Anda di halaman 1dari 39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH


BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA PLASTIK
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDAPURNA 01
KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

JAYA
NIM. X4711071

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi dimana kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Sidapurna 01, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan Skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penulisan skripsi;.
2. Drs. H. Sunardi, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan persetrujuan skripsi;
3. Waluyo, S.Pd. M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd sebagai pembimbing I dan Drs. Sukono, M.Or
sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan
lancar.
5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
6. Bapak. Dakhrun, S.Pd. kepala Sekolah SD Negeri Sidapurna 01 Kecamatan
Dukuhturi, Kabupaten Tegal, yang telah memberikan izin untuk mengadakan
penelitian di sekolah yang dipimpin.
7. Siswa kelas V SD Negeri Sidapurna 01 Kecamatan Dukuturi, Kabupaten
Tegal, tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran, dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.

Tegal, Juli 2012

Penulis

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
MOTTO................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR............................................................................................ vii
DAFTAR ISI........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 4
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 19
BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 22
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 22
B. Subyek Penelitian .............................................................................. 22
C. Sumber Data ..................................................................................... 23
D. Tehnik Dan Alat Pengumpulan Data ............................................... 23
E. Analisa Data ....................................................................................... 23
F. Prosedur Penelitian ............................................................................ 24
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 28
A. Deskripsi Kondisi Awal .................................................................... 28
commit
B. Hasil Pengolahan Data to user
...................................................................... 28

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Pembahasan........................................................................................ 31
E. Hasil Penelitian .................................................................................. 32
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 33
A. Simpulan ............................................................................................ 33
B. Implikasi............................................................................................. 33
B. Saran ................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 36

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Jaya. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA


VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA PLASTIK PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI SIDAPURNA 01 KECAMATAN DUKUHTURI
KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dalam


pembelajaran passing bawah bola voli . Memberikan motivasi siswa melalui pendekatan
pembelajaran dengan model bermain sehingga siswa lebih berminat, senang, dan
memahami passing bawah pada bola voli sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Penelitian ini menggunakan metode action research (tindakan kelas). Adapun
populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01
Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Tahun Ajaran 2011/2012. Teknik sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mengikutsertakan seluruh siswa yang ada di dalam
penelitian. Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah seluruh penelitian yang ada yaitu
sebanyak 24 siswa. Terdiri dari 12 siswa putra, dan 12 siswa putri.
Yang melatarbelakangi Perbaikan Pembelajaran ini adalah hasil belajar passing
bawah bola voli siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01 tahun pelajaran 2011/2012 pada
saat tes formatif nilai rata-ratanya masih di bawah Kriteria Ketuntatasan Minimal (KKM)
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 65. Sebagai guru Pendididkan Jasmani Olahraga
Kesehatan terketuk hatinya untuk mencari solusi agar hasil belajar dapat meningkat.
Penulis mencoba menggunakan pembelajaran dengan bola plastik dengan
harapan anak terbiasa menekukkan kedua kaki pada saat passing bawah dan tidak takut
terhadap bola yang dipakai. Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan selama tiga bulan
dimulai dari bulan April sampai dengan Juni tahun 2012 dan dilaksanakan dalam dua
siklus. Berdasarkan hasil rata-rata pada setiap siklus selalu mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Nilai rata-rata sebelum siklus adalah 60.42, siklus I 69.17, dan siklus II
79.58. Berdasarkan kenyataan tersebut membuktikan bahwa pembelajaran loncat bilah
dan bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar passsing bawah bola voli mini siswa
kelas IV SD Negeri Sidapurna 01 tahun pelajaran 2011/2012 dan telah terbukti
kebenarannya.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Olahraga merupakan aktivitas fisik dan jasmani yang dapat digunakan
sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Olahraga dapat
memberikan dampak positif bagi pelakunya. Selain dapat meningkatkan
kesehatan fisik dapat merangsang pertumbuhan jasmani. Olahraga juga
merupakan sarana untuk menunjang pembinaan emosional, mental dan sosial.
Oleh karena itu maka, olahraga dimasukan sebagai materi wajib yang dimasukan
melalui mata pelajaran pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media pendidikan yang
tujuannya bukan semata-mata hanya mengembangkan aktivitas jasmani anak,
melainkan melalui aktivitas jasmani dikembangkan pada potensi lainnya yaitu
afektif, kognitif, dan psikomotor anak. Guru pendidikan jasmani menggunakan
aktivitas gerak sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani
disekolah.
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI
yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2007:16) pada
mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas IV, Semester
2 tentang standar kompetensi 6. yang berbunyi “Mempraktikkan gerak dasar ke
dalam permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya” serta
kompetensi dasar 6.2 yang berbunyi “Mempraktikkan gerak dasar berbagai
gerakan yang bervariasi dalam permainan bola besar beregu dengan peraturan
yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama regu, sportifitas, dan kejujuran” maka
materi pembelajaran yang dipilih adalah permainan bola voli mini sesuai dengan
fasilitas dan peralatan yang tersedia.
Masalah yang sering dihadapi oleh siswa SD adalah masalah teknik dasar
dan peralatan. Menurut Rusli Lutan (1988: 322) bahwa, “peralatan merupakan
kondisi eksternal memberikan pengaruh yang dominan terhadap proses belajar
commit to user
dan penampilan gerak”. Peralatan yang dibutuhkan pada permainan bola voli

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2

mini diantaranya adalah bola dan jaring (net). Untuk mengajarkan bola voli di
SD ukuran lapangan, net dan bola dapat dimodifikasi (diturunkan) beratnya dari
ukuran standard sehingga para siswa memiliki motivasi untuk belajar tanpa
dibebani rasa takut cedera.
Pada siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01 Kecamatan Dukuhturi
Kabupaten Tegal sedang dilaksanakan kegiatan pembelajaran bola voli
khususnya tekhnik dasar passing bawah sesuai dengan rencana program
pembelajaran. Setelah dilaksanakan tes formatif ternyata nilai rata-ratanya 47.80,
berarti masih di bawah KKM yang telah ditetapkan sebesar 65. Jumlah siswa 28
yang mendapatkan nilai di atas 65 baru 4, sedangkan sisanya sebanyak 24
nilainya masih di bawah KKM.
Banyak hal yang penulis temukan pada saat pembelajaran berlangsung,
Oleh karena itu penulis minta bantuan teman sejawat dan kepala sekolah untuk
memberi masukan agar proses pembelajaran mata pelajaran Penjas Orkes pada
materi pokok passing bawah bola voli dapat lebih menarik sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat. Berdasarkan pengamatan ternyata posisi kaki para siswa
tidak dapat bertumpu dengan baik dan peralatan bola voli yang nampaknya
menjadi kendala utama. Bola voli cukup berat bagi siswa, hal ini membuat siswa
takut dan ragu-ragu sehingga gagal dalam melakukan passing bawah. Begitu juga
posisi kedua kaki yang tidak bertumpu secara benar dapat mengakibatkan hasil
passing bawah tidak dapat sempurna. Oleh karena itu, untuk mengatasi
permasalahan yang ada digunakan Pembelajaran Bola Plastik. Bola Plastik
ukurannya lebih ringan dan lebih lunak dibandingkan bola voli dan tentunya
lebih murah harganya sehingga mudah untuk dibeli.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
”Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam
permainan bola voli melalui media pembelajaran bola plastik pada siswa kelas IV
SD Negeri Sidapurna 01 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun
commit to user
Pelajaran 2011/2012?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ada dua macam:
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri
Sidapurna 01 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal tahun pelajaran
2011/2012 pada materi permainan bola voli.
2. Tujuan Khusus
Untuk melakukan perbaikan pembelajaran passing bawah bola voli pada
siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten
Tegal tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
Manfaat Secara Praktis
1. Manfaat bagi siswa
a). Siswa dapat bermain bola voli mini dengan peralatan yang sederhana.
b). Hasil belajar passing bawah meningkat.
c). Dapat dipakai sebagai acuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan hasil belajar passing bawah pada permainan bola voli.
2. Bagi Guru
Dapat memberikan masukan tentang teknik, strategi, pendekatan
metode maupun perbaikan pembelajaran yang baik dalam melaksanakan
proses pembelajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Bola Voli Mini
Bola voli mini merupakan olahraga permainan beregu yang banyak digemari
masyarakat. Bola voli mini cukup menyenangkan sehingga cocok digunakan sebagai
olahraga rekreasi untuk mengisi waktu luang setelah bekerja. Bola voli mini juga
dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kesehatan, pendidikan dan untuk
memperoleh prestasi. Melalui prestasi bola voli mini, dapat meningkatkan prestise
diri, mengharumkan nama daerah, bangsa dan negara.
Bola voli mini dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan dengan net, di atas
lapangan berbentuk empat persegi panjang dengan jumlah pemain empat masing-
masing regunya. Maksud dan tujuan permainan bola voli mini adalah memasukkan
bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha
memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan Syarat
pantulan bola harus sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selama
permainan bola boleh di voli oleh pemain satu regu tiga kali berturut-turut secara
bergantian.

a. Pengertian dan pentingnya penguasaan teknik dasar


penguasaan teknik merupakan suatu unsur yang sangat fundamental untuk
mencapai prestasi yang optimal. Kemampuan teknik diperlukan untuk menjalankan
permainan dengan baik. Soedarwo, Agus Margono dan Sunardi (1994: 6)
mengemukakan bahwa, “teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani
dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang pasti dalam cabang permainan bola voli”. M. Yunus (1992: 108)
mengemukakan bahwa, “Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu
untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Teknik dalam permainan
bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien
sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”
commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5

berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa, teknik dasar bola voli
adalah suatu gerakan yang dilakukan dengan sebaik mungkin dalam arti efektif dan
efisien untuk menyelesaikan tujuan yang pasti dalam bermain. Teknik dalam
permainan bola voli mini merupakan aktifitas jasmani yang menyangkut cara
memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan dalam
permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Penguasaan teknik dasar merupakan faktor yang sangat penting dalam
permainan bola voli mini. Tiap pemain harus memiliki penguasaan terhadap teknik
yang ada. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bola voli tersebut, menurut
M. Yunus (1991: 68) adalah karena hal-hal sebagai berikut :
1. Hukuman terhadap kesalahan teknik memantulkan dan memukul bola
dalam peraturan permainan bola voli cukup dominan bila dibandingkan
dengan cabang olahraga lainnya. Kesalahan-kesalahan teknik itu antara
lain: membawa bola, menyeruduk bola, mendorong bola, mengangkat
bola dan pukulan ganda.
2. Permainan bola voli adalah permainan tempo yang cepat, sehingga waktu
untuk memainkan bola sangat terbatas, dan apabila tidak menguasai
teknik dasar yang sempurna akan memungkinkan kesalahan-kesalahan
teknik yang lebih besar.
3. Regu yang saling bertanding dipisahkan oleh net sehingga tidak pernah
terjadi kontak badan antara pemain yang saling berlawanan, hal ini
memudahkan wasit mengawasi kesalahan teknik yang dilakukan para
pemain.
4. Untuk mengembangkan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan
jika teknik dikuasai dengan sempurna.

Jalannya permainan bola voli mini akan lebih menarik jika para pemainnya
menguasai berbagai teknik dasar yang ada. Penguasaan teknik dasar permainan bola
voli merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu
di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
Sehingga apabila ingin meningkatkan mutu prestasi permainan bola voli mini maka
teknik dasar ini harus betul-betul sudah dikuasai terlebih dahulu.
Mengingat pentingnya penguasaan teknik dasar tersebut, maka setiap pemain
harus berusaha secara perorangan meningkatkan penguasaan teknik-teknik dasar di
dalam permainan bola voli secara sempurna. Penguasaan teknik tersebut hanya
dapat dicapai dengan cara melakukan latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6

b. Macam-macam Unsur Teknik Dasar Bermain Bola Voli Mini


Penguasaan teknik merupakan dasar bagi para pemain untuk dapat bermain
bola voli mini dengan baik. Unsur-unsur gerakan keterampilan teknik dasar yang
diperlukan untuk bermain bola voli cukup kompleks. Unsur-unsur teknik yang harus
dikuasai pemain bola voli, menurut Soedarwo, Agus Margono dan Sunardi (1994: 7)
adalah sebagai berikut :
a) Passing : (1)
Teknik pass atas
(2)
Teknik pass bawah
(3)
Set-up / umpan
b) Smash : (1)Normal smash
(2)
Semi smash
(3)
Push smash
c) Service: (1)
Servis tangan bawah
(2)
Servis tangan atas
(a) Tenis service
(b) Floating
(c) Cekis
d) Block/bendungan: (1) Block tunggal
(2) Block berkawan

Secara garis besar unsur teknik bola voli mini terdiri dari, passing atas,
passing bawah, servis, block dan smash. Passing merupakan salah satu jenis teknik
dasar yang penting dalam permainan bola boli. Kemampuan passing yang baik dapat
memberikan keuntungan bagi tim bola voli, untuk membangun serangan dan
memperoleh nilai. Teknik passing terdiri dari passing bawah dan passing atas.

2. Teknik Dasar Passing Bawah Bola voli Mini

a. Pengertian Teknik Dasar Passing Bawah


Passing sering juga disebut operan, karena tujuannya adalah untuk
mengoperkan bola. M. Yunus (1992: 122), mengemukakan bahwa, “passing adalah
mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan satu teknik tertentu,
sebagai langkah awal untuk menyusun bola serangan terhadap regu lawan”. Tujuan
passing adalah agar bola dapat dimainkan teman sendiri yang dilakukan di lapangan
sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7

Teknik passing pada permainan bola voli dibedakan menjadi dua macam
yaitu passing bawah dan passing atas. Passing atas adalah teknik dasar memainkan
bola dengan menggunakan kedua jari-jari tangan dengan perkenaan bola di atas
kepala. Passing bawah adalah teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan
kedua tangan, dimana perkenaan bola yaitu pada kedua lengan bawah.
Passing bawah merupakan teknik passing yang paling sering digunakan untuk
menerima bola dari servis atau smash. Passing bawah sangat cocok untuk menerima
bola yang datangnya cepat dan keras. Teknik passing bawah sangat diperlukan untuk
menunjang pertahanan, untuk selanjutnya membangun serangan agar dapat mencapai
kemenangan dalam permainan bola voli. Tiap pemain harus dapat melakukan
passing bawah dengan baik oleh karena kemampuan passing bawah merupakan titik
awal dari sebuah penyerangan.
Passing bawah harus dapat dilakukan dengan baik dan benar. Teknik passing
merupakan titik awal penyusunan pola penyerangan. Pola penyerangan dapat
dilakukan dengan baik, jika pemain dapat menerima bola dari servis atau smash
dengan passing bawah (operan) yang baik. Jika operan jelek, maka pengumpan
mengalami kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk pemain penyerang
(smasher).

b. Pelaksanaan Teknik Dasar Passing Bawah


Secara teknik gerakan passing bawah dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau
fase, yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan (sikap perkenaan) dan gerak
lanjutan (sikap akhir). Seperti dikemukakan M. Yunus (1992: 122) bahwa, “gerakan
pass bawah normal terdiri dari (1) sikap permulaan, (2) gerak pelaksanaan dan (3)
gerak lanjutan”. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik
gerakan passing bawah menurut Soedarwo dkk. (1994: 9–10) adalah sebagai berikut:
Sikap permulaan : ambil posisi sikap siap normal pada saat tangan akan
dikenakan pada bola, segera tangan dan lengan diturunkan serta tangan dan
lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh
ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus
keadaannya.
Sikap perkenaannya : pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah
atas (bagian proximal) dari pada pergelangan tangan, ambillah terlebih
commithingga
dahulu posisi yang sedemikian to userbadan menghadap bola. Begitu bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8

berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus
dan difixir dari arah bawah ke atas depan.
Sikap akhir setelah bola berhasil di pass bawah maka segera diikuti
pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak
lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

Tangan pada saat itu telah berpegangan satu dengan yang lain. M. Yunus
(1992: 79) mengemukakan bahwa, “kedua tangan saling berpegangan yaitu,
punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri kemudian saling
berpegangan”. Pada saat passing usahakan agar perkenaan bola tepat di bagian
proximal daripada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar
bola selama menempuh lintasannya tidak banyak membuat putaran. Pantulan bola
setelah mengenai bagian proximal daripada pergelangan tangan, akan memantul
keatas depan dengan bagian proximal daripada pergelangan tangan, akan memantul
keatas depan dengan lambungannya cukup tinggi dan dengan sudut pantul 900.
gambaran mengenai sikap tangan dan posisi tubuh saat melakukan passing bawah
adalah :

Gambar 1. Sikap Tangan Pemain Pada Passing Bawah


(M. Yunus, 1992: 129)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

Gambar 2. Sikap Badan Saat Perkenaan Bola Passing Bawah


(M. Yunus, 1992: 130)

Keberhasilan melakukan gerakan dan sikap pada tiap tahapan teknik gerakan,
dapat menunjang hasil akhir gerakan passing bawah. Masing-masing tahapan harus
dilaksanakan dengan baik. Teknik harus dikuasai dan dilakukannya harus betul,
pemain harus mempelajari teknik gerakan passing bawah.
Agar hasil passing bawah dapat mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan, gerakan passing harus dikuasai dan dilakukan harus betul. Untuk dapat
menguasai gerakan, pemain harus mempelajari teknik gerakan passing bawah.
Dalam proses belajar, pada siswa (pemain pemula) pada umumnya banyak
melakukan kesalahan-kesalahan dalam gerakan. Peranan pembina atau pengajar
dalam proses belajar cukup besar. Pembina atau pengajar perlu mengidentifikasi
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, dan selanjutnya diberikan pembetulan.
Suharno HP (1982: 31-32) mengidentifikasikan tentang kesalahan-kesalahan yang
pada umumnya terjadi dalam melakukan passing bawah sebagai berikut :
(1) Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit
akibatnya bola berputar dan menyeleweng arahnya
(2) Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibandingkan gerakan
keatas sehingga sudut datang bola terhadap lengan bawah pemukul
tidak 900.
(3) Perkenaan bola pada kepalan telapak tangan.
(4) Kurang sejajar dari dua lengan bawah sebagai pemukul.
(5) Tidak ada koordinasi yang harmonis antara gerakan lengan, badan dan
kaki.
(6) Terlalu eksplosif gerakan ayunan secara keseluruhan sehingga bola lari
jauh menyeleweng. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10

(7) Kurang menekuk lutut pada langkah persiapan pelaksanaan.


(8) Perkenaan bola pada lengan bawah terlambat (lebih tinggi dari dada)
sehingga bola arahnya keatas belakang yang tidak sesuai dengan tujuan
passing.
(9) Bola tinggi yang sebenarnya diambil dengan pass atas, mengapa
pengambilan dilakukan dengan pass bawah.
(10) Terlambat melangkah kesamping atau ke depan agar bola selalu
berkurang di depan badan sebelum persentuhan bola oleh lengan
pemukul.
(11) Pemain malas melakukan pass atas terutama pada wanita setelah
menguasai teknik pass bawah.
(12) Kurang dapat mengatur perkenaan yang tepat sesuai dengan datangnya
bola (cepat, lambat, berputar atau tidak keadaan bola yang datang)
(13) Dua kali lengan pemukul digerakkan.

Selama proses pembelajaran passing bawah, koreksi dan pembetulan gerakan


yang dilakukan siswa perlu diberikan secara terus menerus. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi kesalahan yang menjadi kebiasaan. Kesalahan yang menjadi
kebiasaan akan lebih sulit untuk diperbaiki.

3. Pembelajaran Passing Bawah

a. Hakikat Pembelajaran Keterampilan


pembelajaran merupakan proses mengajar yang dilakukan oleh guru dan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang
memberikan pengalaman belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud
dengan pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 29)
adalah, “seperangkat kejadian yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar untuk
memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk
pencapaian tujuan”.
Mengajar merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pengajar untuk
memberikan pengalaman kepada siswa selaku pembelajar. Rusli Lutan (1988: 381)
menyatakan bahwa, “mengajar adalah seperangkat kegiatan sengaja oleh seseorang
yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar”.
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang sebagai
hasil belajar. Belajar merupakan pengembangan kemampuan yang terdiri dari tiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11

aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar keterampilan merupakan
proses belajar yang tujuan utamanya mengembangkan aspek psikomotor.
Keterampilan gerak merupakan perubahan yang diperoleh dari proses belajar
motorik atau belajar gerak. Schmit yang dikutip Rusli Lutan (1988: 102)
menyatakan bahwa, “belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian
dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen
dalam perilaku terampil”.
Tujuan utama proses belajar gerak adalah peningkatan keterampilan. Orang
dikatakan memiliki keterampilan jika dirinya terampil melakukan suatu gerakan
tertentu dengan baik. Sugiyanto (1998: 289) menyatakan bahwa, “keterampilan
gerak dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak
tertentu dengan baik. Semakin baik penguasaan gerak keterampilan, maka
pelaksanaannya akan semakin efisien”. Keterampilan gerak dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik yaitu efektif
dan efisien. Gerakan yang terampil pada dasarnya merupakan gerakan yang efisien.
Efisiensi gerakan dapat dicapai apabila secara mekanis gerakan dilakukan dengan
benar. Tujuan belajar keterampilan passing bawah yaitu agar pemain dapat
melakukan gerakan passing bawah dengan gerakan yang benar secara mekanis.

b. Prinsip-prinsip Belajar Keterampilan


penguasaan suatu ketarampilan memerlukan proses pembelajaran yang
dilakukan secara bertahap, kontinyu dan berulang-ulang. Agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai, pengajar harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam memberikan
materi dalam pembelajaran teknik yang benar. Dalam hal ini Sugiyanto (1998: 329)
mengemukakan bahwa, “hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktikkan
dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar atau dari yang sederhana ke yang lebih
kompleks”.
Dalam memberikan materi belajar teknik dasar passing bawah, harus
memperhatikan prinsip-prinsip tersebut. Pengajar harus memberikan drill
(pembelajaran teknik) secara berulang-ulang, dengan berdasarkan prinsip mudah ke
yang sukar dan dari sederhana ke yang kompleks. Melalui pembelajaran teknik seara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12

intensif dengan berdasarkan pada prinsip yang benar, maka pemain akan dapat
menguasai keterampilan teknik dasar passing bawah dengan baik.
Pembelajaran keterampilan memerlukan penyajian materi pembelajaran
dengan metodik yang benar. Langkah-langkah yang tepat, dapat memberikan hasil
secara lebih optimal. Suharno HP (1993: 119) mengemukakan mengenai langkah-
langkah dalam pembelajaran keterampilan teknik bola voli sebagai berikut :
(a) Melatih gerak teknik secara keseluruhan.
(b) Melatih gerak-gerak bagian dengan teliti dan benar.
(c) Melatih gerak keseluruhan secara cermat dengan jalan menitikberatkan
kunci-kunci yang dapat menjamin kebenaran gerak keseluruhan.
(d) Mengotomatisasikan gerak-gerak yang benar secara keseluruhan dengan
jalan melakukan sebanyak mungkin frekuensinya.
(e) Dicoba/dipraktekkan dalam permainan dengan pengontrolan secara
cermat gerakan teknik tersebut.
(f) Penyempurnaan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat bermain/
bertanding, kemudian dilatih secara intensif untuk pemantapan
otomatisme gerak.
(g) Dinilai/dievaluasi hasil gerak keterampilan yang menjadi tujuan latihan.

Pengajar perlu melakukan langkah-langkah di atas dengan baik. Langkah-


langkah tersebut diatas jika dilaksanakan dengan baik akan dapat menunjang
keberhasilan proses pembelajaran keterampilan olahraga, khususnya passing bawah.

b. Tahapan Belajar Keterampilan


Suatu keterampilan gerak dapat dicapai melalui proses belajar gerak.
Penguasaan suatu keterampilan dapat dicapai melalui beberapa tahapan. Menurut
Sugiyanto (1998: 315) bahwa, “Proses belajar gerak keterampilan terjadi dalam 3
fase belajar yaitu, (1) fase kognitif, (2) fase asosiatif, dan (3) fase otonomi”. Masing-
masing tahapan memiliki karakteristik yang berbeda.
Fase kognitif merupakan fase awal dari proses belajar gerak. Perkembangan
yang menonjol dalam fase awal ini yaitu daya pikir siswa, dimana siswa mengetahui
dan memahami mengenai konsep gerakan yang dipelajari. Dalam tahap awal belajar
keterampilan gerak pemain harus mengetahui dan memahami gerak yang benar dari
informasi verbal dan bayangan (visual). Informasi tentang gerakan yang dipelajari
ditangkap melalui indera, kemudian diproses dalam mekanisme perseptual.
commit to user
Selanjutnya gerakan yang akan dilakukan terkonsep di dalam pikiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

Fase asosiatif yaitu suatu fase menghubung-hubungkan bagian-bagian


gerakan yang telah mampu dilakukan sebelumnya. Fase asosiatif merupakan bagian
penting dari proses belajar gerak, karena berkaitan dengan kemampuan
merangkaikan gerakan yang dipelajari secara terpadu. Dalam tahap asosiatif pemain
telah menguasai gerak yang benar, tetapi belum menjadi gerak otomatis. Dengan
praktek berulang-ulang suatu gerakan makin dapat dikuasai. Kesalahan-kesalahan
yang dilakukan semakin berkurang.
Tahap akhir dalam proses belajar keterampilan gerak adalah tahap otonom.
Pada tahap otonom ini gerakan-gerakan keterampilan sudah mampu dilakukan
hampir otomatis. Gerakan dapat dilakukan dengan lancar, tidak terputus-putus,
akurat, penampilan terbaiknya bisa dicapai secara ajeg. Otomatisasi gerakan ini
dapat dicapai melalui latihan secara teratur dan berulang-ulang.
Penguasaan suatu pola gerak keterampilan diperlukan jangka waktu tertentu.
Jangka waktu yang diperlukan itu tidak sama untuk setiap individu. Sugiyanto
(1998: 289) mengemukakan bahwa :
Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses belajar dan berlatih
untuk tiap kategori gerakan keterampilan tidak sama. Semakin kompleks
gerakan keterampilan yang dipelajari, akan memerlukan waktu yang lebih
lama. Lamanya waktu yang diperlukan bukan hanya tergantung pada tingkat
kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar.

Penguasaan suatu keterampilan memerlukan proses pembelajaran yang cukup


kompleks. Lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu keterampilan
sesuai dengan jenis keterampilan yang dipelajari. Semakin kompleks jenis
keterampilan gerak yang dipelajari, waktu yang diperlukan semakin lama.

c. Pendekatan Pembelajaran Passing Bawah


teknik passing bawah memiliki kedudukan yang penting dalam permainan
bola voli. Oleh karena itu, pemain bola voli harus diberikan pembelajaran passing
bawah secara intensif. Dalam melakukan pembelajaran passing bawah diperlukan
strategi pendekatan pembelajaran yang sesuai.
Pendekatan pembelajaran yang tepat merupakan aspek yang sangat penting,
untuk memperoleh keterampilan gerak yang diinginkan. Pendekatan pembelajaran
commit to user
yang digunakan mempunyai hubungan fungsional yang kuat dengan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14

instruksional yang ingin dicapai. Untuk itu guru harus memilih metode/pendekatan
pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses
belajar mengajar secara efektif dalam kegiatan interaksional. Pendekatan
pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan suatu analisis terhadap faktor-faktor
internal dan eksternal yang ikut menentukan terhadap penguasaan keterampilan
gerak yang diinginkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 246) bahwa, “pendekatan
dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mendekati, atau metode untuk
mencapai sesuatu”. Pendekatan dapat diartikan sama dengan metode. Winarno
Surakhmad (1995: 69) mengemukakan bahwa, “Metode adalah cara yang dalam
fungsinya merupakan alat suatu mencapai tujuan”. Aip Syarifuddin (1992: 184)
mengemukakan bahwa, “metode pembelajaran yaitu suatu cara yang dilakukan oleh
guru untuk menentukan urutan kegiatan di dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sebagai salah satu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang dipilih dan ditetapkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam memilih suatu cara yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu adanya pemikiran dan penghitungan
secara seksama. Metode yang dipilih harus merupakan suatu cara yang efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Di dalam proses belajar keterampilan olahraga, diperlukan aktifitas jasmani
untuk melakukannya. Melakukan kegiatan jasmani dengan gerakan yang dilakukan
agar mempunyai hasil yang baik tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Untuk
menyajikan seperangkat kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk tercapainya
tujuan yang diinginkan, salah satunya adalah metode mengajar yang mengacu kepada
penemuan yang terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah
tersebut merupakan metode yang membantu tercapainya tujuan dengan mengacu
pada pendekatan pembelajaran terkendali, yang dengan seksama menyusun seri-seri
pengajaran yang memberi urutan pengajaran belajar terhadap tujuan yang telah
dirumuskan.
Pendekatan pembelajaran keterampilan motorik tergantung pada hubungan
antara keunikan tugas yang akan membebani para siswa. Jenis pendekatan
commit to user
pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik tugas yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15

kepada siswa. Pembelajaran yang sistematis, teratur dan kontinyu serta dengan
strategi pendekatan pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan penguasaan
keterampilan passing bawah dengan baik.
Pembelajaran olahraga, khususnya teknik passing bawah bola voli pada siswa
SMP, memerlukan modifikasi agar hasilnya lebih optimal. Menurut Yoyo Bahagia
dan Adang Suherman (1992: 2) modifikasi pembelajaran olahraga meliputi 4 aspek
yaitu, “(a) tujuan, (b) karakteristik materi, (c) kondisi lingkungan dan, (4)
evaluasinya”. Modifikasi pembelajaran bola voli dapat dilakukan dengan
memodifikasi beberapa aspek atau salah satu aspek saja.
Modifikasi pembelajaran bola voli dapat dilakukan pada aspek kondisi
lingkungan yaitu berupa peralatan. Modifikasi kondisi lingkungan meliputi,
peralatan, penataan ruang gerak dan jumlah siswa yang terlibat. Berkaitan dengan
modifikasi peralatan bola voli, Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999: 7)
mengemukakan bahwa,”Guru dapat mengurangi dan menambah tingkat
kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang
digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya,
tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang digunakan”.
Sesuai dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologisnya, pembelajaran
bola voli untuk siswa SMP perlu beberapa modifikasi. Rusli Lutan (1988: 417)
menjelaskan bahwa, “untuk mengajar bola voli di SD atau SLTP, jaring dapat
diturunkan dari ukuran standard, berat bola lebih ringan, serta ukuran lapangan lebih
sempit dari ukuran standard”.
Pengajar harus memberikan pembelajaran dengan pendekatan yang baik agar
dapat mengantarkan siswanya kepada penguasaan keterampilan passing bawah
secara optimal. Pembelajaran bola voli di SD dapat menggunakan modivikasi bola
voli yaitu bola plastik . Dalam penelitian ini dikaji dua macam pendekatan
pembelajaran passing bawah yaitu : (1) pembelajaran passing bawah dengan bola
standard mini dan, (2) pembelajaran passing bawah dengan bola plastik .

4. Pembelajaran Passing Bawah Dengan Bola Standar Mini


Pembelajaran passing bawah menggunakan bola standard mini yaitu
commit to user
pembelajaran passing bawah yang dilakukan secara berulang-ulang dengan bola yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16

ukurannya sesuai dengan peraturan PBVSI. Beberapa peraturan pokok dalam


permainan bola voli standard mini menurut PBVSI adalah sebagai berikut :
1) Bola dari bahan karet dan dilapisi kulit, Bola nomor 4, berat 230 – 250 gr,
keliling 55-57 cm.
2) Lapangan berukuran 12 x 6 m.
3) Tinggi jaring 210 cm (putera) dan 200 cm (puteri).
4) Dimainkan oleh 4 (empat) orang setiap regu.

Pembelajaran dengan bola standard mini adalah pembelajaran keterampilan


passing bawah dengan peralatan dengan ukuran yang sesungguhnya secara langsung.
Siswa diberikan pembelajaran teknik passing bawah langsung menggunakan
peralatan dengan ukuran yang sesungguhnya secara berulang-ulang. Pembelajaran
passing bawah dengan bola standard mini ini, sejak awal membiasakan siswa untuk
melakukan gerakan melakukan passing bawah dengan bola ukuran standard sesuai
peraturan permainan bola voli mini.
Pembelajaran passing bawah dengan bola standard merupakan pembelajaran
yang langsung memberikan materi gerakan teknik passing bawah dengan bola yang
standard, yang lebih berat dan keras. Pada tahap awal pembelajaran biasanya siswa
sering merasakan sakit, berat dan melakukan kesalahan-kesalahan teknik. Secara
bertahap teknik dapat dikuasai dengan benar setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran secara berulang-ulang.
Penggunaan bola standard dalam pembelajaran passing bawah pada pemain
pemula memiliki keuntungan dan kerugian. Berdasarkan karakteristiknya, dapat
dianalisis mengenai keuntungan dan kelemahan pembelajaran passing bawah dengan
bola standard. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan bola standard dalam
pembelajaran passing bawah pada pemain pemula adalah :
1. Membiasakan pemain untuk melakukan passing bawah dengan bola yang sesuai
dengan permainan bola yang sesungguhnya, sebab sejak awal telah dirangsang
untuk melakukan passing bawah dengan bola yang sesuai dengan peraturan. Hal
ini akan menjadikan pemain untuk berorientasi terhadap sifat-sifat bola yang
sesungguhnya dengan lebih baik.
2. Membiasakan pemain untuk melakukan passing bawah dengan kuat, sebab sejak
awal telah dirangsang untuk melakukan passing bawah dengan bola yang lebih
commit to user
berat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17

Adapun kekurangan mengajar passing bawah dengan bola standard pada


pemula, khususnya siswa SD adalah :
1. Dengan penggunaan bola standard, bagi pemula kemungkinan terjadinya cedera
lebih besar.
2. Bola terlalu keras dan berat sehingga membuat siswa kurang bersemangat, karena
bagi pemula dapat membuat tangan terasa panas, memar dan terkilir.
3. Para siswa umumnya banyak yang putus asa dan malas karena dalam melakukan
passing bawah sering gagal dan tangannya terasa sakit.
4. Para siswa merasa takut sehingga malas dan tidak tertarik untuk berlatih

5. Pembelajaran Passing Bawah Dengan Bola Plastik


Pembelajaran passing bawah menggunakan bola plastik yaitu mengajar
passing bawah yang dilakukan secara berulang-ulang dengan bola sesuai tingkat usia
siswa SD. Penggunaan bola plastik merupakan bentuk modifikasi peralatan sesuai
kemampuan dan kondisi siswa. Rusli Lutan (1988: 417) menjelaskan bahwa, “untuk
mengajar bola voli di SD atau SMP, jaring dapat diturunkan dari ukuran standard,
berat bola lebih ringan, serta ukuran lapangan lebih sempit dari ukuran standard”.
Secara rinci fasilitas, alat dan perlengkapan yang digunakan dalam bola voli
mini, menurut PBVSI (1995: 56) adalah sebagai berikut :
Lapangan : Panjang = 12 m, lebar = 6 m, tinggi net : pa = 210 cm, pi = 200 cm
Alat : Bola nomor 4, berat 230 – 250 gr, net panjang 7 m, lebar 90 cm
Perlengkapan : Kaos bernomor, sepatu olahraga, celana pendek (pakaian olahraga)
Bola : Dimodifikasi dengan bola plastik

Siswa belajar teknik passing bawah menggunakan bola yang beratnya lebih
ringan dari bola standard serta memakai peraturan yang lebih sederhana.
Penggunaan bola yang lebih ringan dari standard (standard) serta penggunaan
peraturan yang lebih sederhana di kenal dengan nama “bola voli dengan bola mini”.
Menurut PBVSI (1995: 89, “bola voli dengan bola mini diciptakan untuk
memungkinkan lebih banyak orang menikmati bola voli dengan menciptakan suatu
pandangan tentang bola voli agar dapat dikenal dan diminati oleh masyarakat secara
luas”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18

Pembelajaran passing bawah dengan bola plastik , lebih aman dan lebih
mudah karena menggunakan bola yang lebih kecil. Kelebihan lain, bola voli mini
dapat dimainkan pada sarana-sarana dan perlengkapan yang lebih ekonomis, dengan
demikian memudahkan untuk melakukan permainan ini. Peralatan yang
disederhanakan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Dengan bola voli
mini anak akan dapat lebih berhasil dalam menguasai teknik dalam permainan bola
voli. Dimana keberhasilan tersebut dapat mendorong anak untuk mencapai
keberhasilan yang berikutnya. “Dengan keberhasilan yang dicapai, pemain akan
memperoleh suatu kebanggaan tersendiri sehingga sukses tersebut akan
mendorongnya untuk mencapai keberhasilan yang lebih tinggi” (Yusuf Hadisasmita
dan Aip Syarifuddin, 1996: 139).
Penggunaan bola plastik dalam pembelajaran passing bawah pada pemain
pemula memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan bola mini dalam pembelajaran passing bawah pada pemain pemula
adalah :
1. Bola yang lebih ringan dan lunak terasa lebih nyaman dan aman, sehingga
menambah semangat siswa untuk mencoba gerakan yang diajarkan.
2. Bola yang lebih ringan sehingga dalam melakukan passing bawah siswa tidak
memerlukan tenaga yang penuh dan dengan mudah menguasai teknik passing
bawah. Dengan hal ini maka penekanan gerakan dapat ditujukan pada
penguasaan passing bawah.
3. Bola yang digunakan lebih ringan sehingga bagi pemain yang kekuatannya masih
kurang akan dapat melakukan passing bawah dengan berhasil. Oleh karena itu,
tingkat keberhasilan dalam pembelajaran teknik passing bawah lebih baik.
4. Pembelajaran passing bawah dengan bola mini ini efektif bagi pemain pemula,
khususnya siswa SD, sebab dilakukan dari mudah ke yang lebih sukar dan dari
ringan ke berat.
Adapun kekurangan pembelajaran passing bawah dengan bola mini pada
pemain pemula adalah sebagai berikut :
1. Bagi pemain yang sudah mampu menguasai teknik passing bawah, dalam
melakukan pembelajaran ini kurang bermanfaat dan membosankan.
commit to user
2. Kekuatan pukulan kurang berkembang dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19

3. Orientasi pemain terhadap bola yang sesungguhnya seperti dalam peraturan


permainan menjadi kurang berkembang.

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan dapat dirumuskan kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Teknik passing bawah memiliki kedudukan yang penting dalam permainan
bola voli mini, sehingga siswa harus diberikan pembelajaran passing bawah secara
intensif. Untuk pemain pemula terlebih dahulu diajarkan passing bawah.
Pembelajaran passing bawah dapat dilakukan dengan bola standard (mini) dan bola
plastik .
Pembelajaran passing bawah menggunakan bola standard yaitu mengajar
passing bawah yang dilakukan secara berulang-ulang dengan ukuran bola standard.
Adapun pembelajaran passing bawah menggunakan bola plastik yaitu mengajar
passing bawah yang dilakukan secara berulang-ulang dengan bola plastik sesuai
tingkat usia siswa SD. Bola yang digunakan lebih ringan dan lebih lunak.
Penggunaan peralatan yang berbeda dapat berpengaruh terhadap pola gerak dan
pembentukan kondisi fisik pada siswa. Pada akhirnya perbedaan ini dapat
berpengaruh pada perbedaan peningkatan kemampuan passing bawah pada siswa.
Bola yang digunakan dalam pembelajaran passing bawah dengan bola
standard yaitu bola yang standard dalam permainan bola voli mini. Penggunaan bola
standard dapat membiasakan siswa untuk melakukan passing bawah dengan kuat dan
dengan lebih baik. Akan tetapi bagi pemula penggunaan bola standard yang standar
terasa lebih keras dan berat sehingga secara psikologis dapat membebani terhadap
siswa. Pada tahap awal akan banyak terjadi kegagalan. Konsentrasi dalam
pelaksanaan gerakan passing bawah hanya tertuju pada penggunaan tenaga,
sedangkan penggunaan teknik passing bawah yang baik sering terabaikan.
Bola yang digunakan dalam pembelajaran passing bawah dengan bola plastik
lebih lunak dan lebih ringan dari bola standard mini. Pembelajaran passing bawah
dengan bola voli plastik , lebih aman dan lebih mudah karena menggunakan bola
yang lebih ringan dan lunak.Pembelajaran dengan bola voli mini terasa lebih
commit to user
nyaman dan aman, sehingga menambah semangat siswa untuk mencoba gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20

yang diajarkan. Penekanan gerakan dapat ditujukan pada penguasaan passing


bawah. Siswa dapat melakukan gerakan passing bawah dengan lebih berhasil.
Pembelajaran passing bawah dengan bola plastik efektif bagi pemain pemula,
khususnya siswa SD, sebab dilakukan dari mudah ke yang lebih sukar dan dari
ringan ke berat. Akan tetapi bagi pemain yang sudah mampu menguasai teknik
passing bawah, dalam melakukan pembelajaran ini kurang bermanfaat dan
membosankan. Kekuatan pukulan dan orientasi siswa terhadap bola yang
sesungguhnya seperti dalam peraturan permainan menjadi kurang berkembang.
Perbandingan antara pembelajaran passing bawah dengan pendekatan bola
standard dan bola plastik dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 : Perbandingan antara pembelajaran passing bawah dengan pendekatan
bola standar mini dan bola plastik

Pembelajaran Kelebihan Kekurangan

Pendekatan Ø Membiasakan pemain Ø Bagi pemula (siswa SD)


bola standard untuk melakukan passing dapat membuat tangan terasa
mini bawah dengan bola sesuai panas, memar dan terkilir,
dengan peraturan bola voli. kemungkinan terjadinya
Ø Sejak awal telah cedera lebih besar
dirangsang untuk Ø Bola terlalu keras dan berat
melakukan passing bawah sehingga membuat siswa
dengan bola yang lebih takut
berat sehingga siswa Ø Para siswa umumnya banyak
menjadi lebih kuat. yang putus asa dan malas
karena dalam melakukan
passing bawah sering gagal
dan tangannya terasa sakit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21

Pendekatan Ø Bola lebih ringan dan Ø Bagi pemain bola voli


bola plastik lunak terasa lebih nyaman tingkat lanjut, pembelajaran
dan aman, sehingga ini kurang bermanfaat dan
menambah semangat siswa membosankan
untuk mencoba gerakan Ø Kekuatan pukulan kurang
yang diajarkan. berkembang dengan baik
Ø Siswa lebih berkonsentrasi Ø Orientasi pemain terhadap
pada pola gerakan yang bola yang sesungguhnya
benar, sehingga sesuai peraturan permainan
pembentukan keterampilan kurang berkembang
tekniknya lebih baik
Ø Tingkat keberhasilan
dalam pembelajaran teknik
passing bawah lebih baik
Ø Pembelajaran ini dilakukan
dari mudah ke yang lebih
sukar dan dari ringan yang
ke berat, sehingga lebih
efektif

commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
a. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulandigilib.uns.ac.id
April sampai
dengan bulan Juni 2012.
b. Hal ini disebabkan karena nilai passing bawah siswa kelas IV SD Negeri
Sidapurna 01 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal pada saat ulangan
harian semester II masih belum tuntas secara keseluruhan.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian (PTK) dilakukan pada siswa kelas IV serta
pengambilan data penelitian ini yaitu di lapangan SD Negeri Sidapurna 01
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal UPTD Pendidikan Kecamatan
Dukuhturi Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah.

B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01 UPTD
Pendidikan Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah tahun
pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24, terdiri atas laki-laki 12 perempuan
12.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Penelitian
Tahun 2011-2012
No. Kegiatan
Mar Apr Mei Juni Juli
1 Persiapan.
a. Observasi V
b. Identifikasi Masalah V
c. Penentuan Tindakan V
d. Pengajuan Judul V
e. Penyusunan Proposal V V

22

commit to user
23

f. Pengajuan Ijin
V
Penelitian
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan Data V V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan V V
b. Ujian Skripsi V

C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut :
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang pendekatan permainan dapat
meningkatkan hasil belajar passing bawah, melalui pembelajaran bermain.
Passing bawah bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan meningkatkan
hasil belajar passing bawah pada siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik pengumpulan data berupa tes perbuatan
2. Karena teknik yang digunakan tes perbuatan maka alatnya adalah siswa
melakukan tes passing bawah menggunakan bola plastik

E. Analisa Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan data kuantitatif dari
kondisi awal, siklus I dan siklus II.

commit to user
24

F. Prosedur Penelitian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas, dengan perbaikan pembelajaran sebanyak III siklus.
Secara rinci pelaksanaan perbaikan pembelajaran dijabarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
a. Pelaksanaan Siklus I digilib.uns.ac.id

Hari / tanggal : Rabu, 16 Mei 2012


Waktu : Pukul 07.15 – 09.00
Materi : Passing bawah bola voli

Pelaksanaan Siklus II
Hari / tanggal : Rabu, 4 Juni 2012
Waktu : Pukul 07.15 – 09.00
Materi : Passing bawah bola voli

2. Deskripsi Persiklus
I. Deskripsi Siklus I
a. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan pada Siklus I antara lain:
1). Mengidentifikasi masalah
2). Membatasi masalah
3). Merumuskan masalah
4). Membuat alat dan perlengkapan
5). Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
1). Latihan Pendahuluan
Siswa dibariskan menjadi empat bersaf, berdoa, presensi dan
melakukan permainan kecil lempar sasaran.
2). Latihan Inti
Sesuai dengan landasan teori, langkah-langkah yang diambil pada
kegiatan inti adalah :

commit to user
25

(a). Menjelaskan teknik passing bawah


(b). Membagi siswa menjadi empat kelompok
(c). Siswa melakukan Loncat Bilah
(d). Memberikan petunjuk cara melakukan passing bawah
(e). Mendemonstrasikan passing bawah
perpustakaan.uns.ac.id(f). Menugaskan siswa melakukan passing bawah digilib.uns.ac.id
secara bergilir,
pada kelompoknya masing-masing
(g). Penilaian.
3). Latihan Penutup
Latihan penutup di isi dengan penjelasan tentang kesalahan-
kesalahan pada waktu melakukan passing bawah serta menugaskan
empat siswa untuk memberi contoh di depan teman-temannya. Siswa
dibubarkan untuk istirahat.
c. Pengamatan
Hasil catatan dari pengamat menunjukkan masih ada beberapa
kekurangan pada siklus I. Kekurangan tersebut antara lain :
a). Pembagian kelompok masih terlalu sedikit.
b). Masih banyak siswa yang belum aktif pada saat pembelajaran
berlangsung
c). Masih banyak siswa yang ragu-ragu pada saat melakukan
d). Jumlah bola plastik perlu ditambah
e). Kaki tumpu kurang ngeper
d. Refleksi
Temuan dari pengamat tentang masih banyaknya siswa yang belum
aktif dan ragu-ragu pada saat melakukan passing bawah, menjadi bahan
refleksi bagi penulis. Untuk itu solusi yang paling cocok adalah dengan
cara membagi kelompok menjadi sepuluh, dengan jumlah lima anggota
per kelompoknya.

commit to user
26

II. Deskripsi Siklus II


a. Tahap Persiapan
Berdasarkan persoalan yang muncul pada siklus I, maka
penulis melaksanakan siklus II. Tahap persiapan yang dilakukan
penulis pada siklus II adalah :
perpustakaan.uns.ac.id
1). Membagi siswa menjadi sepuluh kelompok digilib.uns.ac.id

2). Menambah jumlah bola sesuai dengan jumlah kelompok


3). Menyiapkan bilah
b. Tahap Pelaksanaan
1). Latihan Pendahuluan
Siswa dibariskan menjadi empat bersaf, berdoa, presensi dan
melakukan permainan bola berangkai.
2). Latihan Inti
Sesuai dengan landasan teori, langkah-langkah yang diambil
pada kegiatan inti adalah :
a). Menjelaskan tehnik passing bawah
b). Membagi siswa menjadi sepuluh kelompok
c). Menyiapkan lapangan permaianan bola voli mini
d). Memberikan petunjuk cara melakukan passing bawah dengan
bola plastik
e). Mendemonstrasikan passing bawah
f). Menugaskan siswa melakukan passing bawah secara bergilir,
pada kelompoknya masing-masing
g). Menjelaskan dan mengevaluasi kegiatan.
h). Anak melakukan tes passing bawah.
3). Latihan Penutup
Latihan penutup diisi dengan penjelasan tentang kesalahan-
kesalahan pada waktu melakukan passing bawah serta adanya
peningkatan hasil belajar pada masing-masing siswa, siswa
dibubarkan untuk istirahat.

commit to user
27

c. Pengamatan
Hasil catatan dari pengamat menunjukkan masih ada beberapa
kekurangan pada siklus II. Kekurangan tersebut antara lain:
1). Kurangnya variasi pada saat melakukan pemanasan.
2). Masih ada siswa yang belum aktif pada saat pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
berlangsung digilib.uns.ac.id

3). Masih banyak siswa yang ragu-ragu pada saat melakukan


4). Pendaratan kaki bergantian
d). Jumlah bola plastik perlu ditambah
d. Refleksi
Temuan dari pengamat tentang masih banyaknya siswa yang belum
aktif dan ragu-ragu pada saat pembelajaran, menjadi bahan refleksi
bagi penulis. Untuk itu solusi yang paling cocok adalah dengan cara
menambah jumlah bola dan jumlah kelompok menjadi 20.

commit to user
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal


Prestasi bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pelajaran 2011/2012 nilai rata-ratanya masih di bawah kriteria ketuntasan minimal
yang telah ditentukan yaitu sebesar 65.
Selaku guru mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan tergugah
hatinya untuk mencari solusi yang terbaik agar prestasi bola voli siswa kelas IV SD
Negeri Sidapurna 01 meningkat.

B. Hasil Pengolahan Data


1. Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Siswa Kelas IV SD Negeri
Sidapurna 01 Pada Nilai Awal Dan Nilai tiap Siklus Perbaikan
Pembelajaran.

Nilai Nilai Hasil Perbaikan


No Nama Siswa Sebelum Siklus
Perbaikan Siklus Kedua
Pertama
1 Husen Mahmudin 50 60 70
2 Nur Hana 50 60 75
3 Ovie Fatkhatur 60 70 80
4 Andriyana Ramadhan 60 70 80
5 Ahmad Nuryanto 60 70 80
6 A. Ardani M 70 80 90
7 Afif Maulana S 60 70 80
8 Eka Anistia N 60 60 75
9 Fitroh Anisa 50 70 80
10 Fanny Diotrunada 60 70 70
11 Ifan Maulana 50 60 70
12 Ilham Bagas F 70 70 80
13 Ike Kurnia 60 70 80
14 Kristiawan 60 60 90
15 Mafidhotul K 60 80 80
16 M. Wastoni 60 70 80

30

commit to user
17 M. Saeful Amin 60 70 80
18 Nofiani 70 80 80
19 Raynaksa Ganda S 60 70 80
20 Resma Khasanah 70 80 80
21 Suci Wulandari 60 70 80
22 Wahyu Rohman 60 60 80
23 Faik B
perpustakaan.uns.ac.id 70 70 90
digilib.uns.ac.id
24 Moh. Iqbal M 60 70 80
Jumlah Nilai 1450 1660 1910
Nilai Rata-rata 60,42 69,17 79,58

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh keterangan sebagai berikut :


a. Pada siklus pertama, siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 anak dari 24
siswa (20 %) dengan rata-rata nilai 60,42
b. Pada siklus kedua, siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 anak dari 24
siswa (78 %) dengan rata-rata nilai 69,17.
c. Pada siklus ketiga, siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 anak dari 24
siswa (100 %) dengan rata-rata nilai 79,58.

Adapun hasil analisis nilai tes formatif dapat dilihat pada Tabel berikut
ini.

Hasil Belajar
Siswa Nilai Rata-
No Kegiatan Pembelajaran
Tuntas Presentase rata
Belajar
1 Studi Awal 5 20 % 60,42

2 Siklus I 18 78 % 69,17

3 Siklus II 24 100 % 79,58

Tabel 4.2 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas V pada


setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran.

31

commit to user
Hasil penelitian tentang tingkat ketercapaian ketuntasan belajar siswa dalam
Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan pada topik “passing bawah bola voli
” melalui model pembelajaran dengan bola plastik dapat dilihat pada grafik
berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
90
80
70
60
Siswa
50
Nilai Rata-rata
40
Presentase (%)
30
20
10
0
Tes Awal Siklus I Siklus II

Gambar 4.1. Grafik Nilai Rata-rata Nilai Formatif pada setiap Kegiatan
Pembelajaran

Grafik 4.1. dapat diperoleh keterangan bahwa nilai belajar dan rata-
rata nilai formatif pada setiap siklus perbaikan pembelajaran mengalami
peningkatan, secara rinci penjelasannya sebagai berikut:
a. Pada studi awal, jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 5 dengan rata-
rata nilai 60,42.
b. Pada siklus pertama, jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 18
dengan rata-rata nilai 69,17.
c. Pada siklus kedua, jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 24 dengan
rata-rata nilai 79,58.

32

commit to user
C. Pembahasan
1. Pembahasan Siklus I
Dasar pemikiran diterapkannya Bola Plastik pada perbaikan pembelajaran
passing bawah bola voli mini adalah agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran,
memiliki rasa senang serta membiasakan posisi kaki untuk selalu ngeper pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
saat melakukan passing bawah karena Bola Plastik adalah permainan yang biasa
dilakukan siswa pada saat bermain baik di sekolah sewaktu istirahat maupun di
rumah.
Beberapa keberhasilan yang diperoleh siswa pada siklus I menunjukan adanya
hubungan antara aktifitas pembelajaran dengan hasil belajarnya. Bagi siswa yang
melakukan Bola Plastik dengan sungguh-sungguh berarti telah melakukan suatu
proses latihan. Akan tetapi bagi siswa yang belum melakukan dengan baik maka
siswa tersebut tidak dapat menemukan makna belajar yang sesungguhnya.
Sesuai dengan kenyataan tersebut, maka hasil belajar passing bawah bola voli
yang ditunjukkan pada siklus I belum dapat dikatakan berhasil. Hal ini
disebabkan masih ada siswa yang tidak terlihat aktif dan hasil belajarnya masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

2. Pembahasan Siklus II
Berdasar refleksi siklus I dan masukan dari pengamat, perlu adanya sesuatu
yang lebih menarik yang pada akhirnya siswa lebih tertarik untuk melakukan
dengan perasaan senang. Olehkarenanya jumlah bola dan kelompok ditambah
menjadi 10, dengan bertambahnya jumlah bola dan kelompok diharapkan seluruh
siswa lebih aktif dan kualitas pembelajaran pada siklus II semakin baik. Tanda-
tanda keberhasilan semakin nyata, hal ini dibuktikan dengan rata-rata prestasi
siswa pada saat pra siklus rata-rata 60,42, siklus I 69,17, sedangkan siklus II
adalah 79,58.

Untuk lebih menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa perlu langkah nyata
yang harus dilakukan antara lain dengan selalu memberi penguatan, dan dekat
dengan siswa sehingga guru ( penulis ) bukan hanya sebagai fasilitator tetapi

33

commit to user
berfungsi pula sebagai motifator. Dengan menerapkan peran ganda seperti itu,
keberhasilan siklus II semakin nyata. Berawal dari meningkatnya kualitas
pembelajaran, hasil belajar passing bawah bola voli mini siswa kelas IV SD
Negeri Sidapurna 01 juga meningkat. Bukti ini menunjukan bahwa dengan
menggunakan pembelajaran bola plastik hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
perpustakaan.uns.ac.id
Sidapurna 01 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Provinsi digilib.uns.ac.id
Jawa Tengah
pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 meningkat.

D. Hasil Penelitian
Dengan melakukan pembelajaran bola plastik, permasalahan mengenai
kurang optimal hasil belajar passing bawah bola voli mini siswa kelas IV SD
Negeri Sidapurna 01 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Provinsi Jawa
Tengah dapat teratasi. Hal ini di buktikan dengan rata-rata hasil belajar siswa
pada saat pra siklus, rata-ratanya 60,42, pada siklus I 69,17, siklus II 79,58 dan
seluruh siswa tuntas.

34

commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan menerapkan pembelajaran bola plastik aktifitas belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id
meningkat. digilib.uns.ac.id

2. Dengan menerapkan pembelajaran bola plastik, hasil belajar passing bawah


bola voli siswa kelas IV SD Negeri Sidapurna 01 meningkat, dari pra siklus
rata-ratanya 60.42, pada siklus I 69.17, sedangkan siklus II 79.58.

B. Implikasi
Dari hasil simpulan, memiliki implikasi :
1. Apabila melaksanakan pembelajaran passing bawah bola voli mini dapat
menerapkan pembelajaran bola plastik.
2. Upaya melalui pembelajaran bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar
passing bawah bola voli.

C. Saran
1. Untuk Guru
a. Gunakan bola plastik pada pembelajaran Penjasorkes, khususnya pada
materi passing bawah bola voli.
b. Jika mengalami masalah dalam pembelajaran lakukan inovasi.
2. Untuk Kepala Sekolah
Sosialisasikan hasil-hasi inovasi yang sudah ada.

35

commit to user

Anda mungkin juga menyukai