ASKEP Bayi Baru Lahir
ASKEP Bayi Baru Lahir
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai indikator dalam menentukan
keberhasilan tersebut salah satunya adalah angka kematian bayi. Indonesia selama ini telah berhasil
menurunkan AKB dari 125 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1965 menjadi 75 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 1992 dan 54 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1994. Angka ini
masih tergolong tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN yang lain. Berdasarkan penelitian
WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi
pada khususnya neonatus sebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut
terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998). Seperti yang terjadi di
hampir semua negara di dunia, kesehatan bayi cenderung kurang mendapat perhatian di bandingkan
umur-umur lainnya. Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan,
yang dikenal dengan “fenomena 2/3”, yaitu 2/3 kematian bayi (umur 0-1 tahun) terjadi pada masa
neonatal (bayi baru lahir umur 0-28hari), 2/3 kematian pada masa neonatal dini terjadi pada hari
pertama. Maka 1minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi seorang bayi
(Komalasari, 2007). Menurut Agus Hamonangan Angka Kematian Bayi (AKB) diIndonesia masih
tertinggi di bandingkan Negara-negara tetangga. DiMalaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, Thailand
20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, Brunai Darusalam 8 per 1000
kelahiran hidup. Sedangkan Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (Azrul, 2005). Di
indonesia, program kesehatan bayi baru lahir tercakup di dalam program kesehatan ibu. Dalam
rencana strategi nasional Making PregnancySafer, target untuk kesehatan bayi baru lahir adalah
menurunkan angka kematian neonatal dari 25 per 1000 kelahiran hidup (tahun 1997) menjadi 15
per 1000 kelahiran hidup (Depkes R.I, 2006). Berdasarkan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010
yang telah dicanangkan oleh Pemerintah RI (1999) dan Keluarga Sejahtera 2013 oleh Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), maka kita masih merasa prihatin atas
kesehatan kondisi ibu dan anak belum baik, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 373 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 50 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan yang dirasakan sangat lambat, oleh karena itu AKI dan AKB di Indonesia masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat (IBI,2003).
2
WHO tahun 1993 melaporkan bahwa dari 8,1 juta kematian bayi hampir separuhnya (3,9 juta
atau 48%) adalah kematian pada masa neonatus. Dua per tiga kematian neonatus terjadi pada masa
minggu pertama kehidupan dan kematian sesudah minggu pertama pun terkait dengan kelainan
pada masa perinatal. Di negara berkembang 3 – 6 % bayi menderita asfiksia berbagai derajat dari
ringan sampai berat dan diperkirakan penyebab dari 25% kematian neonatus yang berhubungan
dengan kematian. Sejumlah yang sama akan hidup tetapi menderita cacat karena kecacatan otak.
Hanya sedikit data mengenai insiden hipotermia yang menyebabkan kematian. Bukti nyata
menunjukkan bahwa hipotermia merupakan penyebab kematian pada bayi BBLR dan bayi kurang
bulan. Sekitar 19 % bayi dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang digolongkan
sebagai BBLR. BBLR merupakan salah satu penyebab kematian utama neonatus. Kontribusi utama
kematian BBLR adalah kurang bulan, infeksi, asfiksia, hipotermia dan kesulitan nutrisi yang
disertai hipoglikemia dengan tanda-tanda kejang.
B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini dirumuskan masalah yaitu asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir secara normal.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui tentang bayi baru lahir normal secara teoritis
b. Agar mahasiswa mengetahui tentang asuhan keperawatan bayi baru lahir normal
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun terdiri dari 3 (tiga) BAB, yaitu bab 1. Pendahuluan, bab 2. Tinjauan
teoritis, dan Bab 3. Penutup.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan
kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia satu bulan. Bayi baru lahir normal
adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan lama
kehamilan antara 37 – 42 minggu. (Shanonn, 2002)
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu)
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002).
B. FIOLOGIS NEONATUS
1. Dilahirkan pada umur kehamilan antara 37 -42 minggu
2. Berat badan lahir antara 2500 gram – 4000 gram
3. Panjang badan pada waktu lahir antara 48 cm – 52 cm
4. Lingkar dada antara 30 cm – 38 cm
5. Lingkar kepala antara 33 cm – 35 cm
6. Kulit kemerahan dan licin mempunyai jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik
caseosa
7. Lanugo tidak seberapa lagi hanya pada bahu dan punggung
8. Pada dahi jelas perbatasan timbulnya rambut kepala
9. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas
10. Kuku telah melewati ujung jari
11. Menangis kuat
12. Reflek mengisap baik
13. Pernapasan berlangsung baik berkisar antara 40 – 60 kali per menit
14. Bunyi jantung normal berkisar antara 120 – 140 kali per menit
15. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan adanya / keluarnya
mekonium dalam 24 jam pertama
16. Alat perkelaminan sudah berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan keluarnya air
kemih setelah 6 jam pertama kehidupan
4
17. Pada bayi laki-laki testis sudah turun kedalam skrotum dan bayi perempuan labia minora
ditutupi oleh labia mayora
18. Anus berlobang
19. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
20. Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti
memeluk
21. Graff reflex sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan
menggenggam.
22. Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna
kecoklatan
C. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Menurut Prawirohardjo (2008), tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, yaitu :
1. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat
setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya
pencegahan infeksi berikut :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yangbelum dimandikan.
c. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika ingin melakukan penghisapan
lendir dengan alat tersebut.
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikianpula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer,
stetoskop dan benda lain yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.
2. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima
setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam,
menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera
yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi jantung
reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi, masing-masing diberi
tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi bayi. Klasifikasi klinik :
5
i. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi setelah satu menit bayi
tak bernapas.
4. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak
menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi
pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan baru. Luka
tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10%, atau NaCl
0,9% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali basah atau
kotor.
a. Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik
untuk mencegah terjadinya perdarahan.
b. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersediadi ambulans, di kamar
bersalin, ruang penerima bayi, danruang perawatan bayi.
c. Gunting steril juga siap
d. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat
5. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang
hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
6. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup
tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi
vitamin K parenteral dengan dosis 0.5-1 mg secara im.
7. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
mata sesudah lima jam bayi lahir. Pemberian obat mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menularseksual).
8. Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru
lahir dan harus ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
7
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat penerimaan pasien,
di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai,
tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum :
1) Nama lengkap ibu
2) Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi
3) Tanggal lahir
4) Nomor medical record
5) Jenis kelamin
6) Unit/berat badan
Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus di klip di catatan yang
tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman
menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan
dalam ruangan dengan suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar
dada dan catat dalam rekam medik.
D. PEMBERIAN ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofisis
anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk
menghasilkan ASI. Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI
dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan
mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun
500-600 ml setiap enam bulan pertama dan menjadi 300-500ml pada tahun kedua usia anak.
Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk
memeluk dan mencoba untuk menyusui bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong
1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang produksi ASI.
b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada bayi paling kuat pada
beberapa jam pertama setelah lahir)
c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi
kesehatan bayi.
d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
8
c) Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur didaerah ketiak bayi
selama 15 menit dengan menggunakan thermometer.
d) Kepala
Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase, Caput
succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
e) Telinga
Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya. Bayangkan sebuah garis
melintas kedua matanya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada
di garis ini.
f) Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal dan apakah
bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran
pada pupil bayi. Jika disinari, kedua mata mengecil berarti dalam keadaan
normal. Selanjutnya lihat sclera dan konjungtivanya.
g) Hidung dan mulut
Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar tanpa
hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-langit
dengan cara menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi
kemudian masukkan jari tangan anda untuk merasakan hisapan bayi.
h) Leher
Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk
melihat apakah kelenjar thyroid bengkak, hal ini merupakan suatu masalah
pada BBL.
i) Dada
Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas dan bunyi
jantung.
j) Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif atau tidak
kemudian menghitung jumlah jari.
k) Perut
Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi, lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pusat ketika bayi menangis, perdarahan pada tali
13
pusat, dinding perut lembek pada saat bayi tidak menangis dan benjolan
yang terlihat pada perut bayi.
l) Alat kelamin
Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis dalam
skrotum kemudian apakah pada ujung penis terdapat lubang. Pada bayi
perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora dan
minora, pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan
terdapat klitoris.
m) Pinggul
Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal
paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan dan rasakan adakah bunyi
"klik" ketika menggerakkan kaki bayi. Bila terdengar bunyi "klik",
laporkan dokter.
n) Kulit
Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna, pembengkakan
atau bercak-bercak hitam dan kemerahan seperti tanda lahir.
o) Punggung dan anus
Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan, apakah anus
berlubang atau tidak.
p) Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris kaki, panjang
kedua kaki dan jumlah jari pada kaki.
I. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah
satu atau beberapa tanda berikut :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.
2. Kehangatan dengan suhu antara 37-38ºC
3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.
4. Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan banyak muntah.
5. Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernapasan sulit.
6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering berwarna hijau
tua, ada lendir atau darah pada tinja.
14
7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai, kejang halus, tidak bisa
tenang dan menangis terus menerus.
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas maka petugas
kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial
neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok yaitu :
1. Pelayanan Dasar
a. Persalinan aman dan bersih
b. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
c. Mempertahankan pernafasan spontan
d. ASI Ekslusif
e. Perawatan mata
2. Pelayanan Khusus
a. Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
b. Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
c. Imunisasi
15
Derajat vitalitas bayi baru lahir menurut nilai SIGTUNA adalah : (a) tanpa
asfiksia atau asfiksia ringan nilai = 4, (b) asfiksia sedang nilai 2 – 3, (c) asfiksia berat
nilai 1, (d) bayi lahir mati / mati baru “fresh still birth” nilai 0.
Selama ini umumnya untuk menilai derajat vitalitas bayi baru lahir digunakan
penilaian secara APGAR. Pelaksanaanya cukup kompleks karena pada saat bersamaan
penolong persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha nafas,
tonus otot, gerakan dan warna kulit. dari hasil penelitian di AS nilai APGAR sangat
bermanfaat untuk mengenal bayi resiko tinggi yang potensial untuk kematian dan
kecacatan neurologis jangka panjang seperti cerebral palsy. Dari lima variabel nilai
APGAR hanya pernafasan dan denyut jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya
hipoksia dan anoksia. Ketiga variabel lain lebih merupakan indikator maturitas tumbuh
kembang bayi.
16
Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir bertujuan untuk menjaga jalan nafas
tetap bebas, merangsang pernafasan, menjaga curah jantung, mempertahankan suhu,
dan memberikan obat penunjang resusitasi. Akibat yang mungkin muncul pada bayi
asfiksia secara keseluruhan mengalami kematian 10 – 20 %, sedangkan 20 – 45 % dari
yang hidup mengalami kelainan neurologi. Kira-kira 60 % nya dengan gejala sisa berat.
Sisanya normal. Gejala sisa neurologik berupa cerebral palsy, mental retardasi,
epilepsi, mikrocefalus, hidrocefalus dan lain-lain.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas. Data penunjang/Faktor
kontribusi : Oksigenasi yang adekuat dari bayi dipengaruhi banyak faktor seperti
riwayat prenatal dan intrapartal, produksi mukus yang berlebihan, dan stress karena
dingin. Riwayat prenatal dan intrapartal yang buruk dapat mengakibatkan fetal distress
dan hipoksia saat masa adaptasi bayi. Pertukaran gas juga dapat terganggu oleh
produksi mucus yang berlebihan dan bersihan jalan nafas yang tidak adekuat. Stress
akibat dingin meningkatkan kebutuhan oksigen dan dapat mengakibatkan acidosis
sebagai efek dari metabolisme anaerobik.
Tujuan : Jalan nafas bebas dari sekret/mukus, pernafasan dan nadi dalam batas
normal, cyanosis tidak terjadi, tidak ada tanda dari disstres pernafasan.
Intervensi :
· Amati komplikasi prenatal yang mempengaruhi status plasenta dan fetal
(penyakit jantung atau ginjal, PIH atau Diabetes)
· Review status intrapartal termasuk denyut jantung, perubahan denyut jantung,
variabilitas irama, level PH, warna dan jumlah cairan amnion.
· Kaji lama persalinan
· Catat waktu dan pengobatan yang diberikan kepada ibu seperti Magnesium sulfat
atau Demerol
· Kaji respiratori rate
· Catat keadaan nasal faring, retraksi dada, respirasi grunting, rales atau ronchi
· Bersihkan jalan nafas; lakukan suction nasofaring jika dibutuhkan, monitor pulse
apikal selama suction
· Letakkan bayi pada posisi trendelenburg pada sudut 10 derajat.
· Keringkan bayi dengan handuk yang lembut selimuti dan letakkan diantara
lengan ibu atau hangatkan dengan unit pemanas
· Amati intensitas tangisan
· Catat pulse apikal
17
2) Hipotermia berat
a) Sama dengan hipotermia sedang
b) Pernafasan lambat tidak teratur
c) Bunyi jantung lambat
18
BAB III
PENUTUP
20
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa
pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonates sebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian
maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998).
Seperti yang terjadi di hampir semua negara di dunia, kesehatan bayi cenderung kurang mendapat
perhatian di bandingkan umur-umur lainnya. Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang
sangat memprihatinkan, yang dikenal dengan “fenomena 2/3”, yaitu 2/3 kematian bayi (umur 0-1
tahun) terjadi pada masa neonatal (bayi baru lahir umur 0-28hari), 2/3 kematian pada masa neonatal
dini terjadi pada hari pertama. Maka 1minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi
seorang bayi (Komalasari, 2007).
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu)
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002).
Bayi menjalani berbagai perubahan biologis selama beberapa jam dan hari pertama setelah
lahir. Walaupun kebanyakan bayi dapat menjalani penyesuaian yang dibutuhkan untuk hidup diluar
rahim tanpa banyak kesulitan, tetapi kesehatanya tergantung pada asuhan keperawatan yang
diberikan.
B. SARAN
Kami kelompok memberikan saran kepada mahasiswa dan para pembaca makalah ini untuk
dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir secara komprehensif dan
berkesinambungan sesuai dengan teori dan pengalaman yang pernah di dapat.
KATA PENGANTAR
21
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atau segala Rakhmat dan Hidayah
Nya yang telah di berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir” yang merupakan tugas mata kuliah Maternitas.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moril maupun material . Untuk itu kami
ucapkan terima kasih kepada teman –teman satu kelompok yang bekerja sama dalam membantu
Dari pembuatan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
dengan hal tersebut sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyusun makalah
selanjutnya yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok
DAFTAR ISI
22
A. PENGERTIAN..................................................................................... 3
B. FISIOLOGIS NEONATUS ................................................................. 3
C. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR............................................... 4
D. PEMBERIAN ASI................................................................................ 7
E. PEMANTAUAN BAYI LAHIR........................................................... 9
F. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR....................................................... 9
G. PENGUKURAN RUTIN BAYI BARU LAHIR.................................. 10
H. ASUHAN KEPERAWATAN/PEMERIKSAAN PADA BAYI.......... 11
I. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN...... 13
J. PENATALAKSANAAN AWAL BAYI BARU LAHIR NON
FISIOLOGIS......................................................................................... 14
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL............ 19
L. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN............................................. 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 20
A. KESIMPULAN ................................................................................... 20
B. SARAN ............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii
23
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Azrul (2005). Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia.Depkes RI.
Jakarta.
Depkes, RI. (2002). Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.
Depkes, RI. (2005). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta.
Fadhilah Siti. Bayi Baru Lahir. http://keperawatan-gun.blogspot.com diakses pada 5 Agustus 2009 pukul
16.00.
Farida. (2009). Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir .http://momygodget.com diakses pada tanggal 3
2009 pukul 17.30 WIB
FKUI, (2002). Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.
Komalasari, Kokom. (2006).Kematian Bayi, Tragedi yang Terlupakan. PikiranRakyat Cyber Media
Maryunani, (2008). Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media :Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Nunu, dkk, (2007). Perkembangan Bayi dan Anak. http://keperawatan-gun.blogspot.com.Diakses pada 3
Agustus 2009 pukul 15.00
Prawirohardjo. (2002).Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. BinaPustaka: Jakarta.
Prawirohardjo. (2008).Penanganan Bayi Baru Lahir Normal.
Saifuddin, AB.( 2006). Angka Kematian Ibu dan Perinatal. Jakarta http://www.blogspot.co.id diakses
pada tanggal 4 Agustus 2009pukul 12.00 WIB.
Supari,( 2004). Safe Motherhood .http://Safe Mother.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2009.
Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba. SpOG. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Sarwono Prawirohardjo, ( 2002), Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan
Bina Pusaka