171211345
KELOMPOK A
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan Kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
akhir aplikasi keperawatan komunitas dengan judul “Asuhan Keperawatan
Komunitas pada Agregat Lansia dengan Kelurahan Diabetes Melitus di
Kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan Padang Timur” dengan baik.
Shalawat dan salam saya mohonkan kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh dan suri tauladan bagi
manusia untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.
Dalam penulisan laporan akhir ini saya telah berusaha semaksimal mungkin dengan
mencurahkan segenap kemampuan, waktu, dan tenaga untuk menyelesaikannya.
Namun demikian saya menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengalaman. Untuk itu diharapkan
adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Laporan ini diajukan dalam rangka memenuhi syarat dalam perkuliahan Aplikasi
Keperawatan Komunitas. Dalam menyelesaikan laporan ini saya banyak
mendapatkan masukan, bantuan, dukungan, bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih.
Akhir kata semoga laporan ini lebih sempurna, dapat diterima dan bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Lansian....................................................................................................6
2.1.1 Pengertian..........................................................................................................6
2.1.2 Batasan Usia Lansia..........................................................................................6
2.1.3 Ciri-ciri Lansia..................................................................................................7
2.1.4 Perubahan pada Lansia......................................................................................7
2.2 Konsep DM Tipe .................................................................................................212
2.2.1 Defenisi DM Tipe ............................................................................................212
2.2.2 Faktor Risiko DM Tipe ....................................................................................213
2.2.3 Manifestasi Klinik.............................................................................................13
2.2.4 Penetalaksanaan DM.........................................................................................14
2.3 Konsep Asuhan Kep.Komunitas..........................................................................18
2.3.1 Pengkajian.........................................................................................................18
2.3.2 Diagnosa............................................................................................................19
2.3.3 Intervensi...........................................................................................................19
2.3.4 Implementasi.....................................................................................................20
2.3.5 Evaluasi.............................................................................................................20
A. LAPORAN WINDSHIELD SURVEY.................................................................21
B. HASIL PENGUMPULAN DATA........................................................................26
C. LAPORAN HASIL KEGIATAN..........................................................................135
BAB III PENUTUP....................................................................................................139
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................140
3
BAB I
PENDAHULUAN
Secara global, prevalensi Diabetes Melitus pada orang dewasa dengan usia lebih
dari 18 tahun meningkat dari 4,7% dari tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014
(WHO, 2016). Kawasan Pasifik Barat adalah kawasan dengan penderita diabetes
terbanyak, dimana diperkirakan 170 juta orang dewasa (18-99) hidup dengan diabetes.
Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 208 juta jiwa pada tahun 2045. Sedangkan
kawasan Asia Tenggara diperkirakan 84 juta orang dewasa (usia 18-99 tahun) hidup
dengan diabetes. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 156 juta jiwa pada tahun
2045 (International Diabetes Federation, 2017).
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, Sumatera Barat berada
pada Posisi 21 dengan kasus Diabetes Melitus dari 34 provinsi lainnya. Sedangkan di
Kota Padang, Diabetes Melitus termasuk ke dalam sepuluh penyakit terbanyak
4
dengan jumlah penderita Diabetes Melitus sebanyak 60.854 kasus (Dinas Kesehatan
Kota Padang, 2019). Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 22.523 kasus.
Wilayah kerja puskesmas kuranji terdapat 1.874 orang menderita DM (Dinas
Kesehatan Kota Padang, 2018).
Pada umumnya penyakit diabetes melitus tipe 2 terdiagnosa setalah usia 40 tahun
ke atas. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2015) usia yang diatas 45
tahun berisiko mengalami diabetes melitus tipe 2. Kejadian DM tipe 2 meningkat
seiring bertambahnya usia. Karena semakin bertambahnya usia kemampuan jaringan
mangambil glukosa darah semakin menurun. Proses menua yang berlangsung setelah
usia 30 tahun mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia. Perubahan
dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat
organ yang dapat mempengaruhi fungsi homeostasis. Komponen tubuh yang dapat
mengalami perubahan adalah sel beta pankreas yang menghasilkan hormon insulin,
sel-sel jaringan target yang menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan hormon lain yang
mempengaruhi kadar glukosa (Sudoyo, 2009).
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat adalah
bagaimana asuhan keperawatan pada agregat lansia dengan Diabetes Melitus di
Kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan Padang Timur Kota Padang tahun 2020.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan komunitas dalam
mengelola orang lansia dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Ganting Parak
Gadang Kecamatan Padang Timur Kota Padang dengan menggunakan model
Community as Partner .
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
7
Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)
pengelompokkan lansia menjadi :
a) Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b) Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c) Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia
>65 tahun).
8
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
2. Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
3. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaaringan
penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi..
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan
jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak
teratur. Kartilago: jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan
mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata.
Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang
terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada
persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan. Tulang: berkurangnya
kepadatan tulang setelah diamati adalah bagian dari penuaan fisiologi,
sehingga akan mengakibatkan osteoporosis dan lebih lanjut akan
mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur. Otot: perubahan struktur
otot pada penuaan sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran
serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada
9
otot mengakibatkan efek negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar
sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
4. Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah massa
jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga
peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan
jaringan ikat. Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin,
klasifikasi SA Node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan
ikat.
5. Sistem respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas
total paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk
mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru
berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan
peregangan toraks berkurang.
7. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak
fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi,
dan reabsorpsi oleh ginjal.
8. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif ada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
10
9. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya
ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih
dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.
b) Perubahan Kognitif
1. Memory (Daya ingat, Ingatan)
2. IQ (Intellegent Quotient)
3. Kemampuan Belajar (Learning)
4. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7. Kebijaksanaan (Wisdom)
8. Kinerja (Performance)
9. Motivasi
c) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
11
d) Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.
e) Perubahan Psikososial
1. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jikalansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita
penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik
terutama pendengaran.
3. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu
episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan
dan menurunnya kemampuan adaptasi.
4. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas
umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif,
gangguan gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda
dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
12
5. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham
(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya
atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang
terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut
dapat terulang kembali.
Jadi, Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa dalam tubuh yang membutuhkan
perawatan berkelanjutan untuk kontrol kadar gula darah.
13
2.2.2 Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes
Melitus Tipe 2 dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia, 2015) :
14
c. Poliphagia (banyak makan), hal ini disebabkan karena glukosa tidak
sampai ke sel, sel mengalami starvasi (lapar), sehingga untuk
memenuhinya klien akan terus makan, tetapi walaupun klien banyak
makan, tetap saja makanan tersebut hanya berada sampai pada
pembuluh darah.
d. Penurunan berat badan meskipun terasa lapar (polopagi)
e. Timbul rasa kesemutan (kebas) pada tangan dan kaki
f. Timbulnya rasa lelah tanpa sebab
g. Luka pada kulit yang lama sembuh dan kulit gatal – gatal
h. Gangguan penglihatan (penglihatan kabur) akibat hiperglikemia.
15
b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama
pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin
atau terapi insulin itu sendiri.
Komposisi Makanan yang Dianjurkan terdiri dari :
1) Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan
energi.
Terutama karbohidrat yang berserat tinggi. Pembatasan
karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.
Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang
diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarga yang
lain.
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti glukosa,
asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted
Daily Intake/ADI).
Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat
diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan lain
sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
2) Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20- 25% kebutuhan kalori, dan
tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
Komposisi yang dianjurkan: lemak jenuh < 7 % kebutuhan
kalori.4
lemak tidak jenuh ganda < 10 %. ◊ selebihnya dari lemak
tidak jenuh tunggal.
16
Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging
berlemak dan susu fullcream.
Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hari.
3) Protein
Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan, tahu dan tempe.
Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu penurunan
asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari
kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai
biologik tinggi. Kecuali pada penderita DM yang sudah
menjalani hemodialisis asupan protein menjadi 1-1,2 g/kg
BB perhari.
4) Natrium
Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan
orang sehat yaitu <2300 mg perhari(B).
Penyandang DM yang juga menderita hipertensi perlu
dilakukan pengurangan natrium secara individual(B).
Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda,
dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium
nitrit.
5) Serat
Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-
kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang
tinggi serat.
Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal
dari berbagai sumber bahan makanan.
17
c. Jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
DMT2 apabila tidak disertai adanya nefropati. Kegiatan jasmani sehari-
hari dan latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5
kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit
perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut .
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum
latihan jasmani.
Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien harus
mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL
dianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Kegiatan sehari-hari atau
aktivitas sehari- hari bukan termasuk dalam latihan jasmani meskipun
dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Intensitas latihan jasmani pada penyandang DM
yang relatif sehat bisa ditingkatkan, sedangkan pada penyandang DM
yang disertai komplikasi intesitas latihan perlu dikurangi dan
disesuaikan dengan masing-masing individu
d. Obat
Obat antihiperglikemia antara lain sebagai berikut :
18
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk
mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga.
Terdapat berbagai strategi untuk mendapatkan data pengkajian sesuai kebutuhan.
data dapat diperoleh dengan melakukan survey, wawancara, forum diskusi, dan
winshield survey.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengkajian adalah sebagai berikut (Nies
dan McEwen, 2019) :
1. Mengidentifikasi agregat yang akan dikaji
2. Mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan pengkajian
3. Mengidentifikasi syarat informasi
4. Memilih metode pengumpulan data
5. Mengembangkan kuisioner atau pertanyaan wawancara
6. Mengembangkan prosedur untuk mengumpulkan data
7. Mengatur pengumpulan data
8. Menyusun untuk sebuah contoh wakil dari agregat
9. Mengadakan pengkajian sesuai kebutuhan
10. Mengidentifikasi kebutuhan berdasarkan data
11. Mengembangkan sebuah rencana tindakan.
Pada asuhan keperawatan ini peneliti melakukan pengkajian dengan
menggunakan model teori Community As Partner. Dimana teori ini diturunkan
dari model konseptual sistem yang dikembangkan oleh betty neuman tahun
1970. Model ini merefleksikan sifat klien sebagai sebuah sistem yang terbuka.
Hal yang mendasari konsep ini adalah stressor, mekanisme pertahanan,
homeostasis sebagai sistem yang dinamis. Adanya reaksi dari sistem akan
mengakibatkan kondisi yang seimbang atau tidak seimbang. Neuman juga
menggunakan konsep yang terdiri dari tiga pencegahan sebagai pendekatan
dalam melakukan intervensi (Nies & McEwen, 2019).
Teori Community As Partner di kembangkan oleh Anderson dan Mc.Farland
yang dahulunya dikenal dengan Community As A Client. Dalam perkembangan
terini ini berubah menjadi Community As Partner dengan dasar bahwa
19
komunitas merupakan subjek yang berpotensi memiliki otonomi untuk
menentukan status kesehatannya. Istilah partner memiliki nilai partisipasi aktif
komunitas untuk mencapai tujuan bersama(Nies & McEwen, 2019).
Terdapat tiga bagian dalam pengkajian komunitas yaitu data inti, data
subsistem dan data persepsi. Data inti yang perlu dikaji adalah data demografi,
data statistik vital, etnis, nilai dan kepercayaan. Data subsistem yang dikaji
terdiri dari delapan komponen yaitu lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan
sosial, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan pemerintahan,
komunikasi, pendidikan dan rekreasi. Sedangkan untuk data persepsi terdiri dari
persepsi masyarakat terkait komunitasnya dna persepsi dari petugas kesehatan
terkait kesehatan dalam komunitasnya (Anderson & McFarlane, 2015).
2.3.2 Diagnosa
Diagnosis keperawatan komunitas menjadi dasar untuk menentukan tujuan dan
intervensi keperawatan. Tujuan keperawatan diperoleh dari pengurangan atau
penghilangan stresor atau penguatan resistensi komunitas melalui penguatan garis
pertahanan. Dengan menyatakan derajat reaksi, perawat dapat merencanakan
intervensi untuk menguatkan garis resistensi dengan menerapkan salah satu jenis
pencegahan (Nies & McEwen, 2019).
2.3.3 Intervensi
Berdasarkan Model Community As Partner, penyusunan intervensi keperawatan
dalam bentuk pencegahan primer sekunder dan tersier. Pencegahan primer
bertujuan untuk menguatkan garis pertahanan dengan melakukan perlawanan
pada stresor sehingga stressoer tersebut tidak dapat masuk dan tidak
menimbulkan reaksi. Pencegahan sekunder adalah pencegahan dengan
mendukung garis pertahanan dan resistensi untuk meminimalkan derajat reaksi
terhadap stresor.
20
2.3.4 Implementasi
Implementasi meliputi pelaksanaan dari intervensi yang telah ditetapkan.
Implementasi ini berfokus pada pencapaian masyarakat sehat dan melaksanakan
tingkat pencegahan. Pada taham implementasi perawat tetap fokus pada program
yang telah ditetapkan . tahap implementasi dapat dilaksanakan dengan beberapa
strategi implementasi seperti pendidikan kesehatan, proses kelompok, promosi
kesehatan dan kemitraan (Nies & McEwen, 2019)
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau tahap terakhir dari proses
keperawatan. Tahap evaluasi ini akan menilai keberhasilan dari tindakan yang
telah dilaksanakan. Indikator evaluasi keperawatan adalah kriteria hasil yang
telah ditulis pada tujuan ketika perawat menyusun perencanaan tindakan
keperawatan. Evaluasi dikatakan berhasil apabila tujuan tercapai (Kholifah &
Widagdo, 2016)
21
LAPORAN HASIL WINDSHIELD SURVEY KELUARAHAN GANTING
1. Lingkungan Fisik
peramanen, jarak satu rumah dengan rumah yang lainnya saling berdekatan.
Ventilasi rumah pada umumnya buruk serta rumah keadaan rumah kotor dan
salah satu sarana yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain selain
Analisa:
22
Masalah Keperawatan :
3. Ekonomi
Diwilayah ini ada Pusat perbelanjaan yaitu pasar dan swalayan biasanya
Analisa :
Masalah Keperawatan
transportasi umum yang biasa masyarakat gunakan adalah gojek dan angkot .
Analisa :
Masalah Keperawatan:
23
5. Politik Dan Pemerintah
kelurahan Ganting Parak Gadang, markas partai politik serta terlihat adanya
Analisa:
aktif masyarakat .
Masalah Keperawatan :
6. KOMUNIKASI
Analisa :
akurat.
Masalah Keperawatan :
24
7. PENDIDIKAN
sarjana.
Analisa :
Masalah Keperawatan:
8. REKREASI
untuk rekreasi . Pada sore hari masyarakat terlihat biasanya hanya berkumpul
dekat rel kereta api . Dan biasanya pada sore hari anak-anak bermain bola
Analisa :
ajang rekreasi atau melepaskan lelah setelah beraktivitas. Selain itu adanya
25
tempat rekreasi, pada sore hari anak-anak biasanya bermain bola kaki
Masalah Keperawatan :
DOKUMENTASI
26
HASIL PENGUMPULAN DATA DEARAH KELURAHAN
PADANG 2020
Hasil data didapatkan data jumlah KK sebanyak 12 KK, Jumlah jiwa per KK
sebanyak 60 jiwa.
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner dan pengisian
Tabel
Padang Timur
PARAK
GADANG
1 Bayi 2 3%
2 Balita 3 5%
4 Remaja 10 17%
5 Dewasa 20 33%
6 Lansia 10 17%
27
Jumlah Penduduk
Bayi Balita Usia sekolah Remaja Dewasa Lansia
3%
5%
17%
25%
33%
17%
Diagram 1
I.DATA DEMOGRAFI
PARAK
GADANG
1 Bayi 2 3%
2 Belita 3 5%
4 Remaja 10 17%
5 Dewasa 20 33%
6 Lansia 10 17%
28
Distribusi Tingkat Umur
Bayi Belita Usia Sekolah Remaja Dewasa Lansia
3%
5%
17%
25%
33%
17%
Diagram 2.
PARAK
29
GADANG
1 SD 10 17%
2 SMP 7 12%
3 SMA 10 17%
4 D1 2 3%
5 D3 5 8%
6 D4 5 8%
7 S1 15 25%
8 S2 3 5%
9 S3 - -
10 Belum Sekolah 3 5
PENDUDUK
5%
5% 17%
25% 12%
17%
8%
8% 3%
Diagram 3.
30
NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASI
PARAK
GADANG
1 PNS 5 8%
2 Wirausaha 5 8%
3 Swasta 5 8%
4 Petani 3 5%
5 Buruh 5 8%
7 Belum Kerja 3 5%
8 Karyawan Swasta - -
9 Pelajar 17 28%
10 Karyawan honor - -
PENDUDUK
8%
8%
28%
8%
5%
5%
8%
28%
Diagram 4.
31
4. Distribusi Keyakinan/Agama yang dianut
PARAK
GADANG
1 Islam 60 100%
2 Kristen 0 0%
3 Budha 0 0%
4 Hindu 0 0%
5 Konghucu 0 0%
PENDUDUK
32
Distribusi keyakinan/Agama
Islam Kristen Budha Hindu Konghucu
100%
Diagram 5.
PARAK
GADANG
1 Minang 59 98%
2 Batak 0
3 Jawa 1 2%
PENDUDUK
33
Distribusi Suku Bangsa
2%
Minang
Batak
Jawa
98%
Diagram 6.
II.DATA EKONOMI
2020
PARAK
GADANG
2 Rp 1.000.000,-s/d Rp 5 42%
3.000.000,-
3 Rp >3.000.000,- 2 17%
34
JUMLAH PENDUDUK 12 100%
17%
42%
42%
Diagram 7.
2. Pengeluaran Perbulan
PARAK
GADANG
2 Rp 1.000.000,-s/d Rp 5 42%
3.000.000,-
3 Rp >3.000.000,- 4 33%
35
pENGELUARAN pERBULAN
Rp < 1.000.000 Rp 1.000.000,-s/d Rp 3.000.000,-
Rp >3.000.000,-
25%
33%
42%
Diagram 8.
3. Tabungan Keluarga
PARAK
GADANG
1 Ya 10 83%
2 Tidak 2 17%
36
TaBUNGAN KELUARGA
Ya Tidak
17%
83%
Diagram 9.
PARAK
GADANG
mencukupi
3 Kurang pengetahuan 0 0%
4 Lain-lain 0 0%
37
ALASAN KELUARGA TIDAK MENABUNG
Penghasilan tidak mencukupi Pekerjaan tidak tetap
Kurang pengetahuan Lain-lain
100%
Diagram 10.
A. Pelayanan Kesehatan
Tabel 3.1 Distribusi Sarana Kesehatan Terdekat dari daerah kelurahan bandar
lain.
PARAK
GADANG
38
2 Puskesmas 3 25%
3 Praktek 6 50%
(dr/bidan/perawat)
4 Lain-lain 0 -
TOTAL 12 100%
25%
50%
25%
Diagram 11.
2 Dukun 0 0%
4 Pengobatan,alternatif/tradisional 2 17%
TOTAL 12 100%
39
Distribusi Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan
Beli obat di warung Dukun
Dibiarkan saja Pengobatan,alternatif/tradisional
17%
17%
67%
Diagram 12.
1 Punya 12 100%
2 Tidak Punya 0 0%
TOTAL 12 100%
40
Distribusi Kartu Berobat Keluarga
Diagram 13.
1 Jamkesmas - -
2 JKN - -
3 BPJS 9 75%
4 KIS 1 8%
5 Swasta 2 7%
TOTAL 12 100%
41
Jenis Kartu Berobat
Jamkesmas JKN BPJS KIS Swasta
17%
8%
75%
Diagram 14.
1 Jalan kaki -
2 Angkot 5 42%
3 Becak - -
TOTAL 12 100%
42
Distribusi Sarana Transportasi
Jalan kaki Angkot Becak Kendaran Pribadi
42%
58%
Diagram 15.
1 < 1 km 2 17%
2 1-2 km 3 25%
3 2-5 km 7 58%
4 >5 km - -
TOTAL 12 100%
43
Distribusi Jarak Rumah Dengan Pelayanan Kesehatan
< 1 km 1-2 km 2-5 km >5 km
17%
58% 25%
Diagram 16.
1 Hipertensi 5 41%
lansia
TOTAL 12 100%
44
Distribusi Penyakit Yang Paling Sering Diderita Keluarga
3 Bulan Terakhir
Hipertensi Resiko jatuh pada lansia Batuk pilek Asam urat
17%
42%
25%
17%
Diagram 17.
A. Perumahan
1 Numpang - -
2 Sewa 3 25%
TOTAL 12 100%
45
Distribusi status kepemilikan
Numpang Sewa Milik sendiri
25%
75%
Diagram 18
1 Permanen 10 83%
2 Semi permanen 0 0
TOTAL 12 100%
46
Distribusi Tipe Rumah
Permanen Semi permanen Tidak permanen
17%
83%
Diagram 19
1 Tanah 0 0%
2 Papan 0 %
3 Keramik 9 75%
4 Semen 3 25%
TOTAL 12 100%
47
Distribusi Jenis Lantai
Tanah Papan Keramik Semen
25%
75%
Diagram 20
1 Ya 10 83%
2 Tidak 2 17%
TOTAL 12 100%
48
Distribusi Jendela Setiap Kamar
Ya Tidak
17%
83%
Diagram 21
1 Ya 10 83%
2 Tidak 2 17%
TOTAL 12 100%
49
Distribusi Jendela Dibuka Setiap Hari
Ya Tidak
17%
83%
Diagram 21.
1 Terbuka 10 83%
2 Tertutup 0 0%
TOTAL 12 100%
50
Kondisi Ventilasi Rumah
Terbuka Tertutup Tidak ada ventilasi
17%
83%
Diagram 22.
1 Baik 10 83%
2 Cukup 0 0%
3 Kurang 2 17%
4 Tidak ada 0 0%
TOTAL 12 100%
51
Distribusi Pencahayaan Perumahan
Baik Cukup Kurang Tidak ada
17%
83%
Diagram 23.
1 Ya 9 75%
2 Tidak 3 25%
TOTAL 12 100%
52
Halaman Disekitar Rumah
Ya Tidak
25%
75%
Diagram 24
1 Tanaman Obat 0 0%
3 Warung Hidup 0 0%
5 Lain-lain 0 0%
TOTAL 12 100%
53
Distribusi Pemanfaatan Atau Perkarangan Rumah
Tanaman Obat Kebun Bunga Warung Hidup Dibiarkan saja Lain-lain
25%
75%
Diagram 25.
1 Ya 1 8%
2 Tidak 11 92%
TOTAL 12 100
54
Distribusi kandang ternak
Ya Tidak
8%
92%
Diagram 26.
1 < 10 meter 0 0%
rumah
TOTAL 1 100%
55
Distribusi jarak kandang dengan rumah
< 10 meter > 10 meter Hanya berbatas dinding rumah
100%
Diagram 27.
1 Terawat 1 100%
2 Tidak Terawat 0 0%
TOTAL 1 100%
56
Distribusi kondisi kandang ternak
Terawat Tidak Terawat
100%
Diagram 28
TOTAL 12 100%
57
Distribusi Mengelola Sayur Sebelum Dimasak
Dipotong lalu dicuci Dipotong baru dipotong
17%
83%
Diagram 29.
1 Terbuka 5 42%
2 tertutup 7 58%
TOTAL 12 100%
58
Distribusi Menyajikan Makanan Yang Telah Dimasak
Terbuka tertutup
42%
58%
Diagram 30.
1 Ya 6 50%
2 Tidak 6 50%
TOTAL 12 100%
59
Distribusi Kebiasaan Menggantung Pakaian Setelah Dipakai
Ya Tidak
50% 50%
Diagram 31.
1 Ya 7 58%
2 Tidak 5 42%
TOTAL 12 100%
60
Distribusi Kebiasaan Anggota Keluarga Dalam Merokok
Ya Tidak
42%
58%
Diagram 32.
1 < 2 kali 0 0
2 2 kali 12 100%
TOTAL 12 100%
61
Distribusi Kebiasaan Mandi
< 2 kali 2 kali
100%
Diagram 33.
1 Sendiri-sendiri 12 100%
2 Bersama-sama 0 0
TOTAL 12 100%
62
Distribusi Kebiasaan Menggunakan Handuk
Sendiri-sendiri Bersama-sama
100%
Diagram 34.
1 Sering 7 58%
2 Kadang-kadang 5 42%
3 Tidak pernah 0 0%
TOTAL 12 100%
63
Distribusi Kebiasaan Mencuci Tangan
Sering Kadang-kadang
42%
58%
Diagram 35.
C. Pembuangan Sampah
1 Sungai 0 0%
2 Ditimbun 0 0%
3 Dibakar 1 8%
4 Sembarang tempat 0 0%
penampungan sampah
TOTAL 12 100%
64
Distribusi Cara Membuang Sampah
Sungai Ditimbun
Dibakar Sembarang tempat
Tempat pembuangan/ penampungan sampah
8%
92%
Diagram 36.
1 Ada 12 100%
2 Tidak 0 0%
TOTAL 12 100%
65
Distribusi Tempat Penampungan Sampah Sementara
Ada Tidak
100%
Diagram 37
1 Terbuka 2 17%
2 Tertutup 10 83%
TOTAL 12 100%
66
Distribusi Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Terbuka Tertutup
17%
83%
Diagram 38
TOTAL 12 100%
67
Distribusi Jarak Tempat Pembuangan Sampah
Dekat (< 5 m) Jauh (> 5 m)
25%
75%
Diagram 39
PDAM/air ledeng 0 0
Sumur bor 0 0
Sungai 0 0
Air sumur 0 0
TOTAL 12 100%
68
Distribusi sumber air minum
PDAM/air ledeng Sumur bor Sungai Air sumur Lain-lain (galon)
100%
Diagram 40.
Berbau 0 0
Berasa 0 0
Berwarna 0 0
Berbau,berasa,dan berwarna 0 0
Tawar 0 0
berwarna
TOTAL 12 100%
69
Distribusi keadaan air yang digunakan
Berbau Berasa Berwarna
Berbau,berasa,dan berwarna Tawar Tidak berbau, berasa dan berwarna
100%
Diagram 41.
Sumur 0 0%
Sungai 0 0%
Lain-Lain 0 0%
TOTAL 12 100%
70
Distribusi sumber air mandi/mencuci
Sumur PDAM/air ledeng Sumur bor Sungai Lain-Lain
25%
75%
Diagram 42
E .Pembuangan Limbah
Jamban/WC 12 100%
Sungai 0 0%
Sembarangan 0 0%
Total 12 100%
71
Distribusi kebiasaan keluarga BAB dan BAK
Jamban/WC Sungai Sembarangan
100%
Diagram 43.
Cemplung 0 0%
Plengsengan 2 17%
Total 12 100%
72
Distribusi Jenis Jamban/WC Yang Digunakan
Cemplung Plengsengan Leher angsa
17%
83%
Diagram 44.
Licin 4 33%
Total 12 100%
33%
67%
73
Diagram 45.
Got 10 83%
Saluran 2 17%
Resepan 0 0%
Lain-Lain 0 0%
Total 12 100%
17%
83%
Diagram 46.
tertutup
74
terbuka
TOTAL 12 100%
33%
67%
Diagram 47.
Ya 3 25%
Tidak 9 75%
Total 12 100%
75
Distribusi frekuensi jumlah PUS
Ya Tidak
25%
75%
Diagram 48.
3. Distribusi Akseptor KB
Ya 5 42%
Tidak 7 58%
TOTAL 12 100%
Distribusi Akseptor KB
Ya Tidak
42%
58%
76
Diagram 49.
IUD 0 0%
Kondom 0 0%
Suntik 3 25%
Steril 0 0%
Pil 9 75%
Kontrasepsi alami 0 0%
Total 12 100
25%
75%
Diagram 50.
Dilarang suami 0 0%
Tidak cocok 0 0%
Lain-lain 0 0%
77
Total 0 0%
Kegemukan 2 20%
Keputihan 0 0%
Mengurangi kesuburan 2 0%
Lain-lain 0 0%
TOTAL 12 100%
17%
42%
25%
17%
Diagram 51.
2 .Ibu Hamil
78
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 0%
(0-3 bulan) 0 0%
II (4-6 bulan) 0 0%
Total 0 0%
1 0 0%
2 0 0%
3 0 0%
>3 0 0%
Total 0 0%
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 0%
2 Kali 0 0%
3 Kali 0 0%
4 Kali 0 0%
79
Total 0 0%
6. Distribusi Imunisasi TT
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 0%
Lengkap 0 0%
Tidak lengkap 0 0%
Total 0 0%
Bengkak dikaki/ditempat 0 0%
lain
Pusing 0 0%
Mual muntah 0 0%
TD tinggi 0 0%
Lain-lain 0 0%
80
Total 0 0%
3. Ibu Menyusui
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 0%
< 1 bulan 0 0%
5-12 bulan 0 0%
TOTAL 2 0%
81
Distribusi Lama Ibu Menyusui
< 1 bulan 1-4 bulan 5-12 5-12 bulan Sampai dengan 24 bulan
100%
Diagram 53.
Ya 2 100%
Tidak 0 0%
Total 2 100%
82
Distribusi ASI Ekslusif 6 Bulan
Ya Tidak
100%
Diagram 54.
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 100%
menyusui
bengkak
TOTAL 0 100%
4 .BAYI
83
1. Distribusi Bayi
Ya 2 100%
Tidak 0 0%
Total 1 100%
Distribusi Bayi
Ya Tidak
100%
Diagram 52.
< 2500 g 0 0%
2500-3000 g 0 0%
>3000 g 0 0%
Total 0 0%
Ya 2 100%
84
Tidak 0 0%
Total 2 100%
100%
Diagram 53.
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 100%
85
5. Jika Iya, Efek Samping Pada Bayi
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 100%
Ya 3 100%
Tidak 0 0%
Total 0 100%
100%
Diagram 54.
86
> 6 bulan 0 0%
Total 5 100%
100%
Diagram 55.
Dicuci saja 0 0%
DLL 0 0%
TOTAL 2 100%
87
Cara Memberikan Susu Formula
Dicuci dan direbus Direndam air panas Dicuci saja DLL
100%
Diagram 56.
Ya 0 %
Tidak 0 0%
Total 0 0%
Merah 0 0%
Kuning 0 0%
Hijau 0 0%
TOTAL 0 0%
Ya 2 100%
88
Tidak 0 0%
Total 2 100%
100%
Diagram 57.
BCG 2 20%
Hepatitis 2 20%
DPT 2 20%
Campak 2 20%
Polio 2 20%
Total 10 100%
89
Jenis Imunisasi
BCG Hepatitis DPT Campak Polio
20% 20%
20% 20%
20%
Diagram 58.
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
90
Distribusi Bayi/Balita Ditimbang Tiap Bulan
Ya Tidak
100%
Diagram 59.
Posyandu 0 0%
Puskesmas 2 100%
Praktek dokter 0 0%
Praktek Bidan 0 0%
Total 2 100%
91
distribusi penimbangan bayi
Posyandu Puskesmas Praktek dokter Praktek Bidan
100%
Diagram 60.
Tengkurap 2 100%
Merangkak 0 0%
Berjalan didinding 0 0%
Total 2 100%
92
bayi sudah bisa melakukan
Tengkurap Merangkak Berjalan didinding Berjalan tanpa bantuan
100%
Diagram 61.
1. Jenis kelamin
Laki-Laki 2 67%
Perempuan 1 33%
Total 3 100%
93
BALITA (1-5 tahun)
Laki-Laki Perempuan
33%
67%
Diagram 62.
Ya 3 100%
Tidak 0 0%
Total 3 100%
100%
94
Diagram 63.
Kuning 0 0%
Hijau 0 0%
Total 0%
Kadang-kadang 0 0%
Rutin 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Total 0 0%
95
Posyandu 0 0%
Puskesmas 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Total 0 0%
1x 0 0%
2x 0 0%
3x 3 100%
TOTAL 3 100%
96
Frekuensi Makan dalam 1 Hari
1x 2x 3x
100%
Diagram 64.
< 1 Piring 0 0%
1 Piring 0 0%
TOTAL 3 100%
97
Porsi yang dihabiskan
< 1 Piring 1 Piring >1 piring
100%
Diagram 65.
Nasi + Sayur 0 0%
TOTAL 3 100%
98
Jenis Makanan Yang di Berikan
Nasi + Sayur + Lauk Nasi + Sayur Nasi + Lauk
33%
67%
Diagram 66.
Ya 0 100%
Tidak 3 0%
Total 3 100%
100%
99
Diagram 67.
Ya 15 100%
Tidak 0 0%
Total 15 100%
100%
Diagram 68.
2x 15 100%
1x 0 0%
Total 15 100%
100
Distribusi Anak Usia Sekolah Mengosok Gigi Dalam Sehari
2x 1x
100%
Diagram 69.
TOTAL 15 100%
101
Distribusi Kondisi Gigi Saat Ini
Berlubang dan hitam Gusi bengkak dan berdarah Bersih dan sehat
27%
7%
67%
Diagram 70.
Ya 13 100%
Tidak 2 0%
Total 15 100%
13%
87%
102
Diagram 71.
Ya 10 67%
Tidak 5 33%
Total 15 100%
33%
67%
Diagram 72.
sehat 12 80%
sakit 3 20%
Total 2 100%
103
Distribusi Kondisi Anak Usia Sekolah Saat ini
sehat sakit
20%
80%
Diagram 73.
Ya 0 0%
Tidak 0 0%
Total 0 100%
7 .REMAJA
sehat 9 100%
sakit 1 0%
Total 10 100%
104
Distribusi Kondisi Remaja
sehat sakit
10%
90%
Diagram 74.
Sudah 0 0%
Belum 0 0%
Total 0 100%
Tidur/menonton TV 6 60%
Olahraga 2 20%
Mengikuti Organisasi 0 0%
teman
Wirid remaja 0 0%
Lain-lain 0 0%
TOTAL 10 100%
105
Distribusi kegiatan remaja di waktu luang
Tidur/menonton TV Olahraga Mengikuti Organisasi
Berkumpul dengan teman-teman Wirid remaja Lain-lain
20%
20% 60%
Diagram 75
Meningkatkan semangat 0 0%
Pemarah 0 0%
Ketergantungan 5 60%
TOTAL 10 100%
106
Pendapat remaja tentang penyebab remaja menggunakan napza
Meningkatkan semangat Malas beraktivitas Susah tidur
Pemarah Ketergantungan Menurunkan kecerdasan
10%
30%
50% 10%
Diagram 76.
Setuju 0 0%
Total 10 100%
100%
107
Diagram 77.
Ya 0 0
Tidak 10 100%
Total 10 100%
100%
Diagram 78.
Mengetahui 10 100%
Tidak mengetahui 0 0%
Total 10 100%
108
Distribusi akibat sex bebas
Mengetahui Tidak mengetahui
100%
Diagram 79.
Terbuka 10 100%
Tertutup 0 0%
Total 0 100%
109
Komunikasi Dengan Orang Tua
Terbuka Tertutup
100%
Diagram 80.
Merokok 5 25%
Lain-lain 0 0%
Total 15 100%
110
DEWASA (26-45 TAHUN)
Tidak ada Merokok Minum obat sembarangan
Makan tidak teratur Kurang istirahat
25%
50%
25%
Diagram 81.
Tidak ada 0 0%
dan cucu
Lain-lain 0 0%
Total 20 100%
111
Kegiatan rutin yang dilakukan dalam rumah
Tidak ada Memasak/mengasuh anak dan cucu
Membersihkan rumah Lain-lain
50% 50%
Diagram 82.
Tidak ada 0 0
Pengkajian 5 60%
Olahraga 3 15%
Bekerja 12 25%
Total 20 100%
112
Kegiatan rutin yang dilakukan di luar rumah
Tidak ada Pengkajian Olahraga Bekerja
25%
60%
15%
Diagram 83.
9 .LANSIA
ada 3 30%
Tidak 7 70%
Total 10 100%
113
Distribusi Anggota Keluarga Berusia Lanjut
ada Tidak
30%
70%
Diagram 84.
Ya 3 100%
Tidak 0 0%
Total 3 100%
114
Distribusi Apakah Lansia Memiliki Keluhan
Ya Tidak
100%
Diagram 85.
Asma 0 0%
Hipertensi 1 34%
Osteoporosis 0 0%
Jantung 0 0%
Katarak 0 0%
Penyakit Kulit 0 0%
Lain-lain 0 0%
Total 3 100%
115
Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita Oleh Lansia
Asma Hipertensi Asam Urat Osteoporosis Jantung
Kencing manis/DM Katarak Penyakit Kulit Lain-lain
33% 33%
33%
Diagram 86.
kesehatan
Berobat ke dukun 0 0%
Diobati sendiri 0 0%
Lain-Lain 0 0%
Total 3 100%
116
Distribusi Upaya Yang Telah Dilakukan Lansia Berobat
Berobat ke sarana kesehatan Berobat ke dukun
Diobati sendiri Lain-Lain
100%
Diagram 87
Senam 0 0%
Jalan-jalan 0 0%
Nonton TV 2 70%
Lain-lain 0 0%
Total 3 100%
117
Distribusi Penggunaan Waktu Senggang Lansia
Berkebun/pekerjaan rumah Senam Jalan-jalan
Nonton TV Lain-lain
33%
67%
Diagram 88.
1 Demam tinggi 0 0%
3 Sesak nafas 0 0%
Dari tabel diatas menunjukan 100% keluarga menjawab tanda dan gejala penularan
118
2. Distribusi Penularan Virus Covid-19
Dari tabel diatas menunjukan 100% keluarga menjawab cara penularan covid-19
Ya 6 40%
Tidak 6 60%
Total 12 100%
Ya 6 50%
Tidak 6 50%
Total 12 100%
Dari tabel diatas menunjukan 12 kk menjawab minum air hangat (8-10 gelas perhari)
119
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Total 12 100%
Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab tidak ada obat yang efektif untuk
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Total 12 100%
120
Dari tabel diatas menjawab tidak sebanyak 12 kk (100%)
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
10 .Distribusi Lama Priode Isolasi Covid-19 Jika Seseorang Datang Dari Luar
Wilayah
1 12 Hari 0 0%
2 13 Hari 0 0%
3 14 Hari 12 100%
4 15 Hari 12 100%
Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab lama priode isolasi covid-19 14 hari
sebanyak 12 kk (100%).
Ya 6 40%
Tidak 6 60%
Total 12 100%
121
Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak 6 kk (50%) dan tidak
sebanyak 6 kk (50%)
12 . Distribusi Yang Dapat Dilakukan Untuk Melindungi Diri Dari Covid -19
masker
sesuatu
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
melakukan isolasi diri ssecara mandiri jika berkunjung ke daerah lain atau orang lain
memasuki wilayahnya
Tangan
122
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
1 Remaja 0 0%
2 Dewasa 0 0%
3 Lansia 12 100%
Total 12 100%
Dari tabel diatas menunjukkan dari 12kk menjawab yang beresiko terkena covid-19
Total 12 100%
123
Dari tabel diatas menunjukkan dari 12 kk menjawab pasien dalam pengawasan
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Total 12 100%
19. Distribusi Sikap Anda Jika Di Wilayah Terdapat Odp Atau Pdp
Mendiskriminasinya dan 0 0%
menghinanya
Mencela 0 0%
Total 12 100%
pelayanan kesehatan
124
Menghindari
Total 12 100%
Dari tabel diatas menunjukkan dari 10 kk menjawab semua jawaban benar sebanyak 9
Ya 8 75%
Tidak 4 25%
Total 12 100%
Dari tabel diatas menunjukkan dari 5 kk menjawab ya sebanyak 8 kk (75%) dan tidak
sebanyak 4 kk (25%).
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
Corona
125
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
Ya 12 100%
Tidak 0 0%
Total 12 100%
126
LAPORAN HASIL KEGIATAN AGREGAT LANSIA DENGAN DIABETES
MELITUS
128
menyebut
kan cara
membersi
hkan kaki
-
dapat
menyebut
kan cara
merawat
kuku kaki
-
dapat
menyebut
kan cara
lain
perawatan
kaki
129
tekanan Microtoise tinggi
darah, berat (diabetes
badan, tinggi Timbangan melitus) :
12 orang
badan dan
- Tekanan
lingkar darah
perut) tinggi
(hipertens
i) : 6
orang
- IMT
Normal :
17 orang
- IMT
Gemuk :
11 orang
- IMT
Obesitas :
16 orang
130
pembentu keluarga
kan cemara
Kelompo
k (role
play)
Monitoring
dan evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
131
5. Pada pelaksanaan intervensi di kelurahan korong gadang terdapat
terdapat beberapa kendala seperti masih kurangnya sumber daya
manusia, serta waktu yang ralatif singkat, sehingga untuk evaluasi
dari intervensi yang diberikan belum optimal.
6. Evaluasi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan dilanjutkan oleh
pembina wilayah puskesmas kuranji.
132
DAFTAR PUSTAKA
133
American Diabetes Association. (2018). Standard medical care in diabetes 2018.
Diabetes Care (Vol. 41). https://doi.org/10.2337/dc18-Sint01
Anderson, E., & McFarlane, J. (2015). Community As Partner : Theory and Practice
in Nursing (seventh). Philadelphia: Wolters Kluwer.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : manajemen klinis
untuk hasil yang diharapkan. Singapore: Elsevier.
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2018). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2017.
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2019). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2018.
Padang.
Smeltzer, S. ., & Bare, B. G. (2010). Brunner And Suddarth’s Text Book Of Medical
Surgical Nursing (11th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, Inc.
Sudoyo, A. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing.
WHO. (2016). Global report on diabetes. World Health Organization, 58(12), 1–88.
https://doi.org/10.1128/AAC.03728-14
134
https://www.who.int/diabetes/facts/world_figures/en/index5.html
135