2.3.4 Analisa ABK
2.3.4 Analisa ABK
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hasil dari pelaksanaan analisis beban kerja adalah adanya tolok ukur bagi
pegawai sekaligus unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya, menyusun
formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen
lainnya. Disamping itu dapat dijadikan tolok ukur untuk meningkatkan
produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan
pembinaan, penyempurnaan, dan pendayagunaan aparatur negara baik dari
segi kelembagaan, ketatalaksanaan, maupun kepegawaian.
1
B. TUJUAN
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan analisis beban kerja antara lain adalah :
1. dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam penataan organisasi;
2. dapat dijadikan dasar penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. dapat dijadikan dasar bagi penentuan reward and punishment terhadap unit
kerja ataupun pegawai;
4. dapat dijadikan tolok ukur dalam penyusunan rencana kebutuhan pegawai
secara riil pada setiap unit terendah sesuai dengan beban kerja organisasi;
dan
5. sebagai bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka
peningkatan pendayagunaan sumber daya manusia.
D. HASIL
Analisis beban kerja menghasilkan informasi berupa :
1. Uraian tugas jabatan pada masing-masing unit terendah di Pusat Kesehatan
Masyarakat;
2. Volume beban kerja pada setiap unit terendah di Pusat Kesehatan
Masyarakat;
3. Jumlah kebutuhan pegawai pada setiap unit terendah; dan
4. Nama jabatan fungsional umum pada unit di Pusat Kesehatan Masyarakat.
E. DASAR HUKUM
2
Dasar hukum yang dipergunakan dalam penyusunan analisis beban kerja
adalah :
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapakati diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pedoman
Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman
Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman;
6. Peraturan Bupati Sleman Nomor 35 Tahun 2009 tentang Struktur
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis ;
7. Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 87/Kep.Sekda/2010 tentang Tim
Analisis Beban Kerja.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PELAKSANAAN ANALISIS BEBAN KERJA
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
3
BAB II
PELAKSANAAN ANALISIS BEBAN KERJA
A. TAHAP PERSIAPAN
1. Pengumpulan Data
1) Daftar Pertanyaan.
2) Wawancara.
5
3) Observasi
Dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap proses
pelaksanaan kerja dan hasil kerja yang diperoleh dan untuk menilai
tingkat akurasi data dan informasi yang disampaikan oleh setiap unit
kerja denga pertimbangan adanya data/informasi yang dinilai kurang
layak atau meragukan sehingga perlu diobservasi ke lapangan
4) Referensi.
Referensi yang dipergunakan adalah buku atau dokumen yang
dapat memberikan informasi tentang pekerjaan. Pengumpulan data
dari referensi adalah pengumpulan data dari buku-buku atau
dokumen, seperti laporan kegiatan unit kerja, surat-surat keputusan
tentang organisasi, pedoman keorganisasian dan ketatalaksanaan,
atau referensi lain yang berkaitan dengan misi, fungsi, tugas pokok
unit, program kerja atau program pembangunan, dan kegiatan
keorganisasian lainnya.
2. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah untuk dirumuskan beban kerjanya
dan pada akhirnya dapat diketahui jumlah kebutuhan pegawai dari
masing-masing unit terendah. Asumsi dasar yang dipergunakan dalam
melakukan analisis beban kerja adalah :
a. organisasi sebagai wadah dan sistem kerjasama akan memberikan
keluaran berupa hasil kerja berdasarkan beban kerja
b. beban kerja organisasi sesuai prinsip organisasi akan terbagi habis
kepada unit-unit terendah dan selanjutnya dari unit terbagi habis
dalam jabatan-jabatan
c. beban kerja dihitung berdasarkan volume kerja unit terendah untuk
setiap aktivitas kegiatan yang merupakan penjabaran dari uraian
tugas unit terendah dengan volume kerja dihitung pada periode 1
(satu) tahun.
d. seluruh kemampuan rata-rata pegawai dalam mengerjakan aktivitas
kegiatan dikonversi ke dalam satuan norma waktu (menit)
e. analisis kebutuhan pegawai didasarkan pada volume uraian tugas
yang dijabarkan dalam uraian kegiatan dan dibagi dengan norma
6
waktu efektif 1 (satu) tahun.
3. Verifikasi Data
Verifikasi adalah pengujian kembali hasil olahan data, untuk
memastikan kelengkapan, kebenaran, dan kesesuaian dengan realitas
pekerjaan di unit yang dianalisis. Pelaksanaan verifikasi tersebut
adalah mengirimkan hasil olahan data yang berupa beban kerja per
tahun dan jumlah kebutuhan pegawai pada masing-masing unit
terendah kepada pimpinan unit untuk klarifikasi, koreksi, dan
memperoleh masukan penyempurnaan.
7
BAB III
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
8
Berdasarkan lampiran Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009, bagan
susunan organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat ditetapkan sebagai
berikut:
Subbagian Tata
Usaha
Kelompok Jabatan
Fungsional
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
9
Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Subbagian Tata Usaha;
b. perumusan kebijakan teknis ketatausahaan;
c. penyelenggaraan urusan umum;
d. penyelenggaraan urusan kepegawaian;
e. penyelenggaraan urusan keuangan;
f. penyelenggaraan urusan perencanaan dan evaluasi;
g. pengoordinasian penyelenggaraan tugas satuan organisasi; dan
h. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbagian Tata
Usaha.
TATA KERJA
Kepala UPT :
(1) Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
10
Kepala satuan organisasi :
(1) Setiap kepala satuan organisasi bertugas memimpin, mengoordinasikan, dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
(3) Setiap bawahan dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada atasannya
mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi satuan organisasi masing-
masing.
Organisasi :
(1) Setiap kepala satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab kepada atasannya dan menyampaikan laporan berkala
tepat pada waktunya.
(2) Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh kepala satuan organisasi diolah
dan dipergunakan sebagai bahan laporan kepada atasan serta untuk
memberikan petunjuk kepada bawahan.
(3) Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan, untuk tembusan laporan
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.
11
Tabel 2
Rekapitulasi jumlah pegawai dan kebutuhan pegawai
berdasarkan jabatan dan beban kerja unit
Pusat Kesehatan Masyarakat Ngemplak II
Σ Kebutuhan
Informasi Data Pegawai berdasar
Kelebihan Pegawai
Jml Beban Kerja
perhitungan
Kekurangan/
Σ Pegawai 2015
Pembulatan
Nominal
Kebutuhan
Σ Formasi
Instansi
Pegawai
Kepala UPT Puskesmas 1 1 97,950 1,31 1
Kepala Subbagian Tata Usaha 1 1 82,00 1,09 1
Staf 7 11 960.626 10.797 11 -4
Pramu Kantor. 1 1 56.025 0,74 1 0
Penjaga Keamanan 1 3 244,120 3.25 3 -2
Pengemudi. 0 1 61.535 0,82 1 -1
Petugas Kebersihan dan Pertamanan. 1 1 93.260 1,24 1 0
Pengelola Barang 1 1 101,145 1.35 1 0
Pengadm.Keuangan/bend.penerima 0 1 106.830 1.419 1 -1
Pengadm. Keuangan/bend.pengeluaran 1 1 110.400 1.467 1 0
Pengadministrasi Umum. 1 1 243,280 1,24 1 0
Akuntan 1 1 1 0
Kelompok Fungsional 30 39 303.073 39.490 39 -9
1 Dokter Gigi Madya 1 1 2.546 1.39 1 0
2. a.Dokter umum Pertama 2 2 311,180 2,134 2 0
b.Dokter MOU 1 1 111.030 1.475 1 0
3 Bidan Pelaksana 3 3 184.826 3.367 3 0
Bidan Lanjutan 3 3 272.848 2.626 3 0
Bidan Penyelia 2 2 150.468 2.000 2 0
4 Perawat Pelaksana 3 3 264.817 3.522 3 0
Perawat Penyelia 4 4 325.716 4.331 4 0
5 Perawat Gigi Pemula 0 1 75.363 1.00 1 -1
Perawat Gigi Penyelia 2 2 135.224 1.797 2 0
6 Nutrisionis Ahli 1 2 117.744 1.565 2 -1
7 Sanitarian 1 2 116.430 1.547 2 -1
8 Laboratorium 1 2 204.690 1.719 2 -1
9 Rekam Medis 2 2 411.243 2,466 2 0
10 Apoteker 0 1 1 -1
11 Asisten Apoteker 2 2 177.192 2.355 2 0
12 Epidemiologi Kes.Penyelia 1 1 78.300 1.040 1 0
13 Psikologi 1 1 91.075 1.210 1 0
14 Fisioterapi 0 1 1 -1
15 Teknik Elektro Medis 0 1 1 -1
12
16 Promosi/Penyuluh Kes.Masy (PKM) 0 2 2 -2
Jumlah 39 52 303.649 52.687 68 -27
Tabel 3
Rekapitulasi Jabatan yang Belum Mempunyai Pemangku Jabatan
a. Ketata usahaan
1) Jabatan Petugas Pengemudi (satu) orang
15
5) Ada jabatan fungsional Umum yang belum ada pemangku jabatannya
sehingga untuk jabatan tersebut dirangkap oleh pemangku jabatan
lain.
BAB IV
A. KESIMPULAN
5. Jenjang dan jenis pendidikan masih ada yang tidak sesuai dengan
pemegang jabatan.
B. SARAN
Akhirnya dengan tersusunnya laporan hasil analisis beban kerja pada Pusat
Kesehatan Masyarakat Ngemplak II Kabupaten Sleman dapat dijadikan salah satu
pedoman penataan / penyempurnaan struktur organisasi, penilaian prestasi kerja
jabatan dan prestasi kerja, bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja,
sarana peningkatan kinerja kelembagaan, penyusunan standar beban kerja
jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar pegawai atau bahan penetapan
eselonisasi jabatan struktural, penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil
sesuai dengan beban kerja organisasi, program mutasi pegawai dari unit yang
17
berlebihan ke unit yang kekurangan, program promosi pegawai, reward and
punishment terhadap unit atau pejabat, bahan penyempurnaan program diklat, dan
bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
Kami berharap dan menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu mohon saran untuk penyempurnaannya agar hasil
pelaksanaan analisis beban kerja ini dapat digunakan sebagai informasi beban
kerja jabatan.
18