Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Berbisnis sesuai dengan preraturan
hukum” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas Bapak Roy Fachraby Ginting, S.H, M.Kn pada mata kuliah Hukum Bisnis. Penulis
ucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Rahman, S.H, MH selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Tugas yang telah diberikan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan serta wawasan tentang
Berbisnis sesuai dengan preraturan hukum bagi pembaca.

Lubuk Pakam, 08 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara harfiah kata bisnis berasal dari istilah Inggris “business” yang berarti kegiatan
usaha. Menurut Richard Burton Simatupang kata bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan
kegiatan usaha uang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu
berupa kegiatan mengadakan barang-barang atas jasa-jasa maupun fasilitas untuk
diperjualbelikan, dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

Adapun kegiatan bisnis secara umum dapat dibedakan 3 bidang usaha yaitu :
1. Bisnis dalam arti kegiatan perdangan (commerce), yaitu keseluruhan kegiatan jual beli
yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam negeri maupun diluar
negeri ataupun antara Negara tujuan  memperoleh keuntungan.
2. Bisnis dalam arti kegiatan industry (Industry) yaitu kegiatan memproduksi atau
menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya.
3. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (service), yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa
yang dilakukan baik oleh orang maupun badan.

Semua kegiatan-kegiatan dalam bisnis tentu memerlukan aturan dan peraturan yang
mengatur tata cara melakukan kegiatan dalam bisnis demi kepentingan para pihak dalam
berbisnis. Dari penjelasan diatas, muncul suatu pertanyaan, kenapa hukum itu diperlukan
dalam bisnis. Sehingga untuk mengatur segala kegiatan-kegiatan dalam bisnis maka
diciptakan suatu hukum yang mengaturnya yaitu hukum bisnis.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengetian hukum?
2. Apakah pengertian bisnis?
3. Bagaimana sejarah hukum bisnis?
4. Apakah pengertian perjanjian?
5. Apakah pengertian kontrak?
6. Apakah pengertian perikatan?
7. Apakah pengertian hubungan bisnis?
8. Bagaimana bentuk-bentuk hubungan bisnis?
9. Apakah pengertian badan usaha?
10. Apakah pengertian badan hukum usaha?
11. Apa saja bentuk badan usaha dan badan hukum usaha?
12. Bagaimana tentang perseroan terbatas?

C. Tujuan Masaalah
1. Untuk mengetahui pengetian hukum
2. Untuk mengetahui pengertian bisnis
3. Untuk mengtahui sejarah hukum bisnis
4. Untuk mengetahui pengertian perjanjian
5. Untuk mengetahui pengertian kontrak
6. Untuk mengetahui pengertian perikatan
7. Untuk mengetahui pengertian hubungan bisnis
8. Untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungan bisnis
9. Untuk mengetahui pengertian badan usaha
10. Untuk mengetahui pengertian badan hukum usaha
11. Untuk mengetahui bentuk badan usaha dan badan hukum usaha
12. Untuk mengetahui tentang perseroan terbatas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar Hukum Bisnis


Hukum Bisnis menurut para ahli

 Munir Fuady

Munir Fuady mengatakan bahwa Hukum Bisnis merupakan suatu perangkat atau kaidah
hukum termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara pelaksanaan
urusan atau aktivitas dagang, industri, atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi
atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpeneur dalam
risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.

 Abdul R. Saliman dkk

Menurut Abdul R. Saliman dkk, Hukum Bisnis atau Business Law/Bestuur


Rechts merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang muncul dari perjanjian-
perjanjian maupun suatu perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.

 Dr. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum

Menurut Dr. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum menyatakan hukum bisnis merupakan
seperangkat kaidah hukum yang diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan berbagai
persoalan yang muncul dalam kegiatan antar manusia, khususnya dalam bidang
perdagangan.

Hukum bisnis “business law” merupakan perangkat hukum yang mengatur tata cara dan
pelaksanaan kegiatan perdagangan, industri maupun keuangan yang berhubungan dengan
pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi ataupun kegiatan menempatkan uang yang
dilakukan oleh para pengusaha dengan tujuan dan motif tertentu dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan segala faktor risiko yang mungkin terjadi.

Hukum bisnis sendiri memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan telah diatur di dalam
Undang-Undang. Pada umumnya, ruang lingkup hukum bisnis mencakup beberapa hal
seperti bentuk badan usaha (PT, Firma, CV), kegiatan jual beli (termasuk ekspor dan impor),
investasi atau penanaman modal, ketenagakerjaan, pembiayaan, jaminan utang dan surat
berharga, hak kekayaan intelektual, asuransi, dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
bisnis. Hukum bisnis dibuat untuk mengatur dan melindungi bisnis dari berbagai risiko yang
mungkin terjadi di kemudian hari. Di bawah ini adalah beberapa tujuan hukum bisnis:

1. Menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan lancar.


2. Melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil Menengah
(UKM).
3. Membantu memperbaiki sistem keuangan dan perbankan.
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis.
5. Mewujudkan bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.

Selain itu terdapat beberapa fungsi dari hukum bisnis, yaitu:

1. Menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pelaku bisnis.


2. Pelaku bisnis dapat lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat mambangun bisnis,
sehingga bisnisnya tidak menyimpang dari aturan yang ada dan telah tertulis dalam
Undang-Undang.
3. Pelaku bisnis lebih memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam suatu kegiatan
bisnis.
4. Terwujudnya sikap dan perilaku bisnis atau kegiatan bisnis yang adil, jujur, wajar,
sehat, dinamis, dan berkeadilan karena telah memiliki kepastian hukum.

Terdapat 2 sumber hukum yang ada di Indonesia yaitu:

1) Sumber hukum material, yang isinya mengikat masyarakat untuk mematuhinya


karena sesuai dan bersumber dari kesadaran hukum yang hidup didalam masyarakat
terssbut.
2) Sumber hukum formal, adalah sumber hukum yang mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat dan wajib dipedomani karena cara pembentukannya diterima oleh
masyarakat tersebut. Sumber hukum formil antara lain terdiri atas peraturan
perundang-undangan seperti:
 UUD 1945
 Peraturan Pemerintah
 Keputusaan Presiden/peraturan daerah
 traktat yakni perjanjian antar negara yang dibuat dalam bentuk tertentu
 doktrin dari ahli hukum dan yurisprudensi (putusan hakim)
Kedua sumber hukum di atas merupakan dasar terbentuknya hukum bisnis atau
hukum yang digunakan dalam menjalankan bisnis. Sebagai contoh, sumber hukum bisnis
secara formil dari segi undang-undang antara lain:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang mengatur tentang


hubungan, baik hubungan atas kebendaan maupun antara perorangan dan badan
hukum. Dalam KUHPerdata, terdapat aturan mengenai jual beli, sewa menyewa,
pinjam meminjam (termasuk kredit), dan sebagainya.
2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur persoalan
perdagangan secara khusus yang belum diatur dalam KUHPerdata seperti bentuk
badan usaha meliputi CV dan firma.
3) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur persoalan
perdagangan secara khusus yang belum diatur dalam KUHPerdata seperti bentuk
badan usaha meliputi CV dan firma.
4) Peraturan lainnya di luar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD, misalnya undang-undang
yang mengatur tentang perseroan terbatas yang diatur dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas atau undang-undang yang mengatur tentang investasi yakni
Undang-Undang Penanaman Modal

1. Pengertian Hukum

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan
hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang
tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi untuk orang yang melanggar hukum.

 Hukum sebagai ilmu pengetahuan : yakni pengetahuan yang tersusun secara


sistematis (metodis) atas dasar kekuatan pemikiran.
 Hukum sebagai kaidah : yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau perikelakuan
yang pantas atau diharapkan.
 Hukum sebagai tata hukum : yakni stuktur dan proses perangkat kaidah-kaidah
hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu.
 Hukum sebagai petugas : yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang
berhubungan erat dengan penegakan hukum (law enforcement officer).

Pengertian hukum menurut beberapa para ahli yakni:

 Menurut E. Utrech
Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup tata tertib suatu masyarakat dan
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
 Menurut Suardi Tasrif
Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa dan
dibuat oleh yang berwenang, berisikan suatu perintah/larangan atau izin berbuat
sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan masyarakat.
 Menurut Satjipto Raharjo
Hukum merupakan karya manusia berupa norma-norma yang berisi petunjuuk tingkah
laku. Hukum merupakan cerminan dari kehendak manusia mengenai bagaimana
seharusnya masayarakat dibina dan kemana masyarakat harus diarahkan. Pertama
hukum harus rekamana dar ide yang dipilih oleh masyarakat tempat hukum dibuat,
ide tersebut berupa ide tentang keadilan.
 Menurut Prof. Dr. Van Kan
Hukum merupakan segala peraturan yang mempunyai sifat memaksa yang diadakan
untuk mengatur dan melindungi kepentingan orang di dalam masyarakat.
 Menurut Duguit
Hukum merupakan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang penggunaannya di
saat tertentu di acuhan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan atas kepentingan
bersama terhadap orang yang melanggar peraturan.
 Menurut Van Apeldoorn
Hukum merupakan peraturan penghubung antar hidup manusia, gejala sosial tidak ada
masyarakat yang tidak mengenal hukum, sehingga hukum menjadi suatu aspek
kebudayaan yaitu agama, adat, kesusilaan dan kebiasaan.
 Menurut Immanuel Kant
Hukum merupakan semua syarat dimana seseorang mempunyai kehendak bebas,
sehingga bisa menyesuaikan diri dengan kehendak bebas orang lain dan menaati
peraturan hukum mengenai kemerdekaan.
 Menurut Borst
Hukum merupakan semua peraturan bagi perbuatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, dimana saat pelaksanaan bisa dipaksakan dengan tujuan untuk
mendapat keadilan.

Hukum memiliki unsur sebagai berikut, yaitu:

1) Serangkaian peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan


masyarakat.
2) Peraturan itu dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib dalam suatu masyarakat
tertentu.
3) Peraturan-peraturan yang dibuat tersebut mempunyai kekuatan (bersifat) memaksa.
4) Terhadap pelanggaran atas peraturan tersebut dikenakan sanksi yang tegas.

Asas-asas Hukum

 Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis


Hukum atau perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan hukum dan
perundang-undangan yang bersifat umum.
 Asas Lex Superiori Derogat Legi Inferiori
Hukum atau peraturan yang lebih tinggi tingkatannya mengalahkan peraturan atau
hukum yang lebih rendah tingkatannya.
 Asas Lex Posteriori Derogat Legi Priori
Peraturan yang tingkatnya sederajat praaturan yang baru mengalahkan peraturan yang
lama apabila mengatur hal yang sama.

Menurut bentuknya, hukum terbagi dua yaitu hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.
Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan.
Sedangkan hukum tidak tertulis yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat
namun tidak tertulis dan diberlakukan, ditaati seperti peraturan perundang-undangan. Hukum
ini juga bisa disebut sebagai hukum kebiasaan.
2. Pengertian Bisnis

Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perorangan atau
juga organisasi yang melingkupi aktivitas produksi, pembelian, penjualan, atau juga
pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk bisa mendapatkan keuntungan atau laba. Kata
dari “bisnis” ini berasal dari bahasa Inggris, yakni “business” yang artinya ialah kesibukan.
Di dalam konteks sederhana, yang dimaksud dari kesibukan ini ialah melakukan suatu
aktivitas/kegiatan atau juga pekerjaan yang memberikan suatu keuntungan pada seseorang.

Pengertian bisnis Menurut Para Ahli:

 Menurut Jeff Madura


Pengertian bisnis ini merupakan suatu perusahaan yang menyediakan produk atau
juga jasa(layanan) yang diinginkan oleh para pelanggan.
 Menurut Brown dan Pretello
Pengertian bisnis ini merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang maupun
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan juga seluruh hal yang mencakup segala
bidang usaha yang dilakukan pemerintah atau juga swasta tidak peduli itu mengejar
laba maupun tidak.
 Menurut Hughes dan Kapoor
Definisi bisnis ini ialah suatu kegiatan atau aktivitas individu yang secara
terorganisasi di dalam menghasilkan serta menjual barang maupun jasa supaya bisa
mendapatkan keuntungan di dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
 Menurut L. R. Dicksee
Definisi dari bisnis ini ialah suatu bentuk aktivitas yang utamanya memiliki tujuan
untuk dapat memperoleh keuntungan bagi yang yang mengusahakan atau yang
berkepentingan di dalam terjadinya kegiatan atau aktivitas tersebut.

Di dalam dunia perekonomian, bisnis ini mempunyai suatu karakteristik diantaranya sebagai
berikut :

 Lembaga atau juga institusi dan/atau organisasi sosial serta ekonomi


 Berhubungan dengan segala macam barang serta jasa yang memenuhi kebutuhan
manusia.
 Mencari laba, profit(keuntungan).
 Menetukan harga yang sesuai dan akan terdapat suatu kemungkinan di dalam
mengalami kerugian.

3. Sejarah Hukum Bisnis

Sebelum dunia mengenal Hukum Bisnis maka pada mulanya lahirlah Hukum
dagang atau ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak dengan pihak lain yang
berkaitan dengan urusan-urusan dagang. Definisi lain menyatakan bahwa hukum dagang
merupakan serangkaian norma yang timbul khusus dalam dunia usaha atau kegiatan
perusahaan. Hukum dagang masuk dalam kategori hukum perdata, tepatnya hukum perikatan.
Alasannya karena hukum dagang berkaitan dengan tindakan manusia dalam urusan dagang.
Oleh karena itu hukum dagang tidak masuk dalam hukum kebendaan.

Kemudian hukum dagang juga berkaitan dengan hak dan kewajiban antarpihak yang
bersangkutan dalam urusan dagang. Hukum perikatan mengatur hal ini. Itulah sebabnya
hukum dagang dikategorikan ke dalam hukum perikatan. Hukum perikatan adalah hukum
yang secara spesifik mengatur perikatan-perikatan dalam urusan dagang.

Perkembangan hukum dagang di dunia telah berlangsung pada tahun 1000 hingga
1500 pada abad pertengahan di Eropa. Pada waktu itu telah lahir kota-kota yang berfungsi
sebagai pusat perdagangan, seperti Genoa, Venesia, Marseille, Florence hingga Barcelona.
Meski telah diberlakukan Hukum Romawi (Corpus Juris Civilis), namun berbagai masalah
terkait perdagangan belum bisa diselesaikan. Maka dari itu dibentuklah Hukum Pedagang
(Koopmansrecht).

Saat itu hukum dagang masih bersifat kedaerahan. Kodifikasi hukum dagang pertama
dibentuk di Prancis dengan nama Ordonance de Commerce pada masa pemerintahan Raja
Louis XIV pada 1673. Dalam hukum itu terdapat segala hal berkaitan dengan dunia
perdagangan, mulai dari pedagang, bank, badan usaha, surat berharga hingga pernyataan
pailit.Pada 1681 lahirlah kodifikasi hukum dagang kedua dengan nama Ordonance de la
Marine. Dalam kodifikasi ini termuat segala hal berkaitan dengan dagang dan kelautan,
misalnya tentang perdagangan di laut. Kedua hukum itu kemudian menjadi acuan dari
lahirnya Code de Commerce, hukum dagang baru yang mulai berlaku pada 1807 di
Prancis. Code de Commerce membahas tentang berbagai peraturan hukum yang timbul dalam
bidang perdagangan sejak abad pertengahan. Code de Commerce kemudian menjadi cikal
bakal hukum dagang di Belanda dan Indonesia.
Sebagai negara bekas jajahan Prancis, Belanda memberlakukan Wetboek van
Koophandel yang diadaptasi dari Code de Commerce. Meski telah dipublikasikan sejak 1847,
penerapan Wetboek van Koophandel baru berlangsung sejak 1 Mei 1848. Kerajaan Belanda
yang menjajah Indonesia dan turut mempengaruhi perkembangan hukum dagang di
Indonesia. Akhirnya lahirlah Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang diadaptasi
dari Wetboek van Kopphandel yang kemudian menjadi salah satu sumber dari hukum dagang
Indonesia.

B. Pengertian Perjanjian, Kontrak, dan Perikatan

1. Perjanjian

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

Pengertian perjanjian menurut para ahli, yakni :

 Menurut Prof. Subekti, S.H


Perjanjiann adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang lain, atau
di mana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
 menurut Van Dunne
Menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, Perjanjian yaitu:“Suatu
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan akibat hukum.”
Teori baru tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi
harus dilihat perbuatan sebelumnya atau yang mendahuluinya. Ada tiga tahap dalam
membuat perjanjian yakni:
1) Tahap pra-contractual,yaitu adanya penawaran dan penerimaan
2) Tahap contractual, yaitu adanya persesuaian pernyataan kehendak antara para
pihak.
3) Tahap post contractual, yaitu pelaksanaan perjanjian.
 Menurut KUH Perdata
Pengertian perjanjian berdasarkan ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata
Perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebihmengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih
Syarat sah perjanjian terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata:

 Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.


 Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian.
 Mengenai suatu hal/objek tertentu.
 Suatu sebab yang halal/tidak dilarang.

Terdapat juga beberapa jenis perjanjian, yakni :

 Perjanjian timbal balik dan perjanjian sepihak.


 Perjanjian percuma dan perjanjian dengan alas hak.
 Perjanjian bernama dan tidak bernama.
 Perjanjian kebendaan dan perjanjian Obligatoir perjanjian kebendaan.
 Perjanjian Konsesual dan perjanjian Real.

Adapun asas-asas perjanjian sebagai berikut

 Asas kebebasan berkontrak, 1338 BW.


 Asas konsensualisme.
 Asas kepercayaan.
 Asas kekuatan mengikuti “Pacta sunt servanda” berarti janji yang mengikat.
 Asas kepastian hukum.
 Asas Keseimbangan (Hak dan Kewajiban).
 Asas moral, asas kepatutan, asas kebiasaan, serta asas itikad baik.

2. Kontrak

Kontrak (Contract) menurut “Black’s Law Dictionaty” , diartikan sebagai suatu


perjanjian antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk beerbuat atau tidak
berbuat sesuatu hal yang khusus. Kontrak juga merupakan kesepakatan-kesepakatan yang
telah disepakatati bersama. Perjanjian yang dibuat secara tertulis disebut kontrak. Perjanjian
sebagai suatu kontrak merupakan perikatan yang mempunyai konsekuensi hukum yang
mengikat yang mengikat para pihak yang pelaksanaannya akan berhubungan dengan hukum
kekayaan dari masing-masing pihak yang terikat dalam perjanjian tersebut. (Ricardo
Simanjuntak).
Contoh perjanjian yang dibuat secara lisan yaitu, pada saat membeli minuman/makanan
di toko atau minimarket maka akan terikat dengan perjanjian jual beli. Pembeli perlu
membayar harga sesuai dengan bandrol di kasir.bSehingga hanya untuk membeli
minuman/makanan pembeli tidak perlu membuat perjanjian tertulis dengan pemilik toko atau
minimarket. Meskipun pada prinsipnya perjanjian tidak harus dibuat secara tertulis, akan
tetapi undang-undang masih menentukan beberapa bentuk perjanjian yang wajib dibuat
secara tertulis. Artinya apabila syarat tertulis tersebut tidak dipenuhi dapat mengakibatkan
perjanjiannya tidak sah.

3. Perikatan

Terdapat beberapa pegertian perikatan menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

 Menurut Prof. Subekti, S.H


Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukkum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain,
dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
 Menurut Pitlo
Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang bersifat harta kekayaan antara dua
orang atau lebih, atas dasar mana pihak yang satu berhak (kreditur) dan pihak lain
berkewajiban (debitur) atas sesuatu prestasi.

Perikatan lahir karena suatu perjanjian (persetujuan) atau karena undang-undang (Pasal 1233


KUH Perdata). Contoh perikatan. Pada transaksi jual beli, penjual wajib memberikan barang
kepada pembeli pada saat pembayaran telah dilakukan.

C. Hubungan Bisnis

1. Pengertian Hubungan Bisnis

Hubungan bisnis adalah hubungan antara pemangku kepentingan dalam proses bisnis,


seperti hubungan pemberi kerja - karyawan , manajer, serta mitra bisnis yang dialihdayakan.
Asosiasi bisnis memulai hubungan yang telah dibangun melalui saluran komunikasi
seperti telepon , kontak pribadi, dan emai. Jenis kontak ini dipertahankan dan diperdalam
melalui saluran serupa dalam bisnis dan organisasi internal. Dalam bisnis era ini, tujuan dari
banyak bisnis baik kecil maupun internasional adalah mengembangkan target
untuk memotivasi semua jenis karyawan untuk membentuk hubungan profesional.

Selain itu, hubungan bisnis eksternal sangat penting bagi organisasi mana pun karena
akan meningkatkan citra perusahaan, mengembangkan loyalitas merek , dan meningkatkan
penjualan. Ada banyak bentuk berbeda yang melaluinya hubungan bisnis dipertahankan. Pada
dasarnya, relasi-relasi ini sebagaimana dinyatakan sebelumnya, dibangun melalui jalur
komunikasi namun interaksi tatap muka dan media sosial dipandang paling efektif sehingga
memungkinkan orang untuk membentuk ikatan yang lebih kuat.

Kontak komunikasi memainkan peran penting dalam membentuk kembali manajemen


internal dan eksternal dalam organisasi. Kerjasama komunikasi secara internal dapat
mendorong berkembangnya “proses, strategi, kegiatan, kebijakan dan program” yang
memperkuat sistem informasi dan komunikasi. Membangun komunikasi yang baik di awal
bisnis antara karyawan, akan memberikan bisnis dengan reputasi positif di industri terhadap
persaingan dan pesaing di pasar. Oleh karena itu, ini dapat dibangun melalui penggunaan
program pelatihan dan sistem pengukuran yang efektif.

Berfokus pada aspek internal komunikasi, akan memungkinkan jaringan eksternal


mempercayai bisnis dengan memiliki perspektif yang tepat tentang proses yang mungkin
terjadi. Hal ini karena komunikasi sangat penting untuk dipertahankan, terutama saat bermitra
dengan perusahaan lain; apakah itu melalui penggabungan atau hanya bergabung dengan
proyek tertentu. Oleh karena itu, kemampuan bergaul dengan bisnis yang tepat menjadi
relevan agar perusahaan lebih inovatif; karena jaringan memungkinkan "transfer informasi
yang efektif"

2. Bentuk-Bentuk Hubungan Bisnis

 Keagenan/ Distributor

Muncul karena adanya pihak luar negeri yang tidak diperbolehkan untuk menjual
barangnya secara langsung, baik ekspor/ impor ke Indonesia. Pihak asing yang disebut
dengan prinsipal harus menunjukkan agen-agennya atau perwakilannya di Indonesia untuk
memasarkan produknya.

Keagenan bisa diartikan sebagai suatu hubungan hukum dimana seseorang/pihak agen
diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama orang/ pihak prinsipal untuk melaksanakan
transaksi bisnis dengan pihak lain. Sedangkan distributor tidak bertindak dan atas nama pihak
yang menunjuknya sebagai distributor (biasanya disebut supplier, atau manufacture). Seorang
distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri. Pasal 1338 KUHPerdata mengatur tentang
perjanjian bisnis antara agen/ distributor dengan prinsipalnya, yang dimuat dalam suatu
kontrak yang isinya sesuai dengan kehendak para pembuat kontrak tersebut.

Dalam perjalanannya, keagenan/ distributor dapat menemui suatu jalan sengketa,


karena hal itu sangatlah lazim sekali apalagi menyangkut masalah bisnis. Sengketa atau
perselisihan ini biasa disebut events of defaults, yang kemudian menjadi dasar bagi masing-
masing pihak untuk memutus perjanjian keagenan/ distributor diantara mereka. Biasanya
yang dikategorikan sebagai events of defaults antara lain adalah :

1) Apabila agen/ distributor lalai melaksanakan kewajibannya.


2) Apabila agen/ distributor melaksanakan apa yang sebenarnya tidak boleh
dilakukan.
3) Apabila para pihak jatuh pailit.
4) Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan para pihak tidak dapat melaksanakan
apa yang menjadi kewajiban-kewajibannya.
 Franchising (Hak Monopoli)

Kata Franchise sebenarnya berasal dari bahasa Perancis yang berarti bebas, atau lebih
Lengkapnya lagi bebas dari perhambaan (free from servitude). Franchise ini merupakan
sebuah metode untuk melakukan bisnis, yaitu suatu metode untuk memasarkan produk atau
jasa ke masyarakat. Secara spesifik franchising adalah konsep pemasaran., dan franchise
diartikan sebagai suatu sistem pemasaran atau sistem usaha untuk memasarkan produk atau
jasa tertentu.

Secara lebih lengkap franchise adalah hubungan berdasarkan kontrak lisensi yang
menimbulkan cara memasarkan barang atau jasa dengan memberi unsur kontrol tertentu
kepada pemasok (franchisor), sebagai imbalan bagi yang diperoleh oleh pihak yang mendapat
hak (franchisee) untuk menggunakan merek dan nama franchisor. Konsep 4P merupakan 4
hal yang menonjol dalam hal pemasaran konsep franchise yaitu product, price, place/
distribution dan promotion.

Karakteristik dasar Franchise:

1) Harus ada suatu perjanjian (kontrak) tertulis.


2) Franchisor harus memberikan pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan
dimasukinya.
3) Franchisee diperbolehkan (dalam kendali franchisor) beroperasi dengan
menggunakan nama/ merek dagang, format dan atau prosedur yang dimiliki
franchisor.
4) Franchisee harus mengadakan investasi yang berasal dari sumber dananya sendiri
atau dengan dukungan sumber dana lain.
5) Franchisee berhak secara penuh mengelola bisnisnya sendiri.
6) Franchisee membayar fee dan atau royalti kepada franchisor atas pendapatannya.
7) Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu dimana ia adalah satu-
satunya pihak yang berhak memasarkan barang atau jasa yang dihasilkannya.
8) Transaksi yang terjadi antara franchisor dengan franchisee bukan merupakan
transaksi yang terjadi antara cabang dari perusahaan induk yang sama, atau antara
individu dengan perusahaan yang dikontrolnya.
 Penggabungan Perseroan Terbatas (Joint Venture)

Merupakan usaha bersama yang mencakup semua jenis kerja sama. Istilah joint venture
juga sering dinyatakan dengan istilah lain seperti foreign collaboration, International
Enterprise, dsb. Dan ada dua jenis Joint Venture yaitu

1) Joint venture yang tidak melaksanakan penggabungan modal, sehingga kerja sama
tersebut hanya terbatas pada know-how yang dibawa kedalam joint venture.
2) Jenis kedua adalah joint venture yang ditandai oleh partisipasi modal.

Secara teoretis joint venture terbagi menjadi konsolidasi, merger dan akuisisi. Konsolidasi
adalah bergabungnya dua atau lebih suatu badan usaha menjadi suatu badan usaha baru.
Merger berarti penggabungan beberapa badan usaha, dimana sampai saat ini peraturan
mengenai merger hanya ada untuk usaha di bidang perbankan saja. Dan akuisisi adalah
pengambilalihan suatu badan usaha oleh badan usaha lain dengan tetap menggunakan nama
badan usaha lama. Dari keempat model penggabungan usaha tersebut tentu saja akan
mempunyai akibat aspek hukum yang berbeda yang dapat dilihat dalam pasal 102-109 UU
No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas.

 Bangun Guna Serah ( Build, operate and transfer)/ BOT


Menurut Keputusan Menteri keuangan Nomor : 248/KMK.04/1995 tanggal 2 juni
1995, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bangun guna serah adalah suatu bentuk
perjanjian kerja sama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang
menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk
mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan mengalihkan
kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa bangun guna
serah berakhir.

Macam macam Hubungan Bisnis

Terlepas dari bidang usaha yang dijalani dalam suatu perusahaan, beberapa macam
hubungan dan kondisi tersebut yaitu: 

 Hubungan Bisnis Antara Perusahaan dengan Kontraktor

Biasanya hubungan bisnis yang menyangkut dengan kontraktor adalah suatu hubungan


yang melakukan proyek dalam rangka membangun suatu bangunan pabrik, kantor atau
berbagai kebutuhan lainnya dengan kontraktor. 

 Hubungan Bisnis Antara Perusahaan dengan Pemasok

Biasanya untuk hubungan bisnis ini perusahaan melakukan perjanjian dengan para
pemasok barang atau jasa bagi kepentingan produksi atau operasi usahanya sehari-hari.
Mudahnya disebut Supply Agreement.

 Hubungan Bisnis Antara Perusahaan dengan Distributor, Retail/Agen Penjualan

Dalam hal melakukan penjualan, biasanya perusahaan tidak melakukan langsung melalui
divisinya. Perusahaan ini biasanya akan menunjuk pihak ketiga seperti distributor atau agen
penjualan untuk membantu memasarkan produk miliknya. Hubungan ini juga biasa disebut
Distribution Agreement dan Sales Representative Agreement.

 Hubungan Bisnis Antara Perusahaan dengan Konsumen atau Distributor

Hubungan yang satu ini singkatnya adalah ketidakmampuan konsumen untuk melakukan
pembayaran tunai, maka perusahaan dapat melakukan pembayaran tersebut terhadap
konsumen yang bersangkutan dengan melakukan perjanjian jual beli baik itu dengan cicilan
(Purchase With Installment) ataupun sewa beli (Hire Purchase Agreement)
 Hubungan Bisnis Antara Perusahaan dengan Para Pemegang Saham

Pada hubungan bisnis antara perusahaan dengan para pemegang saham ini umumnya hal
seperti penyertaan modal sudah diatur dalam anggaran dasar seperti perjanjian hutang
subordinasi atau bila ada kesepakatan antara pemegang saham yang lama dengan yang baru
yaitu Shareholder Agreement.

 Hubungan Bisnis Antara Perusahaan dengan Kreditur yang Memberikan Fasilitas


Kredit atau Pinjaman

Hubungan bisnis yang satu ini biasa dikenal dengan Facility Agreement atau Credit
Agreement. Hubungan ini biasanya hubungan yang melakukan sebuah transaksi pinjaman.
Seperti contohnya apabila ada sebuah perusahaan membutuhkan dana untuk kebutuhan
operasional usahanya maupun perusahaan yang membutuhkan dana untuk mengembangkan
usahanya, biasanya mereka akan mencari pinjaman kepada para kreditur yang dapat
memberikan fasilitas kredit atau pinjaman.

D. Badan Usaha dan Badan Hukum Usaha

1. Pengertian Badan Usaha

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha sering kali disamakan dengan perusahaan,
walaupun pada kenyataannya tetap memiliki perbedaan. Perbedaan utamanya, Badan Usaha
adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat di mana Badan Usaha itu mengelola
faktor-faktor produksi.

Terdapat beberapa pengertian menurut para ahli :

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah sekumpulan orang dan
modal yang mempunyai aktivitas yang bergerak di bidang perdagangan atau dunia
usaha / perusahaan.
 Menurut Undang-undang Ketentuan Umum Pajak Indonesia, adalah sekumpulan
orang dan modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang
tidak melakukan usaha.
 Menurut Pemerintah Hindia Belanda, adalah suatu kegiatan yang nantinya akan
dilakukan secara terus menerus dan bersifat terang-terangan.

Adapun pengelompokan jenis-jenis badan usaha berdasarkan beberapa aspek, sebagai


berikut:

1) Berdasarkan Jenis Kegiatan yang dilakukan


 Ekstraktif, badan usaha dengan jenis kegiatan yang telah tersedia di alam. Seperti
PT Pertamina, PT Bukit Asam dan lain sebagainya.
 Agraris, jenis kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Seperti PT Perkebunan
Negara, Pembibitan, dan Tambak.
 Industri, jenis kegiatan meningkatkan nilai ekonomi barang mengubah bentuknya.
Seperti PT Kimia Farma.
 Perdagangan, jenis kegiatan perdagangan tanpa mengubah bentuknya. Seperti PT
Matahari Store.
 Jasa, jenis kegiatan yang memenuhi dan menyediakan jasa kepada masyarakat.
Seperti PT Bank Rakyat Indonesia.
2) Berdasarkan Kepemilikan Modal
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), badan usaha yang pemilik modalnya adalah
Negara atau pemerintah. Seperti Perjan, PT Kereta Api, PT Timah Bangka, dan
PT Peruri.
 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), adalah modalnya dimiliki oleh pihak swasta
baik nasional maupun pihak asing. Seperti PT Pupuk Kaltim, PT Djarum, PT
Holcim dan lain sebagainya.
 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), adalah yang dimiliki oleh pemerintah
daerah. Seperti Bank Jabar Banten, Bank DKI, Bank Sumut, dan BPD lainnya.
 Badan Usaha Campuran, yaitu sebagian modalnya dimiliki swasta dan sebagian
lagi dimiliki oleh pemerintah. Seperti PT Telkom Indonesia, PT Garuda
Indonesia, PT BNI 1946, dan PT Bank Central Asia.
3) Berdasarkan Wilayah Negara
 Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri, yaitu modalnya dimiliki oleh
masyarakat negara itu sendiri. Seperti PT Bentoel Prima, PT Indofood dan PT
Sido Muncul.
 Badan Usaha Penanaman Modal Asing, yaitu milik masyarakat luar negeri yang
beroperasi di dalam negeri. Seperti PT Dupont Indonesia, PT Otsuka Indonesia.

2. Pengertian Badan Hukum Usaha

Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan
yang didirikan dengan akta yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang
memiliki hak dan kewajiban atau disebut juga dengan subyek hukum.

Ciri-ciri Badan Hukum

Karakteristik badan usaha yang bisa menjadi subyek badan hukum adalah sebagai berikut:

 Mempunyai kekayaan yang menjalankan aktivitas dalam badan hukum.


 Mempunyai hak dan kewajiban yang terpisah dari orang yang melakukan badan
hukum.
 Terdaftar sebagai badan hukum.
 Cakap dalam melakukan perbuatan hukum.
 Mempunyai akte notaris pada pendiriannya.

3. Bentuk Badan Usaha dan Badan Hukum

a). Usaha Perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah sesuatu perusahaan atau bentuk bisnis yang paling
rendah/sederhana. Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki, dikelola
dan manajemen ditangani langsung secara perseorangan. Dan segala bentuk tanggung-jawab
dan resiko pastinya akan ditanggung secara pribadi sehingga biasanya modal yang
dibutuhkan tidak begitu besar. Perusahaan ini menghasilkan keuntungan yang penuh dan
dikuasai oleh perseorangan. Namun ada keterbatasan pengembangan usaha karena tergantung
dari kemampuan pemilik perusahaan.

Ciri-ciri dari perusahaan perseorangan adalah:

 Usaha dimiliki oleh perseorangan


 Bentuk pengelolaannya sangat sederhana
 Modal yang dikeluarkan relatif tidak besar
 Kelangsungan bisnis tergantung pemiliknya sendiri
 Nilai penjualan dan juga nilai tambah yang diproduksi relatif lebih kecil.

b). Usaha Dagang

Usaha dagang dapat didefinisikan sebagai kegiatan jual beli barang jasa dan bertujuan untuk
mencari keuntungan termasuk melakukan kegiatan sebagai perantara dari kegiatan jual beli
tersebut.
Macam-macam Usaha Dagang
Berikut ini contoh macam-macam bisnis dagang berdasarkan skala atau jangkauannya :

 Pengecer
Menjadi pengecer bisa dalam bentuk skala kecil maupun besar. Anda bisa memulai
menjadi pengecer untuk barang-barang yang ada di warung-warung atau toko-toko
kelontong. Jika sudah cukup modal, bisnis dapat berkembang dengan menjadi
pengecer barang untuk minimarket, supermarket, usaha online, hingga bekerja dalam
bentuk direct selling.
 Penjualan agen
Usaha dagang penjualan agen kapasitasnya masih berada di atas pengecer. Usaha ini
memiliki jaringan yang lebih luas. Jika tertarik untuk menekuni usaha bisnis ini, bisa
menjual barang ke banyak wilayah dalam skala yang lebih besar. Bahkan dengan
menjadi agen, akan bisa menggerakkan agen-agen kecil atau tim pengecer untuk
mengembangkan usaha penjualan menjadi lebih luas baik secara online maupun
offline.
 Dropshipping
Banyak yang sudah mengenal dropshipping. Konsep dropshipping ini cukup berbeda
dari berbagai bisnis dagang yang ada. Usaha ini bisa dilakukan dengan modal kecil
atau bahkan tanpa modal. Dalam usaha ini, akan berperan sebagai agen pemasaran.
Dengan berbekal katalog, bisa memasarkan barang-barang dan mengajak calon
pembeli untuk membeli barang.
 Ekspor impor
Dalam bisnis ekspor impor, memiliki jaringan yang luas sampai ke manca negara dan
proses transaksinya juga dilakukan melalui lintas negara. Bekerja dalam jenis usaha
ekspor impor, tidak perlu berhubungan dengan proses produksi karena tugas
utamanya adalah mencari pembeli luar untuk membeli produk dalam negeri atau
sebaliknya mencari pembeli dalam negeri untuk membeli produk dari luar negeri.

 Distribusi barang besar


Jika memiliki modal yang besar dan berniat untuk memiliki bisnis dagang dengan
skala dan kapasitas yang lebih besar. Usaha distribusi barang besar memungkinkan
untuk memiliki jaringan dan lingkaran usaha yang lebih luas.

c). Firma

Perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang dengan memakai satu nama untuk
kepentingan bersama. Modal perusahaan firma berasal dari setoran langsung yang terkait
dalam kesepakatan firma. Akan tetapi dalam pembagian laba biasanya didasarkan sesuai pada
jumlah modal yang disetorkan pada masing-masing anggota firma itu sendiri. Contoh
perusahaan firma yang ada di Indonesia adalah perusahaan puma, perusahaan nike,
perusahaan firma hukum, perusahaan diadora dan lain sebagainya.

d). CV (Commanditaire Vennootschap/Perseroan Komanditer)

Perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh dua atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama dengan tingkat tanggung jawab yang berbeda-beda. Satu pihak bertanggung-jawab
bersedia menjadi pengurus dan mengelola perusahaan, sedangkan di pihak lain hanya
bersedia menyimpan modal dalam usaha dan bertanggung-jawab atas utang-utang perusahaan
tetapi tidak bersedia menjadi pengurus atau mengelola perusahaan. Pembagian hasil usaha
biasanya sudah ditetapkan dan tertera dalam perjanjian pembentukan awal perusahaan
komanditer (CV) tersebut. Biasanya porsi pembagian hasil usaha biasanya ditentukan dari
modal dan porsi tanggung-jawab dari masing-masing pihak.

e). Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk badan usaha yang memiliki badan
hukum, sebagaimana tertera dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1
tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Penjelasan PT adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang No.
1 tahun 1995 serta peraturan pelaksanaannya. Dalam pelaksanaanya sudah banyak perseroan
terbatas (PT) sangat berperan pada perekenomian nasional. Sebagai contoh PT Pertamina
dengan PT Medco Energi International, Tbk yang memiliki jenis badan usaha milik swasta
(BUMS) yang berperan bertambahnya kas negara dari pajak dan laba perusahaan
sebagai pendapatan nasional.

f). Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum


koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Pengertian diatas tertera dalam
Undang-undang No 25 Tahun 1992, sehingga peranan koperasi sangat berperan aktif dalam
mengupayakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

g). Yayasan

Berbeda dengan badan-badan usaha lainnya, yayasan merupakan badan usaha yang
tidak mencari untung. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yayasan:

 Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku


 Didirikan dengan akta notaris
 Dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi,
sosial dan kemanusiaan
 Tidak memilik anggota dan tidak dimiliki siapapun, namun memiliki pengurus atau
organ untuk merealisasikan tujuan Yayasan
 Dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan dengan
hukum, likuidasi dan pailit.
 Yayasan lebih cenderung mengutamakan kepentingan sosial dan memiliki badan
hukum sendiri.

Yayasan juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Kelebihan yayasan merupakan
lembaga nirlaba yang rela membantu masyarakat. Keberadaan yayasan kerap kali membantu
terciptanya keseimbangan sosial dalam masyarakat. Adapun kekurangan dari yayasan, yakni
terbatasnya dana. Hal ini tentu bisa menghambat kegiatan usaha yang dilakukan olehnya. Di
Indonesia terdapat berbagai macam yayasan yang tersebar. Beberapa contohnya adalah Insan
Muda Mulia, Obor Berkat Indonesia (OBI), Putera Sampoerna Foundation dan Indonesia
Mengajar. Yayasan-yayasan ini biasa bergerak di bidang sosial, edukasi dan religi untuk
membentuk keseimbangan sosial di masyarakat Indonesia.

h). BumDes, BUMD, dan BUMN

 BumDes

Pengertian badan usaha milik desa (atau disingkat menjadi Bumdes) adalah usaha
desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa, dan berbadan hukum. Pemerintah Desa bisa
mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa.
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. Kepengurusan
Badan Usaha Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan masyarakat desa setempat.

Definisi Badan Usaha Milik Desa atau disingkat BUM Desa adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Modal atau sumber dana BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) bisa berasal dari
Pemerintah Desa, tabungan masyarakat, bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota, pinjaman, atau penyertaan modal pihak lain atau kerja sama
bagi hasil atas dasar saling menguntungkan. Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan
pinjaman, yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD.

 BUMD

Menurut Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah,
BUMD didirikan bertujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya
dan pembangunan ekonomi nasional umumnya, untuk memenuhi kebutuhan rakyat menuju
masyarakat yang adil dan makmur. Pendirian BUMD dilakukan oleh Pemerintah Daerah
melalui Peraturan Daerah, menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.

Badan usaha milik daerah adalah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah. BUMD
merupakan organisasi yang memiliki status korporat yang independen, dipimpin oleh dewan
direksi yang ditunjuk oleh pejabat pemerintah daerah dengan kepemilikan mayoritas publik.
 BUMN

BUMN merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
pemerintah. Meskipun begitu, karyawan yang bekerja di BUMN tidak disebut sebagai
pegawai negeri, melainkan karyawan BUMN. Bentuk badan usaha ini pun dibagi lagi
menjadi 3 bentuk, yakni:

1) Perusahaan Jawatan (Perjan)


Perjan adalah salah satu bentuk badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh
pemerintah. Bentuk BUMN ini memiliki fokus untuk memberi pelayanan kepada
masyarakat. Namun karena fokus tersebut, Perjan tidak mendapat pemasukan untuk
menanggulangi kebutuhan operasionalnya. Oleh sebab itu, bentuk BUMN ini sudah
tidak diterapkan lagi. Salah satu contoh Perjan adalah PJKA (Perusahaan Jawatan
Kereta Api), yang kini berubah menjadi PT. KAI.
2) Perusahaan Umum (Perum)
Perum dapat juga disebut sebagai evolusi dari Perjan. Sebetulnya Perum dan Perjan
tidak jauh berbeda, hanya saja Perum berorientasi pada laba atau mencari keuntungan.
Perum dikelola oleh negara, dan karyawannya berstatus sebagai pegawai negeri.
Sayangnya, meskipun sudah berganti orientasi kepada laba, Perum tetap saja merugi.
Negara pun memutuskan untuk menjualnya ke publik dan mengubahnya menjadi
Persero. Contoh dari Perum yang telah berubah menjadi Persero, diantaranya adalah:
Perum Asabri yang kini menjadi PT Asabri. Kemudian ada Perum Pegadaian yang
kini menjadi PT Pegadaian, serta ada Perum Telekomunikasi (Perumtel) yang kini
menjadi PT Telkom Indonesia Tbk.

E. Perseroan Terbatas

1. Pengertian

Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham
yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan,
perubahan kepemilikan perusahaan bisa dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

2. Dasar Hukum

 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


Di dalam undang-undang tersebut terdapat beberapa syarat pendirian PT secara
formal. Beberapa syarat tersebut diantaranya:
a) Didirikan oleh dua orang atau lebih.
b) Memiliki akta notaris berbahasa Indonesia.
c) Masing-masing pendiri diwajibkan mengambil bagian dari saham, kecuali ada
peleburan saham.
d) Akta pendirian harus telah disahkan oleh kementerian kehakiman.
 Undang-Undang No. 30 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. M. Hh-
01.01 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan
Hukum Dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Serta Penyampaian
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Dan Perubahan Data Perseroan Terbatas.

3. Cara Pendirian

Umumnya, Ada enam langkah dalam mendirikan Perseroan Terbatas, sebagai berikut:

1) Perencanaan

Pihak yang ingin mendirikan PT terlebih dulu harus duduk bersama dan bermusyawarah
untuk menyepakati beberapa hal:

 Jenis usaha yang akan dijalankan (misalnya jenis usaha : produksi, distribusi, barang
atau jasa, dan sebagainya).
 Besaran modal masing-masing pihak yang akan ditempatkan dan disetorkan untuk
jadi modal PT.
 Lokasi, tempat atau kedudukan PT yang akan didirikan
 Susuan kepengurusan PT yang akan didirikan, dan lain-lain.
 (hasil musyawarah atau rapat tersebut dicatat atau dibuat tertulis/notula rapat).

2) Persiapan Dokumen

Pihak-pihak yang sudah sepakat mendirikan PT, akan masuk ke dalam struktur PT,baik
sebagai direksi, komisaris maupun pemegang saham. Sehingga harus mempersiapkan segala
surat-menyurat ataupun dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pengurusan pendirian PT,
seperti notula rapat, Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu keluaga, surat-surat aset, dsb yang
berhubungan dengan PT yang akan didirikan.

3) Akta Notaris

Setelah langkah pertama dan kedua disepakati/dilakukan, selanjutnya para pihak pergi
menghadap notaris untuk membuat Anggaran Dasar atau Akta Pendirian PT, sebagaimana
ketentuan pasal 7 ayat (1) UU 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) yaitu:
”Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam
bahasa Indonesia”. Kemudian dilanjutkan dengan pengecekan nama PT, pembayaran pajak
perseorangan, dan tambahan berita negara.

4) Mengurus surat izin

Selanjutnya mengurus izin misalnya izin lingkungan, surat keterangan domisili usaha,
nomor pokok wajib pajak para pendiri dan izin gangguan (HO), dan izin-izin lain yang
diharuskan peraturan perundang-undangan sesuai dengan jenis aktivitas atau kegiatan bisnis
dari PT yang akan didirikan.

5) Permohonan Pengesahan Sebagai Badan Hukum

Selanjutnya, mengajukan permohonan pengesahan PT sebagai badan hukum kepada


departemen terkait yakni Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai ketentuan Pasal
7 ayat 4 UUPT. Pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. M. HH-01.01 Tahun 2011 (Permenkumham No. 1/2011).
Permohonan yang diajukan dilakukan dengan cara mengisi Format Pendirian dilengkapi
keterangan mengenai dokumen pendukung[3]. Adapun dokumen-dokumen pendukung yang
harus disiapkan adalah :

 Salinan akta pendirian perusahaan/PT


 Bukti setoran modal para pendiri (bermaterai)
 Bukti pembayaran penerimaan negara bukan pajak, (PBPB), yang terdiri dari: biaya
cek nama perusahaan sudah daftar atau belum, biaya pengesahan badan hukum
perseroan, biaya untuk Tambahan Berita Negara.
 Notula Rapat

6) Pendaftaran PT

Selanjutnya adalah mendaftarkan akta pendirian PT yang sudah dibuat di hadapan notaris
kepada Departemen atau Kementerian Negara terkait.

Adapun hal-hal yang perlu dilampirkan dalam mengajukan daftar perusahaan sebagai
berikut:

 Salinan akta pendirian


 KTP para pendiri
 Keterangan Domisili Usaha
 NPWP
 Pasfoto 4×6 = 6 lembar

4. Direksi dan Komisiaris

Direksi adalah organ perseroan yang memiliki tugas dan wewenang untuk mengurus
perseroan. Tindakan pengurusan perseroan oleh direksi hanya untuk kepentingan perseroan
seesuai dengan maksud dan tujuan perseroan (pasal 92 ayat (1) UUPT).

Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan


secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
Direksi. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada
Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Setiap
anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dalam mengawasi dan
memberikan nasihat kepada Direksi.

5. Saham

Saham adalah bukti telah dilakukan penyetoran penuh modal yang diambil bagian
oleh para pemegang saham dalam Perseroan Terbatas. Saham dalam Perseroan Terbatas
tersebut dikelompokan berdasarkan karateristik yang sama, yang disebut klasifikasi saham.
Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(“UUPT”) menyebutkan, Anggaran Dasar Perseroan menetapkan lebih dari satu klasifikasi
saham. Saham di dalam sebuah Perseroan Terbatas dapat terbagi atas:

 Saham/Sero Atas Nama, yaitu nama persero ditulis di atas surat sero setelah
didaftarkan dalam buku Perseroan Terbatas sebagai persero.
 Saham/Sero Pembawa, yaitu suatu saham yang di atas surat tidak disebutkan nama
perseronya.

Ditinjau dari hak-hak persero, saham/sero dapat pula dibagi sebagai berikut:

 Saham/Sero Biasa
Sero yang biasanya memperoleh keuntungan (dividen) yang sama sesuai dengan yang
ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham.
 Saham/Sero Preferen
Sero preferen ini selain mempunyai hak dan dividen yang sama dengan sero biasa,
juga mendapat hak lebih dari sero biasa.
 Saham/Sero Kumulatif Preferen
Sero kumulatif preferen ini mempunyai hak lebih dari sero preferen. Bila hak tersebut
tidak bisa dibayarkan pada tahun sekarang, maka dibayarkan pada tahun berikutnya.

6. PT Terbuka dan tertutup

Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada


masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum,
diperjualbelikan melalui bursa saham. Contoh-contoh PT.Terbuka adalah PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia
Tbk, dan lain-lain.

Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya berasal dari
kalangan tertentu misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja atau
orang kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hukum mengatur segala hal dan tata tertib di masyarakat, didalam hukum adanya
aturan yang memaksa dan adanya sanksi.
2. Hukum bisnis “business law” merupakan perangkat hukum yang mengatur tata cara
dan pelaksanaan kegiatan perdagangan, industri maupun keuangan yang berhubungan
dengan pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi ataupun kegiatan menempatkan
uang yang dilakukan oleh para pengusaha. Yang terpenting dalam hubungan bisnnis
adalah membangun integritras dan menjaga kepercayaan..
3. Corpus Juris Civilis adalah hukum perdagangan pertama.
4. Perikatan lahir karena suatu perjanjian (persetujuan) atau karena undang-
undang (Pasal 1233 KUH Perdata).
5. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
6. Kontrak diartikan sebagai suatu perjanjian antara dua orang atau lebih yang
menciptakan kewajiban untuk beerbuat atau tidak berbuat sesuatu hal yang khusus.
Kontrak juga merupakan kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakatati bersama.
Perjanjian yang dibuat secara tertulis disebut kontrak.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan bia diterapkan dalam kegiatan bisnis.
Sehingga pelaku-pelaku bisnis harus mengatur kegiatan bisnisnya sesuai dengan hukum
yang berlaku agar semua kegiatan bisnis, tujuan, dan manfaatnya dapat terlaksana dengan
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Sukandar, Dadang. 2017. Panduan Membuat Kontrak Bisnis. Jakarta: PT Visi Media Pustaka

B. Internet

https://libera.id/blogs/hukum-bisnis/

https://hukumku.com/pengertian-hukum/ (diakses pada 30 Mei 2017)

https://youtu.be/6fdgYQR2k3k (dipublikasikan pada 18 Mei 2020)

https://youtu.be/N33iH4Ueal (dipublikasikan pada 22 Juni 2020)

https://pendidikan.co.id/pengertian-bisnis/ (diakses pada 26 Januari 2021)

https://youtu.be/j2gG57BL3ws (dipublikasikan pada tanggal 18 Februari 2015)


Daftar Riwayat Hidup

Shinta Nurul Syafwani panggilan Shinta, lahir di Medan


pada tanggal 14 September 2002. Anak kedua dari dua
bersaudara pasangan dari Syafri dan Nur Lelawati. Penulis
sekarang bertempat tinggal di Jl. Antara komp Purna yudha no
214 Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli
Serdang.

Pndidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu SDN


106831 Bakaran Batu lulus pada tahun 2015. Penulis
malanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam lulus
pada tahun 2017. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah
Atas di SMAN 1 Lubuk Pakam dan lulus pada tahun 2020. Pada tahun 2020 penulis
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Sumatera Utara
(USU) Fakultas Ekoomi dan Bisnis pada program studi S1 Ekonomi Pembangunan. Sampai
dengan penulisan makalah ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi Program S1
Ekonomi Pembangunan di Univrsitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai