MAKALAH
Oleh:
Sholikul Hadi, S.H., M.H.
NIP. 197507012009011009
1
PANCASILA DALAM KONSTITUSI DI INDONESIA
MAKALAH
Diajukan kepada Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Jember untuk
dipresentasikan dalam seminar diskusi periodik dosen
Oleh:
Sholikul Hadi, S.H., M.H.
NIP. 197507012009011009
FAKULTAS SYARIAH
MEI, 2020
i
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN
.
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Permasalahan ...................................................................................................5
C. Tujuan ..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
..
A. Kesimpulan .....................................................................................................16
B. Saran ...............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
. .
A. Latar Belakang
.
1
Dalam naskah Pembukaan ditulis dengan redaksi Undang - Undang Dasar Negara
.
2
Dahlan Thaib, dkk, Teori dan Hukum Konstitusi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hal.8.
. . .
penganut paham modern yang tegas-tegas memberikan pengertian sama antara konstitusi
.
dengan Undang -Undang Dasar adalah C.F. Strong dan James Bryce. Sedangkan ahli hukum yang
.
memberikan pengertian beda antara konstitusi dengan Undang-undang Dasar adalah Herman
.U
Heller dan F. Lassale. Lihat lebih lanjut dalam Dahlan Thaib, dkk, Teori dan Hukum Konstitusi, PT
.
1
2
sila keempat dengan mengganti tanda penghubung (-) menjadi tanda garis miring
(/) di antara kalimat permusyawaratan dan perwakilan. Dengan langkah
pengesahan pada UUD Negara Kesatuan RI oleh PPKI, maka mulai saat itulah
Pancasila sebagai dasar negara RI telah berlaku secara sah dan menjadi rumusan
final, karena telah disahkan oleh suatu Badan Nasional yang memiliki fungsi
membentuk dan mendirikan Negara RI yang mana menurut Hukum Tata Negara
memiliki wewenang untuk menetapkan Pokok Kaidah Negara yang fundamental
(staatsfundamentalnorm).3
Rumusan Pancasila dalam Undang-Undang Dasar 1945 ini sesuai dengan
teori hukum konstitusi yang dikemukakan oleh KC Wheare dan Podsnap.
Menurut KC Wheare4, materi muatan konstitusi minimal mencakup:
a. Susunan sistem pemerintahan (structure of government), yakni tentang
.
3 Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD ’45 dalam Paradigma Reformasi, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2oo6, hal. 32
4 I Dewa Gede Atmadja, Hukum Konstit usi Problematik a Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan
. . . . . . . . . . .
2
3
e. tujuan atau cita-cita politik bangsa atau negara. Cita-cita politik ini menjadi
tujuan dan sumber penyelenggaran pemerintahan yang mengikat dari aspek
hukum (legally binding) badan eksekutif, badan yudikatif, dan badan
legislatif.
Sedangan menurut Podsnap5, materi atau isi konstitusi akan merupakan:
a. a sort manifesto (ketentuan tentang pernyataan kebijakan);
b. a confession of faith (pernyataan mengenai kepercayaan);
.
5 Ibid, hal.70-71
6
Cholisin, Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Relevansinya dengan Kondisi Saat ini,
. . . . . . .
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131474282/pengabdian/mgmp-pkn-wates-28-sep-2011-
ideologi-negara-dan-relevansinya-dengan-kondisi-saat-ini.pdf, diakses tanggal 26 April 2020.
3
4
tertib hukum negara Indonesia sebagai tertib hukum yang tertinggi.7 Kedudukan
yang seperti ini dalam tertib hukum negara Indonesia, maka Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 menentukan adanya tertib hukum Indonesia. Akibatnya
adalah bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada aspek hukum
keberadaannya tidak dapat diubah.
Begitu pula Pancasila yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah merupakan pemberian bentuk hukum terhadap
kesempatan politis bangsa Indonesia di dalam bernegara. Sejarah kenegaraan
menunjukkan bahwa apapun konstelasi politik yang dibentuk berdasarkan struktur
formal yang ada, tidak berhasil menghilangkan Pancasila sebagai pemersatu
bangsa. Di dalam sejarah kenegaraanpun nampak bahwa segala macam cara
diusahakan untuk menjamin eksistensi dan kelestarian Pancasila dari masa ke
masa seperti dalam tahun 1945, masa negara Indonesia Serikat, masa negara
Kesatuan berdasarkan Undang- Undang Dasar Sementara 1950, masa Orde Lama
.
dengan Undang-Undang Dasar 1945, sampai pada masa orde baru, masing-masing
dengan pelbagai bentuk dan cara pengamanannya. 8 Paska orde baru yakni era
reformasi juga demikian halnya. Negara yang telah melakukan amandemen atau
perubahan Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan empat kali tetap
mempertahankan (tidak mengubah) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
mana di dalamnya ada rumusan Pancasila.
Menurut Kaelan9, Pembukan Undang-Undang Dasar 1945 terbagi dalam
empat alinea, dan di setiap alinea mempunyai spesifikasi atau ciri khas apabila
ditelaah berdasarkan isinya. Alenia pertama, alenia kedua dan alenia ketiga
memuat suatu pernyataan yang tidak berhubungan secara kausal organis dengan
batang tubuh atau pasal-pasalnya. Pada bagian ini memuat beberapa pernyataan
yang menerangkan serangkaian peristiwa sebelum terciptanya negara Indonesia.
Adapun bagian keempat (Alenia ke-4) menjelaskan dasar - dasar fundamental
negara yakni tujuan negara Indonesia, ketentuan UUD negara, bentuk negara dan
7
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2010, hal. 148
8
Padmo Wahyono, Beberapa Masalah Ketatanegaraan di Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1994, hal.
,
21-22
9
Kaelan, op cit, hal. 148
4
5
philosophie grondslag (dasar filsafat negara) Pancasila. Oleh karena itu Alenia IV
mempunyai hubungan “kausal organis‟ dengan pasal-pasal UUD 1945, sehingga
sangat erat kaitannya dengan materi pasal-pasal tersebut.
Dengan demikian rumusan Pancasila yang terdapa di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum .
B. Permasalahan
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang
hendak ditelaah dalam artikel sederhana ini adalah apakah Pancasila yang
berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia telah diatur dalam
.
konstitusi di Indonesia?
C. Tujuan
Penulisan artikel ini memiliki tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut:
1. Memperoleh pengetahuan tentang pengaturan Pancasila dalam konstitusi di
Indonesia.
2. Memberikan sumbangsih pemikiran tentang perlunya pengaturan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia dalam konstitusi yang
. . .
10
Pasl 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
11
Dahlan Thaib, dkk, op cit, hal.86.
6
7
rumusan yang diberi istilah atau nama Pancasila yaitu terdiri dari:12
1. Kebangsaan – Nasionalisme
2. Perikemanusiaan-Internasionalisme
3. Mufakat-demokrasi
4. Keadilan Sosial
5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Para pendiri bangsa yang dalam hal ini adalah PPKI telah menetapkan
bahwa rumusan Pancasila yang terdapat dalam Alinea ke-4 Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai dasar dalam bernegara. Oleh karena itu maka
rumusan Pancasila dalam Undang-Undang Dasar 1945 secara berurutan sebagai
berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakiilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
dengan 2 November 1949, dengan menghasilkan tiga buah persetujuan antara lain
:
12
Subandi Al Marsudi, op cit, hal.20-21.
7
8
Pada tahun 1949 berubahlah konstitusi Indonesia yaitu dari UUD 1945
menjadi Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS). Draft .
naskah Konstitusi Republik Indonesia Serikat telah ditetapkan dalam KMB dan
.
Negara Republik Indonesia (RI) tetap masih ada, namun statusnya berubah
.
3. . Kebangsaan
4. . Kerakyatan
5. . Keadilan Sosial.
Rumusan Pancasila tersebut dapat ditemukan pada Mukaddimah
Konstitusi RIS 1949 alinea III yang secara lengkap berbunyi sebagai berikut:15
“Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan kami itu dalam suatu
. . . . . . . .
13
Titik Triwulan Tutik dalam M. Agus Santoso, Perkembangan Konstitusi di Indonesia , Jurnal
Yustisia Vol.2 No.3 September - Desember 2013, hal. 122
14
Moh. Mahfud MD, Dasar & Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2001,
hal. 56.
15
http://hukum.unsrat.ac.id/pres/konstitusi_ris.pdf, diakses tanggal 28 April 2020 . . . .
8
9
rakyat dan juga bukan merupakan keinginan politik rakyat Indonesia akan tetapi
. .
tidak dipisah-pisah oleh adanya Negara-negara bagian. Pada awal tahun 1950 lahir
mosi integral yang dimotori oleh Mohammad Natsir, seorang tokoh Partai
Masyumi (Majlis Syuro Muslimin). Di dalam mosi tersebut disampaikan desakan
agar Indonesia segera kembali ke bentuk susunan negara kesatuan sesuai dengan
yang disepakati saat proklamasi kemerdekaan dan dituangkan dalam UUD 1945.
Mosi integral itu mendapat sambutan luas dan segera ditindaklanjuti dengan
perundingan-perundingan antar Negara-negara bagian. Akhirnya lahirlah Undang- .
Undang Federal Nomor 7 Tahun 1950 tanggal 15 Agustus 1950 yang berisikan
.
Undang Dasar Sementara 1950 sebagai hasil dari perubahan Konstitusi RIS.
. . . . . .
(sebenarnya UUDS 1950 merupakan perubahan beberapa hal saja atas naskah
Konstitusi RIS)
Kedua, perubahan bentuk susunan negara dengan UUDS 1950 yang diberlakukan
mulai tanggal 17 Agustus 1950.
. . . .
16
M. Agus Santoso, op cit, hal. 122
17
Moh. Mahfud MD, op cit, hal. 56-57.
9
10
2. Peri Kemanusiaan
.
3. Kebangsaan
.
4. Kerakyatan
.
5. Keadilan Sosial.
.
2. Peri Kemanusiaan
.
3. Persatuan
.
4. Kedaulatan Rakyat
.
5. Keadiilan Sosial.
.
UUD 1945, dan mencabut berlakunya UUDS 1950, serta rencana (janji)
. . . .
10
11
dengan saat ini masih dipertahankan dan berlaku di Indonesia, meskipun UUD
1945 telah diamandemen atau diubah sampai dengan empat kali mulai tahun 1999
- 2002.
Berdasarkan sejarah berlakunya konstitusi di Indonesia tersebut di atas,
rumusan Pancasila telah dimuat dalam konstitusi pada bagian Pembukaan
(mukaddimah) meskipun dengan redaksi yang berbeda-beda tetapi sebanarnya
pada hakikatnya memiliki makna yang hampir sama. Dengan dimuatnya rumusan
Pancasila dalam pembukaan tersebut, Pancasila memiliki kedudukan sebagai .
menjadi tertib hukum tertinggi dan menjadi sumbeer dari segala sumber huukum . .
sumber dari segala sumber hukum” dalam konstitusi. Berikut ini penulis uraikan
. . . .
beberapa alasan mengapa perlunya pencantuman kedua hal tersebut dalam UUD
1945.
11
12
Juni 1945.18 Menurut Prof. Mr. AG Pringgodigdo, dalam artikelnya yang berjudul
.
Sekitar Pancasila, menulis “bahwa setelah pada tanggal 1 Juni 1945 diterima oleh
semua anggota Badan Penyelidik dengan tepuk tangan yang riuh kemudian
setelah tanggal itu dalam tahun 1945 Pancasila tidak pernah disebut lagi, sehingga
baik dalam Pembukaan maupun dalam Batang Tubuh UUD 1945 istilah itu tidak
dijumpai.” AG Pringgodigdo merupakan wakil kepala sekretariat dan merangkap
anggota BPUPK. Dalam kesehariannya dia adalah seorang Wedana Purwokerto.
Menurutnya, “Istilah Pancasila itu baru muncul kembali pada saat Presiden
Soekarno di bulan September tahun 1947 menerbitkan buku yang berisi tentang
pidatonya dari 1 Juni 1945 di dalam persidangan Badan Penyelidik Persiapan
Kemerdekaan dengan judul: Lahirnya Pancasila. Sejak saat itulah Bung Karno
. .
Orba, REPUBLIKA.co.id Rabu 22 Jun 2016 12:01 WIB, diakses tanggal 6 Mei 2020.
. .
12
13
13
14
Daerah (Perda). Selain itu, istilah Pancasila dapat ditemukan juga dalam peraturan
teknis seperti Peraturan Menteri, Peraturan lembaga/badan setingkat Menteri, dan
sebagainya. Salah satu contoh adalah Undang-Undang yang mengatur tentang
pedoman pembentukan peraturan perundang-undangan yakni Undang-Undang .
sumber hukum negara. Ada dua hal yang menjadi perhatian dalam ketentuan pasal
.
tersebut, yakni istilah Pancasila dan Pancasila yang merupakan sumber segala
sumber hukum negara ( Pancasila sebagaii sumber darri segala sumber hukum).
. . .
UUD 1945 sebagai konstitusi yang merupakan hukum yang dianggap tinggi
tingkatannya dan merupakan dasar pembuatan Undang-Undang tidak mengatur
ketentuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ketentuan Pasal 2
UU No. 11 Tahun 2011 inkonsistensi dengan UUD 1945. Permasalahan tersebut
tidak akan terjadi apabila dalam batang tubuh UUD 1945 sebagai grund gezetse
(aturan dasar) memuat tentang istilah Pancasila dan fungsi Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum. Oleh karena itu maka perlunya perubahan atau
amandemen UUD 1945.
Penulis menawarkan materi amandemen UUD 1945 yang dimaksud adalah
meliputi Bab I dan Pasal 37 sebagai berikut:
No. Bunyi Ketentuan Konsep Amandemen
1. BAB I BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN BENTUK, DASAR DAN
KEDAULATAN
Pasal 1
20
Fajlurrahman Jurdi, Hukum Tata Negara Indonesia, Prenadamedia Grup, Jakarta, 2019, hal. 84-
.
85
14
15
Pasal 1B
Kedꜹulatan berꜹda di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-
Undꜹng Dasar.
2. Pasal 37 Pasal 37
(5) Khusus mengenai bentuk (5) Khusus mengenai bentuk dan dasar
Negarꜹ Kesatuan Republik Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidꜹk dapat Indonesia tidꜹk dapat dilꜹkukan
dilꜹkukan perubahan. perubahan.
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konstitusi di Indonesia telah memuat atau mengatur rumusan Pancasila dalam
pembukaan atau mukaddimah Undang-Undang Dasar, akan tetapi istilah Pancasila
tidak diatur secara khusus dalam Undang- Undang Dasar. Ketentuan ini berakibat
pada timbulnya inkonsistensi peraturan perundang-undangan yang berada di
.
sumber hukum.
.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, saran yang dapat
penulis berikan adalah bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat hendaknya
melaksanakan perubahan atau amandemen terhadap bunyi ketentuan Bab I dan
.
maka Pancasila dalam konstitusi di Indonesia telah diatur secara integral baik
secara substansial maupun secara formal, sehingga kedudukan Pancasila akan
semakin kuat dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
16
17
DAFTAR RUJUKAN
Saatuini”, http://staffnew.uny.ac.id/upload/131474282/pengabdian/mgmp-
pkn-wates-28-sep-2011-ideologi-negara-dan-relevansinya-dengan-kondisi-
saat-ini.pdf, diakses tanggal 26 April 2020.
MD, Moh. Mahfud. “Dasar & Struktur Ketatanegaraan Indonesia.” Rineka Cipta
(2001): 56-57.
17
18
18