Anda di halaman 1dari 2

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS)

MK.MORFOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Semester III
INDONESIA
2018
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Hari/Tanggal LEMBAR KERJA 13 Kode :IND 47025


: 28/10/2018 MATA KULIAH MORFOLOGI Waktu : 30 Menit
Materi : Teori Morfologi
Indikator Capaian : mampu menganalisis dan membuat contoh teori Morfologi dalam
menganalisis masalah bahasa indonesia

Soal

1. Jelaskan sebuah paragraf teks narasi. Analisislah pembentukan kata-kata yang


membangun kalimat tersebut berdasarkan teori morfologi linguistik struktural dan
linguistik transformasional.
(tuliskan judul buku, dan halaman yang anda rujuk)
Jawaban
1. Mataku yang semula terpejam, langsung terbuka lebar begitu menyadari sang
mentari telah keluar dari biliknya. Dengan sigap, aku langsung menyiapkan sarapan
pagi. Keadaan memaksaku untuk menjadi seorang pembantu rumah tangga. Ingin aku
menolak karena aku masih ingin menuntut ilmu, namun jika takdir sudah berkata, tidak
ada seorang pun yang bisa menolaknya.
Jadi, Keadaan memaksaku untuk menjadi seorang pembantu rumah tangga.
Nah, jadi kalimat tersebut termasuk dalam (kalimat perintah).

teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya
melalui Aspects of the Theory of Syntax (1965) disebut standard theory. Karena pendekatan
teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis
generatif (generative syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori extended standard
theory. Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku generative semantics; tahun
1980 government and binding theory; dan tahun 1993 Minimalist program.
Setiap tata bahasa dari suatu bahasa, menurut Chomsky adalah merupakan teori dari bahasa itu
sendiri; dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:
 Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa
tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
 Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah yang
digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus
sejajar dengan teori linguistik tertentu. Sedangkan lingguistik struktural, jadi dalam
kalimat,
Menolak
Ter + menolak = tertolak
Kata itu haruslah dibandingkan dengan kata-kata lain yang berhubungan dalam bentuk
dan artinya dalam deretan morfologik:
Terlantar
meN + terlantar + kan = menelantarkan
di + telantar + kan = ditelantarkan
ke + terlantar + an = keterlantaran
Terlantar
Dengan deretan morfologi dapat ditentukan bahwa suatu satuan,
misalnya terjauh, terdiri dari dua morfom, ialah ter- danjauh; berpakaian terdiri dari tiga
morfem, ialah ber-, pakai, dan –an; berperikemanusian terdiri dari empat morfem.Ialah ber- peri,
ke-an, dan manusia.
Pengenalan morfem-morfem dilakukan dengan membandingkan bagian-bagian yang berulang
dan dengan mengadakan subtitusi. Cara mengenal morfem didasarkan berdasarkan 5 prinsip.
1. Bentuk-bentuk yang berulang yang mempunyai pengertian yang sama termasuk
morfem yang sama
2. Bentuk-bentuk yang mirip (susunan fonem-fonem nya), yang mempunyai
pengertian yangsama termasuk morfem yang sama, apabila perbedaan-perbedaanya
dapat diterangkan secara fonologis
3. Bentuk-bentuk yang berbeda susunan fonem-fonemnya, yang tidak dapat
diterangkan secara fonologis, perbedaan-perbedaanya masih bisa dianggap sebagai
alomorf-alomorf daripada morfem yang sama atau mirip, asal perbedaan-perbedaan
itu bisa diterangkan secara morfologis.
4. pabila dalam deretan struktur, suatu satuan berparalel dengan suatu kekosongan.
Maka kekosongan itu merupakan morfem, ialah yang disebut morfem zero.

Judul buku : Morfologi Bahasa Indonesia


Tahun : 2018
Halaman yang dirujuk : Halaman ke-79

Nama Siti Aisya Hasibuan Nilai:


Nim 2173311068
Prodi/fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia Paraf Dosen:
Kelas Reguler D

Anda mungkin juga menyukai