1) Bentuk-bentuk Asosiatif
Kerjasama, bentuk paling dasar dari proses interaksi asosiatif yang mempersatukan
dua pendapat atau lebih demi mencapai satu tujuan yang pasti.
Akomodasi, proses menyesuaikan diri untuk menghindari bentrokan dan menjaga
persatuan dalam suatu kelompok sosial. Bentuk ini cenderung mengarah pada
perwujudan keseimbangan.
Asimilasi, diwujudkan dalam bentuk upaya mengatasi masalah sosial yang dilakukan
untuk mengurangi adanya perbedaan dalam suatu kelompok sosial baik secara individu
maupun kelompok agar terwujud suatu kesepakatan.
Akulturasi, salah satu yang paling umum di Indonesia yaitu penerimaan kebudayaan
yang bukan kebudayaan sendiri tanpa mengurangi nilai-nilai dari kebudayaan sendiri
sehingga tercipta kebudayaan baru yang lebih kompleks namun tetap harmonis.
Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur baru dalam suatu kelompok sosial sebagai
bentuk kepemimpinan guna mencegah perdebatan yang mengarah pada perpecahan
kelompok tersebut.
Bargaining, proses tawar menawar yang menghasilkan kesepakatan yang sama-sama
menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.
Koalisi, kesepakatan dua pihak yang berbeda atau lebih dalam mencapai satu tujuan
yang sama, biasa terjadi dalam bidang politik.
Amalgamasi, penggabungan dua kelompok budaya atau lebih menjadi satu kelompok
budaya yang baru.
2) Bentuk-bentuk akomodasi:
3) Bentuk-bentuk Asimilasi
Contoh Asimilasi Budaya
Adapun contoh yang disebutkan dalam asimilasi budaya pada saat ini misalnya saja
adanya musik angkung pada zaman dulu yang menggunakan alat-alat tradisional dan
seadanya. Untuk menyelarasakan dengan keinginan masyarakat kondisi inilah
kemudian menimbulkan permainan musik angkulung dikolaborasikan dengan dram,
stick, gitar, dan lain sebaginya. Sehingga terlihat lebih indah dari kondisi
sebelumnya.
4) Bentuk-bentuk akulturasi
Musik rap dari Amerika Serikat yang digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga
timbul teknik rap dengan menggunakan bahasa Jawa
Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian
menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
Menara masjid Kudus merupakan perwujudan bangunan hasil akulturasi antara dua
kebudayaan Hindu-Jawa dengan Islam. Budaya Hindu-Jawa sendiri tercermindari
bangunan yang mirip candi. Sedangkan budaya Islam tercermin dari penggunaannya
untuk adzan. Cerminan akulturasi dari masjid ini juga tercermin dari corak bagian
gapura dan juga pada bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapura kuno yang
disebut dengan “Lawang Kembar”.
Dari bidang musik contoh akulturasi ada pada musik etnik, dimana pada musik etnik
ini memadukan antara dua jenis musik yaitu musik tradisional dan musik modern
sehingga menghasilkan musik yang unik dan harmonis tanpa menghilangkan ciri khas
masing – masing dari kedua musik tersebut. Dari musik ini juga kita dapat
memperkenalkan musik tradisional dengan cara yang menarik dan kekinian