Anda di halaman 1dari 4

Nama : m.

Zainul azhari

Nim : 1708060005

1. Interaksi yang terjadi antara amlodipin dan simvastatin yaitu interaksi


farmakokinetik. Amlodipin secara signifikan meningkatkan AUC HMG-
CoA reductase inhibitors setelah pemberian simvastatin. Karena obat ini
sering digunakan bersamaan untuk pasien dengan hipertensi dan
hiperkolesterolemia.
2. ACEi merupakan salah satu ipertensi yang sering digunakan dalam
penatalaksanaan hipertensi. 4Hypertension Guideline tahun 2014
menyebutkan bahwa pada populasi Nonblack,termasuk pasien dengan
diabetes, terdapat 4 macam antihipertensi yang menjadi terapi pilihan
utama. Antihipertensi tersebut yaitu diuretik tiazid, calcium channel
blocker (CCB),angiotensin converting enzyme inhibito(ACEi), atau
angiotensin receptor blocker (ARB) ACEi atau ARB direkomendasikan
sebagai terapi awal ataupun terapi tambahan pada populasi >18 tahun
dengan gangguan ginjal kronis dan hipertensi untuk meningkatkan outcome
ginjal. ACEi direkomendasikan pula sebagai pilihan lini pertama pada
pasien hipertensi < 55 tahun berdasarkan National Institue for Health and
Clinical Excellent (NICE) guideline Batuk kering merupakan efek samping
yang cukup sering terjadi pada pemakaian Angiotensin Converting Enzyme
inhibitor (ACEi) dengan rentang 5% hingga 30%. 6 Kejadian batuk kering
akibat penggunaan ACEi yang tidak disadari oleh tenaga kesehatan dapat
menyebabkan pasien menjalani serangkaian evaluasi, tes diagnostik dan
pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan. Terapi empirik batuk
dengan menggunakan antitusif, bronkodilator ataupun antibiotik dapat
menambah biaya pengobatan yang sebenarnya tidak perlu dikeluarkan
sehingga penting untuk diketahui hubungan penggunaan ACEi, kejadian
batuk kering dan faktor-faktor yang memengaruhi kejadian batuk kering
tersebut. 4 Deteksi dan pengobatan dini pada hipertensi diketahui dapat
menurun- kan mortalitas terkait dengan serangan jantung, gagal jantung,
stroke, dan gagal ginjal. 1 Monitoring reaksi obat yang tidak dikehendaki
(ROTD) penting untuk dilakukan terutama pada penyakit kronis seperti
hipertensi yang memerlukan terapi jangka panjang
3. Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total
(K- total), kolesterol LDL (K-LDL), trigliserida (TG), serta penurunan
kolesterol HDL (KHDL). Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya
mempunyai peran yang penting, dan erat kaitannya satu dengan yang lain,
sehingga tidak mungkin dibicarakan tersendiri. Agar lipid dapat larut dalam
darah, molekul lipid harus terikat pada molekul protein (yang dikenal
dengan nama apoprotein, yang sering
disingkat dengan nama Apo. Senyawa lipid dengan apoprotein dikenal
sebagai lipoprotein. Tergantung dari kandungan lipid dan jenis apoprotein
yang terkandung maka dikenal lima jenis liporotein yaitu kilomikron, very
low density lipo protein(VLDL),intermediate density lipo protein (IDL),
low-densitylipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein(HDL)
(tabeDari total serum kolesterol, KLDL berkontribusi 60-70 %, mempunyai
apolipoprotein yang dinamakan apo B-100 (apo B). Kolesterol LDL
merupakan lipoprotein aterogenik utama, dan dijadikan target utama untuk
penatalaksanaan dislipidemia. Kolesterol HDL berkontribusi pada 20-30%
dari total kolesterol serum. Apolipoprotein utamanya adalah apo A-1 dan
apo A-II. Bukti bukti menyebutkan bahwa HDL memghambat proses
aterosklerosis
4. Tekanan Darah Sistolik
Di saat jantung berdetak, otot jantung akan berkontraksi untuk memompa
darah melalui arteri ke seluruh tubuh. Kontraksi otot jantung tersebut
kemudian akan menimbulkan tekanan pada arteri. Tekanan inilah yang
disebut sebagai tekanan darah sistolik atau tekanan tertinggi yang dicapai
saat otot jantung berkontraksi. Tekanan darah sistolik normal pada orang
dewasa yakni berkisar antara 90-120 mmHg. Jika berada pada kisaran
angka 120-139 mmHg maka termasuk pra-hipertensi. Seseorang dianggap
hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya berada pada angka 140 atau
lebih.
Tekanan Darah Diastolik
Ketika kontraksi otot jantung telah berakhir, maka otot jantung pun akan
menjadi rileks. Hal ini mengakibatkan suplai darah ke aorta (arteri terbesar
dalam tubuh) akan berhenti kira-kira 1/10 detik Pada saat inilah, aorta akan
kembali ke posisi semula dan tekanan darah pun menurun. Tekanan darah
di dalam arteri ketika jantung sedang beristirahat/rileks (antar detak) inilah
yang kemudian disebut dengan tekanan darah diastolik Pada orang dewasa,
tekanan darah diastolik normalnya berada pada kisaran angka 60-80
mmHg. Apabila berkisar pada angka 80-89 masih termasuk normal, namun
kurang ideal. Sedangkan jika berada pada angka 90 atau lebih maka
dianggap hipertensi.
5. Contoh kasus adalah pasien yang mengalami efek samping hipokalemia
akibat penggunaan obat diuretika. Hipokalemia ditandai dengan penurunan
kadar kalium serum di bawah ambang normal berdasarkan pemeriksaan
laboratorium. Hipokalemia ini dapat diketahui kebenarannya dan dapat
dibaca oleh siapa saja dengan cara melihat hasil pemeriksaan laboratorium.
Selain hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan radiologis juga
dapat dijadikan sebagai data objektif. Lingkup data objektif juga termasuk
obat-obatan yang digunakan pasien selama perawatan.
Setelah mengetahui dan menuliskan data subjektif dan objektif, maka
selanjutnya dilakukan asesmen atau penilaian. Pada bagian asesmen ini,
seorang apoteker farmasi klinik akan menganalisis permasalahan
berdasarkan data subjektif dan objektif yang telah diperoleh sebelumnya.
Kesimpulan analisis ditulis sebagai asesmen. Misalnya pasien dengan data
objektif berupa “mual setelah minum obat”, data subjektif berupa “pasien
mengalami hipokalemia” dan “pasien mendapat obat aspirin dan
furosemid”, maka asesmen yang dapat dituliskan adalah “diduga mual
karena aspirin” dan “diduga hipokalemia karena furosemid”. Untuk
mendukung asesmen, sertakan pula skor Naranjo yang dapat memberikan
derajat efek samping obat (bila ada) yang dialami pasien

Anda mungkin juga menyukai