meruncing pada kedua bagian ujung. Bentuk ikan ini menyerupai cerutu dan
apabila dilihat dari depan maka tubuhnya membentuk lingkaran yang sempurna. Bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu
bentuk yang sangat stream-line untuk bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Bentuk tubuh ini
biasanya dimiliki oleh ikan yang sering melakukan migrasi.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Tuna (thunnus allalunga),
Ø Ikan Tongkol (Euthynus affinis), dan
Ø Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis).

7. Bentuk Pita (Taeniform atau flatted-form)


Tubuh ikan seperti ini berbentuk pipih mendatar, memanjang dan tipis menyerupai pita. Ikan ini cenderung bergerak lambat
dengan cara berenang seperti ular yang membentuk huruf S.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Layur (Trichiurus saval).
8. Bentuk gepeng atau picak (Depressed)
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi badan jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar tubuh). Biasanya dimiliki oleh ikan
yang suka hidup di dasar perairan dan mengendap-ngendap untuk menangkap mangsanya.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan Pari (dasyatis bleekeri)
Ø Ikan Pare Totol (Himantura uarnak)

9. Bentuk tali (Filiform), yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali.


Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Snipe Eel (Nemichthys scolopaceus)
Ø Pipefish (Pseudophallus straksii)
C. Kepala Ikan
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Bagian-bagian kepala
ikan yang penting adalah:
1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.
Jika dilihat dari arah luar, celah insang tertutup oleh tutup insang (apparatus
opercularis). Tulang-tulang tutup insang terdiri dari:
❑ Os operculare, berupa tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal.
❑ Os preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak
di depan sekali.
❑ Os interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os
operculare dan os preoperculare.
❑ Os suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang terdapat suatu selaput tipis yang
menutupi tulang-tulang di atasnya, disebut membrana branchiostega. Membrana ini
diperkuat oleh radii branchiostega yaitu berupa tulang-tulang kecil yang terletak pada
bagian ventral dari pharynx.
2. Bentuk mulut.
Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan
yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas:
➢ Bentuk tabung (tube like), misalnya pada ikan Tangkur Kuda (Hippocampus histrix)
➢ Bentuk paruh (beak like), misalnya pada ikan Julung-julung (Hemirhamphus far)
➢ Bentuk gergaji (saw like) misalnya pada ikan Cucut Gergaji (Pristis microdon)
➢ Bentuk terompet, misalnya pada Campylomormyrus Elephas.

Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut disembulkan, maka bentuk mulut ikan dapat
dibedakan atas:
➢ Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)
➢ Mulut yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan Lele (Clarias batrachus)
3. Tipe Mulut

Mulut ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan
kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini
juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi pada ikan. Bentuk,
ukuran dan letak mulut tersebut menggambarkan habitat ikan tersebut.
Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan
ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan
pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar.
Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang panjang
dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak
mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-
ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong
atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut
yang fleksibel.
Berdasarkan letaknya, mulut pada ikan terbagi atas beberapa tipe :
a. Terminal
Terminal yaitu mulut yang terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
➢ Ikan Tambangan (Lutjanus johni), dan
➢ Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)

b. Sub terminal
Sub terminal yaitu mulut yang terletak sejajar kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
➢ Ikan Kuro/Senangin (Eleutheronema tetradactylum), dan
➢ Ikan Setuhuk Putih (Makaira indica).
c. Superior
Superior yaitu mulut yang terletak di bagian agak atas ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
➢ Ikan julung-julung (Hemirhamphus far), dan
➢ Ikan Kasih Madu (Kurtus indicus).

d. Inferior
Inferior yaitu mulut yang terletak di bagian agak bawah ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
➢ Ikan Pare Kembang (Neotrygon kuhlii), dan
➢ Ikan Cucut (Chaenogaleus macrostoma).
4. Letak sungut.
Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam mencari makanan dan
umumnya terdapat pada ikan-ikan yang aktif mencari makan pada malam
hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang aktif mencari makan di dasar perairan.
➢Ikan-ikan yang memiliki sungut antara lain:
➢Ikan Sembilang (Plotosus canius),
➢Ikan Lele (Clarias batrachus), dan
➢Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio).

Letak dan jumlah sungut juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk, dan
jumlah sungut berbeda-beda. Ada yang terletak pada hidung, bibir, dagu,
sudut mulut, dan sebagainya. Bentuk sungut dapat berupa rambut,
pecut/cambuk, sembulan kulit, bulu, dan sebagainya. Ada ikan yang memiliki
satu lembar sungut, satu pasang, dua pasang, atau beberapa pasang.
5. Sisik
Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis.
Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik berhubungan dengan
rangka luar (exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-
ikan primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix) yang memiliki sisik
sangat keras.
Sisik pada ikan berfungsi sebagai penutup bagian tubuh ikan. Selain itu ada juga ikan yang
tak bersisik, kebanyakan dari sub-ordo Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius
pangasius) dan ikan belut (Monopterus albus) dari family Synbranchidae.
Sisik berdasarkan jenis bahan dan bentuknya:

a. Sisik placoid
Terdapat pada ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuknya hampir mirip dengan
bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri
keluar dari epidermis.

b. Sisik cosmoid
Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif.
Dari luar sisik ini terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
✓ Vitrodentine (dilapisi semacam enamel)
✓ Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler)
✓ Isopedine.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk sisik seperti ini antara lain:
✓ Latimeria chalumnae.
c. Sisik ganoid
Dari luar sisik ini juga terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
✓ Ganoine (Terdiri dari garan-garam an-organik)
✓ Lapisan yang seperti lapisan cosmoine
✓ Isopedine

Bentuk tubuh seperti belah ketupat. Banyak terdapat pada ikan dari
golongan Actinopterygii.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
❖ Polypterus,
❖ Lepisostidae,
❖ Acipencoridae,
❖ Polyodontidae
d. Sisik cycloid
Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan,
dan lingkaran pada bagian belakang bergigi. Umumnya terdapat pada ikan yang
berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii).

e. Sisik ctenoid
Sisik cikloid dan sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis,
fleksibel, transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik
yang menempel pada tubuh hanya sebagian. Berbentuk seperti sisir, ditemukan
pada ikan yang berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii)
D. Anggota Gerak
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada pada
posisi yang diinginkannya karena adanya sirip-sirip tersebut. Sirip ikan terdiri dari
tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies
ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras
Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah
Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbukubuku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras
Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
Pada ikan terdapat lima macam sirip, yaitu:
1. Sirip perut (V atau P2)
Sirip perut (pinnae ventralis) terletak disebelah bawah tubuh ikan. Sirip perut merupakan sirip yang
berpasangan.

2. Sirip punggung (D)


Sirip punggung (pinnae dorsalis) terletak diantara bagian kepala dan bagian batang ekor. Sirip punggung
merupakan sirip berjari-jari keras.

3. Sirip dada (Vc)


Sirip dada (pinnae pictoralis) terletak di sebelah belakang kepala baik disamping kiri maupun kanan. Sirip
dada merupakan sirip yang berpasangan.

4. Sirip anus (A)


Sirip anus (pinnae analisis) terletak disebelah belakang dan bawah tubuh ikan.

5. Sirip ekor (C)


Sirip ekor (pinnae caudalis) terletak dibagian belakang tubuh ikan. Sirip ekor ini berjari-jari lemah, lentur
berfungsi agar pergerakan ikan tidak kaku saat berenang.
Setiap sirip disusun oleh “membrana”, yaitu suatu selaput yang terdiri dari jaringan lunak, dan
“radialia” atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan tulang atau tulang rawan. Radialia ini ada
yang bercabang dan ada pula yang tidak, tergantung pada jenisnya.
Ikan yang mempunyai sirip yang berpasangan maupun sirip tunggal disebut ikan bersirip lengkap.
Tetapi ada juga ikan yang tidak bersirip lengkap, misalnya:
o Ikan buntal (Triodon macropterus) tidak mempunyai sirip perut,
o Ikan bawal (Parastromateus niger) memiliki sirip perut tetapi pada saat dewasa sirip ini
tidak berkembang dan bahkan tereduksi.
Pada beberapa jenis ikan, ada sirip yang mengalami modifikasi menjadi semacam alat peraba,
penyalur sperma, penyalur cairan beracun, dan lain-lain, misalnya:
Ø Ikan gurami (Osphronemus gouramy) mempunyai sirip perut yang bermodifikasi menjadi alat
peraba.
Ø Sirip punggung pertama pada ikan remora (Remora remora) berubah fungsinya menjadi alat
penempel.
Ø Jari-jari mengeras sirip dada ikan lele (Clarias batrachus) berfungsi sebagai alat penyalur
cairan beracun.
Ø Ikan terbang (Hyrundichthys oxycephalus) memiliki sirip dada yang sangat panjang sehingga
ikan ini dapat terbang di atas permukaan air.
• Pada bagian tengah badan ikan, sebelah kanan dan kiri, mulai dari kepala sampai ke
pangkal ekor, terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis gelap yang
memanjang, yang disebut garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat
ditemukan baik pada ikan yang mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yang
bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi
untuk mengetahui perubahan tekanan air yang terjadi sehubungan dengan aliran arus air,
dan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitarnya
2.2 ANATOMI IKAN
Anatomi ikan mempelajari tentang organ-organ dalam suatu organisme ikan.
Anatomi ikan merupakan dasar dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan
parasit, sistematika, dan sebagainya.
Bentuk dan letak setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda
dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh,
pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka hidup,
atau stadia dalam hidup spesies tersebut.
Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada tubuh ikan antara lain:
• insang,
• jantung,
• mata,
• telinga,
• gelembung renang
• darah, dan lain-lain
Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:
✓ Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
✓ Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.

A. Jantung
Jantung ikan berfungsi sebagai alat transportasi enzim, nutrisi, oksigen,
karbondioksida, garam-garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N dari tempat asal ke
seluruh bagian tubuh ikan. Jantung ikan terletak di perikardial disebelah posterior
insang. Kontraksi otot jantung ikan yang ditimbulkan sebagai sarana nengkonversi
energi kimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk dan aliran darah.
B. Gelembung Renang
Ikan bisa mengapung di air dengan mudah karena memiliki organ yang disebut
gelembung renang. Gelembung renang berisi gas (oksigen dan nitrogen), yang bisa
menetralkan berat ikan sehingga sama dengan berat jenis air sekitarnya. Udara masuk
dan keluar melalui mulut dan esophagus ikan, sehingga gelembung renang bisa
mengembang dan mengempis. Tetapi beberapa ikan mengisi udara pada gelembung
renangnya melalui pembuluh darah. Pada jenis ikan tertentu gelembung renang juga
berpungsi sebagai alat pendengaran, karena gelembung renangnya berhubungan
dengan sistim pendengaran melalui rangkaian tulang kecil yang disebut tulang weber.
C. Telinga Ikan
Telinga ikan terletak didalam tengkorak dan tak terlihat dari luar. Tidak hanya berpungsi
sebagai alat pendengar, tetapi juga bisa membantu merasakan perubahan arah dan
kecepatan saat berenang. Telinga dalam ikan meliputi 3 saluran melingkar yang peka
terhadap perubahan tekanan. Dipangkal saluran terdapat otolit, yaitu tulang padat
yang terapung dalam cairan. Otolit akan tenggelam dalam cairan saat tubuh ikan
terkena gelombang bunyi. Ketika tenggelam oyolit menyentuh sel rambut indra yang
selanjut nya mengirimkan implus ke dalam otak.

D. Mata Ikan
Ikan mempunyai mata dikedua sisi kepalanya yang bisa mengawasi keadaan sekitarnya.
Hal itu memberikan perlindungan lebih pada ikan dari pemangsa. Ikan memiliki
pandangan 3 dimensi yang sempit, ikan memfokuskan pandangan pada benda yang
ada didepan nya dengan menggerakkan lensanya maju dan mundur. Gerakan ini
dilakukan oleh otot yang bernama tetraktor lentis. Untuk melihat benda jauh,
tetraktor lentis berkontraksi sehingga lensa tertarik ke belakang. Untuk melihat benda
dekat , tetraktor lentis akan melakukan relaksasi sehingga lensa maju mendekati
moncong.
E. Insang
Ikan bernapas dengan menggunakan insang, terdiri atas tulang yang menopang filamen-
filamen. Tiap filamen terdapat lamela-lamela yang mengandung ratusan pembuluh darah
kapiler. Air yang mengalir melalui insang langsung dihisap oksigennya oleh arteri menuju ke
jantung. Darah yang mengandung karbon dioksida di alirkan ke lamela oleh vena keluar
tubuh.

F. Darah Dingin Dan Darah Panas


Kebanyakan ikan disebut berdarah dingin. Karena panas tubuh nya sebagian besar terbuang
melalui insang sehingga suhu tubuhnya sama dengan air. Tetapi beberapa ikan mampu
menyimpan panas tubuhnya karena ikan tersebut memiliki suatu sistim yang disebut rate
milabile atau jalinan ajaib. Otot ikan berdarah panas bisa menghasilkan lebih banyak tenaga
karena panas tubuhnya tetap.
2.3 FISIOLOGI IKAN
Fisiologi ikan mempelajari tentang fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel
organisme ikan.
Ada beberapa sistem anatomi fisiologi pada tubuh ikan, antara lain :
a. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-
sumber pewarnaan.
b. Sistem otot (urat daging): – penggerak tubuh, sirip-sirip, insang, - organ listrik
c. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ dalam dan penegak
tubuh
d. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan
e. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : – organnya jantung dan sel-sel darah- mengedarkan O2,
nutrisi, dsb
f. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut – anus
g. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi
h. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb
i. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
j. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina
Ada hubungan yg sangat erat antara ke-10 sistem anatomi tersebut, misalnya :
Ø menentukan cara bergeraknya mempengaruhi bentuk tubuh
Ø sistem urat daging dan sistem rangka
Ø O2 dari perairan ditangkap oleh sistem pernafasan dan peredaran darah dibawa ke seluruh
tubuh melalui darah, darah dipertukarkan dg CO2
A. SISTEM PENUTUP TUBUH/KULIT
Kulit terdiri dari 2 lapis, yaitu :
1. epidermis; terluar, tipis, selalu berganti
2. dermis; di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik

Fungsi kulit yaitu sebagai:


Ø pembungkus/penutup tubuh
Ø pertahanan pertama terhadap penyakit dan parasite
Ø penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
Ø alat ekskresi – osmoregulasi
Ø alat pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit, antara lain:
1. Sisik, termasuk skute dan kil
Ada beberapa macam sisik, yaitu: sikloid, ktenoid, plakoid, ganoid, cesmoid.
2. Kelenjar Lendir

Kelenjar lendir berfungsi untuk mengeluarkan lendir. Fungsi lendir yaitu:


1. mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
2. mencegah keluar-masuk air melalui kulit
3. mencegah infeksi
4. menutup luka
5. mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
6. membuat sarang (pada spesies ikan tertentu)
3. Kelenjar Racun
Kelenjar racun yaitu kelenjar modifikasi dari kelenjar lender. Pada spesies-spesies tertentu
letaknya berbeda-beda. Ada yang letaknya di sirip-sirip atau ditempat-tempat lain. Fungsi
kelenjar racun yaitu untuk pertahanan diri, menyerang, dan mencari makan.

4. Sumber pewarnaan (organ cahaya)


Sumber pewarnaan pada ikan-ikan laut berfungsi untuk penyamaran, persembunyian,
pemberitahuan, menghindar dari predator, menunggu mangsa, komunikasi dengan lawan jenis.
B. SISTEM URAT DAGING (OTOT)
Ada 3 macam system otot, yaitu :
1. Otot Lurik (otot sadar)
Otot Lurik yaitu otot yang bekerja secara cepat dan kuat. Otot ini bekerja dibawah control
otak.
2. Otot Polos(otot tak-sadar)
Otot polos yaitu otot yang bekerja secara lambat dan otomatis.
3. Otot Jantung
Otot jantung yaitu otot yang bekerja secara cepat dan kuat. Otot ini bekerja secara
otomatis.

Fungsi otot pada ikan yaitu untuk menggerakkan tubuh, sirip, rongga mulut, dan organ-organ
lainnya. Pada ikan ada modifikasi urat daging, menjadi organ listrik pada ± 250 spesies ikan
terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk pertahanan diri (voltase
listrik yg dihasilkan tinggi) dan untuk mencari makan (voltase rendah).
C. SISTEM RANGKA (TULANG)

Fungsi rangka yaitu sebagai :


1. penegak tubuh
2. tempat melekatnya otot
3. pelindung organ-organ dalam
4. pembentuk eritrosit
Berdasarkan strukturnya, rangka tulang ikan ada 2 macam, yaitu:
1. Rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
2. Rangka tulang benar, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan letaknya, rangka tulang ikan ada beberapa macam, antara lain :
1. tulang tengkorak
2. tulang punggung
3. tulang rusuk
D. SISTEM PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi
sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh
melalui sistem peredaran darah.
Saluran pencernaan terdiri dari banyak organ, antara lain:
Ø hati,
Ø empedu,
Ø pankreas
Ø lambung
Ø esofagus
Ø mulut/rongga mulut,
Ø usus
Ikan juga mempunyai beberapa organ tambahan, seperti:
Ø kelenjar hati,
Ø kelenjar empedu, dan
Ø kelenjar pancreas

Ikan juga mempunyai beberapa organ pelengkap, seperti:


Ø sungut,
Ø gigi, dan
Ø tapis insang.
Menurut jenis makanannya, ikan digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Karnivora (pemakan daging seperti ikan-ikan kecil),
2. Herbivora (pemakan tumbuhan seperti plankton, tanaman air, dsb), dan
3. Omnivora (pemakan daging dan tumbuhan (campuran)).

Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :


Ø bentuk mulut dan posisi mulut
Ø tipe gigi (canin, incisor, dsb)
Ø tulang-tulang tapis insang (rapat, panjang, halus, dsb)
Ø perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya.

ntuk efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung (misalkan


belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu). Dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara
makannya, maka dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan.
E. SISTEM SIRKULASI (PEREDARAN DARAH)
Sistem sirkulasi pada ikan berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel
tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti
bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Sistem sirkulasi terdiri dari beberapa organ, yaitu:
Ø jantung,
Ø pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan
Ø kapiler-kapiler darah.

Jantung ikan berfungsi sebagai pemompa/pengedar darah (plasma darah dan butir-butir darah) ke
seluruh bagian tubuh.
Adapun bagian-bagian dari jantung ikan adalah:
Ø Atrium – berdinding tipis
Ø Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
Ø Bulbus arteriosus
Sebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2 tinggi,
berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup sinuautrial,
dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup atrioventricular. Dari ventrikel darah
ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang
terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya darah dengan
kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan ekor kembali ke
jantung setelah mengedarkan nutrisi dsb, dan kemudian kembali ke jantung.
F. SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan pada ikan berfungsi untuk pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh
yg harus dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme
dsb).
Mekanisme pernafasan pada ikan dimulai dengan pertukaran gas CO2 dan O2 yang terjadi secara
difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut terdorong ke arah daerah insang. O2 yang
banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung
di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian
diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dg sistem pernafasan, antara lain:
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak.
Bila perairan kekurangan O2 biasanya ikan akan menuju permukaan
ataupun tempat-tempat air yg berarus.
2. Daun insang harus dalam keadaan lembab.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2, antara


lain:
1. Ukuran dan umur (standia hidup)
Ikan-ikan kecil membutuhkan lebih banyak O2.
2. Aktivitas ikan
Ikan-ikan yang aktif berenang membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan-ikan yang
tidak aktif berenang.
3. Jenis kelamin
Ikan betina membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan jantan.
4. Stadia reproduksi
G. SISTEM SARAF DAN HORMON
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi
lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan
diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang kelenjar endokrin hormon
untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan untuk merangsang organ target.

Sistem saraf terdiri dari :


Ø Sistem cerebro spinal, terdiri dari:
· sistem saraf pusat (otak dan tulang punggung)
· sistem saraf tepi
Ø Sistem otonomi (simpati dan parasimpati)
Ø Organ-organ khusus (hidung, telinga, mata, dll)
Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon, antara lain hormon pertumbuhan, hormon
reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.

Menurut hasil kelenjar hormon dibagi 2, yaitu:


1. Endo hormon
Endo hormon yaitu hormon yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas.
2. Ekto hormon
Ekto hormon yaitu hormon yang bekerja di luar tubuh.
Misalnya merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.
H. SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Sistem Ekskresi pada ikan yaitu sistem pembuangan proses metabolisme tubuh ikan berupa gas,
cairan, dan padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan.
Organ-organ dalam sistem ekskresi,antara lain:
Ø Kulit,
Ø Saluran pencernaan, dan
Ø Ginjal.

Sistem Osmoregulasi pada ikan yaitu sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh (air dan darah) ikan dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem osmoregulasi antara lain:
Ø Kulit,
Ø Insang,
Ø Lapisan tipis mulut, dan
Ø Ginjal
Ginjal teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis,
sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.

Fungsi Ginjal, antara lain:


1. Menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang. Zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah.
2. Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh. Ikan-ikan yang hidup di laut memiliki tekanan osmotic yang berbeda dengan ikan-ikan
yang hidup di perairan tawar. Sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian
juga dengan sistem osmoregulasinya.
I. SISTEM REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI
Sistem reproduksi adalah sistem mempertahankan/melestarikan spesies dengan menghasilkan
keturunan.

Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel
sperma) sampai menjadi anak ikan dan seterusnya.

Organ-organ reproduksi yaitu organ kelamin (gonad) yang menghasilkan sel-sel kelamin (gamet).
Gonad jantan (testes) ada sepasang (kiri dan kanan) dan menghasilkan spermatozoa, sedangkan
gonad betina (ovarium) menghasilkan telur.
Tipe reproduksi :

Berdasarkan organ kelamin, tipe reproduksi ada 2 macam, yaitu:


1. Biseksual (individu betina terpisah dari individu jantan)
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu
individu)
Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa, reproduksi ada 2
macam, reproduksi ada 2 macam, yaitu:

1. Eksternal (ovivar)
Ovipar yaitu pembuahan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh betina. Jumlah telur
ratusan/ribuan.

2. Internal
Reproduksi internal terbagi 2, yaitu:
a. Vivipar yaitu pembuahan terjadi di dalam tubuh betina. Embrio mendapatkan sari makanan
dari induk sampai menetas
b. Ovovivipar yaitu pembuahan yang memerlukan spermatozoa dan embrio mendapat sari
makanan dari kuning telur. Contohnya ikan seribu (gonopodium) dan ikan cucut (clasper).
Berdasarkan perlindungan induk terhadap telur/anaknya, ikan dibagi dalam
beberapa golongan, yaitu:
1. Tanpa perlindungan
Biasanya pemijahan terjadi ditempat terbuka. Telur yang dihasilkan sangat banyak, mencapai
ratusan ribu dengan ukuran yang sangat kecil.
2. Membuat sarang
Sarang ikan golongan ini terbuat dari daun-daunan, kayu ataupun pasir. Biasanya ikan yang
menetas di sarang tidak ditunggu oleh induknya.
3. Sarang di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk
Sarang ikan golongan ini adanya di bebatuan yang tenggelam di dasar, di tanaman air, ataupun
diletakkan di pasir. Biasanya ikan yang menetas di tempat khusus ini tidak dilindungi oleh
induknya.
4. Perlindungan induk di luar tubuh
Misalnya perlindungan di buih/gelembung, di kayu/daun ataupun di lubang/sarang

5. Perlindungan induk di dalam tubuh


Misalnya perlindungan di dalam mulut, di cekungan kepala ataupun di dalam ”uterus”

Anda mungkin juga menyukai