DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata
kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.
Kami menyadari bahwa tidak ada hasil karya manusia yang sempurna.
Makalah ini pun tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………................…………i
DAFTAR ISI…………………………………………………….……….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang……………………………………………………1
1.2.Rumusan Masalah……………………………………..……….....1
1.3.Tujuan………………………………………………………….....2
BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………………....5
3.1. KESIMPULAN………………………………………….….…....22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………..21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya. Kewajiban
merupakan utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan pembayaran
dimasa depan dalam bentuk uang, jasa, atau aset lainnya. Kewajiban merupakan klaim
pihak luar atas asset dan sumber daya perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat
berupa pendanaan atau operasi dan biasanya didahulukan dari pada pemegang ekuitas.
Kewajiban pendanaan merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel
berjangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka
pendek, dan sewa.
Pengembalian (return) adalah bagian dari investor ekuitas atas laba atau reinvestasi
laba. Distribusi laba (earning distribution) adalah pembayaran dividen kepada pemegang
saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk tunai atau dividen saham, atau
secara tidak langsung melalui pembelian kembali saham. Pembayaran dividen
(dividend payout) mengacu pada proporsi laba yang didistribusikan, yang sering
dinyatakan dalam rasio atau prosentase, yaitu rasio pembayaran dividen (dividend
payout ratio)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendanaan utang dan implikasinya?
2. Bagaimana analisis sewa dan penyesuaian terhadap laporan keuangan?
3. Bagaimana analisis pengungkapan liabilitas kontijensi dan implikasinya?
4. Bagaimana pembiayaan diluar laporan posisi keuangan dan analisis resiko?
5. apa yang dimaksud dengan modal saham?
1
6. Apa yang dimaksud dengan saldo lama dan bagaimana distribusinya melalui dividen?
7. Apa yang dimaksud dengan liabilltas di ujung ekuitas?
8. Bagaimana penilaian dan resiko perusahaan pascakerja?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pendanaan utang dan implikasinya.
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis sewa dan penyesuaian terhadap laporan
keuangan.
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis pengungkapan liabilitas kontijensi dan
implikasinya.
4. Untuk mengetahui bagaimana pembiayaan diluar laporan posisi keuangan dan analisis
resiko.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan modal saham.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan saldo lama dan bagaimana distribusinya
melalui dividen.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan liabilltas di ujung ekuitas.
8. Untuk mengetahui bagaimana penilaian dan resiko perusahaan pascakerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban tak lancar atau jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak jatuh tempo
dalam waktu satu tahun atau 1 siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini
meliputi pinjaman, obligasi, utang dan wesel bayar. Obligasi merupakan bentuk
kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi bersama tingkat kuponnya
menentukan bunga tunai yang dibayarkan atas obligasi tersebut. Kewajiban yang umum
lainnya adalah komitmen pembelian. Komitmen seperti ini memerlukan pengungkapan
jika kewajiban pembelian tanpa syarat ini menyediakan pendanaan bagi untuk pemasok
dan tidak diakui dalam neraca pembeli.
3
3. Analisis Kewajiban
1) Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran,
dan jumlah)
2) Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis.
3) Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya.
4) Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (dept to
equity), dan ukuran keuangan lain.
5) Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi.
6) Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti dividen.
4
2.2. Analisis sewa dan penyesuaian terhadap laporan keuangan
1. Terdapat transfer kepemilikan aset kepada lesse pada akhir masa sewa
2. Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah (bargain price)
3. Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis asset
5
4. Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya
sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak
investasi yang ditahan oleh lessor.
1. MLP dimasa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating
lease untuk masing-masing tahun selama lima tahun mendatang dan total
setelahnya
Pengungkapan Sewa
6
Analisis Sewa
Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap
analisis laporan keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik
tentang bagaimana menyesuaikan laporan keuangan untuk operating lease
yang seharusnya dicatat sebagai capital lease.
2. Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini
dapat meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio
perputaran aset (assets turnover ratios)
7
dan beban bunga. Hal tersebut menaikkan coverage ratio seperti times
interest earned.
Liabilitas kontinjensi adalah:
1. Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya
satu atau lebih peristiwa di masa depan yang tidak sepenuhnya
berada dalam kendali entitas; atau
2. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu,
tetapi tidak diakui karena:
3. Tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomik (selanjutnya disebut
sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
4. Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
8
pada pengalaman masa lalu perusahaan atau harapan di masa depan.
Cadangan untuk kerugian di masa depan merupakan jenis kontijensi
lainnya yang perlu diperiksa. Konservatisme dalam akuntansi
meminta perusahaan untuk mengakui kerugian saat perusahaan dapat
menentukannya atau dapat meramalkannya.
Keuntungan kontinjensi.
Kerugian Kontinjensi.
Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang
melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian.
Liabilitas yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut
defenisinya disebut sebagai liabilitas kontinjen. Liabilitas kontijen
(contiegencies liabilities) adalah liabilitas yang bergantung pada terjadinya
atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk
mengkonfirmasi jumlah utang, pihak yang dibayar, tangal pembayaran,
atau keberadaannya.
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa
kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya liabilitas dapat
berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin.
9
Peristiwa yang mengikat adalah peristiwa yang menimbulkan
kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif yang mengakibatkan entitas
tidak memiliki alternatif lain kecuali menyelesaikan kewajiban tersebut.
PENGAKUAN
Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui. Entitas
tidak diperkenankan untuk mengakui liabilitas dan aset kontinjensi.
PENGUKURAN
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada
akhir periode pelaporan. Dalam menentukan estimasi terbaik suatu provisi,
entitas mempertimbangkan berbagai risiko dan ketidakpastian yang selalu
mempengaruhi berbagai peristiwa dan keadaan. Jika nilai waktu dari uang
cukup material, maka jumlah provisi adalah nilai kini dari perkiraan
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. Peristiwa
masa datang yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti
10
obyektif bahwa peristiwa itu akan terjadi. Keuntungan sehubungan dengan
rencana pelepasan aset tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung
suatu provisi.
PENGGANTIAN
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan
provisi diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada
saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti akan diterima jika entitas
menyelesaikan kewajiban. Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang
terpisah. Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi. Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
beban yang terkait dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah
dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.
11
2.4. PEMBIAYAAN DI LUAR LAPORAN POSISI KEUANGAN
DAN ANALISIS RESIKO
12
Arus kas dari aset digunakan untuk membayar hutang dan menyediakan
pengembalian bagian investor ekuitas.
Terdapat dua alasan untuk kepopoleran SPE:
1. SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada
meminjam langsung dari pasar kredit.
2. Dalam GAAP sekarang SPE di strukturkan dengan benar, SPE
diperlukann sebagai entitas terpisah ,tidak dikonsolidasikan dengan
perusahaan sponsor, dengan demikian perusahaan dapat menggunakan
SPE untuk melakukan transaksi di luar neraca untuk memindahkan
aset,kewajiban atau keduanya dari neraca.
Petunjuk GAAP tentang akuntansi untuk SPE dan aturan konsolidasinya
dengan perusahaan sponsor di sediakan dalam SFAS 140 dan FIN 46 R .
13
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal
perusahaan dilikuidasi.
14
Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap
tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun
deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun berikutnya deviden
yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu, sehingga dapat mengadakan
pembagian deviden untuk saham biasa.
Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun sebelumnya yang
belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan
membayar deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar
deviden saham prioritas untuk tahun tersebut.
b. Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi
Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas
deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah
saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden saham prioritas.
Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah: saham prioritas akan mendapat
deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan
sesudah saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan
saham prioritas.
c. Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidas
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap
menerima dividen yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi
mencukupi. Sesudah pelunasi dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika
saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan dividen dan
nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham
yang biasa.
Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima
jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat
terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak memperoleh pengembalian.
d.Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa
kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar
dengan saham biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan
sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen yang dibagi untuk
15
saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada dividen untuk saham
prioritas.
Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan
berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari
pada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak
terbatas atas laba.
Pencatatan Modal Saham
Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu
diketahui istilah – istilah sebagai berikut :
(a) Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi yaitu : jumlah
saham yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian perusahaan.
(b) Modal saham yang beredar: jumlah saham yang sudah dijual (beredar).
(c) Modal saham belum beredar yaitu: jumlah saham yang sudah
diotorisasi tetapi belum dijual.
(d) Treasury stock yaitu : modal saham yang sudah dijual dan sekarang
dibeli kembali oleh perusahaan.
(e) Modal saham dipesan: jumlah saham yang disisihkan karena sudah
dipesan untuk dibeli.
Analisis Modal Saham
Akun-akun dalam ekuitas pemengang saham umumnya tidak
mempengaruhi penentuan laba, sehingga tidak banyak mempengaruhi
analisis laba. Informasi yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi
pos modal dan pembatasan-pembatsaan yang berlaku. Komposisi ekuitas
penting karena dapat mempengaruhi hak sisa atas saham biasa,serta hak
dan resiko atas pengembalian bagi investor ekuitas.
16
2.6. SALDO LABA DAN DISTRIBUSI MELALUI DIVIDEN
A. SALDO LABA
1. Retriksi Hukum
Yakni dimana negara mensyaratkan perusahaan untuk merestriksi
biaya dari saham treasuri dari pembagian dividen.
2. Retriksi Kontraktual
Kontrak utang jangka panjang dapat membatasi pengguaan aset
untuk pembayaran dividen sebagai bagian dari utang yang akan
meretriksi penggunaan saldo laba untuk pembayaran dividen.
3. Restriksi Sukarela
Ketika perusahaan melakukan restriksi atas sebagian dari saldo laba, maka
perusahaan tidak dapat menggunakan keseluruhan saldo laba untuk
pengembagan usahanya, karena saldo laba yang telah di restriksi harus
digunakan untuk tujuan khususnya. Untuk menginformasikan stakeholder
maka perusahaan membagi saldo laba menjadi Saldo Laba dan Saldo Laba
yang Direstriksikan.
B. DIVIDEN
17
Pemegang Saham (RUPS). Pertimbangan-pertimbagan perusahaan dalam
memberikan dividen yakni sebagai berikut.
Bentuk dividen yang paling umum adalah dividen kas, yaitu perusahan
mendistribusikan kas kepada pemegang saham sebesar proporsi tertentu,
mengacu pada rasio pembagian dividen, dari laba bersih. Adapun bentuk
lain dari dividen selain dari dividen kas diantaranya sebagai berikut.
1. Dividen Saham
Pembagian saham perusahaan yang bersangkutan secara pro-rata
kepada pemegang sahamnya. Di Indonesia hal ini dikenal sebagai
saham bonus.
2. Dividen Properti
Dividen yang terutang dari aset perusahaan dalam bentuk selain
kas disebut dividen properti. Bentuknya dapat beragam seperti
barang, persediaan perusahaan, real estate, investasi, dan lain-lain.
3. Dividen Scrip
Merupakan surat promes yang menyetakan tanda kesediaan
membayar sejumlah uang tunai tertentu kepada para pemegang
saham sebagai dividen. Seperti surat promes lainnya, surat ini
berbunga sampai dengan dibayarkannya uang tersebut kepada
pemegang saham yang berhak.
18
4. Dividen Likuidasi
Beberapa perusahaan menggunakan modal disetor sebagai basis
dari dividen.
MANFAAT PASCAPENSIUN
19
Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau aset) manfaat
ekonomis dan yang dilaporkan.
Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan.
Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.
Memeriksa paparan risiko pensiun.
Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Aktivitas pendanaan(financing activities) adalah metode yang
digunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar
kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Terdapat dua sumber pendanaan
eksternal yaitu investor ekuitas pemilik atau pemegang saham) dan
kreditor (pemberi pinjaman). Keputusan tentang komposisi aktivitas
pendanaan tergantung pada kondisi di pasar keuangan. Pasar keuangan
merupakan sumber potensial untuk pendanaan. Investor menyediakan
pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi,
setelah mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected
return) dan risiko.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://accounting.binus.ac.id/2017/08/15/psak-57-penyesuaian-2014-provisi-
liabilitas-kontinjensi-dan-aset-kontinjensi/
http://kantor-akuntan-audit-pajak.blogspot.com/2015/01/liabilitas-kontinjensi-
dan-liabilitas.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/analisis-aktivitas-pendanaan.html
22