Anda di halaman 1dari 135

LAPORAN HASIL WINSHIELD SURVEY KELURAHAN GANTING PARAK

GADANG KECAMATAN PADANG TIMUR

PADANG TAHUN 2020

MIFTAH FADHILLAH ZAGLUL

171211345

KELOMPOK A

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2020

LAPORAN HASIL WINSHIELD SURVEY KELURAHAN BANDAR BUAT

KECAMATAN LUBUK KILANGAN

PADANG TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan Kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
akhir aplikasi keperawatan komunitas dengan judul “Asuhan Keperawatan
Komunitas pada Agregat Lansia dengan Kelurahan Diabetes Melitus di
Kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan Padang Timur” dengan baik.
Shalawat dan salam saya mohonkan kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh dan suri tauladan bagi
manusia untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.

Dalam penulisan laporan akhir ini saya telah berusaha semaksimal mungkin dengan
mencurahkan segenap kemampuan, waktu, dan tenaga untuk menyelesaikannya.
Namun demikian saya menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengalaman. Untuk itu diharapkan
adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Laporan ini diajukan dalam rangka memenuhi syarat dalam perkuliahan Aplikasi
Keperawatan Komunitas. Dalam menyelesaikan laporan ini saya banyak
mendapatkan masukan, bantuan, dukungan, bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata semoga laporan ini lebih sempurna, dapat diterima dan bermanfaat bagi
kita semua.

Padang, 27 Juni 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Lansian....................................................................................................6
2.1.1 Pengertian..........................................................................................................6
2.1.2 Batasan Usia Lansia..........................................................................................6
2.1.3 Ciri-ciri Lansia..................................................................................................7
2.1.4 Perubahan pada Lansia......................................................................................7
2.2 Konsep DM Tipe .................................................................................................212
2.2.1 Defenisi DM Tipe ............................................................................................212
2.2.2 Faktor Risiko DM Tipe ....................................................................................213
2.2.3 Manifestasi Klinik.............................................................................................13
2.2.4 Penetalaksanaan DM.........................................................................................14
2.3 Konsep Asuhan Kep.Komunitas..........................................................................18
2.3.1 Pengkajian.........................................................................................................18
2.3.2 Diagnosa............................................................................................................19
2.3.3 Intervensi...........................................................................................................19
2.3.4 Implementasi.....................................................................................................20
2.3.5 Evaluasi.............................................................................................................20
A. LAPORAN WINDSHIELD SURVEY.................................................................21
B. HASIL PENGUMPULAN DATA........................................................................26
C. LAPORAN HASIL KEGIATAN..........................................................................135
BAB III PENUTUP....................................................................................................139
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................140

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan prevalensi penyakit Diabetes Melitus (DM) menjadi permasalahan
kesehatan dunia saat ini. World Heath Organization (WHO) melaporkan prevalensi
penderita Diabetes Melitus semakin meningkat setiap tahun, khususnya pada negara
yang sedang berkembang. WHO (2016) melaporkan bahwa 422 juta orang di dunia
menderita Diabetes Melitus tahun 2014, dimana 1,6 juta diantaranya meninggal akibat
Diabetes Melitus. Jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 642 jiwa pada
tahun 2040 mendatang.

Secara global, prevalensi Diabetes Melitus pada orang dewasa dengan usia lebih
dari 18 tahun meningkat dari 4,7% dari tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014
(WHO, 2016). Kawasan Pasifik Barat adalah kawasan dengan penderita diabetes
terbanyak, dimana diperkirakan 170 juta orang dewasa (18-99) hidup dengan diabetes.
Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 208 juta jiwa pada tahun 2045. Sedangkan
kawasan Asia Tenggara diperkirakan 84 juta orang dewasa (usia 18-99 tahun) hidup
dengan diabetes. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 156 juta jiwa pada tahun
2045 (International Diabetes Federation, 2017).

Indonesia merupakan negara keenam dengan jumlah penderita Diabetes Melitus


tertinggi di dunia setelah Cina, India, Amerika, Brazil, dan Meksiko (International
Diabetes Federation, 2017). Sedangkan di Asia Tenggara, Indonesia menduduki
urutan kedua setelah India dengan prevalensi 8,426,000 pada tahun 2000 dan
penderita 21,257,000 pada tahun 2030 (WHO, 2019). Indonesia juga merupakan
negara kedua di di Asia Tenggara dengan angka kematian tertinggi akibat Diabetes
Melitus setelah Srilangka (WHO, 2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
melaporkan peningkatan prevalensi kasus Diabetes Melitus pada penduduk berusia ≥
15 tahun yaitu 6,9 % pada tahun 2013 dan tahun 8,5% pada tahun 2018 (Kementerian
Kesehatan RI, 2018).

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, Sumatera Barat berada
pada Posisi 21 dengan kasus Diabetes Melitus dari 34 provinsi lainnya. Sedangkan di
Kota Padang, Diabetes Melitus termasuk ke dalam sepuluh penyakit terbanyak

4
dengan jumlah penderita Diabetes Melitus sebanyak 60.854 kasus (Dinas Kesehatan
Kota Padang, 2019). Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 22.523 kasus.
Wilayah kerja puskesmas kuranji terdapat 1.874 orang menderita DM (Dinas
Kesehatan Kota Padang, 2018).

Pada umumnya penyakit diabetes melitus tipe 2 terdiagnosa setalah usia 40 tahun
ke atas. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2015) usia yang diatas 45
tahun berisiko mengalami diabetes melitus tipe 2. Kejadian DM tipe 2 meningkat
seiring bertambahnya usia. Karena semakin bertambahnya usia kemampuan jaringan
mangambil glukosa darah semakin menurun. Proses menua yang berlangsung setelah
usia 30 tahun mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia. Perubahan
dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat
organ yang dapat mempengaruhi fungsi homeostasis. Komponen tubuh yang dapat
mengalami perubahan adalah sel beta pankreas yang menghasilkan hormon insulin,
sel-sel jaringan target yang menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan hormon lain yang
mempengaruhi kadar glukosa (Sudoyo, 2009).

Pengobatan diabetes memerlukan waktu yang lama (karena diabetes merupakan


penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup) dan sangat kompleks (tidak
hanya membutuhkan pengobatan tetapi juga perubahan gaya hidup) sehingga
seringkali pasien tidak patuh dan cenderung menjadi putus asa dengan program terapi
yang lama, komples dan tidak menghasilkan kesembuhan. Hasil penelitian di
beberapa Negara, ketidak patuhan pasien diabetes dalam berobat mencapai 40 – 50%.
Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata – rata pasien pada terapi
jangka panjang terhadap penyakit kronis di Negara maju hanya sebesar 50% dan di
Negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Tahun 2006 jumlah
penderita diabetes di Indonesia mencapai 14 juta orang, dari jumlah itu baru 50%
penderita yang sadar mengidap dan sekitar 30% diantaranya melakukan pengobatan
secara teratur (delamater, 2009; Pratiwi, 2007).

Perawat merupakan faktor yang mempengaruhi peran penting dalam merubah


perilaku pasien sehingga terjadi kondisi keseimbangan (equilibrium) dalam diri
pasien. Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana asuhan keperatan
komunitas pada kelompok dewasa dengan Diabetes Militus.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat adalah
bagaimana asuhan keperawatan pada agregat lansia dengan Diabetes Melitus di
Kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan Padang Timur Kota Padang tahun 2020.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan komunitas dalam
mengelola orang lansia dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Ganting Parak
Gadang Kecamatan Padang Timur Kota Padang dengan menggunakan model
Community as Partner .

1.3.2 Tujuan Khusus


Menjelaskan proses keperawatan yang dilaksanakan pada aggregate orang
lansia dengan Diabetes Melitus, yang meliputi :

a) Tersusunnya instrumen pengkajian komunitas pada aggregate lansia


dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan
Padang Timur Kota Padang
b) Teridentifikasinya masalah yang di alami aggregate lansia dengan
Diabetes Melitus di Kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan Padang
Timur Kota Padang.
c) Teridentifikasinya alternatif penyelesaian masalah yang di alami aggregate
lansia dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Ganting Parak Gadang
Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
d) Teridentifikasinya pelaksanaan tindakan penyelesaian masalah yang di
alami aggregate lansia dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Ganting
Parak Gadang Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
e) Teridentifikasinya hasil evaluasi dan rencana tidak lanjut dalam
penanganan masalah yang dialami aggregate lansia dengan Diabetes
Melitus di Kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan Padang Timur
Kota Padang.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Pengertian
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-


tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh
darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut
disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada
umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara
umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010).

2.1.2 Batasan Usia Lansia


Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World
Health Organitation (WHO) lansia meliputi :

a) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun


b) Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c) Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d) Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

7
Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)
pengelompokkan lansia menjadi :
a) Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b) Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c) Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia
>65 tahun).

2.1.3 Ciri-Ciri Lansia


Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut (Kholifah, 2016):

a) Lansia merupakan periode kemunduran.


Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis.Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam
melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik,
akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka
kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.

b) Lansia memiliki status kelompok minoritas.


Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya
lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di
masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai
tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi
positif.

c) Menua membutuhkan perubahan peran.


Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat
sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia
sebagai ketua RW karena usianya. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung

8
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.

2.1.4 Perubahan Pada Lansia


a) Perubahan Fisik
1. Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh
karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.

2. Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
3. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaaringan
penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi..
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan
jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak
teratur. Kartilago: jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan
mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata.
Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang
terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada
persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan. Tulang: berkurangnya
kepadatan tulang setelah diamati adalah bagian dari penuaan fisiologi,
sehingga akan mengakibatkan osteoporosis dan lebih lanjut akan
mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur. Otot: perubahan struktur
otot pada penuaan sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran
serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada

9
otot mengakibatkan efek negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar
sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas.

4. Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah massa
jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga
peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan
jaringan ikat. Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin,
klasifikasi SA Node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan
ikat.

5. Sistem respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas
total paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk
mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru
berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan
peregangan toraks berkurang.

6. Pencernaan dan Metabolisme


Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan gigi,
indra pengecap menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar
menurun), liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah.

7. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak
fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi,
dan reabsorpsi oleh ginjal.

8. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif ada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

10
9. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya
ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih
dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.

b) Perubahan Kognitif
1. Memory (Daya ingat, Ingatan)
2. IQ (Intellegent Quotient)
3. Kemampuan Belajar (Learning)
4. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7. Kebijaksanaan (Wisdom)
8. Kinerja (Performance)
9. Motivasi

c) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

1. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.


2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (hereditas)
5. Lingkungan
6. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8. Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman
dan famili.
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.

11
d) Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.

e) Perubahan Psikososial
1. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jikalansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita
penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik
terutama pendengaran.

2. Duka cita (Bereavement)


Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada
lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.

3. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu
episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan
dan menurunnya kemampuan adaptasi.

4. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas
umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif,
gangguan gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda
dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.

12
5. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham
(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya
atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang
terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.

6. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut
dapat terulang kembali.

2.2 Konsep Diabetes Melitus Tipe 2


2.2.1 Definisi Diabetes Melitus
Menurut American Diabetes Association (2018) Diabetes Melitus
adalah penyakit kronis yang kompleks yang membutuhkan perawatan medis
berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko dan kontrol glikemik.
Diabetes Melitus ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang nantinya mengarah pada
hiperglikemia (meningkatnya kadar gula dalam darah) (Black & Hawks,
2014).

Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2015), seseorang dapat


didiagnosis Diabetes Melitus apabila hasil pemeriksaan glukosa puasa
(kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam) ≥ 126 mg/dl. Pemeriksaan
glukosa sewaktu atau dua jam setelah puasa dengan nilai ≥200 mg/dl. Selain
itu, diagnosis Diabetes Melitus dapat dilihat dari pemeriksaan yang sudah
terstandarisasi dengan pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% .

Jadi, Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa dalam tubuh yang membutuhkan
perawatan berkelanjutan untuk kontrol kadar gula darah.

13
2.2.2 Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes
Melitus Tipe 2 dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia, 2015) :

a) Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :


1. Keturunan (Riwayat Keluarga dengan Diabetes Melitus)
2. Ras/Etnis (Misalnya, penduduk Afrika Amerika, Hispanik, penduduk
asli Amerika, Asia Amerika, kepulauan Pasifik)
3. Usia > 45 tahun
4. Riwayat diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat badan
lebih dari 4 kg
5. Riwayat lahir dengan berat badan rendah atau kurang dari 2,5 Kg.

b) Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi :


1. Berat Badan lebih (ditandai dengan BMI ≥ 23 Kg / m²)
2. Kurang aktifitas fisik
3. Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan/atau trigliserida >250 mg/dl)
4. Diet tidak sehat (tinggi glukosa dan rendah serat akan meningkatkan
risiko menderita prediabetes/intoleransi glukosa dan DMT2)

2.2.3 Manifestasi Klinik


Menurut Smeltzer & Bare (2010); Black & Hawks (2014); (Lanywati,
2001), gejala yang sering ditemukan antara lain :

a. Poliuria (banyak kencing), hal ini disebabkan oleh karena kadar


glukosa darah meningkat, glukosa yang berlebihan dieksresikan ke
dalam urin, eksresi ini akan disertai dengan pengeluaran cairan dan
elektrolit yang disebut dengan diuresis osmotik, pasien akan
mengalami peningkatan dalam berkemih.
b. Polidipsi (banyak minum), hal ini disebabkan pembakaran terlalu
banyak dan banyak kehilangan cairan akibat poliuria, sehingga timbul
rasa haus dan klien banyak minum.

14
c. Poliphagia (banyak makan), hal ini disebabkan karena glukosa tidak
sampai ke sel, sel mengalami starvasi (lapar), sehingga untuk
memenuhinya klien akan terus makan, tetapi walaupun klien banyak
makan, tetap saja makanan tersebut hanya berada sampai pada
pembuluh darah.
d. Penurunan berat badan meskipun terasa lapar (polopagi)
e. Timbul rasa kesemutan (kebas) pada tangan dan kaki
f. Timbulnya rasa lelah tanpa sebab
g. Luka pada kulit yang lama sembuh dan kulit gatal – gatal
h. Gangguan penglihatan (penglihatan kabur) akibat hiperglikemia.

2.2.4 Penatalaksanaan Diabetes Melitus


a. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan
sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang
sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.
Materi edukasi pada tingkat awal dilaksanakan di Pelayanan Kesehatan
Primer yang meliputi:
1) Materi tentang perjalanan penyakit DM.
2) Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara
berkelanjutan.
3) Penyulit DM dan risikonya.
4) Intervensi non-farmakologis dan farmakologis serta target
pengobatan.
5) Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat
antihiperglikemia oral atau insulin serta obat-obatan lain.
6) Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa
darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah
mandiri tidak tersedia).
7) Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia.
8) Pentingnya latihan jasmani yang teratur.
9) Pentingnya perawatan kaki.
10) Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan

15
b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama
pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin
atau terapi insulin itu sendiri.
Komposisi Makanan yang Dianjurkan terdiri dari :
1) Karbohidrat
 Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan
energi.
 Terutama karbohidrat yang berserat tinggi. Pembatasan
karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.
 Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang
diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarga yang
lain.
 Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
 Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti glukosa,
asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted
Daily Intake/ADI).
 Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat
diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan lain
sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
2) Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20- 25% kebutuhan kalori, dan
tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
 Komposisi yang dianjurkan: lemak jenuh < 7 % kebutuhan
kalori.4
 lemak tidak jenuh ganda < 10 %. ◊ selebihnya dari lemak
tidak jenuh tunggal.

16
 Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging
berlemak dan susu fullcream.
 Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hari.
3) Protein
 Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi.
 Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan, tahu dan tempe.
 Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu penurunan
asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari
kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai
biologik tinggi. Kecuali pada penderita DM yang sudah
menjalani hemodialisis asupan protein menjadi 1-1,2 g/kg
BB perhari.
4) Natrium
 Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan
orang sehat yaitu <2300 mg perhari(B).
 Penyandang DM yang juga menderita hipertensi perlu
dilakukan pengurangan natrium secara individual(B).
 Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda,
dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium
nitrit.
5) Serat
 Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-
kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang
tinggi serat.
 Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal
dari berbagai sumber bahan makanan.

17
c. Jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
DMT2 apabila tidak disertai adanya nefropati. Kegiatan jasmani sehari-
hari dan latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5
kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit
perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut .
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum
latihan jasmani.
Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien harus
mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL
dianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Kegiatan sehari-hari atau
aktivitas sehari- hari bukan termasuk dalam latihan jasmani meskipun
dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Intensitas latihan jasmani pada penyandang DM
yang relatif sehat bisa ditingkatkan, sedangkan pada penyandang DM
yang disertai komplikasi intesitas latihan perlu dikurangi dan
disesuaikan dengan masing-masing individu

d. Obat
Obat antihiperglikemia antara lain sebagai berikut :

18
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk
mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga.
Terdapat berbagai strategi untuk mendapatkan data pengkajian sesuai kebutuhan.
data dapat diperoleh dengan melakukan survey, wawancara, forum diskusi, dan
winshield survey.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengkajian adalah sebagai berikut (Nies
dan McEwen, 2019) :
1. Mengidentifikasi agregat yang akan dikaji
2. Mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan pengkajian
3. Mengidentifikasi syarat informasi
4. Memilih metode pengumpulan data
5. Mengembangkan kuisioner atau pertanyaan wawancara
6. Mengembangkan prosedur untuk mengumpulkan data
7. Mengatur pengumpulan data
8. Menyusun untuk sebuah contoh wakil dari agregat
9. Mengadakan pengkajian sesuai kebutuhan
10. Mengidentifikasi kebutuhan berdasarkan data
11. Mengembangkan sebuah rencana tindakan.
Pada asuhan keperawatan ini peneliti melakukan pengkajian dengan
menggunakan model teori Community As Partner. Dimana teori ini diturunkan
dari model konseptual sistem yang dikembangkan oleh betty neuman tahun
1970. Model ini merefleksikan sifat klien sebagai sebuah sistem yang terbuka.
Hal yang mendasari konsep ini adalah stressor, mekanisme pertahanan,
homeostasis sebagai sistem yang dinamis. Adanya reaksi dari sistem akan
mengakibatkan kondisi yang seimbang atau tidak seimbang. Neuman juga
menggunakan konsep yang terdiri dari tiga pencegahan sebagai pendekatan
dalam melakukan intervensi (Nies & McEwen, 2019).
Teori Community As Partner di kembangkan oleh Anderson dan Mc.Farland
yang dahulunya dikenal dengan Community As A Client. Dalam perkembangan
terini ini berubah menjadi Community As Partner dengan dasar bahwa

19
komunitas merupakan subjek yang berpotensi memiliki otonomi untuk
menentukan status kesehatannya. Istilah partner memiliki nilai partisipasi aktif
komunitas untuk mencapai tujuan bersama(Nies & McEwen, 2019).
Terdapat tiga bagian dalam pengkajian komunitas yaitu data inti, data
subsistem dan data persepsi. Data inti yang perlu dikaji adalah data demografi,
data statistik vital, etnis, nilai dan kepercayaan. Data subsistem yang dikaji
terdiri dari delapan komponen yaitu lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan
sosial, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan pemerintahan,
komunikasi, pendidikan dan rekreasi. Sedangkan untuk data persepsi terdiri dari
persepsi masyarakat terkait komunitasnya dna persepsi dari petugas kesehatan
terkait kesehatan dalam komunitasnya (Anderson & McFarlane, 2015).

2.3.2 Diagnosa
Diagnosis keperawatan komunitas menjadi dasar untuk menentukan tujuan dan
intervensi keperawatan. Tujuan keperawatan diperoleh dari pengurangan atau
penghilangan stresor atau penguatan resistensi komunitas melalui penguatan garis
pertahanan. Dengan menyatakan derajat reaksi, perawat dapat merencanakan
intervensi untuk menguatkan garis resistensi dengan menerapkan salah satu jenis
pencegahan (Nies & McEwen, 2019).

2.3.3 Intervensi
Berdasarkan Model Community As Partner, penyusunan intervensi keperawatan
dalam bentuk pencegahan primer sekunder dan tersier. Pencegahan primer
bertujuan untuk menguatkan garis pertahanan dengan melakukan perlawanan
pada stresor sehingga stressoer tersebut tidak dapat masuk dan tidak
menimbulkan reaksi. Pencegahan sekunder adalah pencegahan dengan
mendukung garis pertahanan dan resistensi untuk meminimalkan derajat reaksi
terhadap stresor.

20
2.3.4 Implementasi
Implementasi meliputi pelaksanaan dari intervensi yang telah ditetapkan.
Implementasi ini berfokus pada pencapaian masyarakat sehat dan melaksanakan
tingkat pencegahan. Pada taham implementasi perawat tetap fokus pada program
yang telah ditetapkan . tahap implementasi dapat dilaksanakan dengan beberapa
strategi implementasi seperti pendidikan kesehatan, proses kelompok, promosi
kesehatan dan kemitraan (Nies & McEwen, 2019)

2.3.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau tahap terakhir dari proses
keperawatan. Tahap evaluasi ini akan menilai keberhasilan dari tindakan yang
telah dilaksanakan. Indikator evaluasi keperawatan adalah kriteria hasil yang
telah ditulis pada tujuan ketika perawat menyusun perencanaan tindakan
keperawatan. Evaluasi dikatakan berhasil apabila tujuan tercapai (Kholifah &
Widagdo, 2016)

21
LAPORAN HASIL WINDSHIELD SURVEY KELUARAHAN GANTING

PARAK GADANG KECAMATAN PADANG TIMUR TAHUN 2020

A. DELAPAN SUB SISTEM

1. Lingkungan Fisik

Pada umumnya perumahan di daerah kelurahan Ganting Parak Gadang

buat merupakan dearah ditengah daerah perkotaan, sebagian besar kondisi

bangunan yang dilakukan pengkajian permanen dan sebagian kecilnya semi

peramanen, jarak satu rumah dengan rumah yang lainnya saling berdekatan.

Kondisi lingkungan rumah sebagian besar tidak memenuhi syarat kesehatan.

Ventilasi rumah pada umumnya buruk serta rumah keadaan rumah kotor dan

terlihat tidak terurus.

Masalah Keperawatan : Lingkungan Kumuh

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan Pelayanan Sosial

Pada saat dilakukan winshield survey di wilayah kelurahan Ganting

Parak Gadang pratek dokter PMI

Di wilayah ini terdapat 1 Mushala yaitu Mushala Baitul Huda merupakan

salah satu sarana yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain selain

kegiatan ibadah seperti kegiatan pengajian.

Analisa:

Adanya fasilitas kesehatan di wilayah kelurahan Ganting Parak

Gadang buat sehingga sebagian besar masyarakat berobat ke pelayanan

kesehatan di prakter dokter dan puskemas terdekat di kelurahan bandar buat ,

sehingga status kesehatan keluarga dapat diketahui secara pasti.

22
Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawtan

3. Ekonomi

Kepala keluarga pada umumnya mempunyai mata pencarian pedagang.

Diwilayah ini ada Pusat perbelanjaan yaitu pasar dan swalayan biasanya

masyarakat belanja ke pasar pagi hari.

Analisa :

Terlihat tingkat ekonomi masyarakat adalah menengah kebawah

namun masyarakat masih bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-

hari yang diperoleh dari warung, pasar dan swalayan.

Masalah Keperawatan

4. Transporatasi Dan Keamanan

Pada saat dilakukan winshield survey sarana yang digunakan untuk

keluar masuk lokasi kelurahan Ganting Parak Gadang buat umumnya

menggunakan kendaraan umum (angkot) dan kendaraan roda dua,

transportasi umum yang biasa masyarakat gunakan adalah gojek dan angkot .

Analisa :

Terlihat dari hasil pegamatan.

Masalah Keperawatan:

Tidak ada masalah

23
5. Politik Dan Pemerintah

Di wilayah kelurahan Ganting Parak Gadang terdapat kantor camat

kelurahan Ganting Parak Gadang, markas partai politik serta terlihat adanya

gambar atau poster partai politik.

Analisa:

Terlihat dari hasil pengamtan politik dan pemerintah terdapatnya peran

aktif masyarakat .

Masalah Keperawatan :

Tidak adanya masalah keperawatan

6. KOMUNIKASI

Dalam berkomunikasi, masyarakat kelurahan Ganting Parak Gadang

memanfaatkan Masjid sebagai sarana dalam menyampaikan informasi. Pada

masyarakat kelurahan bandar buat rata-rata telah mempunyai televisi dan

gadget sebagai sumber informasi.

Analisa :

Masjid merupakan pusat penyebaran informasi di sekitar dearah

kelurahan bandar buat sehingga masyarakat memperoleh informasi yang

akurat.

Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

24
7. PENDIDIKAN

Di wilayah kelurahan Ganting Parak Gadang terdapat sarana

pendidikan yang ada adalah SD ,SMP,,dan sebagai sarana anak-anak dalam

menimba ilmu agama dan pendidikan dasar serata kanak-kanak. Pendidikan

warga sebagian besar SMA dan sebagian rata-rata masyarakat berpendidikan

sarjana.

Analisa :

Terdapat sarana pendidikan agama, SD, TK. Smp.

Sebagian besar penduduk yang berpendidikan SMP/SMA. Sehingga

mereka masih sulit mengetahui tentang kesehatan.

Masalah Keperawatan:

Potensial untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Parak Gadang.

8. REKREASI

Di kelurahan Ganting Parak Gadang tidak terdapat tempat khusus

untuk rekreasi . Pada sore hari masyarakat terlihat biasanya hanya berkumpul

dekat rel kereta api . Dan biasanya pada sore hari anak-anak bermain bola

kaki di lapangan bola yang telah tersedia.

Analisa :

Tidak Terdapat tempat khusus rekreasi, Masyarakat lebih

menggunakan menonton TV, bermain gadget, bermain kepantai sebagai

ajang rekreasi atau melepaskan lelah setelah beraktivitas. Selain itu adanya

25
tempat rekreasi, pada sore hari anak-anak biasanya bermain bola kaki

dilapangan bola yang telah tersedia

Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

DOKUMENTASI

26
HASIL PENGUMPULAN DATA DEARAH KELURAHAN

GANTING PARAK GADANG KECAMATAN PADANG TIMUR

PADANG 2020

Hasil data didapatkan data jumlah KK sebanyak 12 KK, Jumlah jiwa per KK

sebanyak 60 jiwa.

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner dan pengisian

kuesioner didapatkan 12 KK dengan jumlah 60 jiwa dengan rincian sebagai berikut :

Tabel

Tabel 1. Jumlah Penduduk di kelurahan Ganting Parak Gadang Kecamatan

Padang Timur

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Bayi 2 3%

2 Balita 3 5%

3 Usia Sekolah 15 25%

4 Remaja 10 17%

5 Dewasa 20 33%

6 Lansia 10 17%

JUMLAH PENDUDUK 60 Orang 100%

27
Jumlah Penduduk
Bayi Balita Usia sekolah Remaja Dewasa Lansia

3%
5%
17%

25%

33%

17%

Diagram 1

I.DATA DEMOGRAFI

1. Distribusi Frekuensi Tingkat Umur

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Bayi 2 3%

2 Belita 3 5%

3 Usia Sekolah 15 25%

4 Remaja 10 17%

5 Dewasa 20 33%

6 Lansia 10 17%

JUMLAH PENDUDUK 60 Orang 100%

28
Distribusi Tingkat Umur
Bayi Belita Usia Sekolah Remaja Dewasa Lansia

3%
5%
17%

25%

33%

17%

Diagram 2.

2. Distribusi Tingkat Pendidikan

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

29
GADANG

1 SD 10 17%

2 SMP 7 12%

3 SMA 10 17%

4 D1 2 3%

5 D3 5 8%

6 D4 5 8%

7 S1 15 25%

8 S2 3 5%

9 S3 - -

10 Belum Sekolah 3 5

JUMLAH 60 Orang 100%

PENDUDUK

Distribusi Tingkat Pendidikan


SD SMP SMA D1 D3
D4 S1 S2 S3 Belum Sekolah

5%
5% 17%

25% 12%

17%
8%

8% 3%

Diagram 3.

3. Distribusi Jenis Pekerjaan

30
NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASI

PARAK

GADANG

1 PNS 5 8%

2 Wirausaha 5 8%

3 Swasta 5 8%

4 Petani 3 5%

5 Buruh 5 8%

6 Ibu Rumah Tangga 17 28%

7 Belum Kerja 3 5%

8 Karyawan Swasta - -

9 Pelajar 17 28%

10 Karyawan honor - -

JUMLAH 60 Orang 100%

PENDUDUK

Distribusi Jenis Pekerjaan


PNS Wirausaha Swasta Petani Buruh
Ibu Rumah Tangga Belum Kerja Karyawan Swasta Pelajar Karyawan honor

8%

8%
28%

8%

5%
5%
8%

28%

Diagram 4.

31
4. Distribusi Keyakinan/Agama yang dianut

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Islam 60 100%

2 Kristen 0 0%

3 Budha 0 0%

4 Hindu 0 0%

5 Konghucu 0 0%

JUMLAH 60 Orang 100%

PENDUDUK

32
Distribusi keyakinan/Agama
Islam Kristen Budha Hindu Konghucu

100%

Diagram 5.

5. Distribusi Suku Bangsa

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Minang 59 98%

2 Batak 0

3 Jawa 1 2%

JUMLAH 60 Orang 100%

PENDUDUK

33
Distribusi Suku Bangsa

2%
Minang
Batak
Jawa

98%

Diagram 6.

II.DATA EKONOMI

1. Penghasilan Rata-Rata Perbulan Tabel

2.1 Penghasilan Rata-Rata Perbulan Di daerah kelurahan bandar buat Tahun

2020

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Rp < 1.000.000 5 42%

2 Rp 1.000.000,-s/d Rp 5 42%

3.000.000,-

3 Rp >3.000.000,- 2 17%

34
JUMLAH PENDUDUK 12 100%

Penghasilan Rata-Rata Perbulan


Rp < 1.000.000 Rp 1.000.000,-s/d Rp 3.000.000,-
Rp >3.000.000,-

17%

42%

42%

Diagram 7.

2. Pengeluaran Perbulan

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Rp < 1.000.000 3 25%

2 Rp 1.000.000,-s/d Rp 5 42%

3.000.000,-

3 Rp >3.000.000,- 4 33%

JUMLAH PENDUDUK 12 100%

35
pENGELUARAN pERBULAN
Rp < 1.000.000 Rp 1.000.000,-s/d Rp 3.000.000,-
Rp >3.000.000,-

25%
33%

42%

Diagram 8.

3. Tabungan Keluarga

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Ya 10 83%

2 Tidak 2 17%

TOTAL JUMLAH PENDUDUK 12 100%

36
TaBUNGAN KELUARGA
Ya Tidak

17%

83%

Diagram 9.

4. Distribusi Frekuensi Alasan Keluarga Tidak Menabung

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Penghasilan tidak 2 100%

mencukupi

2 Pekerjaan tidak tetap 0 0%

3 Kurang pengetahuan 0 0%

4 Lain-lain 0 0%

TOTAL JUMLAH PENDUDUK 2 100%

37
ALASAN KELUARGA TIDAK MENABUNG
Penghasilan tidak mencukupi Pekerjaan tidak tetap
Kurang pengetahuan Lain-lain

100%

Diagram 10.

III. DATA STATUS KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan

1. Distribusi Sarana Kesehatan Terdekat dari Rumah

Tabel 3.1 Distribusi Sarana Kesehatan Terdekat dari daerah kelurahan bandar

buat ,PADANG Tahun 2020% kurangnya pengetahuan, 0% karena alasan lain-

lain.

NO JUDUL KEL.GANTING PRESENTASE

PARAK

GADANG

1 Rumah sakit 3 25%

38
2 Puskesmas 3 25%

3 Praktek 6 50%

(dr/bidan/perawat)

4 Lain-lain 0 -

TOTAL 12 100%

Distribusi Sarana Kesehatan Terdekat dari Rumah


Rumah sakit Puskesmas
Praktek (dr/bidan/perawat) Lain-lain

25%

50%

25%

Diagram 11.

2. Distribusi Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan Kesehatan

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Beli obat di warung 8 67%

2 Dukun 0 0%

3 Dibiarkan saja 2 17%

4 Pengobatan,alternatif/tradisional 2 17%

TOTAL 12 100%

39
Distribusi Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan
Beli obat di warung Dukun
Dibiarkan saja Pengobatan,alternatif/tradisional

17%

17%

67%

Diagram 12.

3. Distribusi Kartu Berobat Keluarga

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Punya 12 100%

2 Tidak Punya 0 0%

TOTAL 12 100%

40
Distribusi Kartu Berobat Keluarga

Punya Tidak Punya

Diagram 13.

4. Distribusi Jenis Kartu Berobat Keluarga

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Jamkesmas - -

2 JKN - -

3 BPJS 9 75%

4 KIS 1 8%

5 Swasta 2 7%

TOTAL 12 100%

41
Jenis Kartu Berobat
Jamkesmas JKN BPJS KIS Swasta

17%

8%

75%

Diagram 14.

5. Distribusi Sarana Transportasi Keluarga Ke Pelayanan Kesehatan

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Jalan kaki -

2 Angkot 5 42%

3 Becak - -

4 Kendaran Pribadi 7 58%

TOTAL 12 100%

42
Distribusi Sarana Transportasi
Jalan kaki Angkot Becak Kendaran Pribadi

42%

58%

Diagram 15.

5. Distribusi Jarak Rumah Dengan Pelayanan Kesehatan

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 < 1 km 2 17%

2 1-2 km 3 25%

3 2-5 km 7 58%

4 >5 km - -

TOTAL 12 100%

43
Distribusi Jarak Rumah Dengan Pelayanan Kesehatan
< 1 km 1-2 km 2-5 km >5 km

17%

58% 25%

Diagram 16.

B. Masalah Yang Dirasakan Saat Ini

1. Distribusi Penyakit Yang Paling Sering Diderita Keluarga 3 Bulan Terakhir

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Hipertensi 5 41%

2 Resiko jatuh pada 2 17%

lansia

3 Batuk pilek 3 25%

4 Asam urat 2 17%

TOTAL 12 100%

44
Distribusi Penyakit Yang Paling Sering Diderita Keluarga
3 Bulan Terakhir
Hipertensi Resiko jatuh pada lansia Batuk pilek Asam urat

17%

42%

25%

17%

Diagram 17.

IV. Lingkungan fisik

A. Perumahan

1. Distribusi status kepemilikan

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Numpang - -

2 Sewa 3 25%

3 Milik sendiri 9 75%

TOTAL 12 100%

45
Distribusi status kepemilikan
Numpang Sewa Milik sendiri

25%

75%

Diagram 18

2.Distribusi Tipe Rumah

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Permanen 10 83%

2 Semi permanen 0 0

3 Tidak permanen 2 17%

TOTAL 12 100%

46
Distribusi Tipe Rumah
Permanen Semi permanen Tidak permanen

17%

83%

Diagram 19

3. Distribusi Jenis Lantai

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Tanah 0 0%

2 Papan 0 %

3 Keramik 9 75%

4 Semen 3 25%

TOTAL 12 100%

47
Distribusi Jenis Lantai
Tanah Papan Keramik Semen

25%

75%

Diagram 20

4.Distribusi Jendela Setiap Kamar

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Ya 10 83%

2 Tidak 2 17%

TOTAL 12 100%

48
Distribusi Jendela Setiap Kamar
Ya Tidak

17%

83%

Diagram 21

5 .Distribusi Jendela Dibuka Setiap Hari

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Ya 10 83%

2 Tidak 2 17%

TOTAL 12 100%

49
Distribusi Jendela Dibuka Setiap Hari
Ya Tidak

17%

83%

Diagram 21.

6. Kondisi Ventilasi Rumah

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Terbuka 10 83%

2 Tertutup 0 0%

3 Tidak ada ventilasi 2 25%

TOTAL 12 100%

50
Kondisi Ventilasi Rumah
Terbuka Tertutup Tidak ada ventilasi

17%

83%

Diagram 22.

7. Distribusi Pencahayaan Perumahan

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Baik 10 83%

2 Cukup 0 0%

3 Kurang 2 17%

4 Tidak ada 0 0%

TOTAL 12 100%

51
Distribusi Pencahayaan Perumahan
Baik Cukup Kurang Tidak ada

17%

83%

Diagram 23.

8. Halaman Disekitar Rumah

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Ya 9 75%

2 Tidak 3 25%

TOTAL 12 100%

52
Halaman Disekitar Rumah
Ya Tidak

25%

75%

Diagram 24

9. Distribusi Pemanfaatan Atau Perkarangan Rumah

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Tanaman Obat 0 0%

2 Kebun Bunga 9 75%

3 Warung Hidup 0 0%

4 Dibiarkan saja 3 25%

5 Lain-lain 0 0%

TOTAL 12 100%

53
Distribusi Pemanfaatan Atau Perkarangan Rumah
Tanaman Obat Kebun Bunga Warung Hidup Dibiarkan saja Lain-lain

25%

75%

Diagram 25.

10. Distribusi kandang ternak

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASI

1 Ya 1 8%

2 Tidak 11 92%

TOTAL 12 100

54
Distribusi kandang ternak
Ya Tidak

8%

92%

Diagram 26.

11. Distribusi jarak kandang dengan rumah

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 < 10 meter 0 0%

2 > 10 meter 1 100%

3 Hanya berbatas dinding 0 0%

rumah

TOTAL 1 100%

55
Distribusi jarak kandang dengan rumah
< 10 meter > 10 meter Hanya berbatas dinding rumah

100%

Diagram 27.

11. Distribusi kondisi kandang ternak

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Terawat 1 100%

2 Tidak Terawat 0 0%

TOTAL 1 100%

56
Distribusi kondisi kandang ternak
Terawat Tidak Terawat

100%

Diagram 28

B.Perilaku Kesehatan Keluarga (PHBS)

1. Distribusi Mengelola Sayur Sebelum Dimasak

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Dipotong lalu dicuci 10 83%

2 Dipotong baru dipotong 2 17%

TOTAL 12 100%

57
Distribusi Mengelola Sayur Sebelum Dimasak
Dipotong lalu dicuci Dipotong baru dipotong

17%

83%

Diagram 29.

2. Distribusi Menyajikan Makanan Yang Telah Dimasak

NO KATEGORI JUMLAH TOTAL

1 Terbuka 5 42%

2 tertutup 7 58%

TOTAL 12 100%

58
Distribusi Menyajikan Makanan Yang Telah Dimasak
Terbuka tertutup

42%

58%

Diagram 30.

3 .Distribusi Kebiasaan Menggantung Pakaian Setelah Dipakai

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Ya 6 50%

2 Tidak 6 50%

TOTAL 12 100%

59
Distribusi Kebiasaan Menggantung Pakaian Setelah Dipakai
Ya Tidak

50% 50%

Diagram 31.

4.Distribusi Kebiasaan Anggota Keluarga Dalam Merokok

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Ya 7 58%

2 Tidak 5 42%

TOTAL 12 100%

60
Distribusi Kebiasaan Anggota Keluarga Dalam Merokok
Ya Tidak

42%

58%

Diagram 32.

5 .Distribusi Kebiasaan Mandi

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 < 2 kali 0 0

2 2 kali 12 100%

TOTAL 12 100%

61
Distribusi Kebiasaan Mandi
< 2 kali 2 kali

100%

Diagram 33.

6. Distribusi Kebiasaan Menggunakan Handuk

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Sendiri-sendiri 12 100%

2 Bersama-sama 0 0

TOTAL 12 100%

62
Distribusi Kebiasaan Menggunakan Handuk
Sendiri-sendiri Bersama-sama

100%

Diagram 34.

7. Distribusi Kebiasaan Mencuci Tangan

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Sering 7 58%

2 Kadang-kadang 5 42%

3 Tidak pernah 0 0%

TOTAL 12 100%

63
Distribusi Kebiasaan Mencuci Tangan
Sering Kadang-kadang

42%

58%

Diagram 35.

C. Pembuangan Sampah

1. Distribusi Cara Membuang Sampah

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Sungai 0 0%

2 Ditimbun 0 0%

3 Dibakar 1 8%

4 Sembarang tempat 0 0%

5 Tempat pembuangan/ 11 92%

penampungan sampah

TOTAL 12 100%

64
Distribusi Cara Membuang Sampah
Sungai Ditimbun
Dibakar Sembarang tempat
Tempat pembuangan/ penampungan sampah

8%

92%

Diagram 36.

2. Distribusi Tempat Penampungan Sampah Sementara

NO KATEGORI JUMLAH PENDUDUK

1 Ada 12 100%

2 Tidak 0 0%

TOTAL 12 100%

65
Distribusi Tempat Penampungan Sampah Sementara
Ada Tidak

100%

Diagram 37

3. Distribusi Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Sementara

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Terbuka 2 17%

2 Tertutup 10 83%

TOTAL 12 100%

66
Distribusi Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Terbuka Tertutup

17%

83%

Diagram 38

4. Distribusi Jarak Tempat Pembuangan Sampah

NO KATEGORI JUMLAH PRESENTASE

1 Dekat (< 5 m) 3 25%

2 Jauh (> 5 m) 9 85%

TOTAL 12 100%

67
Distribusi Jarak Tempat Pembuangan Sampah
Dekat (< 5 m) Jauh (> 5 m)

25%

75%

Diagram 39

D. Sumber Air Minum

1. Distribusi sumber air minum

PDAM/air ledeng 0 0

Sumur bor 0 0

Sungai 0 0

Air sumur 0 0

Lain-lain (galon) 12 100%

TOTAL 12 100%

68
Distribusi sumber air minum
PDAM/air ledeng Sumur bor Sungai Air sumur Lain-lain (galon)

100%

Diagram 40.

2. Distribusi keadaan air yang digunakan

Berbau 0 0

Berasa 0 0

Berwarna 0 0

Berbau,berasa,dan berwarna 0 0

Tawar 0 0

Tidak berbau, berasa dan 12 100%

berwarna

TOTAL 12 100%

69
Distribusi keadaan air yang digunakan
Berbau Berasa Berwarna
Berbau,berasa,dan berwarna Tawar Tidak berbau, berasa dan berwarna

100%

Diagram 41.

3. Distribusi sumber air mandi/mencuci

Sumur 0 0%

PDAM/air ledeng 9 70%

Sumur bor 3 30%

Sungai 0 0%

Lain-Lain 0 0%

TOTAL 12 100%

70
Distribusi sumber air mandi/mencuci
Sumur PDAM/air ledeng Sumur bor Sungai Lain-Lain

25%

75%

Diagram 42

E .Pembuangan Limbah

1. Distribusi kebiasaan keluarga BAB dan BAK

Jamban/WC 12 100%

Sungai 0 0%

Sembarangan 0 0%

Total 12 100%

71
Distribusi kebiasaan keluarga BAB dan BAK
Jamban/WC Sungai Sembarangan

100%

Diagram 43.

2. Distribusi Jenis Jamban/WC Yang Digunakan

Cemplung 0 0%

Plengsengan 2 17%

Leher angsa 10 83%

Total 12 100%

72
Distribusi Jenis Jamban/WC Yang Digunakan
Cemplung Plengsengan Leher angsa

17%

83%

Diagram 44.

3. Distribusi Kondisi Lantai WC

Licin 4 33%

Tidak licin 8 67%

Total 12 100%

Distribusi Kondisi Lantai WC


Licin Tidak licin

33%

67%

73
Diagram 45.

4. Distribusi Saluran Pembuangan

Got 10 83%

Saluran 2 17%

Resepan 0 0%

Lain-Lain 0 0%

Total 12 100%

Distribusi Saluran Pembuangan


Got Saluran Resepan Lain-Lain

17%

83%

Diagram 46.

5. Distribusi Kondisi Saluran Pembuangan Limbah

Mengalir dan tertutup 8 67%

Mengalir dan terbuka 4 33%

Tidak mengalir dan 0 0%

tertutup

Tidak mengalir dan 0 0%

74
terbuka

TOTAL 12 100%

Distribusi Kondisi Saluran Pembuangan Limbah


Mengalir dan tertutup Mengalir dan terbuka
Tidak mengalir dan tertutup Tidak mengalir dan terbuka

33%

67%

Diagram 47.

E .Kesehatan Ibu dan Anak

1. Pasangan Usia Subur

2. 1. Distribusi frekuensi jumlah PUS

Ya 3 25%

Tidak 9 75%

Total 12 100%

75
Distribusi frekuensi jumlah PUS
Ya Tidak

25%

75%

Diagram 48.

3. Distribusi Akseptor KB

Ya 5 42%

Tidak 7 58%

TOTAL 12 100%

Distribusi Akseptor KB
Ya Tidak

42%

58%

76
Diagram 49.

4. Distribusi Jenis Kontrasepsi Yang dipakai

IUD 0 0%

Kondom 0 0%

Suntik 3 25%

Steril 0 0%

Pil 9 75%

Kontrasepsi alami 0 0%

Total 12 100

Distribusi Jenis Kontrasepsi Yang dipakai


IUD Kondom Suntik
Steril Pil Kontrasepsi alami

25%

75%

Diagram 50.

5. Distribusi Alasan Tidak Menggunakan KB

Dilarang suami 0 0%

Tidak cocok 0 0%

Lain-lain 0 0%

77
Total 0 0%

6. Distribusi Keluhan Ibu Selama Menggunakan Alat Kontrasepsi

Kegemukan 2 20%

Flek hitam pada wajah 3 30%

Keputihan 0 0%

Mengurangi kesuburan 2 0%

Menstruasi tidak teratur 5 50%

Lain-lain 0 0%

TOTAL 12 100%

Distribusi Keluhan Ibu Selama Menggunakan Alat


Kontrasepsi
Kegemukan Flek hitam pada wajah Keputihan
Mengurangi kesuburan Menstruasi tidak teratur Lain-lain

17%

42%

25%

17%

Diagram 51.

2 .Ibu Hamil

1. Distribusi Ibu Hamil

78
Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 0%

2. Distribusi Usia Kehamilan

(0-3 bulan) 0 0%

II (4-6 bulan) 0 0%

III (7-9 bulan) 0 0%

Total 0 0%

3. Distribusi Jumlah Kehamilan

1 0 0%

2 0 0%

3 0 0%

>3 0 0%

Total 0 0%

4. Distribusi Pemeriksaan Kehamilan

Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 0%

5. Distribusi Jumlah Pemeriksaan Kehamilan

2 Kali 0 0%

3 Kali 0 0%

4 Kali 0 0%

79
Total 0 0%

6. Distribusi Imunisasi TT

Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 0%

7. Distribusi Kelengkapan Imunisasi TT

Lengkap 0 0%

Tidak lengkap 0 0%

Total 0 0%

8. Distribusi Penyakit/Keluhan Ibu Hamil

Lemah, letih, lesu 0 0%

Bengkak dikaki/ditempat 0 0%

lain

Pusing 0 0%

Mual muntah 0 0%

TD tinggi 0 0%

Lain-lain 0 0%
80
Total 0 0%

3. Ibu Menyusui

1. Distribusi Ibu Menyusui Anak

Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 0%

2. Distribusi Lama Ibu Menyusui.

< 1 bulan 0 0%

1-4 bulan 5-12 0 0%

5-12 bulan 0 0%

Sampai dengan 24 bulan 2 100%

TOTAL 2 0%

81
Distribusi Lama Ibu Menyusui
< 1 bulan 1-4 bulan 5-12 5-12 bulan Sampai dengan 24 bulan

100%

Diagram 53.

3. Distribusi ASI Ekslusif 6 Bulan

Ya 2 100%

Tidak 0 0%

Total 2 100%

82
Distribusi ASI Ekslusif 6 Bulan
Ya Tidak

100%

Diagram 54.

4. Distribusi Ibu Mengalami Masalah Dalam Menyusui

Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 100%

5. Distribusi Jenis Perawatan Payudara Mencuci

Mencuci putting sebelum 0 50%

menyusui

Melakukan pijat payudara 0 50%

Melakukan kompres bila 0 0%

bengkak

TOTAL 0 100%

4 .BAYI

83
1. Distribusi Bayi

Ya 2 100%

Tidak 0 0%

Total 1 100%

Distribusi Bayi
Ya Tidak

100%

Diagram 52.

2. Distribusi Berat Badan Bayi Baru Lahir

< 2500 g 0 0%

2500-3000 g 0 0%

>3000 g 0 0%

Total 0 0%

3. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif

Ya 2 100%

84
Tidak 0 0%

Total 2 100%

Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif


Ya Tidak

100%

Diagram 53.

4. Distribusi Ibu Memberikan Susu Formula

Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 100%

85
5. Jika Iya, Efek Samping Pada Bayi

Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 100%

6. Distribusi Ibu Memberikan MPASI

Ya 3 100%

Tidak 0 0%

Total 0 100%

Distribusi Ibu Memberikan MPASI


Ya Tidak

100%

Diagram 54.

7. Distribusi Umur Bayi Saat Ibu Memberikan Makan Tambahan

< 6 Bulan 5 100%

86
> 6 bulan 0 0%

Total 5 100%

Distribusi Umur Bayi Saat Ibu Memberikan Makan


Tambahan
< 6 Bulan > 6 bulan

100%

Diagram 55.

8. Cara Memberikan Susu Formula

Dicuci dan direbus 0 0%

Direndam air panas 2 100%

Dicuci saja 0 0%

DLL 0 0%

TOTAL 2 100%

87
Cara Memberikan Susu Formula
Dicuci dan direbus Direndam air panas Dicuci saja DLL

100%

Diagram 56.

9. Distribusi Anak Memiliki KMS

Ya 0 %

Tidak 0 0%

Total 0 0%

10. Status KMS Bayi Pada Garis Warna

Merah 0 0%

Kuning 0 0%

Hijau 0 0%

TOTAL 0 0%

11. Status Imunisasi Dasar Bayi

Ya 2 100%

88
Tidak 0 0%

Total 2 100%

Status Imunisasi Dasar Bayi


Ya Tidak

100%

Diagram 57.

12 .jika Iya, Jenis Imunisasi

BCG 2 20%

Hepatitis 2 20%

DPT 2 20%

Campak 2 20%

Polio 2 20%

Total 10 100%

89
Jenis Imunisasi
BCG Hepatitis DPT Campak Polio

20% 20%

20% 20%

20%

Diagram 58.

13 .Distribusi Bayi/Balita Ditimbang Tiap Bulan

Ya 5 100%

Tidak 0 0%

Total 5 100%

90
Distribusi Bayi/Balita Ditimbang Tiap Bulan
Ya Tidak

100%

Diagram 59.

14. Distribusi jika iya, dimana ?

Posyandu 0 0%

Puskesmas 2 100%

Praktek dokter 0 0%

Praktek Bidan 0 0%

Total 2 100%

91
distribusi penimbangan bayi
Posyandu Puskesmas Praktek dokter Praktek Bidan

100%

Diagram 60.

15 .Bayi sudah bisa melakukan apa?

Tengkurap 2 100%

Merangkak 0 0%

Berjalan didinding 0 0%

Berjalan tanpa bantuan 0 0%

Total 2 100%

92
bayi sudah bisa melakukan
Tengkurap Merangkak Berjalan didinding Berjalan tanpa bantuan

100%

Diagram 61.

5. BALITA (1-5 tahun)

1. Jenis kelamin

Laki-Laki 2 67%

Perempuan 1 33%

Total 3 100%

93
BALITA (1-5 tahun)
Laki-Laki Perempuan

33%

67%

Diagram 62.

2. Apakah balita ada mendapatkan pelayanan posyandu

Ya 3 100%

Tidak 0 0%

Total 3 100%

Apakah balita ada mendapatkan pelayanan posyandu


Ya Tidak

100%

94
Diagram 63.

3. Berdasarkan KMS berat badan anak ibu berada pada garis

Kuning 0 0%

Hijau 0 0%

Dibawah garis merah 0 0%

Total 0%

4. Berdasarkan penimbangan balita ibu dilakukan setiap bulan

Kadang-kadang 0 0%

Rutin 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Total 0 0%

5. Jika ada, dimana?

95
Posyandu 0 0%

Puskesmas 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Total 0 0%

6. Frekuensi Makan dalam 1 Hari

1x 0 0%

2x 0 0%

3x 3 100%

TOTAL 3 100%

96
Frekuensi Makan dalam 1 Hari
1x 2x 3x

100%

Diagram 64.

7. Porsi yang dihabiskan

< 1 Piring 0 0%

1 Piring 0 0%

>1 piring 3 100%

TOTAL 3 100%

97
Porsi yang dihabiskan
< 1 Piring 1 Piring >1 piring

100%

Diagram 65.

8. Jenis Makanan Yang di Berikan

Nasi + Sayur + Lauk 2 67%

Nasi + Sayur 0 0%

Nasi + Lauk 1 33%

TOTAL 3 100%

98
Jenis Makanan Yang di Berikan
Nasi + Sayur + Lauk Nasi + Sayur Nasi + Lauk

33%

67%

Diagram 66.

9. Masih mendapatkan ASI?

Ya 0 100%

Tidak 3 0%

Total 3 100%

masih mendapatkan asi?


Ya Tidak

100%

99
Diagram 67.

6. ANAK USIA SEKOLAH

1. Distribusi Anak Usia Sekolah

Ya 15 100%

Tidak 0 0%

Total 15 100%

ANAK USIA SEKOLAH


Ya Tidak

100%

Diagram 68.

2. Distribusi Anak Usia Sekolah Mengosok Gigi Dalam Sehari

2x 15 100%

1x 0 0%

Total 15 100%

100
Distribusi Anak Usia Sekolah Mengosok Gigi Dalam Sehari
2x 1x

100%

Diagram 69.

2. Distribusi Kondisi Gigi Saat Ini

Berlubang dan hitam 4 27%

Gusi bengkak dan berdarah 1 6%

Bersih dan sehat 10 67%

TOTAL 15 100%

101
Distribusi Kondisi Gigi Saat Ini
Berlubang dan hitam Gusi bengkak dan berdarah Bersih dan sehat

27%

7%
67%

Diagram 70.

3. Distribusi Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Makan

Ya 13 100%

Tidak 2 0%

Total 15 100%

Distribusi Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah


Makan
Ya Tidak

13%

87%

102
Diagram 71.

4. Distribusi Kebiasaan Sarapan Sebelum Berangkat Sekolah

Ya 10 67%

Tidak 5 33%

Total 15 100%

Distribusi Kebiasaan Sarapan Sebelum Berangkat


Sekolah
Ya Tidak

33%

67%

Diagram 72.

5. Distribusi Kondisi Anak Usia Sekolah Saat ini

sehat 12 80%

sakit 3 20%

Total 2 100%

103
Distribusi Kondisi Anak Usia Sekolah Saat ini
sehat sakit

20%

80%

Diagram 73.

6 .Distribusi Anak Menderita Penyakit dalam 3 Bulan Terakhir

Ya 0 0%

Tidak 0 0%

Total 0 100%

7 .REMAJA

1. Distribusi Kondisi Remaja

sehat 9 100%

sakit 1 0%

Total 10 100%

104
Distribusi Kondisi Remaja
sehat sakit

10%

90%

Diagram 74.

2. Distribusi Remaja Dibawa Berobat

Sudah 0 0%

Belum 0 0%

Total 0 100%

3. Distribusi kegiatan remaja di waktu luang

Tidur/menonton TV 6 60%

Olahraga 2 20%

Mengikuti Organisasi 0 0%

Berkumpul dengan teman- 2 20%

teman

Wirid remaja 0 0%

Lain-lain 0 0%

TOTAL 10 100%

105
Distribusi kegiatan remaja di waktu luang
Tidur/menonton TV Olahraga Mengikuti Organisasi
Berkumpul dengan teman-teman Wirid remaja Lain-lain

20%

20% 60%

Diagram 75

4 .Pendapat remaja tentang penyebab remaja menggunakan napza

Meningkatkan semangat 0 0%

Malas beraktivitas 3 30%

Susah tidur 1 10%

Pemarah 0 0%

Ketergantungan 5 60%

Menurunkan kecerdasan 1 10%

TOTAL 10 100%

106
Pendapat remaja tentang penyebab remaja menggunakan napza
Meningkatkan semangat Malas beraktivitas Susah tidur
Pemarah Ketergantungan Menurunkan kecerdasan

10%

30%

50% 10%

Diagram 76.

5 .Distribusi sex bebas

Setuju 0 0%

Tidak setuju 10 100%

Total 10 100%

Distribusi sex bebas


setuju Tidak setuju

100%

107
Diagram 77.

6 .Distribusi Melakukan Sex Bebas

Ya 0 0

Tidak 10 100%

Total 10 100%

Distribusi Melakukan Sex Bebas


Ya Tidak

100%

Diagram 78.

7 .Distribusi akibat sex bebas

Mengetahui 10 100%

Tidak mengetahui 0 0%

Total 10 100%

108
Distribusi akibat sex bebas
Mengetahui Tidak mengetahui

100%

Diagram 79.

8 .Komunikasi Dengan Orang Tua

Terbuka 10 100%

Tertutup 0 0%

Total 0 100%

109
Komunikasi Dengan Orang Tua
Terbuka Tertutup

100%

Diagram 80.

8 .DEWASA (26-45 TAHUN)

Tidak ada 5 25%

Merokok 5 25%

Minum obat sembarangan 0 0%

Makan tidak teratur 0 0%

Kurang istirahat 10 50%

Lain-lain 0 0%

Total 15 100%

110
DEWASA (26-45 TAHUN)
Tidak ada Merokok Minum obat sembarangan
Makan tidak teratur Kurang istirahat

25%

50%

25%

Diagram 81.

2 .Kegiatan rutin yang dilakukan dalam rumah

Tidak ada 0 0%

Memasak/mengasuh anak 10 50%

dan cucu

Membersihkan rumah 10 50%

Lain-lain 0 0%

Total 20 100%

111
Kegiatan rutin yang dilakukan dalam rumah
Tidak ada Memasak/mengasuh anak dan cucu
Membersihkan rumah Lain-lain

50% 50%

Diagram 82.

3 .Kegiatan rutin yang dilakukan di luar rumah

Tidak ada 0 0

Pengkajian 5 60%

Olahraga 3 15%

Bekerja 12 25%

Total 20 100%

112
Kegiatan rutin yang dilakukan di luar rumah
Tidak ada Pengkajian Olahraga Bekerja

25%

60%
15%

Diagram 83.

9 .LANSIA

1. Distribusi Anggota Keluarga Berusia Lanjut

ada 3 30%

Tidak 7 70%

Total 10 100%

113
Distribusi Anggota Keluarga Berusia Lanjut
ada Tidak

30%

70%

Diagram 84.

2. Distribusi Apakah Lansia Memiliki Keluhan

Ya 3 100%

Tidak 0 0%

Total 3 100%

114
Distribusi Apakah Lansia Memiliki Keluhan
Ya Tidak

100%

Diagram 85.

3. Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita Oleh Lansia

Asma 0 0%

Hipertensi 1 34%

Asam Urat 1 33%

Osteoporosis 0 0%

Jantung 0 0%

Kencing manis/DM 1 33%

Katarak 0 0%

Penyakit Kulit 0 0%

Lain-lain 0 0%

Total 3 100%

115
Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita Oleh Lansia
Asma Hipertensi Asam Urat Osteoporosis Jantung
Kencing manis/DM Katarak Penyakit Kulit Lain-lain

33% 33%

33%

Diagram 86.

4. Distribusi Upaya Yang Telah Dilakukan Lansia Berobat

Berobat ke sarana 3 100%

kesehatan

Berobat ke dukun 0 0%

Diobati sendiri 0 0%

Lain-Lain 0 0%

Total 3 100%

116
Distribusi Upaya Yang Telah Dilakukan Lansia Berobat
Berobat ke sarana kesehatan Berobat ke dukun
Diobati sendiri Lain-Lain

100%

Diagram 87

5. Distribusi Penggunaan Waktu Senggang Lansia

Berkebun/pekerjaan rumah 1 30%

Senam 0 0%

Jalan-jalan 0 0%

Nonton TV 2 70%

Lain-lain 0 0%

Total 3 100%

117
Distribusi Penggunaan Waktu Senggang Lansia
Berkebun/pekerjaan rumah Senam Jalan-jalan
Nonton TV Lain-lain

33%

67%

Diagram 88.

F .Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Terhadap COVID-19

1. Distribusi Pengetahuan Tanda Dan Gejala Covid-19

1 Demam tinggi 0 0%

2 Batuk dan flu 0 0%

3 Sesak nafas 0 0%

4 Semua benar 12 100%

Dari tabel diatas menunjukan 100% keluarga menjawab tanda dan gejala penularan

covid-19 adalah semua benar

118
2. Distribusi Penularan Virus Covid-19

1 Kontak dengan saudara 0 0%

2 Kontak dengan penderita 12 100%

3 Terkena debu dan asap 0 0%

4 Semua benar 12 100%

Dari tabel diatas menunjukan 100% keluarga menjawab cara penularan covid-19

adalah melalui Menular melalui kontak dengan pasien.

3. Distribusi Melakukan Olah Raga Minimal 30 Menit

Ya 6 40%

Tidak 6 60%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukan 12 KK menjawab melakukann olah raga minimal 30

sebanyak 6 kk (40%) dan 6 kk menjawab tidak (60%).

4. Distribusi Minum Air Hangat (8-10 Gelas Perhari)

Ya 6 50%

Tidak 6 50%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukan 12 kk menjawab minum air hangat (8-10 gelas perhari)

sebanyak 6 kk (50%) dan 6 kk menjawab tidak (50%).

5 .Distribusi Menggunakan Masker Menghindari Terkena Covid-19

119
Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukan 12 kk menjawab menggunakan masker untuk

mengindari terkena covid 19 sebanyak 12 kk (100%).

6 .Distribusi Menggunakan Masker Jika Berpergian Ke Luar Rumah

Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab menggunakan masker jika

berpergian keluar rumah sebanyak 12 kk (100%)

7 .Distribusi Obat Yang Efektif Untuk Mengobati Covid-19

Ya 0 0%

Tidak 12 100%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab tidak ada obat yang efektif untuk

covid-19 sebanyak 12 kk (100%).

8 .Distribusi Orang Yang Positif Terinveksi Covid-19 Tidak Dapat Menularkan

Virus Covid-19 Ke Orang Lain Jika Tidak Demam

Ya 0 0%

Tidak 12 100%

Total 12 100%

120
Dari tabel diatas menjawab tidak sebanyak 12 kk (100%)

9 .Distribusi Kontak Dengan Hewan Liar Akan Mengakibatkan Covid-19

Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%)

10 .Distribusi Lama Priode Isolasi Covid-19 Jika Seseorang Datang Dari Luar

Wilayah

1 12 Hari 0 0%

2 13 Hari 0 0%

3 14 Hari 12 100%

4 15 Hari 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab lama priode isolasi covid-19 14 hari

sebanyak 12 kk (100%).

11 .Distribusi Beberapa Hari Terakhir Pergi Ke Tempat Keramaian

Ya 6 40%

Tidak 6 60%

Total 12 100%

121
Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak 6 kk (50%) dan tidak

sebanyak 6 kk (50%)

12 . Distribusi Yang Dapat Dilakukan Untuk Melindungi Diri Dari Covid -19

Berdiam diri dirumah 0 0%

Jika tidak ada kebutuhan yang 0 0%

mendesak keluar menggunakan

masker

Mencuci tangan setelah menyentuh 0 0%

sesuatu

Semua jawaban benar 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab semua jawaban benar untuk

melindungi covid-19 sebanyak 12 kk (100%).

13 .Distribusi Seseorang Harus Melakukan Isolasi Diri Ssecara Mandiri Jika

Berkunjung Ke Daerah Lain Atau Orang Lain Memasuki Wilayah Anda

Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%) untuk

melakukan isolasi diri ssecara mandiri jika berkunjung ke daerah lain atau orang lain

memasuki wilayahnya

14 .Distribusi Melakukan Aktifitas Atau Menyentuh Sesuatu Melakukan Cuci

Tangan

122
Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%) untuk

melakukan cuci tangan dalam mencegah pemutusan rantai COVID-19.

15 .Distribusi Pandemi Covid-19 Membuat Merasa Cemas Dan Khawatir

Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%) pandemi

COVID-19 membuat penduduk merasa cemas dan khawatir

16 .Distribusi Yang Beresiko Terkena Covid-19

1 Remaja 0 0%

2 Dewasa 0 0%

3 Lansia 12 100%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan dari 12kk menjawab yang beresiko terkena covid-19

yaitu lansia sebanyak (100%), remaja (0%) , dewasa (0%).

17 .Distribusi Yang Dimaksud Dengan Odp

Pasien dalam pengawasan 7 70%

Pasien dalam pemantauan 5 30%

Pasien dalam pemeriksaan 0 0%

Semua jawaban benar 0 0%

Total 12 100%

123
Dari tabel diatas menunjukkan dari 12 kk menjawab pasien dalam pengawasan

sebanyak 7 kk (70%), pasien dalam pemantauan sebanyak 5 kk (30%), pasien dalam

pemeriksaan (0%) , semua jawaban benar (0%).

18 .Distribusi Wilayah Tempat Tinggal Ada Odp Atau Pdp

Ya 0 0%

Tidak 12 100%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab tidak sebanyak (100%)

19. Distribusi Sikap Anda Jika Di Wilayah Terdapat Odp Atau Pdp

Mendiskriminasinya dan 0 0%

menghinanya

Memberikan semangat dan 12 100%

melakukan isolasi diri di rumah

Mencela 0 0%

Semua jawaban benar 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan dari 12 kk menjawab memberikan semangat dan

melakukan isolasi diri di rumah sebanyak 12 kk (100%), mendiskriminasinya dan

menghinanya (0%), mencelanya (0%) , semua jawaban salah (0%).

20 .Distribusi Yang Dilakukan Jika Kontak Dengan Penderita Covid-19

Segera memeriksakan diri ke 3 10%

pelayanan kesehatan

Melakukan isolasi selama 14 hari 0 0%

124
Menghindari

Menghindari kontak dengan pasien 0 0%

Semua jawaban benar 9 90%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan dari 10 kk menjawab semua jawaban benar sebanyak 9

kk (80%), segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan 3 kk (10%), menghindari

kontak dengan pasien (0%).

21 .Distribusi Menyemprotkan Alkohol Atau Klorin Ke Seluruh Tubuh Dapat

Membunuh Virus Corona.

Ya 8 75%

Tidak 4 25%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan dari 5 kk menjawab ya sebanyak 8 kk (75%) dan tidak

sebanyak 4 kk (25%).

22 .Distribusi Mencuci Tangan Dengan Benar Dapat Mencegah Covid-19

Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%).

23 .Distribusi Orang Yang Sudah Meninggal Masih Bisa Menularkan Virus

Corona

125
Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%).

24 .Distribusi Whf Dapat Memutus Rantai Penularan Covid-19

Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%)

25 .Distribusi Indonesia Akan Terbebas Dari Covid-19

Ya 12 100%

Tidak 0 0%

Total 12 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 12 kk menjawab ya sebanyak (100%)

126
LAPORAN HASIL KEGIATAN AGREGAT LANSIA DENGAN DIABETES
MELITUS

N Kegiata Tujuan Juml Wak Temp Media Hasil


O n ah tu at
Pese
rta

1 Pendidik Meningkatk 10 Jum’ Rumah PPT Peningkatan


an an oran at/ pasien pengetahuan
Kesehata pengetahuan g 26 (kelura Leflet lansia tentang
n: lansia Juni han penyakit
tentang 2020 gantin diabetes
Tema : penyakit Pkl. g parak melitus
kenal diabetes 08.0 gadang dimana
dekat melitus dan 0 ). 70% :
dengan penalataksan WIB
Diabetes annya  lansia
Melitus dapat
menyebut
kan
 Pengertia
127
n diabetes
 Faktor
risiko
diabetes
 Tanda dan
gejala
diabetes
 Komplika
si diabetes
 Pencegah
an
diabetes
 Dan
penatalak
sanaan
diabetes

2 Penyuluh Meningkatk 10 Jum’ Rumah PPT Peningkatan


an an oran at/ pasien pengetahuan
perawata pengetahuan g 26 (kelura Leflet lansia tentang
n kaki lansia Juni han penyakit
diabetes mengetai 2020 gantin perawatan
perawatan Pkl. g parak kaki dimana
kaki dan 15.0 gadang 80% :
mencegah 0 ).
luka pada Wib -
kaki menyebut
kan
tujuan
perawatan
kaki
-
menyebut
kan
langkah-
langkah
perawatan
kaki
-
dapat

128
menyebut
kan cara
membersi
hkan kaki
-
dapat
menyebut
kan cara
merawat
kuku kaki
-
dapat
menyebut
kan cara
lain
perawatan
kaki

3 Penyuluh Meningkatk 10 Sabt Rumah PPT Peningkatan


an dan an Oran u / pasien pengetahuan
demonstr pengetahuan g 27 (kelura Leflet dan
asi dan Juni han Kursi keterampilan
Senam keterampilan 2020 gantin lansia
kaki lansia dalam Pkl. g parak Koran melakukan
diabetes latihan fisik 08.0 gadang senam kaki
(pre 0 ). diabetes
planning Wib dimana
keluarga selurh lansia
cemara) melakukan
gerakan
senam kaki
diabetes

4 Skrining Monitoring 60 Sabt Rumah Stetoskop Jumlah


faktor risiko oran u/ 27 pasien peserta
diabetes g Juni (kelura Spigmoman skrining : 51
2020 han ometer orang
Pkl. gantin Gluko check
09.0 g parak Hasil
Skrining skrining :
(pemeriksaa 0 gadang Meteran
n kadar gula Wib ). perut - Gula
darah , darah

129
tekanan Microtoise tinggi
darah, berat (diabetes
badan, tinggi Timbangan melitus) :
12 orang
badan dan
- Tekanan
lingkar darah
perut) tinggi
(hipertens
i) : 6
orang
- IMT
Normal :
17 orang
- IMT
Gemuk :
11 orang
- IMT
Obesitas :
16 orang

5 Proses Membentuk 20 Sabt Rumah Laptop - Lansia


Kelompo Kelompok oran u, 7 pasien mengenal
k: keluarga g Juni (kelura Media role tujuan
play terbentuk
Pengenal CEMARA 2020 han
penyuluhan annya
an (Cerdik , gantin kelompok
Pembent Merawat 11.0 g parak (lembar
keluarga
ukan Keluarga) di 0 gadang balik dan
cemara
keluarga RW 08 wib ). leflet) - Lansia
cemara mampu
mendemo
nstrasikan
1. Persiapan senam
pembentu kaki
kan - Lansia
(pemberi mampu
an materi mendemo
: tugas nstrasikan
kesehatan akupresur
keluarga, e
senam - Lansia
kaki, mampu
akupresur melakuka
e, n
penyuluh penyuluh
an) an
2. Impleme - Kesedian
ntasi dalam
kegiatan anggota

130
pembentu keluarga
kan cemara
Kelompo
k (role
play)
Monitoring
dan evaluasi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian asuhaan keperawatan komunitas di kelurahan Ganting


Parak Gadang menggunakan model community as partner
2. Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan data-data yang sesuai
dengan model Community As Partner
3. Berdarakan pengkajian, diagnosa keperawatan yang ditemukan
adalah defisit kesehatan komunitas pada lansia dengan diabetes
melitus di kelurahan korong gadang
4. Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan aplikasi SDKI,
SLKI, dan SIKI dan dilakukan dengan strategi intervensi seperti
promosi kesehatan (pendidikan kesehehatan mengenal diabetes,
perawatan kaki diabetes), pemberdayaan (pelaksanaan posyandu
lansia, skrining kesehatan, dan senam kaki diabetes), serta proses
grup dengan membentuk keluarga CEMARA (cerdik merawat
keluarga).

131
5. Pada pelaksanaan intervensi di kelurahan korong gadang terdapat
terdapat beberapa kendala seperti masih kurangnya sumber daya
manusia, serta waktu yang ralatif singkat, sehingga untuk evaluasi
dari intervensi yang diberikan belum optimal.
6. Evaluasi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan dilanjutkan oleh
pembina wilayah puskesmas kuranji.

132
DAFTAR PUSTAKA
133
American Diabetes Association. (2018). Standard medical care in diabetes 2018.
Diabetes Care (Vol. 41). https://doi.org/10.2337/dc18-Sint01

Anderson, E., & McFarlane, J. (2015). Community As Partner : Theory and Practice
in Nursing (seventh). Philadelphia: Wolters Kluwer.

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : manajemen klinis
untuk hasil yang diharapkan. Singapore: Elsevier.

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2018). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2017.

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2019). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2018.
Padang.

International Diabetes Federation. (2017). Diabetes Atlas Eighth edition.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes.


https://doi.org/24427659

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Isi Piringku. Retrieved from


www.kesmas.kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesetahan Dasar.

Kholifah, S. N., & Widagdo, W. (2016). Modul Keperawatan Keluarga dan


Komunitas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Lanywati, E. (2001). Diabetes Melitus. Yogyakarta: Kanisius.

Nies, M. A., & McEwen, M. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan


Keluarga. (Junaiti sahar, Agus Setiawan, & Ni Made Riasmini, Eds.)
(Indonesia). Singapore: Elsevier.

P2PTM Kemenkes. (2017). Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka


Obesitas (GENTAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2015). Konsesus Pengelolaan dan


Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. PB.PERKENI.

Smeltzer, S. ., & Bare, B. G. (2010). Brunner And Suddarth’s Text Book Of Medical
Surgical Nursing (11th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, Inc.

Sudoyo, A. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing.

WHO. (2014). Diabetes : Fakta dan Angka.

WHO. (2016). Global report on diabetes. World Health Organization, 58(12), 1–88.
https://doi.org/10.1128/AAC.03728-14

WHO. (2019). Country and regional data on diabetes. Retrieved from

134
https://www.who.int/diabetes/facts/world_figures/en/index5.html

135

Anda mungkin juga menyukai