Anda di halaman 1dari 20

AGAMA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ Studi Keislaman “

Dosen :
MUKHAMAD SUKUR, M.Pd.I

Oleh Kelompok 1:
1. Wildan Eka Arvinda

2. Sultan Maulana Akbar

3. Wella Anggia Ferenika

4. Ananda Oktapya

HTN 1C – SMT 1

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. i

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 4

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 4

2.1 Definisi Kerusakan Lingkungan .......................................................................................................... 4

2.2 Penyebab Kerusakan Lingkungan ........................................................................................................ 6

2.3 Dampak Kerusakan Lingkungan .......................................................................................................... 8

2.4 Contoh Kasus Kerusakan Lingkungan ................................................................................................. 13

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................... 19

3.2 Saran .................................................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 21

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama


menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai
dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan
manusia maka internalisasi nila-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi
menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui pendidikan, baik
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan
agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk
peserta did.ik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Subhanahu Wata’ala dan berakhlak mulia. Akhlak mulia menyangkut etika,
budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan agama. Agama
sebagai alat untuk membawa kedamaian dan kepuasan jiwa dengan keyakinan
tertentu. Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariat agama, itu hanya dapat terlaksana dengan akhlak yang
baik.
Terutama dalam ajaran Agama Islam, Agama Islam merupakan suatu
agama yang santun karena dalam islam menjunjung tinggi pentingnya etika
moral dan akhlak. Moral yang sempurna itu , jika dapat memahami agama
islam tersebut. Sedangkan akhlak merupakan hal yang terpenting dalam
kehidupan manusia, karena mencakup segala tingkah laku, tabi’at, dan
karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan
Sang Khaliq atau sesama makhluk. Tanpa adanya moral dan akhlak mulia
manusia tidak dapat hidup dengan damai.
Pada makalah ini, akan dibahas mengenai agama sebagai sumber
moral dan akhlak mulia dalam kehidupan.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi agama dan tujuan ruang lingkup?


2. Agama sebagai moral dan agama petunjuk kebenaran.
3. Agama sebagai ide dasar perdamaian.
4. Kebutuhan manusia terhadap agama.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1.

A.Definisi Agama

Menurutku KBBI, Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya,
dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan.[note
1]
 Banyak agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk
menjelaskan makna hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan
mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang memperoleh
moralitas, etika, hukum agama, atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa
perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.[1]
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan,
mendefinisikan tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-
tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah,
peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance,
inisiasi, cara penguburan, pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, atau aspek lain
dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.[2]
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan,
atau kadang-kadang mengatur tugas.[3] Namun, menurut ahli sosiologi Émile Durkheim,
agama berbeda dari keyakinan pribadi karena merupakan "sesuatu yang nyata sosial".
[4]
 Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia
mengidentifikasi diri sebagai beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13%
yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005.[5] Rata-
rata, wanita lebih religius daripada laki-laki.[6] Beberapa orang mengikuti beberapa

4
agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah
atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti cara tradisional yang
memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.

B. Ruanglingkup agama Islam

menyangkuttigahalpokok, yaitu :

 Aspekkeyakinan yang disebutaqidah, yaitukeimananterhadap Allah dansemua


yang difirmankan-Nya untukdiyakini
 Aspeknormaatauhukum yang disebut syariah, yaitu aturan-aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesame manusia, dan dengan alam
semesta
 Aspekperilaku yang disebut akhlak, yaitus ikap-sikap atau perilaku yang
Nampak dari pelaksanaana qidah dan syariah.

C. Macam-Macam Agama

Padadasarnya agama ada dua jenis, yaitu :

 Agama Wahyu :ialah ajaran Allah yang disampaikan kepada para Rasul-Nya.
 Agama Budaya :ialah agama dunia (natural religion) yang tidak bersumber pada
wahyu Illahi melainkan hasil ciptaan akal pikiran dan perilaku manusia

D. Ciri-ciriAgama :

Agama Wahyu

 Bukantumbuhdarimasyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat


 Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
 Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
 Ajarannyaserbatetap,walaupuntafsirannyadapatberubahsesuaidengankecerdasan
dankepekaanmanusia

Agama Budaya

5
 Tumbuhsecarakumulatifdalammasyarakatpenganutnya
 TidakdisampaikanolehutusanTuhan (Rasul Allah)
 Umumnyatidakmemilikikitabsuci, kalaupumadaakanmengalamiperubahan
-perubahan.
 Ajarannyadapatberubah-ubah, sesuaidenganperubahanakalpikiranmasyarakatnya
(penganutnya)

2.2 Agama Sebagai Moral dan Agama PetunjukKebenaran

Salah satu bagian kehidupan adalah moral. Adapun moral adalah sesuatu yang berkenan
baik dan buruk, jika di lihat dari persamaan moral, akhlak dan etika adalah pada
fungsinya. Semua berfungsi pada pengarah atau petunjuk agar seseorangmengetahui
mana perbuatanyang baik dan mana perbuatan yang buruk.
(https://www.academia.edu/12918531/AGAMA_SEBAGAI_MORAL)

Beberapaalasanmengapa agama itu sangat pentingdalamkehidupanmanusia, antara lain


adalah :

1. Karena agama sebagaisumber moral


2. Karena agama merupakanpetunjukkebenaran

Semua umat islam harus mendasari keislaman dengan pengetahuan agama (Islam) yang
memadai, minimal untuk menjalankan fungsinya di muka bumi ini,
baiksebagaikhalifatullah(Q.S al-Baqarah/2:30) maupunsebagaiAbdullah(Q.S al-
Dzariyat/51:56).

Moral berfungsi sebagai standart ukuran suatu perbuatan itu baik atau buruk menurut
adat istiada tatau pandangan umum suatu masyarakat, jadi bersifat local. Di dalam Al-
Quran sedemikian banyak bahkan tak terhitung apa saja yang di katakana baik dan

6
apasaja yang di katakan buruk .Perbedaan baik dan buruk, halal dan haram, hak dan
batal.

Salah satuhal yang ingin di ketahui manusia adalah apa yang bernama kebenaran, dan
sampai kapanpun masalah kebenaran akan menjadi misteri bagi manusia, kalua saja
manusia hanya mengandalkan alat yang Bernama akal.

Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rosul di berbagai masa dan tempat, sejak
nabi pertama yaitu nabi Adam dan sampai nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW.
Para nabi dan rosulini diberi wahyu atau agama untuk di sampaikan kepada manusia.
Wahyu dan Agama inilah agama islam dan ini pula lah kebenaran yang di cari-cari oleh
manusiasejakdulu kala, yaitu kebenaranyang mutlak dan universal. Tinggallah
kewajiban manusia untuk beriman dan patuh terhadap agama.

Allah SWT berfirman :

ُ‫هللا‬  َ‫أَ َراك‬ ‫ِِبََِِ\ا‬ ‫اس‬ ِّ \َ‫بِا َْْْل‬ ‫َاب‬


ِ َّ‫الن‬  َ‫ ْيَن‬ ‫ب‬ ‫لِتَحْ ُك َم‬ ‫ق‬ َ ‫ ْال ِكت‬  َ‫إِلَ ْيك‬ ‫أَنز َْلنَا‬ ‫إِنَّا‬
‘’Sengguhnyatelah kami turunkan Al-kitab kepadamudengan membawa kebenaran,
agar kamumemberikankepastianhukum di antara manusia dengan napa yang telah di
tunjukkan oleh Allah kepadamu’’(Al-Nisa : 105).

Dan firmannyapula ;

َ‫ ْال ُم ْمتَِين‬  َ‫ ِمن‬ ‫تَ ُكون ََّن‬ َ‫فَال‬ ‫ك‬ ُّ \َ‫َْْْل‬


َ ِّ‫ َّرب‬ ‫ ِمن‬ ‫ق‬

‘’ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, maka janganlah sekali kali km termasuk orang-
orang yang ragu’’ (Al-Baqarah: 147).

Dapat di simpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran
yang gagal di cari-cari manusia sejakdulu kala dengan ilmu dan filasafatnya,
ternyataapa yang di carinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk
kebenaran. Bahkan agama itu adalah kebenaran.

7
2.3 Agama Sebagai Ide Dasar Perdamaian

Ketika umat beragama yang satu menghormati dan menghargai umat beragama yang
lain. Rasa hormat dan menghargai ini bukan karena kepentingan tertentu, tetapi tulus
jujur dan kondusif. Perdamaian dalam arti luas adalah penyesuaian dan pengarahan
yang baik dari seorang terhadap penciptaannya pada satu pihak dan kepada sesamanya
pada pihak yang lain. Hal ini berlaku bagi keseluruhan hubungan kosentris (bertitik
pusat yang sama) antara seorang dengan orang lainnya, seseorang masyarakat, bnagsa
dengan bangsa dan pendek kata antara keseluruhan umat manusia satu sama lainya, dan
antara manusia dan alam semesta.

Hujaratayat 13 yang artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan, dan kami menjadikan kamu beberapa bangsa dan beberapa suku-bangsa,
supaya kamu saling kenal mengenal satu sama lain”.

Perdamaian dalam Perspektif  Islam

Perdamaian merupakan salah satu ajaran pokok dalam ajaran Islam. Kata Islam yang
terambil dari kata “salama” yang berarti selamat dan juga “silm dan salam” yang
bermakna damai secara jelas menegaskan bahwa karakter dasar dari ajaran Islam adalah
menyebarkan perdamaian. Dalam ungkapan teks agama, perdamaian sering dibahasakan
dengan al-aman, Dalam terminologi al-amân, adalah sebuah kesepakatan untuk
menghentikan peperangan dan pembunuhan dengan pihak musuh. Selain al-aman,
masih ada beberapa istilah lain yang juga merujuk pada perdamaian yakni al-sulh, al-
hudnah, almu’ahadah dan aqd al-zimmah. Hal itu sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat
al-Qur’an.

8
Secara jelas dalam QS. 25:19 dinyatakan bahwa Islam datang sebagai agama yang
membawa misi perdamaian dan dengan tegas mengharamkan kepada umat manusia
melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja.

‫ص ًرا ۚ َو َمنْ يَ ْظلِ ْم ِم ْن ُك ْم‬


ْ َ‫ص ْرفًا َواَل ن‬ َ ُ‫فَقَ ْد َك َّذبُو ُك ْم بِ َما تَقُول‬
ْ َ‫ون فَ َما ت‬
َ ‫ستَ ِطي ُع‬
َ ‫ون‬
‫نُ ِذ ْقهُ َع َذابًا َكبِي ًرا‬

Maka Sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa
yang kamu katakan. Maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula)
menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami
rasakan kepadanya azab yang besar.

Yang diharapkan Islam adalah adanya persamaan derajat di antara manusia. Tidak ada
perbedaan antara satu gologan dengan golongan lain, semua memiliki hak dan
kewajiban yang sama. Kaya, miskin, pejabat, pegawai, perbedaan kulit, etnis dan bahasa
bukanlah alasan untuk mengistimewakan kelompok atas kelompok lainnya. Ini seperti
termaktub dalam firman-Nya berikut ini:

ۚ ‫ارفُوا‬ ُ ‫اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َ ‫ش ُعوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َع‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
‫إِنَّ أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.

9
Bagi Islam yang membedakan derajat seseorang atas yang lainnya hanyalah ketakwaan.
Yang paling bertakwa dialah yang paling mulia. Dengan adanya persamaan derajat itu,
maka semakin meminimalisir timbulnya benih-benih kebencian dan permusuhan di
antara manusia, sehingga semuanya dapat hidup rukun dan damai. Aspek lain yang
Islam sangat tekankan demi terciptanya perdamaian dalam kehidupan sosial di tengah
masyarakat adalah persoalan keadilan. Keadilan harus diterapkan bagi siapa saja walau
dengan musuh sekalipun. Karena dengan ditegakkannya keadilan, maka tidak ada
seorang pun yang merasa dikecewakan dan didiskriminasikan sehingga dapat meredam
rasa permusuhan, dengan demikian konflik tidak akan terjadi. Allah berfirman dalam
Al- Qur’an:

‫شنَآنُ قَ ْو ٍم‬
َ ‫س ِط ۖ َواَل يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ ْ ِ‫ش َه َدا َء بِا ْلق‬ َ ‫ين آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِم‬
ُ ِ ‫ين هَّلِل‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
‫ب لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما‬ُ ‫َعلَ ٰى أَاَّل تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ُه َو أَ ْق َر‬
َ ُ‫تَ ْع َمل‬
‫ون‬

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

ْ‫ِّين َولَ ْم يُ ْخ ِر ُجو ُك ْم ِمنْ ِديَا ِر ُك ْم أَن‬


ِ ‫ين لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي الد‬ َ ‫اَل يَ ْن َها ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّ ِذ‬
‫ين‬ ِ ‫سطُوا إِلَ ْي ِه ْم ۚ إِنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْق‬
َ ‫س ِط‬ ِ ‫تَبَ ُّرو ُه ْم َوتُ ْق‬

10
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangi mu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Melihat teks-teks yang ada dalam al-Qur’an di atas, terlihat bahwa wajah Islam adalah
agama yang mendambakan rasa damai dan menjadi penebar kedamaian. Dalam ayat-di
atas juga nampak universalitas Islam, semisal mengakui adanya pluralitas dan tidak
memaksakan kehendak dalam beragama. Ayat-ayat ini memang tidak banyak menyebut
kata perdamaian secara eksplisit, toh demikian ayatayat ini mengajarkan untuk
senantiasa berbuat baik dan menekankan adanya keseimbangan antara hubungan
vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dimana jika
ajaranajaran ini dilakukan dengan baik tentu saja akan berimplikasi pada perdamaian di
dunia. Perintah atau anjuran berbuat baik kepada sesama adalah modal awal
membangun perdamaian. Perbuatan baik kepada sesama adalah pintu utama dalam
mewujudkan perdamaian. Perdamaian tidak akan tercipta dengan kezaliman karena
akan selalu muncul perlawanan dari orang yang dizalimi.

Misi Islam adalah Perdamaian

Islamapakah agama produk kekerasan atau perdamaian? Untuk menjawabnya pun tegas
dalam Qur’an Suci, Allah menggambarkan peran Nabi Suci itu dengan kalimat singkat
berikut ini: ( َ‫س ْل ٰنكَ اِاَّل َر ْح َمةً لِ ْل ٰعلَ ِميْن‬
َ ‫)و َمااَ ْر‬.
َ Artinya, “Dan tiada kami mengutus engkau kecuali
sebagai rahmat bagi segala bangsa.” [21:107]

Perdamaian adalah rahmat bagi kehidupan alam semesta yang mengajarkan kita untuk
menjunjung tinggi kerukunan, dan toleransi. Oleh karena itu, tidak ada satu agama
apapun yang membenarkan aksi kekerasan. Sehingga kita memiliki tanggung jawab
penting untuk menegakkan misi kenabian, yaitu perdamaian.

11
Menurut hemat penulis, misi kenabian (on religion and peace) ini dapat dipraktikkan
dalam keberagamaan kita. Pertama, mendorong prinsip persaudaraann sesama umat
Islam (ukhwah Islamiyah). Kedua, persaudaraan kebangsaan (ukhwah wathaniyah).
Ketiga, persaudaraan kemanusiaan (ukhwah insaniyah).
Persaudaraan secara sosio-kultur menguatkan hubungan sosial dan hubungan
keagamaan agar tercipta situasi dan kondisi yang harmonis. Tanpa mengukuhkan
persaudaraan tersebut, maka kebersamaan kita dalam kehidupan beragama, berbangsa
dan bernegara tidak terjalin harmonis, serta memecah belah relevansi pluralitass agama.
Catatan penting terhadap fenomena kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstrem,
radikal, dan teroris harus memiliki kesadaraan keagamaan dan kemanusiaan. Untuk itu,
esensinya agama adalah fitrah untuk saling menguatkan hubungan antar persaudaraan
kemanusiaan yang bersumber dari akar perdamaian.

Budaya Damai

Indonesia adalah negara yang memiliki beragama kebudayaan di tengah pluralitas


agama. Pun setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri tentang adat istiadat tersebut,
budaya yang berkembang hingga saat ini menunjukkan semua agama kain berkomitmen
menjaga kerukuran umat beragama dan membudayakan budaya damai.
Misi kenabian tidak lain adalah perdamaian yang ditegaskan oleh Imam Abu Hamid al-
Ghazali melalui pernyataannya sebagai berikut “Salam (perdamaian) adalah salah satu
nama Allah SWT yang indah, Dia telah titipkan pada seluruh makhluk-Nya agar mereka
mengimplementasikan kandungan maknanya dalam kehidupan sehari-hari” [Abdul
Muqsith Ghazali, dkk, hal. 23]
Pesan al-Ghazali memberikan catatan penting terkait urgensi perdamaian sebagai
bentuk keindahan kehidupan umat beragama. Di sisi lain, apabila agama menjadi
tiangnya negara setidaknya dapat menjaga kebersamaan. Sedangkan negara memiliki

12
tanggung jawab untuk menjaga perdamaian tanpa mengulang kembali fenomena
kekerasan.
Agama pada intinya menegakkan perdamaian yang membangun komitmen persatuan
dan merangkul semua golongan. Islam sebagai salah satu agama yang mayoritas di
Indonesia merupakan kunci dan aktor keberhasilan kita untuk hidup damai.

2.4 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah swt.
Oleh sebab itu manusia selalu membutuhkan panutan untuk menjalankan kehidupannya
masing-masing. Manusia tidak akan pernah merasa puas atas apa yang telah mereka
miliki, oleh karena itu manusia harus memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kebutuhan
pokok seperti kebutuhan primer, skunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut harus
diiringi dengan keyakinan, manusia dapat mengatur hidupnya dengan adanya keyakinan
atau Agama yang mereka anut, oleh sebab itu agama merupakan salah satu kebutuhan
manusia yang juga tidak kalah penting dibandingkan dengan kebutuhan pokok tersebut.
Dengan memiliki Agama, manusia dapat mengendalikan segala sesuatu yang dihadapi
dalam kehidupannya, manusia dapat mengendalikan hawa nafsu mereka dengan aturan
keyakinan mereka masing-masing, kebutuhan manusia terhadap agama bukanlah
kebutuhan yang dianggap mudah, karna agama dapat membuat manusia meyakini apa
yang mereka lakukan dalam kehidupan mereka masing-masing, dalam Agama Islam
manusia memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan kodratnya, maka dalam agama
islam manusia dapat mengatur kehidupannya dengan baik.

Hayana Liswi. (2018). KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA.


PENCERAHAN, 12(2), 201-223. Retrieved from
http://jurnalpencerahan.org/index.php/jp/article/view/27

 Fungsi dan kedudukan agama dalam kehidupan


merayakan kelahiran,menandaipergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan
perkawinanserta kehidupan berkeluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan

13
kinimenuju kehidupan yang akan datang.
Agama juga memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan-
pertanyaan yangmembingungkan, seperti bagaimana kehidupan dimulai,
mengapa orangmenderita, apa yangterjadi terhadap manusia jika sudah mati.
Mengingatsemuanya ini kiranya tidak mengherankan jikaagama
memberikanbanyak inspirasi terhadap karya- karya terbesar dunia ini seperti
dalamseni, musik dan literatur. (Keene : 7)
Prinsip- prinsip dalam agama adalah penghilangan Kesempitan dan
menimalisasi taklif yang menyiratkan adanya keterkaitan Ajaran agama dengan
kemaslahatan hamba sepanjang sejarahnya. Tak Hanya itu kenyataan seperti itu
juga mengindikasikan bahwa hukum Tuhan dalam pengertiannya yang
substantif bukanlah postulat- postulat Teks yang sangat transenden. Sebaliknya,
hukum Tuhan merupakanRangkaian panjang proses pemaknaan teks itu sendiri
melalui mekanisme Aktualisasinya sesuai kontekskemaslahatan umat.Dengan
kata lain, rumusan hukum Tuhan bukanlah bentuk jadi dariWahyu verbal yang
masih bersifat umum dan sangat transenden. Sebaliknya, hukum Tuhan
merupakan akumulasi dari rangkaian Pemaknaan teks secara kreatif dan dinamis
untuk merespons aneka Persoalan sesuai konteks masalah. Karena itu, dalam
tataran praksisnya Hukum Tuhan mengalami proses evolusi dari yang
transendental dan Global menjadi diktum- diktum hukum operasional yang amat
teknis Mengatur beragam persoalan kemanusiaan sesuai konteks sosio- historis
Masing- masing komunitas hukum. (Yasid : 174)
 Fungsi dan kedudukan agama dalam kehidupan manusia sebagai Pedoman,
aturan dan undang- undang Tuhan yang harus di taati dan mesti Dijalankan
dalam kehidupan. Agama sebagai way of life, sebagai Pedoman hidup yang
harusdiberlakukan dalam segala segi kehidupan. Orang yang beragama dapat
mendisiplinkan dirinya sendiri, menguasai Nafsunya sesuai dengan ajaran
agama. Orang yang beragama cendrung Berbuat baik sebanyak- banyaknya,
dengan hartanya, tenaganya dan Pikirannya. Dan dia akan berusaha sehabis daya
upayanya untuk Menghindarkan dirinya dari segala perbuatan yang keji dan

14
munkar. Selain itu agama merupakan unsur mutlak dalam pembinaan karakter
Pribadi dan membangun kehidupan sosial yang rukun dan damai.(Rousydiy :
1986 90-92)
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa masayarakt adalahKumpulan dari
individu- individu. Masyarakat akan baik, manakala terdiri Dari pribadi- pribadi
yang baik. Pribadi yang baik hanya dapat dibina Melalui ajaran agama. Oleh
sebab itu orang yang beragama, walau tidakAda orang yang tahu, ia tetap
berbuat baik dan menjaga diri dari yang Dilarang Tuhan, karena ia yakin bahwa
ia tetap diawasi Tuhan. Maka Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama
sangat berfungsi dam Memiliki kedudukan yang strategis dalam menata
kehidupan manusia Untuk mendapatkan kesemalatan dirinya dan kemaslahatan
bagi orang Lain.
 latar belakang perlunya manusia beragama
Sekurang- kurangnya ada tiga alasan yang melatar belakangi Perlunya manusia
terhadap agama. Ketiga alasan (Nata : 20) tersebutDapat dikemukakan
sebagaiberikut yaitu:
Pertama, fitrah manusia. Dalam konteks hal ini di antara ayat al-Qur’an dalam
surat ar- Rum ayat 30 bahwa ada potensi fitrah beragama Yang terdapat pada
manusia. Dalam hal ini dapat ditegaskan bahwa insan Adalah manusia yang
menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang Tidak diketahuinya. Manusia
insan secara kodrati sebagai ciptaan Tuhan Yang sempurna bentuknya dibanding
dengan makhluk lainnya sudah Dilengkapi dengan kemampuan mengenal dan
memahami kebenaran dan Kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya. Lebih
jauh Musa Asy’ari Dalam buku Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-
Qur’an yang Dikutip oleh Nata bahwa pengertian manusia yang disebut insan,
yang Dalam al-Qur’an dipakai untuk menunjukkan lapangan kegiatan
manusiaYang amat luas adalah terletak pada kemampuan menggunakan akalnya
Dan mewujudkan pengetahuan konseptualnya dalam kehidupan konkret. Hal
demikian berbeda dengan kata basyar yang digunakan dalam al-Qur’an untuk

15
menyebut manusia dalam pengertian lahiriyahnya yang Membutuhkan makan,
minum, pakaian, tempat tinggal, hidup yang Kemudian mati.Informasi mengenai
potensi beragama yang dimiliki oleh manusia Itu dapat dijumpai dalam ayat 172
surat al- A’raf bahwa manusia secara Fitri merupakan makhluk yang memiliki
kemampuan untuk beragama. Hal demikian sejalan dengan hadits Rasulullah
SAW yang menyatakan Bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah
(potensi beragama). Bukti historis dan atropologis bahwa pada manusia primitif
yang padanya Tidak pernah datang in formasi mengenai Tuhan, ternyata mereka
Mempercayai adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan yang mereka percayai Itu
terbatas pada daya khayalnya. Mereka misalnya, mempertuhankanPada benda-
benda alam yang menimbulkan kesan misterius dan Mengagumkan.
kepercayaan yang demikian selanjutnya disebut dengan Dinamisme.Beberapa
hipotesis yang diajukan mengenai pertumbuhan agama Pada manusia. Sebagian
mengatakan bahwa agama adalah produk rasa Takut dan sebagai akibatnya
terlintaslah agama dalam kehidupan manusia.Hipotesis lainnya mengatakan
bahwa agama adalah produk dari Kebodohan. Hal ini sesuai dengan wataknya
selalu cenderung untuk Mengetahui sesuatu yang terjadi di alam ini. Hipotesis
lainnya Mengatakan bahwa agama adalah pendambaannya kepada keadilan dan
Keteraturan, ketika manusia menyaksikan banyaknya kezaliman dan Ketidak
adilan dalam masyarakat dan alam. Agama mengambil bagian Pada saat- saat
yang paling penting dan pada pengalaman hidup. Agama Mengesahkan
perkawinan, agama berada dalam kehidupan pada saat- saat Yang khusus
maupun pada saat- saat yang paling mengerikan. (Keene : 6)“Dengan demikian
manusia sepanjang masa senantiasa beragama, Karena manusia adalah makhluk
yang memiliki fitrah beragama yang oleh C.G.Jung disebut naturaliter religiosa
(bakat beragama).”(Arifin : 1998 : 8) Dari uraian tersebut dapat ditegaskan
bahwa latar belakang perlunya Manusia pada agama karena dalam diri manusia
sudah terdapat potensi Untuk beragama. Potensi beragama ini perlu pembinaan,
pengarahan, Pengembangan dengan cara mengenalkan agama kepada setiap
manusia

16
Kedua, kelemahan dan kekurangan manusia. Menrut QuraishShihab, bahwa
dalam pandangan al-Qur’an, nafs diciptakan Allah dalam Keadaan sempurna
yang berfungsi menampung serta mendorong manusiaBerbuat kebaikan dan
keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah Yang oleh al-Qur’an
dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Di Antara ayat yang menjelaskan
hal ini terdapat dalam surat al-Syams ayat 7-8, bahwa “ Demi nafs serta
penyempurnaan ciptaan, Allah Mengilhamkan kepadanya kafasikan dan
ketaqwaan”.Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti Potensi
agar manusia melalui nafs menangkap makna baik dan buruk. Di Sini berbeda
dengan terminologi kaum Sufi bahwa nafs adalah sesuatuYang melahirkan sifat
tercela dan prilaku buruk dan dalam hal ini sama Dengan pengertian yang
terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia. Lebih jauh Qurash Shihab
berpendapat bahwa kendatipun nafs berpotensi Positif dan negatif, namun
diproleh pula isyarat bahwa pada hakikatnya Potensi positif manusia lebih kuat
dari potensi negatifnya, hanya saja Dorongan dan daya tarik keburukan lebih
kuat dari pada daya tarik Kebaikan. Dalam literatur teologi Islam kita jumpai
pandangan kaum Mu’tazilah yang rasionalis, karena banyak mendahulukan akal
dalam Memperkuat argumentasinya dari pada wahyu. Namun demikian, mereka
Sepakat bahwa manusia dengan akalnya memiliki kelemahan. Akal Memang
dapat mengetahui yang baik dan buruk, tetapi tidak semua yang Baik dan buruk
dapat diketahui oleh akal. Dalam hubungan ini, kaum Mu’tazilh mewajibkan
kepada Tuhan agar menurunkan wahyu denagamTujuan agarkekurangan akal
dapat dilengkapi oleh wahyu dalam ini Agama. Dengan demikian secara tidak
langsung kaum Mu’tazilah Memandang bahwa manusia memerlukan wahyu
(agama).

Ketiga, tantangan manusia. Faktor lain yang menyebabkan Manusia memerlukan


agama karena manusia dalam kehidupannya Menghadapi berbagai tantangan baik
yang datang dari dalam amupun dari Luar. Tantangan dari dalam dapat berupa

17
dorongan hawa nafsu dan Bisikan setan (lihat QS 12:5; 17:53). Sedangkan
tantangan dari luar dapat Berupa rekayasa dan upaya- upaya yang dilakukan
manusia yang secara Sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Mereka Dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang Dimanifestasikan
dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnyaMengandung misi menjauhkan
manusia dari tuhan. Kita misalkanMembaca ayat yang berbunyi “ Sesungguhnya
orang- orang kafir itu Menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari
jalan Allah (QS Al-Anfal,36).Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat- obat terlarang
dan lain Sebagainya dibuat dengan sengaja.” Pada zaman semakin sekuler ini
Agama memainkan peranan penting terhadap kehidupan berjuta- juta Manusia”.
( Keene : 6) Untuk itu upaya mengatasi dan membentengiManusia adalah dengan
mengajarkan mereka agar taat menjalankan Agama. Godaan dan tantangan hidup
demikian itu, sangat meningkat, Sehingga upaya mengagamakan masyarakat
menjadi penting.

18
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. di dunia ini ada banyak sekali agama atau kepercayaan yang dianut
oleh
masyarakat diseluruh dunia. Yang dimana pada agama agama itu
memiliki ciri dan ruang lingkup yang berbeda.

2. Bahwa pada hakekatnya agama terutama islam merupakan sumber moral


utama dalam kehidupan bermasyarakat karena di dalam agama diajarkan mana
akhlak yang baik dan mana akhlak yang buruk dan apa yang dilarang dan apa yang
diperbolehkan.
3. Setiap agama didunia ini, termasuk islam selalu mengajarkan perdamaian. Dan
Peperangan yang mengatasnamakan agama, sesungguhnya berasal dari oknum orang

beragama yang beragama hanya berlandaskan nafsu, kebodohan dan kebencian


kepada

kelompok lain tanpa menggunakan hati dan akal sehat.

4. Tuhan menurunkan agama untuk kepentingan manusia. Agama


mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia.
Ikatan ini mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Ikatan
itu berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, sebagai fitrah yang
diberikan Tuhan kepada hamba-Nya.

Agama sangat berguna dan mempunyai fungsi yang penting dalam kehidupan
manusia, yaitu agama merupakan unsur mutlak dalam pembinaan karakter
pribadi dan membangun kehidupan sosial yang rukun dan damai, mendidik agar
memiliki jiwa yang tenang, membebaskan dari belenggu perbudakan, berani
menegakkan kebenaran, memiliki moral yang terpuji dan agama dapat
mengangkat derajat manusia lebih tinggi dari makhluk Tuhan yang lain.

19
Kebutuhan manusia terhadap agama didasari oleh beberapa faktor dominan,
yaitu faktor fitrah, kekurangan dan kelemahan manusia dan faktor tantangan
yang dihadapinya. Oleh karena itu agama adalah paket yang sangat dan amat
dibutuhkan oleh manusia.

3.2 SARAN

Kami berharap sekiranya makalah kami bisa berguna secara khusus untuk
Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dan secara Umum untuk
semua kalangan masyarakat.Sehingga memperluas pengetahuan dan tidak
memberikan pandagan pada agamahanya pada satu sisi saja, karena pada
dasarnya banyak pandangan yang bisa kita gunakan untuk melihat atau
memahami agama.

20

Anda mungkin juga menyukai