Anda di halaman 1dari 11

PENILAIAN OTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

Lailan Aprina Siregar


Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya (STAIBR) Sibuhuan
lailanaprinasiregar@gmail.com

Abstrak: Penilaian merupakan bagian yang sangat penting dan utama dari proses
pembelajaran. Penilaian dipandang sebagai salah satu faktor penting dalam keberhasilan
proses pembelajaran dan hasil belajar, dengan adanya penilaian guru dapat melihat sejauh
mana proses pembelajaran yang telah dilakukannya apakah berhasil atau tidak berhasil.
Perubahan kurikulum yang terjadi mengakibatkan terjadinya juga perubahan penilaian,
dalam kurikulum 2013 penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik didalamnya
sudah menilaia tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Abstract: Valuation is a very important and major part of the learning process. Judgment is
seen as one of the important factors in the success of learning and learning outcomes, with
the evaluation of the teacher being able to see the extent to which the learning process has
done is successful or unsuccessful. The change in the curriculum has resulted in the
changes in the assessment, in the curriculum 2013 assessment used is an authentic
assessment in it already Menilaia three domains that are knowledge, attitudes, and skills.

Kata Kunci: Penilaian, Otentik, Kurikulum 2013

A. Pendahuluan
Guru dituntut untuk menjadi seorang guru yang profesional yang harus
menguasai berbagai kompetensi. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru
adalah kompetensi untuk mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi ini merupakan
tanggungjawab guru dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang dimaksud adalah
penilaian proses dan hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa.
Kurikulum 2013 menghendaki evaluasi belajar siswa menggunakan penilaian
otentik. Penilaian otentik sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas 81A tahun
2013 adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang

1
dilakukan yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai
dan dicapai.
Penilaian dalam kurikulum 2013 ada sedikit pergeseran yaitu dari penilaian
melalui tes (mengukur pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik
(mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil). Adapun relevansi dari penilaian otentik ini sangat kuat terhadap pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran, penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik. Mulai dari mengobservasi, menalar, mencoba, membangun
jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik juga disebut dengan penilaian responsive yaitu
penilaian yang sangat popular untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang
memiliki cirri-ciri khusus baik peserta didik berbakat maupun peserta didik yang
kurang berbakat.
Dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang penilaian otentik dalam
kurikulum 2013, yang menjadi sub pokok pembahasan ini adalah:
1. Penilaian Otentik
2. Karakteristik Penilaian Otentik
3. Prinsip, Pendekatan dan Teknik Penilaian Otentik
4. Jenis-Jenis Penilaian Otentik

B. Pembahasan
1. Penilaian Otentik
Penilaian merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan
keberhasilan proses dan hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan
informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan
membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Guru
harus menyadari bahwa kemajuan peserta didik merupakan salah satu indikator
keberhasilannya.

2
Perubahan elemen standar isi pada Kurikulum 2013 membuat guru yang
selama ini menggunakan penilaian tradisional harus mengubah penilaiannya yaitu
menjadi evaluasi otentik berdasarkan tuntutan kurikulum.
Menurut Zainal Arifin (2016: 4) penilaian adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajarpeserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan criteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud adalah
keputusan tentang peserta peserta didik, seperti nilai yang akan diberikan atau juga
keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan. Hal ini juga sejalan dengan
pendapat E. Mulyasa (2012: 201-202) menyatakan bahwa penilaian adalah
keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian,
dinyatakan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari input (masukan), proses, dan output
(keluaran).
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid atau reliable.
Autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan
yang dimiliki oleh peserta didik. Misalnya, peserta didik diberi tugas proyek untuk
melihat kompetensi peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari atau dunia nyata.
Menurut Nurhadi (2004: 172) penilaian otentik adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah
benar-benar dikuasai dan dicapai. Penilaian autentik juga merupakan sebutan yang
digunakan untuk menggambarkan tugas-tugas yang riil yang dibutuhkan peserta

3
didik untuk dilaksanakan dalam menghasilkan pengetahuan mereproduksi
informasi.
Evaluasi autentik pada kurikulum 2013 yaitu berfokus pada pengetahuan
melalui evaluasi output menjadi berbasis kemampuan melalui evaluasi proses,
portofolio dan evaluasi output secara utuh dan menyeluruh, Mulyasa (2013: 66).
Penamaan terhadap penilaian otentik itu cukup beragam. Dalam kenyataan
sehari-hari terdapat sejumlah padanan nama bagi istilah penilaian otentik. Ada
yang menyebutnya sebagai penilaian alternatif (alternative assessment) karena
digunakan sebagai suatu alternatif yang tak mungkin dilakukan melalui penilaian
konvensional. Penilaian otentik sering juga dipadankan dengan penilaian berbasis
kinerja (performancebased assessment) atau penilaian kinerja (performance
assessment), karena digunakan untuk menilai kinerja peserta didik dalam
menampilkan tugas-tugas (tasks) yang bermakna. Selain itu penilaian otentik
dipadankan pula dengan nama direct assessment karena penilaian otentik
menyediakan lebih banyak bukti langsung dari penerapan keterampilan dan
pengetahuan peserta didik, Asrul, dkk ( 2014: 30-40).
Berdasarkan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian
otentik adalah penilaian yang mencakup sikap, keterampilan dan kemampuan yang
dimiliki peserta didik dan mereka mampu mengamalkan dalam kehidupan riil.
Dalam penilaian autentik, selain memperhatikan aspek kompetensi sikap
(afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif) dan kompetensi keterampilan
(psikomotorik) serta variasi instrument atau alat tes yang digunakan harus
memperhatikan input, proses dan output peserta didik. Penilaian hasil belajar
peserta didik juga harus dilakukan pada awal pembelajaran (penilaian input),
selama pembelajaran (penilaian proses), dan setelah pembelajaran (penilaian
output).
Penilaian otentik lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan
pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau
produk. Peserta didik tidak sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes

4
tradisional, melainkan dituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan
jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan teoretis.

2. Karakteristik Penilaian Otentik


Penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik akan memberikan
informasi yang bermanfaat dalam perbaikan kualitas proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Adapun karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut:
Nurhadi mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment adalah
sebagai berikut:
1. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
3. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi yang diukur
keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
4. Berkesinambungan
5. Terintegrasi
6. Dapat digunakan sebagai umpan balik
7. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas
Sedangkan menurut Kunandar (2013: 38-39) ciri-ciri penilaian otentik yaitu:
1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan hasilatau
produk.
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3. Menggunakan berbagai cara dan sumber.
4. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian.
5. Tugas-tugas yangdiberikan kepada peserta didik mencerminkan bagian-bagian
kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat
menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.
6. Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta didik,
bukan keluasannya (kuantitas)
3. Prinsip, Pendekatan, dan Teknik Penilaian Otentik

5
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada Kurikulum 2013
penilaian peserta didik di dasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar
minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik
peserta didik.
Di atas telah disebutkan standar penilaian kurikulum 2013 mengedepankan
prinsip-prinsip kejujuran dan aspek-aspek berupa knowledge, skill, dan attitude.
Adapun teknik dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut:
a. Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikapmelalui observasi, penilaian
diri, penilaian teman sejawat (peer review) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
teman sejawat adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

6
Menilaia kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan
penugasan.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, tes projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen harus
memenuhi syarat mempresentasikan kompetensi yang dinilai, susunan penilaian
sudah sesuai dengan syarat yang berlaku serta bahasa harus komunikatif dan
mudah dimengerti oleh peserta didik.
4. Jenis-jenis penilaian Otentik
Penilaian otentik menurut jenisnya ada empat (4) yaitu: (1) penilaian
kinerja; (2) penilaian proyek; (3) penilaian portofolio; dan (4) penilaian tertulis.
Penjelasan lebih lengkap tentang keempat penilaian di atas dikemukakan oleh
Sulipan yaitu seorang Widyaiswara PPPPTK – BMTI dalam Arul, dkk (.....: 35)
sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja
Penilaian otentik sedapat mungkin melibatkan partisipasi pesertadidik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai.Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkanunsur-unsur
proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untukmenentukan kriteria
penyelesaiannya. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian
berbasis kinerja:
- Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya
unsur-unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus muncul
dalam sebuah peristiwa atau tindakan.

7
- Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan
cara: guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-
masing peserta didik selama melakukan tindakan.
- Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan
skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 =baik, 3 =
cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.
- Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh gurudengan
cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, tanpa membuat
catatan.
Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Pertama, langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi
tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan terhadap aspek kinerja yang
dinilai. Ketiga, kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta
didik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat, fokus utama
dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan
diamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang
akan diamati.
b. Penilaian Proyek
Project assessment merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Selama
mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,dan pengetahuannya.
Ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru, yaitu:
- Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
- Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

8
- Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan
atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan
produkproyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh
guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat
menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan
penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio berangkat dari hasil kerja pesertadidik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukanrefleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio
merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.

9
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio
d. Penilaian Tertulis
Tes tertulis terdiri atas memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
Memilih jawaban terdiri atas pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materiyang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sedapat mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan
memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya,
namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.
Tes tertulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola awaban,
yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawabanterbatas (restricted-
response). Hal ini sangat tergantung pada bobotsoal yang diberikan oleh guru.
Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil
belajar peserta didik padatingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

C. Penutup
Setiap proses pembelajaran tidak terlepas dengan adanya penilaian. Penilaian
menjadi tolok ukur apakah proses pembelajaran berhasil atau sebaliknya. Kurikulum
2013 dalam penilainnya menggunakan penilaian otentik. Berdasarkan Permendikbud
No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian, dinyatakan bahwa penilaian otentik
adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari input
(masukan), proses, dan output (keluaran). Untuk memperoleh hasil penilaian yang
baik, penilaian harus dilakukan dengan terencana mulai dari penentuan, penyusunan,

10
telaah instrumen, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian serta program tindak
lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Cipustaka Media.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu pendekatan Praktis. Jakarta: Rajawali Press.

Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004; Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grassindo.

https://www.scribd.com/document/346977432/Prinsip-Dan-Pendekatan-Penilaian diakses
pada tanggal 3 maret 2020 Pukul, 08.00 wib.

11

Anda mungkin juga menyukai