Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai indikator dalam menentukan
keberhasilan tersebut salah satunya adalah angka kematian bayi. Indonesia selama ini telah berhasil
menurunkan AKB dari 125 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1965 menjadi 75 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 1992 dan 54 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1994. Angka ini
masih tergolong tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN yang lain. Berdasarkan penelitian
WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi
pada khususnya neonatus sebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut
terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998). Seperti yang terjadi di
hampir semua negara di dunia, kesehatan bayi cenderung kurang mendapat perhatian di bandingkan
umur-umur lainnya. Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan,
yang dikenal dengan “fenomena 2/3”, yaitu 2/3 kematian bayi (umur 0-1 tahun) terjadi pada masa
neonatal (bayi baru lahir umur 0-28hari), 2/3 kematian pada masa neonatal dini terjadi pada hari
pertama. Maka 1minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi seorang bayi
(Komalasari, 2007). Menurut Agus Hamonangan Angka Kematian Bayi (AKB) diIndonesia masih
tertinggi di bandingkan Negara-negara tetangga. DiMalaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, Thailand
20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, Brunai Darusalam 8 per 1000
kelahiran hidup. Sedangkan Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (Azrul, 2005). Di
indonesia, program kesehatan bayi baru lahir tercakup di dalam program kesehatan ibu. Dalam
rencana strategi nasional Making PregnancySafer, target untuk kesehatan bayi baru lahir adalah
menurunkan angka kematian neonatal dari 25 per 1000 kelahiran hidup (tahun 1997) menjadi 15
per 1000 kelahiran hidup (Depkes R.I, 2006). Berdasarkan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010
yang telah dicanangkan oleh Pemerintah RI (1999) dan Keluarga Sejahtera 2013 oleh Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), maka kita masih merasa prihatin atas
kesehatan kondisi ibu dan anak belum baik, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 373 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 50 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan yang dirasakan sangat lambat, oleh karena itu AKI dan AKB di Indonesia masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat (IBI,2003).
2

WHO tahun 1993 melaporkan bahwa dari 8,1 juta kematian bayi hampir separuhnya (3,9 juta
atau 48%) adalah kematian pada masa neonatus.  Dua per tiga kematian neonatus terjadi pada masa
minggu pertama kehidupan dan kematian sesudah minggu pertama pun terkait dengan kelainan
pada masa perinatal. Di negara berkembang 3 – 6 % bayi menderita asfiksia berbagai derajat dari
ringan sampai berat dan diperkirakan penyebab dari 25% kematian neonatus yang berhubungan
dengan kematian. Sejumlah yang sama akan hidup tetapi menderita cacat karena kecacatan otak.
Hanya sedikit data mengenai insiden hipotermia yang menyebabkan kematian. Bukti nyata
menunjukkan bahwa hipotermia merupakan penyebab kematian pada bayi BBLR dan bayi kurang
bulan. Sekitar 19 % bayi dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang digolongkan
sebagai BBLR. BBLR merupakan salah satu penyebab kematian utama neonatus. Kontribusi utama
kematian BBLR adalah kurang bulan, infeksi, asfiksia, hipotermia dan kesulitan nutrisi yang
disertai hipoglikemia dengan tanda-tanda kejang.

B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini dirumuskan masalah yaitu asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir secara normal.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui tentang bayi baru lahir normal secara teoritis
b. Agar mahasiswa mengetahui tentang asuhan keperawatan bayi baru lahir normal

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun terdiri dari 3 (tiga) BAB, yaitu bab 1. Pendahuluan, bab 2. Tinjauan
teoritis, dan Bab 3. Penutup.
3

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan
kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia satu bulan. Bayi baru lahir normal
adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan lama
kehamilan antara 37 – 42 minggu. (Shanonn, 2002)
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu)
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002).

B. FIOLOGIS NEONATUS
1. Dilahirkan pada umur kehamilan antara 37 -42 minggu
2. Berat badan lahir antara 2500 gram – 4000 gram
3. Panjang badan pada waktu lahir antara 48 cm – 52 cm
4. Lingkar dada antara 30 cm – 38 cm
5. Lingkar kepala antara 33 cm – 35 cm
6. Kulit kemerahan dan licin mempunyai jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik
caseosa
7. Lanugo tidak seberapa lagi hanya pada bahu dan punggung
8. Pada dahi jelas perbatasan timbulnya rambut kepala
9. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas
10. Kuku telah melewati ujung jari
11. Menangis kuat
12. Reflek mengisap baik
13. Pernapasan berlangsung baik berkisar antara 40 – 60 kali per menit
14. Bunyi jantung normal berkisar antara 120 – 140 kali per menit
15. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan adanya / keluarnya
mekonium dalam 24 jam pertama
16. Alat perkelaminan sudah berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan keluarnya air
kemih setelah 6 jam pertama kehidupan
4

17. Pada bayi laki-laki testis sudah turun kedalam skrotum dan bayi perempuan labia minora
ditutupi oleh labia mayora
18. Anus berlobang
19. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
20. Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti
memeluk
21. Graff reflex sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan
menggenggam.
22. Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna
kecoklatan
 
C. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Menurut Prawirohardjo (2008), tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, yaitu :
1. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat
setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya
pencegahan infeksi berikut :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yangbelum dimandikan.
c. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika ingin melakukan penghisapan
lendir dengan alat tersebut.
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikianpula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer,
stetoskop dan benda lain yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.
2. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima
setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam,
menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera
yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi jantung
reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi, masing-masing diberi
tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi bayi. Klasifikasi klinik :
5

a. Nilai 7-10 : bayi normal


b. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
c. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat

Tabel 2.1 APGAR Score


Tanda-tanda 0 1 2
A: Apperience (warna kulit) Pucat atau biru Tubuh merah Seluruh tubuh merah
P: Puls (frekuensi jantung) Tidak ada detak Di bawah 100, detak Di atas 100, detak
jantung lemah dan jantung kuat
lamban
G: Grimace (Reaksi terhadap Tidak ada respon Menyeringai Menangis
rangsangan)
A: Activity (Tonus otot) Tidak ada gerakan Ada sedikit gerakan Seluruh ekstremitas
bergerak aktif
R: Respiration (pernafasan) Tidak ada Pernafasan perlahan, Menangis Kuat
bayi terdengar merintih

3. Membersihkan Jalan Napas


Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.Apabila tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus lebih sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kasa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis. Kekurangan zat asam
pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak.
e. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan
menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru). Alat penghisap lendir
mulut ( DeLee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan
selangnya harus telah siap di tempat.
f. Segera lakukan usaha menghisap mulut atau hidung.
g. Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang pertama.
h. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan. Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan
untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
6

i. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi setelah satu menit bayi
tak bernapas.
4. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak
menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi
pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan baru. Luka
tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10%, atau NaCl
0,9% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali basah atau
kotor.
a. Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik
untuk mencegah terjadinya perdarahan.
b. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersediadi ambulans, di kamar
bersalin, ruang penerima bayi, danruang perawatan bayi.
c. Gunting steril juga siap
d. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat
5. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang
hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
6. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup
tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi
vitamin K parenteral dengan dosis 0.5-1 mg secara im.
7. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
mata sesudah lima jam bayi lahir. Pemberian obat mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menularseksual).
8. Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru
lahir dan harus ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
 
7

a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat penerimaan pasien,
di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai,
tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum :
1) Nama lengkap ibu
2) Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi
3) Tanggal lahir
4) Nomor medical record
5) Jenis kelamin
6) Unit/berat badan
Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus di klip di catatan yang
tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman
menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan
dalam ruangan dengan suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar
dada dan catat dalam rekam medik.
 
D. PEMBERIAN ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofisis
anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk
menghasilkan ASI. Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI
dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan
mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun
500-600 ml setiap enam bulan pertama dan menjadi 300-500ml pada tahun kedua usia anak.
Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk
memeluk dan mencoba untuk menyusui bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong
1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang produksi ASI.
b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada bayi paling kuat pada
beberapa jam pertama setelah lahir)
c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi
kesehatan bayi.
d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
8

e. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui colostrum.


f. Merangsang kontraksi uterus.
2. Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyusui
a. Mulai menyusui segera setelah bayi lahir dalam 30 menit pertama.
b. Jangan memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu,
larutan gula atau pengganti susu ibu kecuali pada indikasi yang jelas atas alasan-alasan
mereka).
c. Jarang sekali para ibu cukup memiliki ASI sehingga membutuhkan asupan susu buatan
tambahan.
d. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya
e. Berikan ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam
(delapan kali atau lebih dalam 24 jam) selain bayi menginginkannya.
3. Refleks Laktasi
Terdapat dua mekanisme refleks laktasi pada ibu yaitu reflex prolaktin dan refleks oksitosin
yang berperan dalam produksi ASI dan involutio uteri. Pada bayi terdapat tiga jenis
refleks,yaitu:
a. Refleks Mencari Puting Susu (rooting refleks)
Rrefleks akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan
membuka membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap
benda yang disentuhkan tersebut.
b. Refleks Menghisap (sucking refleks)
Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks menghisap.
Hisapan ini akan menyebabkan areola dan punting susu ibu tertekan gusi, lidah dan
langit-langit bayi sehingga sinus laktiferus dibawah areola dan ASI terpancar keluar.
c. Refleks Menelan (Swalowwing refleks)
Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot didaerah mulut dan faring
untuk mengaktifkan reflex menelan dan mendorong ASI kedalam lambung bayi.
(Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007 ). 
 
9

E. PEMANTAUAN BAYI LAHIR


Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak
dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
1. Dua jam Pertama Setelah Lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong persalinan melakukan
pemeriksaan dan penilaianterhadap ada atau tidaknya masalah kesehatan yangmemerlukan
tindak lanjut seperti :
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan bayi kurang bulan
b. Gangguan pernapasan
c. Hipotermia
d. Infeksi
 e. Cacat bawaan dan trauma lahir
 
F. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS
Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterusmenurut Maryunani dan Nurhayati
(2008) adalah :
1. Penyesuaian sistim pernapasan
Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru lahir adalah sistim
pernapasan. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran pernapasan sampai alveoli
2. Penyesuaian system kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai berdenyut pada minggu
ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan zat nutrisi
yang disuplai melalui plasenta. Selama kehidupan janin, darah sebagian besar melalui paru-
paru dan hepar melalui duktus, venosus, foramenovale dan arteriosus
3. Penyesuaian sistim termoregulasi
Termogeneses berarti produksi panas. Temprature pada bayi pada saat lahir adalah sekitar 3
derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun,pada detik kedua, terdapat penurunan yang tajam
pada temperature tubuh yang dikeluarkan melalui konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasi.
10

4. Penyesuaian gastro intestinal


Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban. Refleks gumoh dan batuk
yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir.
5. Penyesuaian sistem kekebalan tubuh
Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitas janin sudah mulai
berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Bayi baru lahir dilindungi
oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibunya. Namun bayi sangat rentan terhadap
Mikroorganisme, oleh karena itu bayi rentan terkena infeksi.

G. PENGUKURAN RUTIN BAYI BARU LAHIR


Pengukuran rutin bayi baru lahir nenurut Maryunani dan Nurhayati(2008), yaitu :
1. Berat badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram.Timbang berat badan bayi
segera setelah lahir karena dapat terjadi penurunan berat badan secara cepat.
2. Panjang badan
Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayi cukup bulan normalnya 48-
53 cm. terkadang agak sulit dilakukanpada bayi cukup bulan karena adanya molase, ekstensi
lutut tidak sempurna. Bila panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih dari 55cm perlu
dicermati adanya penyimpangan kromosom.
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur dangan meteran, mulai dari bagian depan kepala (diatas alis atau area
frontal) dan area occipital disebut oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar.
Lingkar kepala normalnya 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan.
4. Lingkar dada
Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33 cm sekitar 2 cm lebih kecil dari
lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada garis bawah dada. Bila panjang badan
kurang dari 30 cm perlu dicurigai adanya premature.
11

H. ASUHAN KEPERAWATAN /PEMERIKSAAN PADA BAYI


Menurut Saifuddin (2006), pengkajian dimulai dari melakukan pemeriksaan fisik yang
lengkap ketika memeriksa bayi baru lahir dan ingat butir-butir penting berikut :
1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut
pada saat menangani bayi
3. Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara
sistematis menuju jari kaki
4. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang
diperlukan
5. Rekam hasil pengamatan dan tiap tindakan jika diperlukan bantuan lebih lanjut.
a. Pemeriksaan fisik pada Bayi
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik BBL, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
1) Bayi sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi
tidak mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian pada daerah yang diperiksa
2) Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki atau lakukan prosedur
yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan
abdomen.
3) Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan refleks pada tahap
akhir
4) Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya
b. Hal-hal yang Akan Diperiksa
1) Penampilan secara umum
Yang dinilai penampilan secara umum adalah seperti tangisan bayi, ukuran tubuh
bayi apakah kecil, besar atau kurus.
2) Tanda-tanda fisik 
a) Tingkat pernapasan
Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60x/menit, dihitung
selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun perutnya, bayi
dalam keadaan tenang.
b) Detak jantung
Jantung BBL normalnya berdetak antara 120-160x/menit dengan
menggunakan stetoskop dapat didengar dengan jelas di telinga.
12

c) Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur didaerah ketiak bayi
selama 15 menit dengan menggunakan thermometer.
d) Kepala
Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase, Caput
succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
e) Telinga
Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya. Bayangkan sebuah garis
melintas kedua matanya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada
di garis ini.
f) Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal dan apakah
bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran
pada pupil bayi. Jika disinari, kedua mata mengecil berarti dalam keadaan
normal. Selanjutnya lihat sclera dan konjungtivanya.
g) Hidung dan mulut
Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar tanpa
hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-langit
dengan cara menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi
kemudian masukkan jari tangan anda untuk merasakan hisapan bayi.
h) Leher
Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk
melihat apakah kelenjar thyroid bengkak, hal ini merupakan suatu masalah
pada BBL.
i) Dada
Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas dan bunyi
jantung. 
j) Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif atau tidak
kemudian menghitung jumlah jari.
k) Perut
Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi, lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pusat ketika bayi menangis, perdarahan pada tali
13

pusat, dinding perut lembek pada saat bayi tidak menangis dan benjolan
yang terlihat pada perut bayi.
l) Alat kelamin
Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis dalam
skrotum kemudian apakah pada ujung penis terdapat lubang. Pada bayi
perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora dan
minora, pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan
terdapat klitoris.
m) Pinggul
Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal
paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan dan rasakan adakah bunyi
"klik" ketika menggerakkan kaki bayi. Bila terdengar bunyi "klik",
laporkan dokter.
n) Kulit
Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna, pembengkakan
atau bercak-bercak hitam dan kemerahan seperti tanda lahir.
o) Punggung dan anus
Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan, apakah anus
berlubang atau tidak.
p) Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris kaki, panjang
kedua kaki dan jumlah jari pada kaki.
 
I. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah
satu atau beberapa tanda berikut :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.
2. Kehangatan dengan suhu antara 37-38ºC
3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.
4. Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan banyak muntah.
5. Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernapasan sulit.
6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering berwarna hijau
tua, ada lendir atau darah pada tinja.
 
14

7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai, kejang halus, tidak bisa
tenang dan menangis terus menerus.

J. PENATALAKSANAAN AWAL PADA BAYI BARU LAHIR NON FISIOLOGIS


Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal, tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul
sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang, manajemen persalinan
yang tidak tepat dan tidak bersih serta kurangnya perawatan bayi baru lahir.

Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatus di Negara Berkembang (WHO 1993)


Sebab Kematian Jumlah Kematian Bayi Proporsi dari total kematian bayi
(%)
Asfiksia Lahir 840.000 21,1
Trauma Lahir 420.000 10,6
Tetanus Neonatorum 560.000 14,1
Sepsis, Meningitis 290.000 7,2
Pneumonia 755.000 19,0
Diare 60.000 1,5
Bayi kurang bulan 410.000 10,3
Cacat bawaan 440.000 11,1
Lain-lain 205.000 5,1

Total 3.980.000 100

Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas maka petugas
kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial
neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok yaitu :
1. Pelayanan Dasar
a. Persalinan aman dan bersih
b. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
c. Mempertahankan pernafasan spontan
d. ASI Ekslusif
e. Perawatan mata
2. Pelayanan Khusus
a. Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
b. Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
c. Imunisasi
15

3. Masalah yang sering terjadi :


a. Asfiksia
Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas fungsi
tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat
essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernafasan, denyut
jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitif seperti menghisap dan mencari puting
susu. Bila tidak ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan umum bayi akan
menurun dengan cepat dan bahkan mungkin meninggal. Pada beberapa bayi mungkin
dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10 – 30 menit sesudah lahir namun bayi
tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.
Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR Score).
Pertemuan SAREC di Swedia tahun 1985 menganjurkan penggunaan parameter
penilaian bayi baru lahir dengan cara sederhana yang disebut nilai SIGTUNA
(SIGTUNA Score) sesuai dengan nama tempat terjadinya konsensus. Penilaian cara ini
terutama untuk tingkat pelayanan kesehatan dasar karena hanya menilai dua parameter
yang essensial.
Tabel 2. Cara Menetapkan Nilai SIGTUNA
Yang Dinilai 2 1 0 Nilai
Pernafasan Teratur Megap-megap Tidak ada
Denyut jantung > 100/menit < 100/menit Tidak ada
Jumlah nilai = Nilai SIGTUNA

Derajat vitalitas bayi baru lahir menurut nilai SIGTUNA adalah : (a) tanpa
asfiksia atau asfiksia ringan nilai = 4, (b) asfiksia sedang nilai 2 – 3, (c) asfiksia berat
nilai 1, (d) bayi lahir mati / mati baru “fresh still birth” nilai 0.
Selama ini umumnya untuk menilai derajat vitalitas bayi baru lahir digunakan
penilaian secara APGAR. Pelaksanaanya cukup kompleks karena pada saat bersamaan
penolong persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha nafas,
tonus otot, gerakan dan warna kulit. dari hasil penelitian di AS nilai APGAR sangat
bermanfaat untuk mengenal bayi resiko tinggi yang potensial untuk kematian dan
kecacatan neurologis jangka panjang seperti cerebral palsy. Dari lima variabel nilai
APGAR hanya pernafasan dan denyut jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya
hipoksia dan anoksia. Ketiga variabel lain lebih merupakan indikator maturitas tumbuh
kembang bayi.
16

Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir bertujuan untuk menjaga jalan nafas
tetap bebas, merangsang pernafasan, menjaga curah jantung, mempertahankan suhu,
dan memberikan obat penunjang resusitasi. Akibat yang mungkin muncul pada bayi
asfiksia secara keseluruhan mengalami kematian 10 – 20 %, sedangkan 20 – 45 % dari
yang hidup mengalami kelainan neurologi. Kira-kira 60 % nya dengan gejala sisa berat.
Sisanya normal. Gejala sisa neurologik berupa cerebral palsy, mental retardasi,
epilepsi, mikrocefalus, hidrocefalus dan lain-lain.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas. Data penunjang/Faktor
kontribusi : Oksigenasi yang adekuat dari bayi dipengaruhi banyak faktor seperti
riwayat prenatal dan intrapartal,  produksi mukus yang berlebihan, dan stress karena
dingin. Riwayat prenatal dan intrapartal yang buruk dapat mengakibatkan fetal distress
dan hipoksia saat masa adaptasi bayi. Pertukaran gas juga dapat terganggu oleh
produksi mucus yang berlebihan dan bersihan jalan nafas yang tidak adekuat. Stress
akibat dingin meningkatkan kebutuhan oksigen dan dapat mengakibatkan acidosis
sebagai efek dari metabolisme anaerobik.
Tujuan : Jalan nafas bebas dari sekret/mukus, pernafasan dan nadi dalam batas
normal, cyanosis tidak terjadi, tidak ada tanda dari disstres pernafasan.
Intervensi :
·        Amati komplikasi prenatal yang mempengaruhi status plasenta dan fetal
(penyakit jantung atau ginjal, PIH atau Diabetes)
·         Review status intrapartal termasuk denyut jantung, perubahan denyut jantung,
variabilitas irama, level PH, warna dan jumlah cairan amnion.
·        Kaji lama persalinan
·         Catat waktu dan pengobatan yang diberikan kepada ibu seperti Magnesium sulfat
atau Demerol
·        Kaji respiratori rate
·         Catat keadaan nasal faring, retraksi dada, respirasi grunting, rales atau ronchi
·         Bersihkan jalan nafas; lakukan suction nasofaring jika dibutuhkan, monitor pulse
apikal selama suction
·        Letakkan bayi pada posisi trendelenburg pada sudut 10 derajat.
·        Keringkan bayi dengan handuk yang lembut selimuti dan letakkan diantara
lengan ibu atau hangatkan dengan unit pemanas
·        Amati intensitas tangisan
·        Catat pulse apikal
17

·        Berikan sentuhan taktil dan stimulasi sensori


·        Observasi warna kulit, lokasi sianosis, kaji tonus otot
Kolaborasi
·        Berikan oksigen melalui masker, 4 - 7 lt/menit jika diindikasikan asfiksia
·        Berikan obat-obatan seperti Narcan melalui IV
·        Berikan terapi resusitasi
b. Hipotermi
Suhu normal pada neonatus berkisar antara 360C - 37,50C pada suhu ketiak.
Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki  dan tangan teraba dingin.
Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang
(suhu 320C - <360C). Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk
mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low
reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Yang menjadi prinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya
konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi
glikolisis anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia.
Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan yang dapat ditanggulangi
dengan meningkatkan intake kalori.
Penanganan hipotermia ditujukan pada: 1) Mencegah hipotermia, 2) Mengenal
bayi dengan hipotermia, 3) Mengenal resiko hipotermia, 4) Tindakan pada
hipotermia.       
Tanda-tanda klinis hipotermia:
1) Hipotermia sedang:
a) Kaki teraba dingin
b) Kemampuan menghisap lemah
c) Tangisan lemah
d) Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata

2) Hipotermia berat
a) Sama dengan hipotermia sedang
b) Pernafasan lambat tidak teratur
c) Bunyi jantung lambat
18

d) Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik


3) Stadium lanjut hipotermia
a) Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
b) Bagian tubuh lainnya pucat
c) Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki
dan tangan (sklerema)
Diagnosa keperawatan: Perubahan suhu tubuh (potensial). Data
Penunjang/Faktor kontribusi : Bayi baru lahir sering mengalami hipotermia karena
ketidakmampuannya mempertahankan suhu tubuh, lemak subkutans yang belum
sempurna, permukaan tubuh yang luas dibandingkan massa tubuh, dan suhu lingkungan
yang dingin. Efek samping dari hipotermia dalam jangka waktu lama termasuk
peningkatan kebutuhan akan oksigen sehingga terjadi hipoksia, acidosis, peningkatan
metabolisme rate yang mengakibatkan hipoglikemia, release asam lemak bebas pada
aliran darah yang diikuti dengan binding site bilirubin dengan albumin yang
meningkatkan resiko jaundice dan kern ikterus. Vasokontriksi peripheral berlanjut
menjadi acidosis metabolik, vasokontriksi pulmonal mengakibatkan kompensasi
pernafasan dan mempengaruhi sirkulasi fetal dengan kegagalan duktus arteriosus dan
foramen ovale untuk menutup dengan sempurna. Hal tersebut meningkatkan resiko
morbiditas dan mortalitas.
Tujuan : Temperatur dalam batas normal, bayi baru lahir terbebas dari tanda
distress pernafasan dan stress karena dingin.
Intervensi:
1) Catat obat-obatan yang digunakan ibu selama prenatal dan periode intrapartal,
catat adanya fetal distress atau hipoksia
2) Keringkan kepala dan tubuh bayi, selimuti
3) Tempatkan bayi diantara lengan ibu
4) Catat temperatur lingkungan, minimalkan penggunaan AC.
5) Kaji temperatur bayi, monitor temperatur secara kontinyu
6) Observasi tanda-tanda stres karena dingin seperti penurunan temperatur kulit,
peningkatan aktivitas, pleksi ekstremitas,  palor, motling dan kulit dingin.
7) Amati tanda distress pernafasan
Kolaborasi
1) Berikan suport metabolik (glukosa atau buffer) sesuai indikasi
2) Pertimbangkan rujukan ke NICU
19

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL


  Analisis makna hasil pengkajian member arah ke suatu diagnose keperawatan. Diagnosa
keperawatan yang dapat ditegakkan pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1. Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan Obstruksi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas yang berhungan dengan Hipotermia
3. Resiko tinggi termoregulasi tidak efektif yang berhungan dengan kehilangan panas
4. Resiko tinggi infeksi yang berhungan dengan faktor-faktor lingkungan

L. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN


Hasil akhir yang diharapkan dari perawatan bayi baru lahir berkaitan dengan bayi dan orang
tua.
1. Hasil akhir yang diharapkan untuk bayi meliputi hal-hal berikut, yakni bahwa bayi akan:
a. Mengalami transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin
b. Mempertahankan pola pernafasan yang efektif
c. Mempertahankan termoregulasi yang efektif
d. Tetap bebas dari infeksi
2. Untuk orang tua, hasil akhir yang diharapkan adalah orang tua dapat:
a. Memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan keyakinan tentang aktivitas perawatan bayi
b. Memahami karakteristik perilaku dan biologis bayi mereka yang baru lahir
c. Mendemonstrasikan interaksi/perilaku yang meningkatkan fungsi keluarga sehat
d. Memiliki kesempatan untuk meningkatkan hubungan mereka dengan bayi
e. Mulai mengintegrasi bayi ke dalam keluarga.

BAB III
PENUTUP
20

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa
pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonates sebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian
maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998).
Seperti yang terjadi di hampir semua negara di dunia, kesehatan bayi cenderung kurang mendapat
perhatian di bandingkan umur-umur lainnya. Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang
sangat memprihatinkan, yang dikenal dengan “fenomena 2/3”, yaitu 2/3 kematian bayi (umur 0-1
tahun) terjadi pada masa neonatal (bayi baru lahir umur 0-28hari), 2/3 kematian pada masa neonatal
dini terjadi pada hari pertama. Maka 1minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi
seorang bayi (Komalasari, 2007).
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu)
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002).
Bayi menjalani berbagai perubahan biologis selama beberapa jam dan hari pertama setelah
lahir. Walaupun kebanyakan bayi dapat menjalani penyesuaian yang dibutuhkan untuk hidup diluar
rahim tanpa banyak kesulitan, tetapi kesehatanya tergantung pada asuhan keperawatan yang
diberikan.

B. SARAN
Kami kelompok memberikan saran kepada mahasiswa dan para pembaca makalah ini untuk
dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir secara komprehensif dan
berkesinambungan sesuai dengan teori dan pengalaman yang pernah di dapat.

KATA PENGANTAR
21

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atau segala Rakhmat dan Hidayah

Nya yang telah di berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir” yang merupakan tugas mata kuliah Maternitas.

Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moril maupun material . Untuk itu kami

ucapkan terima kasih kepada teman –teman satu kelompok yang  bekerja sama dalam membantu

menyelesaikan makalah ini.

Dari pembuatan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, sehingga

dengan hal tersebut sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyusun makalah

selanjutnya yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Pontianak, Juni 2012

Kelompok

DAFTAR ISI
22

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................. 2
D. SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................ 3

A. PENGERTIAN..................................................................................... 3
B. FISIOLOGIS NEONATUS ................................................................. 3
C. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR............................................... 4
D. PEMBERIAN ASI................................................................................ 7
E. PEMANTAUAN BAYI LAHIR........................................................... 9
F. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR....................................................... 9
G. PENGUKURAN RUTIN BAYI BARU LAHIR.................................. 10
H. ASUHAN KEPERAWATAN/PEMERIKSAAN PADA BAYI.......... 11
I. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN...... 13
J. PENATALAKSANAAN AWAL BAYI BARU LAHIR NON
FISIOLOGIS......................................................................................... 14
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL............ 19
L. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN............................................. 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 20

A. KESIMPULAN ................................................................................... 20
B. SARAN ............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii
23

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Azrul (2005). Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia.Depkes RI.
Jakarta.
Depkes, RI. (2002). Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.
Depkes, RI. (2005). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta.
Fadhilah Siti.  Bayi Baru Lahir.  http://keperawatan-gun.blogspot.com diakses pada 5 Agustus 2009 pukul
16.00.
Farida. (2009). Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir .http://momygodget.com diakses pada tanggal 3
2009 pukul 17.30 WIB
FKUI, (2002). Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.
Komalasari, Kokom. (2006).Kematian Bayi, Tragedi yang Terlupakan. PikiranRakyat Cyber Media
Maryunani, (2008). Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media :Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Nunu, dkk, (2007). Perkembangan Bayi dan Anak. http://keperawatan-gun.blogspot.com.Diakses pada 3
Agustus 2009 pukul 15.00
Prawirohardjo. (2002).Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. BinaPustaka: Jakarta.
Prawirohardjo. (2008).Penanganan Bayi Baru Lahir Normal.
Saifuddin, AB.( 2006). Angka Kematian Ibu dan Perinatal. Jakarta http://www.blogspot.co.id diakses
pada tanggal 4 Agustus 2009pukul 12.00 WIB.
Supari,( 2004). Safe Motherhood .http://Safe Mother.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2009.
Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba. SpOG. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Sarwono Prawirohardjo, ( 2002), Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan
Bina Pusaka

Anda mungkin juga menyukai