MEDIKAL BEDAH II
ASKEP OSTEOMALACIA
Kelompok 13
Olan Lifra
Revo Reynaldi
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Osteomalcia ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami,
sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menulis makalah ini. Atas
bimbingan yang telah berikan, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang juga membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini. Dan kami berharap, semoga
makalah ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun
yang membaca makalah ini.
Kelompok 13
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah
kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya
kalsium yang terdapat pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi
perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak. Akibatnya tulang
menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah
kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya
ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. Pada orang
dewasa kondisi ini adalah kronis dan deformitas skeletal tidak separah yang
terjadi pada anak-anak karena pertumbuhan skeletal telah terhenti. Pada pasien
ini, sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami klasifikasi.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka rumusan masalah dalam makalah
ini bagaimana konsep dari osteomalacia dan asuhan keperawatan pada
osteomalacia
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pembahasan lengkap tentang penyakit pada system
musculoskeletal Osteomalacia.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari Osteomalacia
2. Untuk mengetahui etiologi atau penyebab dari Osteomalacia
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini disesuaikan dengan tujuan yang telah
dibuat diantaranya :
TINJAUAN TEORITIS
Konsep Osteomalacia
A. Definisi Osteomalacia
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik
oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-
anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis
dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang
anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap
(komplit). (Smeltzer. 2001: 2339)
B. Etiologi Osteomalacia
Umumnya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi tulang
terutama kekurangan vitamin D. Ada berbagai kasus osteomalacia yang terjadi
akibat gangguan umum metabolisme mineral, antara lain :
1. Adanya malnutrisi
C. Patofisiologi Osteomalacia
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya
menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk
osteomalasia adalah kesalahan diet, malabsobrsi, gastrectomi, GGK, terapi
anticonvilsan jangka lama (phenyton, phenorbar bital) dan insufisiensi vitamin D
(diet sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering di golongkan
dalam hal kekurangan kalsium) terutama terjadi gangguan fungsi tetapi faktor dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu
terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan
kurang dan adanya kesalahan diet serta kekurangan sinar matahari.
1. Lemahnya tulang.
2. Nyeri tulang.
6. Kelemahan otot.
7. Hipokalsemia.
9. Pendataran pelvis.
5. Kelemahan otot.
7. Pada penyakit yang lebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh
dan tarikan otot).
Pembentukan vitamin D
terganggu Kalsium yang terdapat
dalam tubuh
Kekurangan vitamin D
digunakan untuk
Penyerapan kalsium usus dan kalsium dalam diet
menetralkan asidosis
menurun
Demineralisasi tulang
osteomalasia
Deformitas
Resiko fraktur meningkat Nyeri punggung
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah
dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium
urine rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah
osteoid.
G. Penatalaksanaan Osteomalacia
1. Penatalaksanaan Medik
H. Komplikasi Osteomalacia
Pada anak-anak jika penyakit ini tidak segera diobati maka
pertumbuhannya akan terhalang, anak jadi lambat untuk duduk, merangkak dan
berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan membengkokan lutut, tulang serta
persendian lainya sehingga menyebabkan kaki O (genu varum), dada busung
(pigeon chest) dan lutut bengkok ke dalam (genu valgum). Pada orang dewasa
kelemahan tulang menimbulkan resiko fraktur. Os vertebrata yang melunak akan
tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan berkurang tingginya atau cebol.
Trunkus yang memendek, sehingga mengubah bentuk toraks disebut kifosis
dimana terlihat bungkuk dan skoliosis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Riwayat kesehatan meliputi infomasi tentang aktivitas hidup sehari-hari,pola
ambulasi, alat bantu yang digunakan (misalnya kursi roda,tongkat, walker), dan
nyeri (jika ada nyei tetapkan lokasi,derajat nyeri,lama, faktor yang memperberat
dan fakto pencetus) kram atau kelemahan.
a. Anamnesis
1. Data demografi : data ini meliputi nama,usia, jenis kelamin, tempat tinggal
orang yang dekat dengan klien.
2. Riwayat perkembangan : data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan
pada neonatus,bayi,prasekolah,remaja,dewasa,tua.
3. Riwayat sosial : data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Sseorang yang
terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaan status
kesehatan dapat dipengaruhi.
4. Riwayat penyakit keturunan : riwayat penyakit keluarga perlu diketahui
untuk menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi misalnya
(penyakit diabetes melitus yang merupakan predisposisi penyakit sendi
degeneratif,TBC,artritis,riketsia,osteomielitis dll).
5. Riwayat diet : identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini
dapat mengakibatkan stes pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi
terjadi instabilitas ligamen,khsu pada punggung bagian bawah, kurangnya
asupan kalsium dapat menimbulkan fraktur karena adanya delkasifikasi.
Bagaimana menu makanan sehari-hari dan konsumsi vitamin A,D, kalsium,
serta protein yang merupakan zat untuk menjaga kondisi muskuloskeletal.
6. Aktivitas kegiatan sehari-hari : identifikasi pkerjaan pasien dan aktivitas
sehari-hari. Kebiasaan membawah benda-benda berat yang dapat
menimbulkan regangan otot dan trauma lainya. Kurangnya melakukan
aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun. Fraktur atau trauma dapt
timbul pada olahraga sepak bola dan hoki, sedangkan nyeri sendi tengan
dapat timbul akibat olahraga tenis. Pemakaian hak sepatu yang terlalu
tinggi dapat menimbulkan kontraksi pada tendon achiles dan dapat terjadi
dislokasi. Perlu di kaji pula aktivitas hidup sehari-hari, saat ambulasi
apakah ada nyeri pada sendi, apakah menggunakan alat bantu (kursi
roda,tongkat ataupun walker).
7. Riwayat ksehatan masa lalu : data ini meliputi kondisi kesehatan individu.
Data tentang adanya efek langsung atau tidak langsung terhadap
muskulokeletal, misalnya riwayat trauma atau kerusakan tulang rawan,
riwaya artritis osteomielitis.
8. Riwayat kesehatan sekarang : sejak kapan timbul keluhan, apakah ada
riwayat trauma. Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala
mendadak atau berlahan. Timbulnya untuk pertamakalinya atau berulang.
Perlu ditanyakan pula tentang ada tidak gangguan pada sistem lainnya kaji
klien untuk mengungkapkan alasan klien emeriksa diri atau mengunjungi
fasilitas kesehatan, keluhan utama pasien dan ganngguan muskuloskeletal
meliputi :
a) Nyeri : identifikasi lokasi nyeri. Nyeri biasanya berkaitan dengan
pembuluh darah,sendi,fasia atau periosteum. Nyeri berdenyut biasanya
berkaitan dengan tulang dan sakit berkaitan dengan otot, sedangkan
nyeri yang menusuk berkaitan dengan fraktur atau infeksi tulang.
Identifikasi apakah nyeri timbul setelah diberi aktivitas atau gerakan.
Nyeri saat bergerak merupakan satu tanda masalah persendian.
Degenerasi panggul menimbulkan nyeri selama badan bertumpu pada
sendi tersebut. Degenerasi pada lutut menimbulkan nyeri selama dan
setelah berjalan. Nyeri pada osteoartritis makin meningkat pada suhu
dingin. Tanyakan kapan nyeri makin meningkat pada pagi atau malam
hari. Inflamasi pada bursa dan tendon makin meningkat pada malam
hari. Tanyakan apakah nyeri hilang saat istirahat. Apakah nyeri bisa
diatasi dengan obat tersebut.
b) Kekuatan sendi : tanyakan sendi mana yang mengalami kekakuan,
lamanya kekakuan tersebut dan apakah selalu terjadi kekakuan.
Beberapa kondisi seperti spondilitis ankilosis terjadi remisi kekakuan
beberapa kali sehari. Pada penyakit degenerasi sendi sering terjadi
kekakuan yang meningkat pada pagi setelah bangun tidur (inaktivitas).
Bagaimana dengan perubahan suhu dan aktivitas. Suhu dingin dan
kurang aktivitas biasanya meningkatkan kekakuan sendi. Suhu panas
biasanya menurunkan spasmen otot.
c) Bengkak : tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan, apakah juga
disertai dengan nyeri, karena bengkak dan nyeri sering menyertai cedera
pada otot. Penyakit degenerasi sendi sering kali tidak timbul bengkak
pada awal serangan, tetepi muncul setelah beberapa minggu terjadi
nyeri. Dengan istirahat dan meninggikan bagian tubuh,ada yang
dipasang gips. Identifikasi apakah ada padas atau kemerahan karen
tanda tersebut menunjukan adanya inflamasi,infeksi atau cedera.
d) Derformitas dan imobilitas : tanyakan kapan terjadinya, apakah tiba-tiba
atau bertahap, apakah menimbulkan keterbatasan gerak. Apakah
semakin memburuk dengan aktivitas, apakah dengan posisi tertentu
makin memburuk. Apakah klien menggunakan alat bantu (kruk,tongkat
dll).
e) Perubahan sensori : tanyakan apakah ada penurunan rasa pada bagian
tubuh tertentu. Apakah menurutnya rasa atau sensasi tersebut berkaitan
dengan nyeri. Penekanan pada syaraf dan pembuluh darah akibat
bengkak,tumor atau fraktur dapat menyebabkan menurunnya sensasi.
b. Pemeriksaan fisik
Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepaskan untuk
melihat seluruh punggung,bkng dan tungkai. Pemeriksaan kurvantura tulang
belakang dan kesimetrisan batang tubuh dilakukan dari pandangan
anterior,posterior,dan lateral. Dengan berdiri dibelakang pasien,perhatikan setiab
perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris.
Kesimetrisan bahu,pinggul dan kelurusan tulang belakang diperiksa pada posisi
pasien berdiri tegak dan membungkuk ke depan.
Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasi
mengenai inegritas sendi. Suara “gemeletuk” dapat menunjukan adanya ligamen
yang tergelncir di antara tonjolan tulang. Adanya krepitus karena permukaan sendi
yang tidak rata di temukan pada pasien artritis. Jaringan sekitar sendi terdapat
benjolan yang khas di temukan pada pasien :
Kadang-kadang ukuran sendi menonjol akibat artrofi otot di proksimal dan distal
sendi sering terlihat pada artritis reumatoid sendi lutut.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf spinal
2. Resiko cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan
4. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan peran
C. Intervensi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NURSING CARE PLAN)
D. Implementasi
Implementasi Keperawatan merupakan tahap keempat dalam
proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai tindakan keperawatan
yang telah direncanakan (Hidayat Alimul, 2012).
E. Evaluasi
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomalasia adalah penyakit yang ditandai oleh gagalnya pendepositan
kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Penyebab utamanya adalah tidak
cukupnya mineralisasi tulang terutama kekurangan vitamin D. Tanda dan gejala
dari osteomalasia antara lain lemahnya tulang, nyeri tulang, nyeri tulang pelvis,
nyeri tulang panjang, nyeri tulang belakang.
Pada anak-anak jika penyakit ini tidak segera diobati maka
pertumbuhannya akan terhalang, anak jadi lambat untuk duduk, merangkak dan
berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan membengkokan lutut, tulang serta
persendian lainya sehingga menyebabkan kaki O (genu varum), dada busung
(pigeon chest) dan lutut bengkok ke dalam (genu valgum). Pada orang dewasa
kelemahan tulang menimbulkan resiko fraktur. Os vertebrata yang melunak akan
tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan berkurang tingginya atau cebol.
Trunkus yang memendek, sehingga mengubah bentuk toraks disebut kifosis
dimana terlihat bungkuk dan skoliosis.
B. Saran
Kami berharap para pembaca dapat memahami pembahasan makalah kami
tentang Osteomalacia, saran kami adalah agar setiap calon perawat dapat
memaksimalkan pengetahuanya dan tidak pernah berhenti untuk terus belajar dan
bekerja dengan kemampuan yang maksimal dan intergritas kerja yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta : EGC, 1998
Robbins, Kumar. Buku Ajar Patofisiologi II. Edisi 4. Jakarta: EGC, 1995
Smeltzer & Brenda G. bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi
8. Jakarta : EGC, 2002
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
1
Belakang…………………………………………………………...
1
B. Rumusan
1
Masalah……………………………………………………….
2
C.
Tujuan……………………………………………………………………
3
D. Manfaat
3
Penulisan……………………………………………………….
4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
5
A.
7
Definisi…………………………………………………………………..
8
B.
8
Etiologi…………………………………………………………………..
9
C.
Patofisiologi………………………………………………………………
D. Manifestasi 10
Klinis……………………………………………………….. 16
E. 17
Pathway………………………………………………………………….. 22
F. Pemeriksaan 22
Penunjang…………………………………………………..
G. 23
Penatalaksanaan…………………………………………………………. 23
H.
Komplikasi……………………………………………………………….
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian………………………………………………………………..
B.
Diagnosa…………………………………………………………………
C.
Intervensi…………………………………………………………………
D.
Implementasi……………………………………………………………..
E.
Evaluasi…………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………
B.
Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA