Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien menjadi tuntutan di


era globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan di segala
bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya aparatur
dalam melaksanakan urusan pemerintahan namun pada saat ini
profesionalisme yang diharapkan masih belum terwujud sepenuhnya.

Salah satu penyebab utamanya adalah terjadi ketidaksesuaian antara


kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian
tersebut disebabkan oleh keahlian atau ketrampilan pegawai yang belum
proporsional. Demikian pula pendistribusian pegawai masih belum mengacu
pada kebutuhan nyata organisasi dalam arti belum didasarkan pada beban kerja
organisasi.

Analisis beban kerja dilaksanakan dengan harapan agar dapat memenuhi


tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektifitas, efisiensi, serta profesionalitas
sumber daya aparatur yang memadai pada instansi sehingga mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan dilandasi semangat untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional.

Hasil dari pelaksanaan analisis beban kerja adalah adanya tolok ukur bagi
pegawai sekaligus unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya, menyusun
formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen
lainnya. Disamping itu dapat dijadikan tolok ukur untuk meningkatkan
produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan
pembinaan, penyempurnaan, dan pendayagunaan aparatur negara baik dari
segi kelembagaan, ketatalaksanaan, maupun kepegawaian.

Sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun


2009 serta dalam rangka efisiensi dan efektifitas organisasi, maka
dilaksanakan analisis beban kerja pada Unit Pelaksana Teknis .

1
B. TUJUAN

Secara umum, tujuan dari analisis beban kerja adalah :

1. mengidentifikasi uraian tugas pada masing-masing pemegang jabatan


yang berada di Pusat Kesehatan Masyarakat;

2. menghitung beban kerja pada masing-masing pemegang jabatan yang


berada di Pusat Kesehatan Masyarakat;

3. menghitung jumlah kebutuhan pegawai pada masing-masing pemegang


jabatan yang berada di Pusat Kesehatan Masyarakat;

C. MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan analisis beban kerja antara lain adalah :
1. dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam penataan organisasi;
2. dapat dijadikan dasar penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. dapat dijadikan dasar bagi penentuan reward and punishment terhadap unit
kerja ataupun pegawai;
4. dapat dijadikan tolok ukur dalam penyusunan rencana kebutuhan pegawai
secara riil pada setiap unit terendah sesuai dengan beban kerja organisasi;
dan
5. sebagai bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka
peningkatan pendayagunaan sumber daya manusia.

D. HASIL
Analisis beban kerja menghasilkan informasi berupa :
1. Uraian tugas jabatan pada masing-masing unit terendah di Pusat Kesehatan
Masyarakat;
2. Volume beban kerja pada setiap unit terendah di Pusat Kesehatan
Masyarakat;
3. Jumlah kebutuhan pegawai pada setiap unit terendah; dan
4. Nama jabatan fungsional umum pada unit di Pusat Kesehatan Masyarakat.

E. DASAR HUKUM
2
Dasar hukum yang dipergunakan dalam penyusunan analisis beban kerja
adalah :
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapakati diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pedoman
Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman
Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman;
6. Peraturan Bupati Sleman Nomor 35 Tahun 2009 tentang Struktur
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis ;
7. Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 87/Kep.Sekda/2010 tentang Tim
Analisis Beban Kerja.

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


Laporan Analisis Beban Kerja pada Pusat Kesehatan Masyarakat disusun
dengan sistematika sebahai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
BAB II PELAKSANAAN ANALISIS BEBAN KERJA
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN

3
BAB II
PELAKSANAAN ANALISIS BEBAN KERJA

Analisis beban kerja yang dilaksanakan pada Pusat Kesehatan Masyarakat


dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, dimulai dari persiapan yaitu berupa
pembentukan Tim Analisis Beban Kerja dan pemberitahuan kepada pimpinan unit,
pelaksanaan di lapangan yaitu pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi dan
penyempurnaan hasil olahan, dan terakhir adalah penetapan hasil akhir berupa
penyajian laporan hasil analisis beban kerja. Adapun uraian dari masing-masing
tahapan adalah sebagai berikut :

A. TAHAP PERSIAPAN

1. Pembentukan Tim Analisis Beban Kerja

Dalam pelaksanaan analisis beban kerja dibentuk tim yang bertugas


untuk menyusun rencana, melaksanakan, menyiapkan rumusan, dan
melakukan evaluasi pelaksanaan analisis beban kerja Pemerintah
Kabupaten Sleman. Pembentukan tim ditetapkan dalam Keputusan
Sekretaris Daerah Nomor : 87 /Kep.Sekda/2012 tentang Tim Analisis
Beban Kerja Pemerintah Kabupaten Sleman.

2. Pemberitahuan Kepada Pimpinan Pusat Kesehatan Masyarakat

Sebelum pelaksanaan analisis beban kerja sampai pada tahap kegiatan di


lapangan, maka disampaikan pemberitahuan kepada Kepala Pusat
Kesehatan Masyarakat . Pemberi tahuan dituangkan dalam surat dari
Bapak Sekretaris Daerah Nomor 061/1708 tanggal 9 Februari 2012
yang berisi tentang tujuan, jadwal pelaksanaan, dan bantuan peran serta
pimpinan unit beserta pegawainya sebagai nara sumber dalam
pelaksanaan analisis beban kerja.
4
B. TAHAP PELAKSANAAN

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan gabungan beberapa cara, meliputi:

1) Daftar Pertanyaan.

Pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yaitu dengan cara


responden memberikan jawaban pada daftar pertanyaan yang
diberikan. Adapun pelaksanaannya adalah:

a) menyebarkan daftar pertanyaan analisis jabatan kepada


responden.

b) memberikan penjelasan kepada responden tentang isi daftar


pertanyaan. Butir demi butir pertanyaan dijelaskan pengertian
dan maksudnya, sehingga responden dapat memahami maksud
pertanyaan dan memudahkan memberikan jawabannya.

c) pengisian daftar pertanyaan oleh responden.

d) pengambilan daftar pertanyaan dari responden untuk dievaluasi.


Dalam evaluasi, bila terdapat jawaban yang dianggap kurang
jelas dapat dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi.

2) Wawancara.

Wawancara merupakan tanya jawab antara pewawancara dengan


responden. Pengumpulan data dengan cara wawancara adalah
bertatap muka langsung dengan responden untuk menanyakan
ketugasan yang dilakukannya deserta waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam pengumpulan data ini,
pegawai yang menjadi responden adalah diambil dari pegawai pada
unit terendah dilingkungan Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II
yang dipandang mampu untuk memberikan informasi terkait dengan
ketugasan pada satuan organisasi dimaksud.

5
3) Observasi
Dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap proses
pelaksanaan kerja dan hasil kerja yang diperoleh dan untuk menilai
tingkat akurasi data dan informasi yang disampaikan oleh setiap unit
kerja denga pertimbangan adanya data/informasi yang dinilai kurang
layak atau meragukan sehingga perlu diobservasi ke lapangan

4) Referensi.
Referensi yang dipergunakan adalah buku atau dokumen yang
dapat memberikan informasi tentang pekerjaan. Pengumpulan data
dari referensi adalah pengumpulan data dari buku-buku atau
dokumen, seperti laporan kegiatan unit kerja, surat-surat keputusan
tentang organisasi, pedoman keorganisasian dan ketatalaksanaan,
atau referensi lain yang berkaitan dengan misi, fungsi, tugas pokok
unit, program kerja atau program pembangunan, dan kegiatan
keorganisasian lainnya.

2. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah untuk dirumuskan beban kerjanya
dan pada akhirnya dapat diketahui jumlah kebutuhan pegawai dari
masing-masing unit terendah. Asumsi dasar yang dipergunakan dalam
melakukan analisis beban kerja adalah :
a. organisasi sebagai wadah dan sistem kerjasama akan memberikan
keluaran berupa hasil kerja berdasarkan beban kerja
b. beban kerja organisasi sesuai prinsip organisasi akan terbagi habis
kepada unit-unit terendah dan selanjutnya dari unit terbagi habis
dalam jabatan-jabatan
c. beban kerja dihitung berdasarkan volume kerja unit terendah untuk
setiap aktivitas kegiatan yang merupakan penjabaran dari uraian
tugas unit terendah dengan volume kerja dihitung pada periode 1
(satu) tahun.
d. seluruh kemampuan rata-rata pegawai dalam mengerjakan aktivitas
kegiatan dikonversi ke dalam satuan norma waktu (menit)
e. analisis kebutuhan pegawai didasarkan pada volume uraian tugas
yang dijabarkan dalam uraian kegiatan dan dibagi dengan norma
6
waktu efektif 1 (satu) tahun.

3. Verifikasi Data
Verifikasi adalah pengujian kembali hasil olahan data, untuk
memastikan kelengkapan, kebenaran, dan kesesuaian dengan realitas
pekerjaan di unit yang dianalisis. Pelaksanaan verifikasi tersebut
adalah mengirimkan hasil olahan data yang berupa beban kerja per
tahun dan jumlah kebutuhan pegawai pada masing-masing unit
terendah kepada pimpinan unit untuk klarifikasi, koreksi, dan
memperoleh masukan penyempurnaan.

4. Penyempurnaan Hasil Olahan


Penyempurnaan adalah perbaikan hasil olahan data berdasarkan
masukan yang diperoleh dari unit yang dianalisis. Masukan unit biasanya
diperoleh dalam verifikasi.

C. TAHAP PENETAPAN HASIL


Penyusunan Hasil
Hasil analisis beban verja yang telah dipaparkan disusun dalam bentuk
dokumen dan dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam perumusan
kebijakan dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan, serta pendayagunaan
sumber daya manusia.

7
BAB III
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM

A.1. Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi


Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman , dan ditindaklanjuti
dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat
Ngemplak II, maka Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II Kabupaten
Sleman mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II mempunyai
fungsi :

1. perumusan kebijakan teknis bidang Pusat Kesehatan Masyarakat


Ngemplak II;

2. pelaksanaan tugas bidang Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II;

3. penyelenggaraan pelayanan umum bidang Pusat Kesehatan


Masyarakat Ngemplak II;

4. pembinaan Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II, dan;

5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan


tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II Kabupaten


Sleman terdiri dari:

a. Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat;


b. Subbagian Tata Usaha; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

8
Berdasarkan lampiran Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009, bagan
susunan organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat ditetapkan sebagai
berikut:

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

KEPALA Pusat Kesehatan Masyarakat

Subbagian Tata
Usaha

Kelompok Jabatan
Fungsional

: Garis Komando
: Garis Koordinasi

Sesuai dengan bagan susunan organisasi di atas, masing-masing jabatan memiliki


kedudukan, tugas dan fungsi yang berbeda secara rinci dapat dijelaskan seperti
dibawah ini:

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan urusan umum,


kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi, dan mengoordinasikan
pelaksanaan tugas satuan organisasi.

9
Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Subbagian Tata Usaha;
b. perumusan kebijakan teknis ketatausahaan;
c. penyelenggaraan urusan umum;
d. penyelenggaraan urusan kepegawaian;
e. penyelenggaraan urusan keuangan;
f. penyelenggaraan urusan perencanaan dan evaluasi;
g. pengoordinasian penyelenggaraan tugas satuan organisasi; dan
h. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbagian Tata
Usaha.

Kelompok Jabatan Fungsional


(1) Kelompok Jabatan Fungsional pada Pusat Kesehatan Masyarakat terdiri dari
jabatan fungsional tertentu dan/atau jabatan fungsional umum.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas


Pusat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan keahlian.

(3) Jenis dan jumlah jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan.

TATA KERJA
Kepala UPT :
(1) Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(2) Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat menyampaikan laporan pelaksanaan


tugas kepada Kepala Dinas secara berkala melalui Sekretaris.

Kepala Subbagian Tata Usaha :


(1) Kepala Subbagian Tata Usaha mengoordinasikan pelaksanaan tugas setiap
satuan organisasi.

(2) Kepala Subbagian Tata Usaha dalam mengoordinasikan pelaksanaan tugas


setiap satuan organisasi berdasarkan arahan Kepala Pusat Kesehatan
Masyarakat, dan wajib menyampaikan laporan secara berkala.

10
Kepala satuan organisasi :
(1) Setiap kepala satuan organisasi bertugas memimpin, mengoordinasikan, dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

(2) Setiap kepala satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas


bawahannya dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(3) Setiap bawahan dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada atasannya
mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi satuan organisasi masing-
masing.

Organisasi :
(1) Setiap kepala satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab kepada atasannya dan menyampaikan laporan berkala
tepat pada waktunya.

(2) Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh kepala satuan organisasi diolah
dan dipergunakan sebagai bahan laporan kepada atasan serta untuk
memberikan petunjuk kepada bawahan.

(3) Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan, untuk tembusan laporan
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.

B. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan beban kerja dapat digunakan untuk menghitung jumlah


kebutuhan pegawai per jabatan. Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat
berdasarkan beban kerja dapat menggunakan rumus jumlah Volume Beban
Kerja per tahun (menit per tahun) dibagi dengan Jam Kerja Efektif per tahun
(75.240 menit). Jika perhitungan jumlah kebutuhan pegawai lebih besar (>)
jumlah pegawai yang ada maka terdapat kekurangan jumlah pejabat yang
disebutkan, dan demikian juga sebaliknya. Secara rinci kebutuhan jumlah
pegawai dan pegawai yang ada di masing-masing unit terendah dapat dilihat
pada tabel 2 berikut ini :

11
Tabel 2
Rekapitulasi jumlah pegawai dan kebutuhan pegawai
berdasarkan jabatan dan beban kerja unit
Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II

Σ Kebutuhan
Informasi Data Pegawai berdasar

Kelebihan Pegawai
Jml Beban Kerja
perhitungan

Kekurangan/
Σ Pegawai 2015

Pembulatan
Nominal
Kebutuhan
Σ Formasi
Instansi

Pegawai
Kepala UPT Puskesmas 1 1 97,950 1,31 1
Kepala Subbagian Tata Usaha 1 1 82,00 1,09 1
  Staf 7 11 960.626 10.797 11 -4
  Pramu Kantor. 1 1 56.025 0,74 1 0
  Penjaga Keamanan 1 3 244,120 3.25 3 -2
  Pengemudi. 0 1 61.535 0,82 1 -1
  Petugas Kebersihan dan Pertamanan. 1 1 93.260 1,24 1 0
  Pengelola Barang 1 1 101,145 1.35 1 0
  Pengadm.Keuangan/bend.penerima 0 1 106.830 1.419 1 -1
Pengadm. Keuangan/bend.pengeluaran 1 1 110.400 1.467 1 0
  Pengadministrasi Umum. 1 1 243,280 1,24 1 0
Akuntan 1 1 1 0
  Kelompok Fungsional 30 39 303.073 39.490 39 -9
 1 Dokter Gigi Madya 1 1 2.546 1.39 1 0
 2. a.Dokter umum Pertama 2 2 311,180 2,134 2 0
b.Dokter MOU 1 1 111.030 1.475 1 0
 3 Bidan Pelaksana 3 3 184.826 3.367 3 0
Bidan Lanjutan 3 3 272.848 2.626 3 0
Bidan Penyelia 2 2 150.468 2.000 2 0
 4 Perawat Pelaksana 3 3 264.817 3.522 3 0
Perawat Penyelia 4 4 325.716 4.331 4 0
 5 Perawat Gigi Pemula 0 1 75.363 1.00 1 -1
Perawat Gigi Penyelia 2 2 135.224 1.797 2 0
 6 Nutrisionis Ahli 1 2 117.744 1.565 2 -1
 7 Sanitarian 1 2 116.430 1.547 2 -1
 8 Laboratorium 1 2 204.690 1.719 2 -1
9 Rekam Medis 2 2 411.243 2,466 2 0
10 Apoteker 0 1 1 -1
11 Asisten Apoteker 2 2 177.192 2.355 2 0
12 Epidemiologi Kes.Penyelia 1 1 78.300 1.040 1 0
13 Psikologi 1 1 91.075 1.210 1 0
14 Fisioterapi 0 1 1 -1
15 Teknik Elektro Medis 0 1 1 -1

12
16 Promosi/Penyuluh Kes.Masy (PKM) 0 2 2 -2
Jumlah 39 52 303.649 52.687 68 -27

Secara prinsip organisasi, dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa untuk


setiap jabatan struktural harus dijabat oleh satu orang pemangku jabatan dan
jabatan non struktural minimal dijabat oleh satu orang pemangku jabatan. Untuk
itu jabatan non struktural dimungkinkan dijabat oleh beberapa orang pemangku
jabatan, tergantung dari banyaknya ketugasan yang harus dilakukan pada
jabatan tersebut. Oleh karena itu untuk jabatan struktural yang berdasarkan
beban kerja harus dijabat oleh lebih dari satu orang, maka hal ini diharapkan
pemanggu jabatan tersebut dapat melaporkan ke atasan agar ditindak lanjuti
dengan mendelagasikan ketugasannya kepada pemangku jabatan yang lainnya
yang beban kerjanya lebih sedikit atau mengajukan formasi ke pihak yang
berwenang.

Misalnya pada jabatan Pengadministrasi Umum memiliki beban kerja


sebesar 243,280 untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, namun karena
jabatan ini termasuk jabatan fungsional umum yang seharusnya dipangku oleh
3 orang, tetapi baru 1 orang sehingga kekurangan 2 pemangku, sehingga
ketugasan tersebut dirangkap oleh pejabat yang sudah mempunyai tupoksi
yang lain yaitu pejabat fungsional khusus/tertentu. maka hal ini dapat dipakai
sebagai salah satu teknik perhitungan dalam pemberian insentive atau
penghargaan lain kepada pejabat yang memangku.
Kelompok fungsional tertentu/khusus masih banyak kekurangan
pemanggu jabatannya, rata-rata pasien per-bulan 3000 pasien, dengan
Pustu 2 (dua) dan 2 (dua) desa yaitu :
a. Desa Widodomartani, terdiri dari 19 dusun, 39 RW dan 84 RT sedang
b. Desa Wedomartani, terdiri dari 25 dusun, 103 RW dan 138 RT
Jumlah penduduk dan jumlah KK di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak 2 sebagai
berikut.

Desa Jumlah penduduk (jiwa) Jumlah KK


Widodomartani 7.695 2.388
Wedomartani 24.605 6.796
Jumlah 32.300 9.184

C. RENCANA TINDAK LANJUT


13
1. Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan suatu Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan yang membutuhkan pegawai dengan kompetensi teknis
dan administratif untuk melaksanakan visi dan misinya sehingga di
rekomendasikan:
a. perlu kajian kesesuaian kompetensi yang dibutuhkan dalam hal
penempatan pegawai dengan tujuan mewujudkan kesesuaian antara
kompetensi (rumpun kompetensi) pemangku jabatan dengan ketugasan
yang melekat pada jabatan tersebut;
b. perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan yang bersifat teknis dan
administratif untuk para pegawainya.

2. Perlu ada ketegasan dan kejelasan setiap kedudukan pejabat fungsional


umum terhadap jabatannya masing-masing. Hal ini perlu ada sosialisasi
terhadap setiap pejabat fungsional umum secara terbuka. sehingga setiap
pegawai (khususnya pejabat non struktural) mengetahui dirinya sebagai
pemangku jabatan apa dan mengetahui setiap pekerjaan yang terkait
dengan ketugasannya harus melakukan koordinasi dengan sesama pejabat
non struktural.

3. Masih ada jabatan fungsional umum dan fungsional tertentu/khusus yang


belum ada pemangku jabatannya yaitu :

Tabel 3
Rekapitulasi Jabatan yang Belum Mempunyai Pemangku Jabatan

No Sub.bagian Jabatan Fungsional Umum


1 Tata Usaha • Pengemudi
• Jaga Malam/Satpam (butuh 3 ship)
• Pengadministrasi Umum (butuh 3)
• Pengadm.keuangan/Bend.Penerima
2 Pelayanan Klinis Jabatan Fungsional Tertentu/Khusus
a. Apoteker
b. Promosi Kes. Masyarakat (PKM)
c. Fisioterapi
d. Teknik Elektro Medis
e. Entomologi
f. Administrasi Kesehatan
g. Pranata Ronggen
14
Terhadap adanya jabatan jabatan fungsional Umum dan Tertentu/khusus yang
belum ada pemangku jabatannya sebagaimana tampak dalam tablel 3 tersebut
diatas, maka pada :

a. Ketata usahaan
1) Jabatan Petugas Pengemudi (satu) orang

Rekomendasi : Perlu adanya petugas pengemudi dan perlu diklat


teknisnya mengingat pentingnya pengemudi di Pusat
Kesehatan Masyarakat Ngemplak II

2) Jabatan Petugas keamanan kantor (satu) orang

Rekomendasi : Perlu adanya tambahan petugas keamanan dan perlu


diklat teknisnya mengingat pentingnya keamanan di
Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II, karena
banyaknya peralatan baik medis dan non medis yang
membutuhkan penjagaan dan membutuhkan untuk 3
shif.

3) Untuk Jabatan pengadministrasi umum masih disampiri tugas


tambahan sebagai kasir dan membantu dipendaftaran.

Rekomendasi : semua tugas tambahan (kasir) dialihkan/idealnya di


pengadministrasi keuangan (bendahara penerima)
yang membantu dipendaftaran, sehingga volume
beban kerja menjadi berkurang (178.384) sedangkan
pengadministrasi umum volume beban kerja
bertambah (260.535). sedang edialnya
pengadministrasi umum dipangku 3 orang.

4) Untuk Jabatan pengadministrasi keuangan (bendahara penerima)


masih dirangkap petugas pejabat fungsional tertentu/khusus yaitu
Pelaksana Rekam Medis dan masih disampiri sebagai kasir.

Rekomendasi : semua tugas tambahan pengadministrasi keuangan


(bendahara penerima) dialihkan/idealnya dipangku
pejabat fungsional umum.

15
5) Ada jabatan fungsional Umum yang belum ada pemangku jabatannya
sehingga untuk jabatan tersebut dirangkap oleh pemangku jabatan
lain.

6) Ada jabatan fungsional tertentu yang diperlukan di Pusat


Kesehatan Masyarakat Ngemplak II yaitu : Apoteker, Entomologi,
Penyuluh/promosi Kesehatan Masyarakat (PKM), Tehnik Elektro
Medis, Fisioterapi, Ronggen, dan apabila memungkinkan adalah
Administrasi Kesehatan, semua ketugasan secara khusus sudah ada
yaitu berdasarkan Kep.Menpan.

Rekomendasi : Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam formasi


penerimaan pegawai perlu ada penerimaan pada
pemangku jabatan tersebut mengingat luas wilayah
kerja, jumlah penduduk dan jumlah kunjungan serta
meningkatkan Posyandu.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Masih ada jabatan yang dirangkap oleh pemangku jabatan lain.


16
2. Beberapa nama jabatan fungsional umum belum ada pemangku jabatan.

3. Beberapa jenis jabatan masih dirangkap oleh pemangku jabatan lain


karena keterbatasan SDM.

4. Beban kerja yang tidak seimbang dengan jumlah SDM

5. Jenjang dan jenis pendidikan masih ada yang tidak sesuai dengan
pemegang jabatan.

6. Beberapa Jabatan tertentu belum masuk dalam kriteria jabatan fungsional


umum

7. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Pusat Kesehatan Masyarakat


Ngemplak II mengoptimalkan SDM yang ada.

B. SARAN

1. Sebaiknya satu jenis jabatan dipegang oleh 1 (satu) orang.

2. Sebelum melaksanakan analisis beban kerja sebaiknya dilakukan analisis


jabatan terlebih dahulu untuk mengetahui keriteria jenis jabatan.

3. Formasi pegawai disesuaikan dengan kebutuhan beban kerja , kriteria jenis


jabatan, dan penempatannya disesuaikan dengan syarat jabatan.

4. Jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan pemegang jabatan.

5. Perlu dilakukan diklat sesuai dengan rumpun kompetensi pemangku


jabatan dengan ketugasan yang melekat pada jabatan tersebut.

6. Perlu dilakukan diklat analisis beban kerja untuk mendukung pelaksanaan


analisis beban kerja selanjutnya.

Akhirnya dengan tersusunnya laporan hasil analisis beban kerja pada Pusat
Kesehatan Masyarakat Ngemplak II Kabupaten Sleman dapat dijadikan salah satu
pedoman penataan / penyempurnaan struktur organisasi, penilaian prestasi kerja
jabatan dan prestasi kerja, bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja,
sarana peningkatan kinerja kelembagaan, penyusunan standar beban kerja
jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar pegawai atau bahan penetapan
eselonisasi jabatan struktural, penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil
sesuai dengan beban kerja organisasi, program mutasi pegawai dari unit yang
17
berlebihan ke unit yang kekurangan, program promosi pegawai, reward and
punishment terhadap unit atau pejabat, bahan penyempurnaan program diklat, dan
bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
Kami berharap dan menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu mohon saran untuk penyempurnaannya agar hasil
pelaksanaan analisis beban kerja ini dapat digunakan sebagai informasi beban
kerja jabatan.

18

Anda mungkin juga menyukai