Anda di halaman 1dari 9

AMDAL BANDARA

BANDARA ( AMDAL )

LOKASI KEGIATAN

Terdapat informasi spesifik mengenai lokasi kegiatan termasuk didalamnya:

ƒ Hasil studi rencana induk yang disetujui, sebagai pedoman rencana pengembangan bandara di masa
yang akan datang;

ƒ Nama desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, luas lahan yang akan digunakan harus jelas dan sebaiknya
dilengkapi dengan letak geografis (koordinat);

ƒ Luas area yang dibutuhkan mencakup deskripsi layout proyek serta mengacu pada

KKB (Kawasan Kebisingn Bandara) yang ditetapkan dengan SK MenHub, berupa area yang berada
dalam kontur kebisingan WECPNL-70 dan 80; 

ƒ Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota), harus disertakan Peraturan Daerah yang mengatur tata ruang tersebut;

ƒ Kondisi ekosistem setempat (rawa, tanah mineral, gambut, sawah, pesisir, DAS, Estuaria, dll).

ƒ Penjelasan umum tentang lokasi tersebut apakah membutuhkan kegiatan pemadatan atau pengurugan,
datar atau berbukit (apakah akan dilakukan kegiatan cut and fill?), kemungkinan dilakukan reklamasi, dan
kemungkinan relokasi penduduk.

JENIS BANDAR UDARA

Berdasarkan statusnya, kegiatan bandara dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

ƒ Bandar Udara Umum, merupakan bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan umum;

ƒ Bandar Udara Khusus, merupakan bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri
guna menunjang kegiatan tertentu.

Kegiatan kebandarudaraan dapat diselenggarakan secara langsung oleh pemerintah, baik pusat maupun
pemerintah daerah, maupun melalui badan usaha kebandarudaraan atau perusahaan tertentu. Secara
prinsip, pemrakarsa sebagai penanggungjawab kegiatan harus jelas, sehingga dalam pengelolaan dampak
lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan kebandarudaraan akan dapat tertangani dengan baik.
Sesuai dengan fasilitas bandar udara, kegiatan operasional bandar udara, dan jenis pengendalian ruang
udara di sekitar bandar udara (Tingkat Pelayanan Lalu lintar Udara), bandara diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu :

Mengingat bandara sebagai pintu gerbang suatu negara, maka berdasarkan penggunaannya, bandara
dibagi menjadi bandara terbuka yang melayani perjalanan internasional dan bandara tidak terbuka yang
hanya melayani perjalanan domestik. Selain itu, berdasarkan fungsi simpul dalam jaringan

transportasi udara, bandara dibedakan menjadi Bandar Udara Penyebaran, dan Bandar Udara Bukan
Penyebaran. Pembedaan bandar udara tersebut ditentukan berdasarkan penilaian atas kriteria sebagai
berikut (PP 07/2001):

Status kota dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputi:

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN); 2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); 3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL). 

Status Penggunaan Bandar Udara yang meliputi :

1. Internasional; 2. Domestik. 

Jumlah kepadatan penumpang yang meliputi:

1. Datang dan berangkat; 2. Transit; 3. Frekuensi penerbangan. 

Rute penerbangan yang meliputi :

1. Rute penerbangan dalam negeri; 2. Rute penerbangan luar negeri; 3. Rute dalam negeri yang
menjadi cakupannya

FASILITAS UMUM

ƒ Penyediaan Air Bersih dan Jaringannya: terdapat penjelasan estimasi kebutuhan air bersih
(liter/orang/hari dan jumlah total m3/hari), sumber penyediaan air bersih yang digunakan (PDAM, sumur
air dangkal, sumur air dalam, sungai atau sumber air tambahan lainnya), adakah fasilitas sumber air
bersih cadangan, perlu penjabaran pula mengenai jaringan distribusi air bersih;

ƒ Penyediaan Listrik dan Jaringannya: terdapat penjelasan perincian sumber dan daya listrik yang
digunakan (Apakah dari transmisi PLN atau terdapat sumber lain seperti generator),  sistem jaringan
distribusi listrik;

ƒ Jaringan Telekomunikasi: terdapat penjelasan jenis dan jumlah satuan sambungan telekomunikasi dan
potensi pemanfaatan teknologi baru dalam sistem satelit dan nir-kable / internet;
ƒ Sistem Penyediaan Bahan Bakar Pesawat: terdapat penjelasan mengenai sistem yang digunakan dan
kapasitas penyediaan bahan bakar. Jenis-jenis bahan bakar yang disediakan;

ƒ Jalan akses dan fasilitas transportasi umum: terdapat penjelasan tentang dimensi jalan akses ke bandara
serta rencana jaringan transportasi umum menuju bandara;

ƒ Fasilitas parkir: terdapat penjelasan mengenai luas lahan dan kapasitas kendaraan yang dapat ditampung
;

ƒ Fasilitas penginapan/hotel (jika ada); ƒ

   Fasilitas penyediaan toko dan restoran (jika ada).

BATAS-BATAS KAWASAN KEBISINGAN

Kawasan kebisingan adalah kawasan tertentu disekitar bandar udara yang terpengaruh gelombang suara
mesin pesawat udara dan yang dapat mengganggu lingkungan. Fungsi kawasan kebisingan bandar udara
adalah untuk mengendalikan pemanfaatan tanah dan ruang udara disekitar bandar udara yang terkena
dampak kebisingan akibat pengoperasian bandar udara. 

Kawasan kebisingan bandar udara digambar berdasarkan tingkat kebisingan yang direkomendasikan oleh
ICAO dengan indeks WECPNL. WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level)
atau nilai ekivalen tingkat kebisingan yang dapat diterima terus menerus selama suatu rentang

waktu dengan pembobotan tertentu, adalah rating terhadap tingkat gangguan bising yang mungkin
dialami oleh penduduk di sekitar bandar udara sebagai akibat dari frekuensi operasi pesawat udara pada
siang dan malam hari.

Kawasan kebisingan diukur dan ditentukan dengan bertitik tolak pada rencana pengembangan bandar
udara berdasarkan:

ƒ Prakiraan jenis pesawat udara; ƒ Frekuensi penerbangan; dan ƒ Periode waktu operasi pesawat udara.

Pembuatan kawasan kebisingan di bandar udara meliputi inventarisasi data dan analisis data untuk
menentukan kawasan kebisingan.

Data yang diperlukan untuk pembuatan kawasan kebisingan bandar udara adalah:

• Data eksisting yang terdiri dari: ƒ Data landas pacu yang antara lain panjang, lebar, elevasi, temperatur,
orientasi landas pacu serta koordinat geografis ujung-ujung landas pacu;

ƒ Jadwal dan frekuensi penerbangan; ƒ Jenis pesawat udara dan jumlah masingmasing jenis pesawat yang
beroperasi.
• Prosedur operasi penerbangan ƒ  Prosedur kedatangan (Arrival Procedure); ƒ Prosedur keberangkatan
(Departure Procedure).

Analisis data untuk menentukan kawasan kebisingan meliputi:

ƒ Dimensi landasan pacu sampai tahap akhir (ultimate) sesuai dengan rencana pengembangan bandar
udara/rencana induk bandar udara;

ƒ Perhitungan prosentase penggunaan arah landasan pacu untuk pendaratan dan lepas

landas pesawat yang dibagi dalam 3 (tiga) tenggang waktu tertentu siang, sore dan malam hari; 

ƒ Perhitungan jumlah masing-masing jenis pesawat udara yang akan dilayani sampai tahap akhir
(ultimate) sesuai rencana pengembangan bandar udara/rencana induk bandar udara;

ƒ Prakiraan frekuensi dari masing-masing jenis pesawat yang melakukan pendaratan maupun lepas landas
dan penggunaan arah landasannya;

ƒ Prakiraan frekuensi dari masing-masing jenis pesawat yang melakukan pendaratan maupun lepas landas
dan penggunaan arah landasan pacu beserta tenggang waktunya (siang, sore dan malam);

ƒ Identifikasi prakiraan prosedur operasi penerbangan berdasarkan prosedur operasi penerbangan yang
berlaku saat ini;

ƒ Jenis pelayanan pesawat udara komersial.

Keterbatasan lahan runway dalam suatu bandara merupakan salah satu kendala dalam pengoperasian
pesawat karena akan menyebabkan tingkat kebisingan yang tinggi ketika pesawat tersebut akan
melakukan tinggal landas dan mendarat.

KERJA LINGKUNGAN BANDAR UDARA (DLKR)

Daerah lingkungan kerja bandar udara adalah wilayah daratan dan/atau perairan yang dipergunakan
secara langsung untuk kegiatan bandar udara. Fungsi daerah lingkungan kerja bandar udara antara lain:

ƒ Untuk tertib anggaran dalam pengoperasian dan perawatan fasilitas bandar udara;

ƒ Untuk mempermudah proses pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara;

ƒ Untuk mempermudah pihak ketiga dalam melaksanakan kerja sama, pembangunan dan pengoperasian
di dalam areal bandar udara;

ƒ Untuk mempermudah pengurusan hak atas tanah.


KOMPONEN TATA RUANG

A. Kebijakan Tata Ruang

Lokasi kegiatan harus sesuai dengan peruntukan rencana tata ruang wilayah setempat, harus dilampirkan
Perda Tata Ruang Kabupaten atau Kota (jika tidak tersedia gunakan Perda Tata Ruang Provinsi) serta
peta. Akan lebih baik apabila disertakan overlay antara lokasi kegiatan dengan peta tata ruang setempat.

B. Penggunaan Lahan

Meliputi luas penggunaan lahan, status lahan dan produktivitas lahan.

C. Kegiatan lain di Sekitar

Perlu diperhatikan keberadaan permukiman/perkampungan penduduk lokal, daerah wisata, situs


bersejarah, kawasan pendidikan, kawasan bisnis dan perkantoran (keberadaan konstruksi bangunan
tinggi), kawasan lindung

KOMPONEN FISIK

A. Fisiografi

Yaitu kondisi topografi setempat (yang dinyatakan ketinggian dalam meter di atas permukaan laut guna
menentukan ketinggian agar mengacu pada peta topografi di mana diberikan garis kontur ketinggian serta
sumber-sumber lain seperti foto satelit), kemiringan lahan, perhatikan lokasi kegiatan, badan-badan air
serta daerah-daerah relevan lain yang akan terkena dampak, inventarisasi

daerah terlindungi, tangkapan air, elevasi muka air banjir dan daerah banjir pada lokasi kegiatan dan
sekitarnya. Potensi erosi, longsor dan land subsidence. Perlu diperhatikan pula potensi terjadinya
perubahan fungsi lahan, dan sedimentasi. Perhatikan lebih lanjut komponen lingkungan spesifik yang
berkaitan, apabila tapak kegiatan bandar udara yang direncanakan berada di wilayah pesisir atau
memerlukan lahan hasil reklamasi.

B. Iklim

Diperlukan pula data iklim setempat yang mencakup curah hujan rata-rata, maksimum dan minimum;
jumlah bulan hujan, bulan kering; suhu rata-rata, maksimum, minimum; kelembaban rata-rata, maksimum
dan minimum; penyinaran matahari, arah dan kecepatan angin.

C. Kualitas Udara dan Kebisingan

Kualitas udara termasuk getaran dan kebisingan. Kebisingan disebabkan dari aktivitas pesawat udara
yang ada di bandara. Tipe pesawat udara dan perbedaan cara mengoperasikan pesawat akan menyebabkan
tingkat kebisingan yang berbeda juga, hal ini terjadi karena kinerja mesin yang berlainan. Sumber utama
kebisingan dari pesawat jet adalah berasal dari bising ‘jet primer’ yang diakibatkan percampuran gas
buangan yang berkecepatan tinggi menabrak udara luar yang realtif diam, dan ‘gerakan mesin jet’
termasuk : fan, compressor dan sudu-sudu turbin. Bising sudu compressor dan fan diteruskan ke arah
depan mesin. Bising dari sudu-sudu turbin diteruskan kebelakang. Pada saat lepas landas kebisingan yang
dominan berasal dari bising jet primer yang berasal dari fan exhaust. Pada saat mendarat kebisingan
mesinlah yang paling utama. Cara efektif mengurangi kebisingan adalah mesin dan primer adalah dengan
mengurangi dorong dengan mengurangi kecepatan pesawat (dampak negatifnya adalah kemungkinan
pesawat jatuh karena kurangnya daya dorong).   (Basuki, 1990). Setiap bandara yang akan dibuat harus
menetapkan noise certificate yang berlaku yang ada di bandara tersebut. Hal ini diperlukan untuk dari
tingkat kebisingan yang melebihi batas yang telah ditetapkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk Kebisingan bandara adalah bahwa kontur kawasan bising yang
dijadikan acuan merupakan lampiran dari SK MenHub mengenai Kawasan Kebisingan Bandara (KKB).
Perlu diperhatikan pula bahwa kontur bising tersebut merupakan kontur prediksi untuk masa (waktu)
tertentu. Oleh karena itu, untuk kebutuhan AMDAL  perlu dilakukan penyesuaian terhadap kontur bising
eksisting saat pekerjaan AMDAL dilakukan. KKB tersebut terdiri dari beberapa garis kontur yang
menunjukkan batas-batas area dengan tingkat bising (WECPNL) yang berbeda. Namun perlu menjadi
perhatian bahwa dalam waktu pengambilan data untuk rona awal, yang didapatkan adalah data kebisingan
berupa LSM (dBA) bukanlah WECPNL. Pengambilan data kebisingan WECPNL tidak dapat dilakukan
karena belum ada pesawat yang beroperasi pada saat pengambilan data rona awal, sehingga perlu
dilakukan konversi

data kebisingan dBA menjadi WECPNL. Relasi WECPNL dengan LSM: 

D. Kualitas Air dan Kuantitas Air

Kualitas dan kuantitas air (air permukaan, air tanah).

E. Geologi

Meliputi struktur tanah, bearing capacity, kondisi geologi, kegempaan, potensi tsunami, patahan, sesar

KOMPONEN BIOLOGI

A. Flora

Vegetasi (apakah terdapat vegetasi endemik, keragaman, kerapatan)

B. Fauna

Fauna terutama fauna darat dan udara (apakah ada satwa endemik yang dilindungi, apakah ada habitat
satwa yang terganggu)
KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA

Meliputi tingkat pendapatan masyarakat lokal, jenis mata pencaharian dan demografi penduduk (jumlah
dan komposisi penduduk), kesehatan masyarakat, nilai dan norma budaya masyarakat lokal. Adanya
keluhan masyarakat kaitannya dengan kebisingan (presepsi negatif masyarakat).

PERUBAHAN FUNGSI DAN TATA GUNA LAHAN

Pembangunan bandar udara akan mengubah tata guna lahan,  perhatikan pula kaitan tata guna lahan
dengan KKOP

PENURUNAN KUALITAS UDARA

Partikulat Termasuk peningkatan debu akibat kegiatan konstruksi dan peningkatan emisi HC, CO, SOx
dan getaran dari sumber bergerak yaitu pesawat dan lalu lintas darat. Setiap pesawat harus melakukan
landing atau take off sedemikian rupa adar tidak melebihi kebisingan yang melebihi batas kebisingan
bandar udara yang ditetapkan oleh otorita bandara

PENINGKATAN KEBISINGAN

Kebisingan pada kegiatan bandar udara terutama berasal dari kegiatan tahap konstruksi dan tahap
operasional bandar udara serta kebisingan akibat kegiatan lalu lintas darat di sekitar bandar udara.
Kebisingan yang ditimbulkan pada tahap operasional umumnya disebabkan oleh aktivitas lepas landas
dan pendaratan pesawat, run up, taxiing serta fly over diatas area sekitar bandara. Dalam dokumen
AMDAL

atau UKL-UPL kegiatan bandar udara harus tingkat bising rata-rata harian sebagai akibat kegiatan baik
pada tahap konstruksi serta kontur tingkat bising (WECPNL) pada tahap operasi untuk kondisi eksiting
dan yang diprediksi untuk kurun waktu tertentu. Tingkat bising sebagai akibat meningkatnya kegiatan
lalu lintas terjadi di daerah sepanjang jalan yang menghubungkan bandara dengan lingkungan diluar
bandara ditampilkan dan ditentukan dengan mengacu pada metode penetapan tingkat bising lalu lintas.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebisingan di bandar udara antara lain ditentukan oleh:

ƒ Tinggal landas dan mendaratnya pesawat ;

ƒ Operasional pesawat didalam melakukan gerak (manuver);

ƒ Test engine pesawat, dsb.

Untuk mengatasi keterbatasan lahan runway dalam suatu bandara, diperlukan rekayasa engineering
dengan metode pendekatan permukaan untuk mengatasi masalah tersebut.

PENURUNAN KUALITAS AIR


Kegiatan bandar udara akan berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas air pada badan air
setempat terutama dari discharge air limbah domestik dan non domestik (seperti dari pencucian pesawat
atau kegiatan bongkar muat bahan bakar pesawat) dari kegiatan operasional bandara pada badan air
penerima

PENINGKATAN AIR LARIAN (RUN OFF) DAN POTENSI GENANGAN

Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurugan tanah pada tahap konstruksi akan
mengakibatkan perubahan struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan tanah menjadi terbuka, agregat
tanah hancur dan menjadikan tanah peka terhadap erosi. Kegiatan yang berpotensi meningkatkan air
larian adalah pembangunan fasilitas utama dan fasilitas penunjang bandar udara.

Kegiatan pemadatan tanah pada tahap konstruksi juga mengakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam
tanah, sehingga akan meningkatkan volume air limpasan (run off). Hal tersebut akan terus berlangsung
sampai tahap operasi, sehingga jika pemrakarsa tidak memiliki perencanaan yang matang mengenai
jaringan saluran drainase dan upaya pencegahan banjir setempat yang baik maka bencana banjir akan
terjadi

GANGGUAN TERHADAP FLORA DAN FAUNA ENDEMIK

Kegiatan Bandar Udara akan memberikan dampak yang sangat penting terhadap flora dan fauna setempat
termasuk gangguan terhadap wilayah makan (feeding ground) burung dan lain-lain. Kemungkinan
terjadinya tubrukan atau tabrakan antara burung dan pesawat terbang, adanya lalu lintas pesawat terbang
akan mengganggu aktivitas fauna udara. Apabila hal ini tidak dikelola dengan baik maka terdapat
kemungkinan besar aktivitas penerbangan akan terganggu

PENINGKATAN KEPADATAN LALU LINTAS

Kegiatan Bandar Udara dengan sendirinya akan meningkatkan kepadatan lalu lintas namun intensitas
kepadatan akan sangat bergantung kepada jenis bandar udara yang akan dibangun. Informasi dari master-
plan tentang rencana sistem jaringan jalan yang ada perlu dicantumkan untuk mengatasi bangkitan lalu
lintas yang terjadi akibat aktifitas bandara.

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN DAN PENDAPATAN PENDUDUK

Keberadaan bandar udara akan memberikan dampak cukup signifikan pada mata pencaharian dan
pendapatan penduduk termasuk peluang kerja dan usaha, spekulasi harga lahan terutama pada tahap pra
konstruksi

PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA

Kegiatan konstruksi dan operasi akan mengakibatkan peningkatan kesempatan kerja dan berusaha bagi
penduduk di sekitar kawasan bandar udara
TIMBULNYA KERESAHAN DAN PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT

Timbulnya persepsi negatif masyarakat karena adanya pembebasan lahan, peningkatan kebisingan,
penurunan kualitas udara, perubahan struktur sosial ekonomi dan budaya masyarakat akibat
pembangunan bandar udara.

SOLUSI

 PENINGKATAN AIR LARIAN (RUN OFF) DAN POTENSI GENANGAN


 PENURUNAN KUALITAS UDARA
 PENURUNAN KUALITAS AIR
 PENINGKATAN KEBISINGAN

KESIMPULAN

alat bantu penilaian dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang bersifat umum dan cukup fleksibel terhadap
kemungkinan perubahan terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan akibat perbedaan kondisi di lapangan.

Kegiatan pembangunan bandar udara memiliki beberapa aspek yang sangat tergantung pada kondisi
setempat, sehingga
diharapkan penilai dapat memperhatikan pula kondisi lokal dalam melakukan penilaian. Semoga buku
panduan ini dapat memberikan manfaat untuk terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan,
khususnya pada pembangunan bandar udara
Diposkan oleh dea zein di 09.47 

Anda mungkin juga menyukai