Anda di halaman 1dari 15

Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran

Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art


Learning di SDN Banyuajuh 4

Wahid Khoirul Ikhwan1


Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan

ABSTRACT
One innovation of learning to improve writing skills is to use direct and Play-Learning dan Performance-Art
Learning. By applying this approach more classes are expected to live and be happy to follow the students'
learning Indonesian from the results of performance tests Cycle I and Cycle II of the above can be concluded
that: there is an increase from Cycle I to Cycle II. On Cycle II all students understand the material completely
written narrative of the interview, through changing direct sentence (original interview) into indirect sentences
(narratives). So it can be concluded that the cooperative learning model is more successful / better than the
direct learning model.

Key Word: Child Character, Islamic Elementary School, Education Culture

Ada fenomena menarik ketika melihat Hal lain yang menunjukkan bahwa
anak-anak di Indonesia lebih menyukai cerita- bangsa kita belum bergelut secara mendalam
cerita dari asing seperti Naruto, Batmen, dengan sastra anak dapat terlihat dengan
Spedermen, daripada membaca cerita-cerita kurangnya sastra anak yang “dilahirkan”.
yang asli Indonesia. Perubahan Fenomena Selama ini, sastra anak yang lahir kebanyakan
tersebut ternyata berdampak pada perubahan baru sebatas dongeng-dongeng, mitos, legenda
karakter anak yang lebih mengikuti karakter atau cerita rakyat. Cerita anak Indonesia ini
cerita-cerita dari luar negeri. Sehingga, karakter akan semakin ketinggalan jika dibandingkan
anak-anak Indonesia terkikis oleh karakter yang dengan sastra anak terjemahan yang banyak
terdapat di cerita asing. beredar di masyarakat dewasa ini..
Kalau diperhatikan fenomena di atas, Karya sastra anak dapat digunakan
literatur cerita anak di Indonesia yang sesuai sebagai alat yang sangat efektif bagi para
dengan karakter bangsa Indonesia masih pendidik maupun para orang tua di dalam
minim. Dengan begitu, dapat diartikan juga menanamkan nilai-nilai, norma, perilaku luhur,
bahwa pergulatan dunia sastra di Indonesia dan kepercayaan yang diterima di dalam suatu
belum banyak menyentuh apa yang dinamakan masyarakat atau budaya. Adapun yang
sastra anak. Selain itu, penelitian mengenai dimaksud dengan sastra anak di sini adalah
sastra anak masih tergolong sangat kurang jika bentuk karya sastra yang ditulis untuk kalangan
dibandingkan dengan penelitian terhadap sastra pembaca anak-anak. Ada beberapa bentuk
orang dewasa. karya sastra jenis ini, dari buku cerita

__________________
1
Korespondensi: Wahid Khoirul Ikhwan, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Trunojoyo Madura, Jalan Raya Telang PO BOX 2
Kamal, Bangkalan, Telp: (031) 3011146, e-mail: wahidkhoiruli@yahoo.com
Wahid Khoirul Ikhwan: Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4 | 71

bergambar (cergam atau komik), buku cerita, itu adalah struktur genre dan konfigurasi
dongeng anak-anak, puisi anak-anak, karya register. Oleh karena itu, fokus kajian dan
biografi, dan sebagainya. Jumlah karya sastra analisis penelitian ini melihat struktur genre
ini sangat banyak dan dapat dengan mudah dan konfigurasi register dari buku-buku cerita
ditemukan di dalam masyarakat. Meskipun tiap yang menjadi data penelitian untuk melihat
jenis karya sastra anak ini dapat digunakan bagaimanakah pengaruh sastra anak terhadap
untuk mentransfer pembentukan karakter anak pembentukan karakter anak sekolah dasar di
yang berlaku dan diterima di dalam Madura.
masyarakat, dua jenis karya sastra yang
pertamalah, yaitu buku cerita bergambar dan Kajian Pustaka
buku cerita, yang dipercaya sangat tepat 1. Play-Learning dan Performance art-
dipergunakan sebagai wahana pengenalan dan learning
pengasuhan ideologi kepada anak-anak sebagai Pada dasarnya manusia adalah makhluk
target pembaca karya ini. Tentu saja tidak yang gemar bermain. Oleh sebab itu mengolah
hanya karya sastra anak yang dapat digunakan pembelajaran menjadi play-learning, tentu
sebagai wahana pengenalan dan pengasuhan akan menjadi daya tarik khusus bagi seorang
ideologi tersebut; ada beberapa sarana lain siswa. Play-learning, artinya pembelajaran
yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan yang penuh dengan dramatik. Pembelajran
pengenalan dan pengasuhan tersebut, misalnya dipoles dengan penampilan yang memukau.
bukubuku agama untuk anak-anak atau yang Penyajian diwujudkan dalam seni bermain
sejenisnya. Akan tetapi, karya sastra anak, (dolanan).
dalam hal ini buku cerita anak, diyakini Endraswara (2009:68) dalam bukunya 30
merupakan bentuk karya yang mudah Metode Pembelajaran Bahasa dan Sastra,
dipergunakan untuk melangsungkan menjelaskan bahwa play-learning adalah model
pengenalan dan pengasuhan pembentukan pembelajaran yang penuh dengan getar
karakter anak ini dibandingkan dengan sarana permainan. Play-learning meliputi
yang lain. pembelajaran yang mengutamakan permainan
Pembentukan karakter anak melalui dan lagu. Aspek integrasi materi satu dengan
sastra anak tersebut tentu saja akan dilakukan yang lain patut dilakukan guna menemukan
dengan cara mengeksploitasi bahasa. keindahan dalam sastra anak. Kunci permainan
Sementara itu, aspek kebahasaan yang dapat harus cermat. Permainan harus ada kalah dan
dikaji untuk melihat bagaimana sebuah teks, menang. Yang kalah diberikan punish yang
dalam hal ini, buku cerita mentransfer ideologi mendidik, yang menang diberikan reward.
yang berlaku di dalam sebuah masyarakat Permainan dalam sastra selalu
kepada anak-anak sebagai target pembaca buku mempertimbangkan estetika. Para pemain yang
72 | Widyagogik, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2013, 70-84

bagus diberi pengayaan. Setiap langkah situasi, bisa berminyak air, bisa menyatakan
bermain selalu ada selipan nilai luhur. Oleh yang tidak sebenarnya, dan imajinatif. Maka
sebab itu, play-learning merupakan model mempertunjukan sastra, tidak lain adalah
untuk menghibur sekaligus menanamkan nilai bermain dengan estetika.
budi pekerti luhur. Belajar sastra anak menjadi
suatu hal yang mengangkat harkat dan martabat 2. Hakikat Sastra Anak
humanis siswa. Siswa akan digiring untuk Sastra mengandung eksplorasi
belajar lebih atraktif, penuh dengan gelak dan mengenai kebenaran kemanusiaan. Sastra juga
tawa ria. Namun demikian pembelajaran tetap menawarkan berbagai bentuk kisah yang
pada porosnya, yaitu kekhidmatan. merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu.
Dalam bidang sastra anak, tentu saja Apalagi pembacanya adalah anak-anak yang
banyak unsur yang dapat diolah melalui fantasinya baru berkembang dan menerima
bermain. Apalagi memang hakikat sastra anak segala macam cerita terlepas dari cerita itu
itu sendiri lekat dengan istilah permainan. masuk akal atau tidak. Sebagai karya sastra
Dalam permainan, tentu ada aturan, tatanan, tentulah berusaha menyampaikan nilai-nilai
yang memoles sebuah tampilan lebih kemanusiaan, mempertahankan, serta
menyenangkan. Begitu pula dengan permainan menyebarluaskannya termasuk kepada anak-
dalam sastra anak, tentu membutuhkan anak.
berbagai bentuk aturan permainan. Setiap sastra Sesuai dengan sasaran pembacanya,
anak dapat dimainkan dengan berbagai bentuk. sastra anak dituntut untuk dikemas dalam
Permainan sastra anak dapat dikemas bentuk yang berbeda dari sastra orang dewasa
kedalam bentuk performance art-learning, hingga dapat diterima anak dan dipahami
artinya seni pertunjukan. Sastra anak dapat mereka dengan baik. Sastra anak merupakan
diajarkan ke arah seni pertunjukan yang pembayangan atau pelukisan kehidupan anak
menyedot jiwa siswa. Siswa dapat diajak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur
menelusuri sastra menggunakan aneka bahasa anak. Sastra anak merupakan sastra
pertunjukan. Dengan cara itu, seorang siswa yang ditujukan untuk anak, bukan sastra
akan belajar sastra anak pelan-pelan, penuh tentang anak. Sastra tentang anak bisa saja
kesenangan. Schechmer (1977:69-81) isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi
memberikan teori penting bagi performance of sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan
art-learning dalam pertunjukan sastra. Dia disesuaikan untuk anak-anak selaku
berpendapat bahwa seni pertunjukan sastra pembacanya. (Puryanto, 2008: 2)
dapat dibuat seperti halnya drama ataupun Menurut Hunt (dalam Witakania, 2008:
teater. Pelaku drama tentu manusia yang pandai mendefinisikan sastra anak sebagai buku
berdrama. Berdrama artinya pandai memoles bacaan yang dibaca oleh, yang secara khusus
Wahid Khoirul Ikhwan: Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4 | 73

cocok untuk, dan yang secara khusus pula mengandung peneladanan yang baik, gaya
memuaskan sekelompok anggota yang kini bahasanya mudah dipahami tapi mampu
disebut anak. Jadi sastra anak adalah buku mengembangkan bahasa anak, sudut pandang
bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak- orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam
anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan jangkauan anak. (Puryanto, 2008: 2)
minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan Sarumpaet (dalam Puryanto, 2008: 3)
tingkat perkembangan emosional dan mengatakan persoalan-persoalan yang
intelektual anak, sehingga dapat memuaskan menyangkut masalah seks, cinta yang erotis,
mereka. kebencian, kekerasan dan prasangka, serta
Tarigan (1995: 5) mengakatakan bahwa masalah hidup mati tidak didapati sebagai tema
buku anak-anak adalah buku yang dalam bacaan anak. Begitu pula pembicaraan
menempatkan mata anak-anak sebagai mengenai perceraian, penggunaan obat
pengamat utama, mata anak-anak sebagai terlarang, ataupun perkosaan merupakan hal
fokusnya. Sastra anak adalah sastra yang yang dihindari dalam bacaan anak. Artinya,
mencerminkan perasaan dan pengalaman anak- tema-tema yang disebut tidaklah perlu
anak masa kini, yang dapat dilihat dan dikonsumsi oleh anak. Akan tetapi, seiring
dipahami melalui mata anak-anak. dengan berjalannya waktu, tema-tema bacaan
Sifat sastra anak adalah imajinasi anak pun berkembang dan semakin bervariasi.
semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur Jenis-jenis bacaan anak misalnya, pada sepuluh
imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra tahun yang lalu sangat sedikit atau bahkan
anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan tidak ada, sangat mungkin telah hadir sebagai
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas bacaan yang populer tahun-tahun belakangan
milik mereka dan bukan milik orang dewasa. ini.
Sastra anak bertumpu dan bermula pada Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi,
penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra
dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran
kehidupan. (Wahidin, 2009) tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan
Perkembangan anak akan berjalan wajar atas tiga hal, yaitu: (1) sastra anak yang
dan sesuai dengan periodenya bila disugui mengetengahkan tokoh utama benda mati, (2)
bahan bacaan yang sesuai pula. Sastra yang sastra anak yang mengetengahkan tokoh
akan dikonsumsikan bagi anak harus utamanya makhluk hidup selain manusia, dan
mengandung tema yang mendidik, alurnya (3) sastra anak yang menghadirkan tokoh
lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan utama yang berasal dari manusia itu sendiri.
setting yang ada di sekitar mereka atau ada di (Wahidin, 2008)
dunia mereka, tokoh dan penokohan
74 | Widyagogik, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2013, 70-84

Ditinjau dari sasaran pembacanya, dibaca oleh anak-anak dalam koran, yang
sastra anak dapat dibedakan antara sastra anak ditontonnya dilayar televisi dan di bioskop,
untuk sasaran pembaca kelas awal, menengah, cenderung pada masalah-masalah masa
dan kelas akhir atau kelas tinggi. Sastra anak kini. Bahkan yang dialaminya di rumah pun
secara umum meliputi (1) buku bergambar, (2) adalah situasi masa kini. (Tarigan, 1995: 5)
cerita rakyat, baik berupa cerita binatang,
dongeng, legenda, maupun mite, (3) fiksi 3. Pembentukan Karakter Anak
sejarah, (4) fiksi realistik, (5) fiksi ilmiah, (6) Pendidikan budi pekerti yang selama ini
cerita fantasi, dan (7) biografi. Selain berupa diberikan pada siswa-siswi, baik melalui
cerita, sastra anak juga berupa puisi yang lebih pelajaran agama dan Pendidikan Moral
banyak menggambarkan keindahan paduan Pancasila (PMP), tidak berhasil, kalau tidak
bunyi kebahasaan, pilihan kata dan ungkapan, ingin dikatakan gagal total. Kendati pelajaran-
sementara isinya berupa ungkapan perasaan, pelajaran itu isinya bagus, sayangnya itu tidak
gagasan, penggambaran obyek ataupun membekas ke dalam perilaku manusianya.
peristiwa yang sesuai dengan tingkat Pembentukan manusia Indonesia berkarakter
perkembangan anak. (Saryono dalam Puryanto, butuh proses yang tidak sebentar. Jadi, tidak
2008: 3) cukup hanya melalui pelajaran di sekolah, atau
Menurut Puryanto (2008: 7) secara pergaulan di rumah.
garis besar, ciri dan syarat sastra anak adalah: Sebagai contoh keterpurukan karakter
1. Cerita anak mengandung tema yang Indonesiaketika kondisi moral masyarakat pada
mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit- awal reformasi tahun 1998. Pasca kerusuhan
belit, menggunakan setting yang ada di 1997/1998, bangsa Indonesia penuh diliputi
sekitar atau ada di dunia anak, tokoh dan amarah, dendam, caci maki, dan rasa curiga. Ia
penokohan mengandung peneladanan yang meyakini ada yang salah dengan sistem
baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi pendidikan yang selama ini diterapkan di
mampu mengembangkan bahasa anak, negeri ini. Sistem pendidikan nasional telah
sudut pandang orang yang tepat, dan gagal menanamkan karakter yang baik bagi
imajinasi masih dalam jangkauan anak. siswa-siswi.
2. Puisi anak mengandung tema yang Secara spesifik, Ratna (dalam Panjaitan,
menyentuh, ritme yang meriangkan anak, 2008) menyebut tiga unsur yang harus
tidak terlalu panjang, ada rima dan bunyi dilakukan dalam model pendidikan karakter.
yang serasi dan indah, serta isinya bisa Pertama, Knowing the good. Untuk membentuk
menambah wawasan pikiran anak. karakter, anak tidak hanya sekadar tahu
3. Buku anak-anak biasanya mencerminkan mengenai hal-hal yang baik, namun mereka
masalah-masalah masa kini. Hal-hal yang harus dapat memahami kenapa perlu
Wahid Khoirul Ikhwan: Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4 | 75

melakukan hal itu. Selama ini anak tahunya anggota/peserta yang lain
mana yang baik dan buruk, namun anak tidak menang juga (habis), sedangkan
tahu alasannya. yang kalah menjadi pemangsa.
Kedua, Feeling the good. Konsep ini Dengan demikian terbentuklah
mencoba membangkitkan rasa cinta anak untuk dua kelompok yang seimbang
melakukan perbuatan baik. Di sini anak dilatih kekuatannya.
untuk merasakan efek dari perbuatan baik yang b) Ketua kelompok yang menang
dia lakukan. Jika Feeling the good sudah dan yang kalah membuat
tertanam, itu akan menjadi “mesin” atau gandengan tangan seperti
kekuatan luar biasa dari dalam diri seseorang lorong rel kereta api.
untuk melakukan kebaikan atau menghindarkan c) Anggota/peserta bergandengan
perbuatan negatif. membentuk ular. Setelah
Ketiga, Acting the good. Pada tahap ini, membentuk menjadi ular,
anak dilatih untuk berbuat mulia. Tanpa mereka memasuki lorong
melakukan apa yang sudah diketahui atau kereta api yang telah di bentuk
dirasakan oleh seseorang, tidak akan ada oleh masing-masing kelompok,
artinya. Selama ini hanya imbauan saja, sambil bernyanyi ular tangga,
padahal berbuat sesuatu yang baik itu harus setelah lagu yang dinyanyikan
dilatih, dan menjadi bagian dari kehidupan selesai maka lorong kereta api
sehari-hari. menutup dan salah satu anggota
Ketiga faktor tersebut harus dilatih (bagian dari ular tangga
secara terus menerus hingga menjadi tertangkap/berada di antara
kebiasaan. Jadi, konsep yang dibangun, adalah lorong kereta api)
habit of the mind, habit of the heart, dan habit d) Bagian yang tertangkap harus
of the hands. memilih salah satu pertanyaan
yang diajukan oleh kedua ketua.
Pembahasan Setelah anggota memilih,
1. Nilai Karakter Lagu Daerah dalam anggota tersebut berada di
Permaianan Madura belakang ketua yang dipilih.
a. Permainan Seppor Mangkat Begitu seterusnya.
(1) Langkah-Langkah Permainan e) Setelah bagian ular tangga
SepporMangkat habis, kedua kelompok
a) Berunding dengan “suten”. melakukan “suten” lagi, yang
Yang menang berkumpul nantinya bagi yang menang
dengan yang menang sampai
76 | Widyagogik, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2013, 70-84

akan mendapatkan bagian ular kecil di tanah yang lurus dengan


semuanya. dirinya.
f) Kemudian, bagi yang menang b) Setelah membuat kotak, setiap
bergandengan membentuk ular anak memegang sebuah batu
tangga, tetapi bagi ketua yang kecil yang nantinya batu
kalah mengancam ketua yang tersebut diletakkan didalam
menangdengan kata “jika kotak, selain batu kecil ada batu
anakmu lewat di depan rumah yang lebih besar dan bentuknya
beli kecap akan ku tangkap”. berbeda dari batu yang lain,
g) Bagi bagian ular yang sambil bernyanyi batu yang
tertangkap maka permainan ular dipegang dipindahkan di kotak
tangga selesai, karena yang depan temannya secara
menang kalah. berurutan.
c) Ketika lagu selesai, setiap batu
(2) Lagu Yang Dinyanyikan Dalam langsung diambil/digenggam
Permainan Olar Tangga. oleh setiap telapak tangan.
d) Kemudian bagi anak yang
Bahasa Madura : Seppor
menutup matanya dengan kedua
mangkat, sedan ambu…
telapak tangan diperintah untuk
Eka butak lo’ dhi’ tombu…
mencari batu yang berbeda dari
Bahasa Indonesia : Kereta
yang lain, dengan cara menebak
api berangkat, mobil berhenti
karena semua batu ada
Eka botak tidak tumbuh-tumbuh
digenggaman tangan teman-
temannya, setelah batu yang
berbeda ditemukan. Permainan
b. Permainan Betoh Apeddel
selesai.
(1) Langkah Permainan
(2) Lagu Permainan:
a) Sebelum memulai permainan,
Bahasa Madura: 250 (dua’ seket), ayok
setiap anak melakukan “hom
ket
pimpah”. Bagi anak yang kalah
Kettang lenggi, ayok gi
menutup muka dengan Gigih empal, ayok pal
menggunakan kedua telapak Palang merah, ayok ra
Ra’a pote, ayok te
tangan dan bagi yang menang Tembok esseng, ayok seng
setiap anak membuat Sengkok andhi’, ayok dhi
Dhidhi butak, ayok tak
kotak/menggaris sebuah kotak Butak bellu’, ayok lu’
Lu’gulu’en.
Wahid Khoirul Ikhwan: Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4 | 77

kira-kira lima meter (lihat denah


Bahasa Indonesia: 250 (dua ratus lima
arena permainan).
puluh), ayo luh
Monyet duduk, ayo duk
Gigi ngeropos, ayo pos
Palang merah, ayo rah
Kutu air putih, ayo tih
Tembok seng, ayo seng
Saya punya, ayo nya
Didi botak, ayo tak
Botak delapan, ayo pan
Tidur-tiduran

c. Permainan Cik-Kecikan
(1) Syarat Permianan
a) Mereka membentuk dua kelompok
yang seimbang. Masing-masing
kelompok jumlah anggotanya lima
(2) Langkah Permainan
orang. Kelompok yang bermain
a) Masing- masing anak mencari
ini, harus anak-anak yang sejenis,
pasangan yang sebaya atau yang
laki-laki saja atau perempuan saja.
fisiknya seimbang. Lalu
Hal ini, diakibatkan karena ada
berunding dengan “suten”. Yang
konsekuensi kalah menang dengan
menang berkumpul dengan yang
imbalan gendongan.
menang, begitu pula yang kalah
b) Peralatan yang dipergunakan
berkumpul dengan yang kalah.
dalam permainan ini adalah dua
Dengan demikian terbentuklah
buah kecik. Masing-masing
dua kelompok yang seimbang
kelompoknya dengan sebuah atau
kekuatannya. Masing-masing
sebiji kecik, sebab fungsinya
kelompok memilih ketua atau
hanya dialihkan dari pemain yang
pemimpinnya. Biasanya yang
satu kepada pemain yang lain.
dipilih adalah anak yang
c) Selanjutnya sebuah halaman yang
terampil dan dianggap paling
cukup luas untuk arena permainan.
cerdik.
Dan di halaman tersebut
b) Di atas tanah ini dibuatlah jarak
digambarkan pola lantai, yakni
pemisah antara dua kelompok.
garis paralel a dan b untuk
Setelah dibuat garis pemisah,
memisahkan kedua kelompok
kedua kelompok menempati
yang saling berhadapan sejauh
kedudukan masing-masing di
78 | Widyagogik, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2013, 70-84

luar garis paralel, saling hanyalah tipuan untuk


berhadapan, dalam posisi yang mengetahui lawan (kelompok B)
simetris. Kelompok yang agar mendapatkan kesulitan
masing-masing jumlah dalam usahanya menebak di
anggotanya lima orang ini tangan siapa kecik berada.
mengatur diri dalam komposisi Sementara itu kelompok B
zig-zag, yakni tiga di muka dan dengan cermat mengamati
dua di belakang. Kemudian segala gerak gerik kelompok A,
pemimpin kelompok suten dan mengadakan rembukan
kembali untuk diundi, siapa antara teman-teman untuk
vang menang dan siapa yane memperoleh kesepakatan
kalah yang menane biasanya menentukan tebakannya nanti.
mendapat giliran bermain d) Selesai A5 dengan tugasnya, ia
terlebih dahulu.Misalnya pun kembali ke tempat semula.
kelompok A yang menang dan Demikian pula kelompok B
kelompok B yang kalah. Setelah selesai bersepakat, kembali
diketahui siapa yang^bermain mengatur diri dalam posisi
terlebih dahulu maka permainan semula. Pemimpin kelompok A
pun mulai dilakukan. (misalnya A5) menanyakan
c) Kelompok yang menang undi kepada Kelompok B dengan
(kelompok A), salah seorang berseru “Terka siapa yang
anggotanya berdiri di belakang membawa kecik!”. Lalu dijawab
(misalnya A5) segara oleh pemimpin kelompok B
menghampiri semua rekan (B5) “A2”. Maka A2 yang
sekelompoknya bergiliran disebut namanya
seorang demi seorang, dengan memperlihatkan tangannya yang
ulah seakan-akan memasukkan disembunyikan di balik
biji kecik ke dalam tangan punggung dengan mengangkat-
mereka yang disembunyikan di nya ke atas untuk membuktikan
balik punggung masing- apakah kecik itu berada di
masingsambil menyanyikan lagu tangannya atau tidak.
permainan ini sampai selesai. e) Apabila B5 tebakannya tepat,
d) Sebenarnya kecik berada di artinya A2 benar-benar meng-
tangan salah seorang dari kelima genggam keciknya, maka
anggota kelompok A. Ulah A5 terjadilah pertukaran giliran
Wahid Khoirul Ikhwan: Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4 | 79

bermain. Kelompok B lah yang setelah memenangkan tahap


membuka permainan, caranya menebak dalam permainan set
seperti yang dilakukan kedua. Demikian seterusnya.
kelompok A. h) Kemenangan akhir dicapai oleh
f) Sebaliknya, bila tebakan B5 kelompok A, apabila tahap demi
salah ternyata A2 yang disebut tahap telah dilampauinya dan
namanya setelah tahap terakhir ditutup dengan
memperlihatkan tangannya tidak loncatan mencapai atau
membawa kecik, maka yang melampaui garis b (kedudukan
membawa kecik (misalnya A4) kelompok B).
harus memperlihatkan tangan i) Apabila salah satu kelompok
dan kecik yang digenggamnya. ada yang menang (misalnya
Dalam hal ini kelompok A kelompok A), maka kelompok
dinyatakan menang, dan A digendong oleh kelompok B
mendapat peluang untuk sejauh jarak antara garis a dan b
melanjutkan ke tahap sekali jalan atau pulang balik
berikutnya. tergantung pada perjanjian yang
g) A2 yang disebut kelompok B telah disepakati oleh kedua ke-
ketika melakukan tebakan yang lompok. Permainan berakhir.
salah tadi. kini melakukan
gerakan loncat jauh mulai dari (3) Lagu Permainan
garis a menuju ke arah Bahasa Madura :
kedudukan kelompok B di balik Gei’ Bintang ale’ geger
garis b. Ia (A2) diberi kebebasan bulen
mengambil ancang-ancang Pagei’na jenor koneng
sejauh ia kehendaki. sementara Kakak entar ale’ sajen jeu
rekan-rekan sekelompoknya Pajeuna de’ lon-alon
menyisih untuk memberinya Lealetes, Kembeng ates
lapangan. Setelah loncat jauh To’ta’ to’cer
ini. maka kelompok A telah
memenangkan set pertama yang Bahasa Indonesia :
akan disusul dengan set kedua. Ambil bulan, adik bulan jatuh
Tempat A2 menjejakkan kaki Galahnya janur kuning
setelah loncatan itu merupakan Kakak datang, adik semakin
titik tolak loncatan berikutnya jauh
80 | Widyagogik, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2013, 70-84

Jauhnya di alun-alun tergantung pada


perjanjian yang telah
Lealetes, bunga ates
disepakati oleh kedua
To’ta’ to’cer kelompok.
3 Hidup sehat Lagu dalam permianan
Berdasarkan lagu daerah dalam permainan daerah Madura selalu
bergerak. Ini secara
Madura di atas, karakter yang muncul adalah: tidak langsung akan
mengajak siswa
berolah raga.
NO KARAKTER PERFORMA 4 Disiplin Setiap lagu dalam
1 Jujur - Sebelum memulai permaian daerah
permainan, setiap Madura mempunyai
anak melakukan aturan atau tata cara
“hom pimpah”. yang harus ditaati
Bagi anak yang dalam setiap
kalah menutup permianan.
muka dengan 5 Kerja Keras - Setelah bagian ular
menggunakan tangga habis, kedua
kedua telapak kelompok
tangan dan bagi melakukan “suten”
yang menang setiap lagi, yang nantinya
anak membuat bagi yang menang
kotak/menggaris akan mendapatkan
sebuah kotak kecil bagian ular
di tanah yang lurus semuanya.
dengan dirinya.
- Anggota/peserta
- Kemudian bagi bergandengan
anak yang menutup membentuk ular.
matanya dengan Setelah membentuk
kedua telapak menjadi ular,
tangan diperintah mereka memasuki
untuk mencari batu lorong kereta api
yang berbeda dari yang telah di
yang lain, dengan bentuk oleh
cara menebak masing-masing
karena semua batu kelompok, sambil
ada digenggaman bernyanyi ular
tangan teman- tangga, setelah lagu
temannya, setelah yang dinyanyikan
batu yang berbeda selesai maka lorong
ditemukan kereta api menutup
2 Bertanggung Apabila salah satu dan salah satu
Jawab kelompok ada yang anggota (bagian
menang (misalnya dari ular tangga
kelompok A), maka tertangkap/berada
kelompok A digendong di antara lorong
oleh kelompok B kereta api)
sejauh jarak antara 6 Percaya Diri Kemudian bagi anak
garis a dan b sekali yang menutup matanya
jalan atau pulang balik dengan kedua telapak
Wahid Khoirul Ikhwan: Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4 | 81

tangan diperintah untuk memberinya lapangan.


mencari batu yang Setelah loncat jauh ini.
berbeda dari yang lain, maka kelompok A telah
dengan cara menebak memenangkan set
karena semua batu ada pertama yang akan
digenggaman tangan disusul dengan set
teman-temannya, kedua. Tempat A2
setelah batu yang menjejakkan kaki
berbeda ditemukan setelah loncatan itu
7 Mandiri Sebelum memulai merupakan titik tolak
permainan, setiap anak loncatan berikutnya
melakukan “hom setelah memenangkan
pimpah”. Bagi anak tahap menebak dalam
yang kalah menutup permainan set kedua.
muka dengan Demikian seterusnya
menggunakan kedua 10 Sadar akan Berunding dengan
telapak tangan dan bagi hak dan “suten”. Yang menang
yang menang setiap Kewajiban berkumpul dengan
anak membuat diri dan orang yang menang sampai
kotak/menggaris lain anggota/peserta yang
sebuah kotak kecil di lain menang juga
tanah yang lurus (habis), sedangkan
dengan dirinya. yang kalah menjadi
pemangsa. Dengan
8 Ingin Tahu Peralatan yang demikian terbentuklah
dipergunakan dalam dua kelompok yang
permainan ini adalah seimbang kekuatannya.
dua buah kecik. 11 Patuh pada Setiap lagu dalam
Masing-masing aturan social permaian daerah
kelompoknya dengan Madura mempunyai
sebuah atau sebiji aturan atau tata cara
kecik, sebab fungsinya yang harus ditaati
hanya dialihkan dari dalam setiap
pemain yang satu permianan.
kepada pemain yang 12 Santun Ketika siswa
lain. melakukan permianan,
siswa berinterkasi
dengan siswa yang lain
9 Kreativitas A2 yang disebut
dengan menggunakan
kelompok B ketika
bahasa yang santun.
melakukan tebakan
yang salah tadi. kini 13 Demokratis Masing-masing
melakukan gerakan kelompok memilih
loncat jauh mulai dari ketua atau
garis a menuju ke arah pemimpinnya.
kedudukan kelompok B Biasanya yang dipilih
di balik garis b. Ia (A2) adalah anak yang
diberi kebebasan terampil dan dianggap
mengambil ancang- paling cerdik.
ancang sejauh ia kehen- 14 Peduli - Permainan
daki. sementara rekan- Lingkungan dilakukan di luar
rekan sekelompoknya dan Sosial kelas, yaitu di
menyisih untuk lapangan.
82 | Widyagogik, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2013, 70-84

Permainan yang baik dari lagu daerah dan permainan


dilalukan di
Madura tersebut.
lapangan
merupakan bentuk Dalam pelaksanaan satu siklus belum
mendekatkan pada
berhasil mencapai target, maka langkah
lingkungan. Hal ini
akan menumbuhkan selanjutnya adalah menyempurnakan kegiatan
siswa peduli
siklus yang kedua.
lingkungan.
- Selanjutnya sebuah Karena tujuan utama kegiatan pada
halaman yang
siklus kedua adalah memecahkan masalah pada
cukup luas untuk
arena permainan. siklus yang pertama dan penyempurnaan pada
Dan di halaman
siklus yang pertama. Selain itu, pengumpulan
tersebut
digambarkan pola data pengamatan diklasifikasi dan dimaknai
lantai, yakni garis
serta direfleksi.
paralel a dan b
untuk memisahkan Siklus ini dilaksanakan dalam dua
kedua kelompok
pertemuan. Pertemuan yang pertama
yang saling
berhadapan sejauh dilaksanakan dalam 2 x 45 menit dengan
kira-kira lima meter
menggunakan strategi model Play-Learning
15 Nasionalis Siswa melakukan
permainan daerah dan dilanjutkan dengan pertemuan kedua
merupakan wujud dengan strategi model Performance Art-
nasionalisme
Learning.
2. Pelaksanaan Siklus Adapun langkah-langkah pada
Pelaksanaan penelitian ini, diawali siklus I dan II adalah sebagai berikut :
dengan siklus I menggunakan model Play- a) Perencanaan
Learning dan Performance Art-Learning di Pada tahap pertama dalam kegiatan
SDN Banyuaajuh 4 Kamal. Siklus I terbagi penelitian ini adalah rencana pembelajaran
menjadi dua pertemuan, pertemuan pertama sebagai berikut:
menggunakan model Play-Learnin. Hal-hal ALOKA
KEGIATA KEGIATA KET
NO SI
yang diamati dalam kegiatan ini antara lain; N GURU N SISWA .
WAKTU
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, 1 15’ a. Pembuka
- Guru - Siswa
kemampuan siswa dalam memahami lagu
membuka menjawab
daerah dan permainan Madura. dengan salam
salam - Siswa
Pertemuan kedua, menggunakan model
- Guru mendenga
Performance Art-Learnin. Hal-hal yang memperk rkan dan
enalkan memprati
diamati dalam kegiatan ini adalah performan
diri kkan.
siswa dalam menerapkan lagu daerah dan - Guru
mencerita
permainan Madura untuk mengetahui karakter
kan - Siswa
Wahid Khoirul Ikhwan: Upaya Menumbuhkan Karakter Anak dalam Pembelajaran Sastra Anak dengan Model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4 | 83

Maksud bernyanyi - Guru


dan mengajak
tujuan siswa
- Guru - Siswa menggali
mengajak memprati karakter
siswa kkan dalam
bernyanyi “Yel-Yel” lagu dan
“Bermain - Siswa permaian
Belajar” membuat an
- Guru origami Madura
membuat dengan
“Yel-Yel” identitas 3 10’ c. Penutup
- Guru pribadi - Guru - Siswa
mengajak memberik mendenga
siswa an rkan dan
membuat simpulan bertanya
origami kegiatan
dari pembelaja
kertas ran
untuk - Guru
identitas memberik
siswa an reward
2 20’ b. Inti - Siswa bagi
- Guru mendenga siswa
memperk rkan dan yang - Siswa
enalkan mengku kreatif menjawab
lagu dan lagu dan dan aktif. salam
permaian permaian - Guru
an an menutup
Madura Madura dengan
- Guru salam
mengajak
siswa ke
Deskripsi Temuan dan Refleksi
lapangan
untuk a. Temuan :
memprakt
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman
ikkan
lagu dan sejawat dan supervisor pembelajaran yang
permaian
dilaksanakan telah menunjukan suatu
an
Madura peningkatan dari 28.5% menjadi 36.32%. Hal
- Guru
ini terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-
mengama
ti rata tes formatif dalam pembentukan karakter
performa
siswa kelas V SDN Banyuajuh 4 Kamal.
siswa
dalam
memprakt
b. Refleksi
ikkan
lagu dan Terdapat perbaikan dalam pembelajaran
permaian
yang dilaksanakan yaitu, perbaiakan yang
an
Madura terikat dalam pembentukan karakter adalah
84 | Widyagogik, Vol.1, No.1, Januari-Juni 2013, 70-84

guru telah menggunakan alat peraga yang Desember 2009 (diunduh 24 Mei
sesuai dengan materi pelajaran dan 2011 09:30 WIB)
menggunakan pendekatan keterampilan proses Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janet
pada konsep alat pencernaan makanan pada Hickman. 1987. Children’s
manusia Literature in The lementary School.
New York: Holt, Rinehart and
Penutup Winston.
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang
Panjaitan, Ade Jun. 2008. Keluarga, Kunci
telah dilaksankan Peneliti telah menyajikan
Pembentukan Karakter anak.
hasil observasi dari pembentukan karakter yang
http://invertorindonesia.com.
peneliti sajikan dalam bentuk tabel ; ( Hasil
(diunduh 25 Mei 2011 10.00 WIB
Pengolahan Data ).
Saxbya, Maurice. 1991. “The Gift Wings: The
Setelah adanya perbaikan terlihat
Value of Literature to
perubahan nilai yang signifikan dari nilai rata-
Children”,dalam aurice Saxby &
rata siswa kelas V SDN Banyuajuh 4 Kamal
Gordon Winch (eds). Give Them
dari 73,66 menjadi 83,22 atau semula 7 orang
Wings, The Experience of Children’s
siswa atau 28,2% yang mampu menguasai
Literature, Melbourne: The
materi 60% keatas, sesudah perbaikan ada 15
Macmillan Company, hlm. 3─118.
orang siswa atau 100 % yang mampu
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar
menguasai materi karakter.
Psikosastra. Bandung: Angkasa.
Perbaikan pembentukan karakter
Witakania. 2008. Aspek Psikopedagogik dalam
dengan menggunakan alat bantu model Play-
Sastra Anak.
Learning dan Performance Art-Learning dapat
Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam
meningkatkan hasil belajar siswa terlihat nilai
Teks Sastra di Sekolah. Makalah -
rata-rata dari siklus I 73,66 dan siklus II 83,22.
dalam Konferensi Internasional
Kesusastraan XIX HISKI.
Wahidin. 2009. Hakikat Sastra Anak.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahku-
makalahmu.wordpress.com/
Hidayati, Nia. 2009. Manfaat Cerita bagi
2009/03/18/hakikat-sastra-anak/
Kepribadian Anak.
(diunduh 11 September 2009 06:42
http://m.niahidayati net. Sucribe 25n
WIB).

Anda mungkin juga menyukai