RDTR Oleh :
Arief Isnaeni, ST.,MSP
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
RDTR
0
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
Pemanfaatan Ruang Pengendalian Ruang • Upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang,
adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui • Mengendalikan pelaksanaan pembangunan sesuai
penyusunan dan pelaksanaan program beserta dengan rencana pemanfaatan ruang
pembiayaannya. • Meminimalisir deviasi kualitas RTR (rencana
pemanfaatan ruang) melalui pengisian ruang
(pelaksanaan pembangunan)
Perencanaan
Tata ruang (RDTR)
Pengendalian Pemanfaatan :
Control Pengisian dan atau
Peraturan Zonasi
Pelaksanaan Pembangunan
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
Pengendalian
Peraturan Zonasi Tujuan
Mengatur kepadatan penduduk dan
intensitas kegiatan, mengatur
ZONING TEKS keseimbangan keserasian
peruntukan tanah dan menentukan
tindak atas suatu satuan ruang
adalah ketentuan atau aturan sebagai
instrument untuk mengatur secara umum Melindungi kesehatan, keamanan
perwujudan pemanfaatan ruang, berupa, dan kesejaheraan masyarakat
dengan mengacu pada ketentuan-
ketentuan teknis, baik secara spaisal Mencegah kesemrawutan,
menyediakan pelayanan umum
maupun sektoral
yang memadai dan meningkatkan
kualitas lingkungan hidup
ZONING MAP Meminimumkan dampak
pembangunan yang merugikan
adalah penerapan peraturan zonasi (zoning
teks) pada setiap zona/blok, atau sub Memudahkan pengambilan
zona/sub blok, dengan pertimbangan keputusan secara tidak memihak
variansi kegiatan, kapasitas, karakteristik, dan berhasil guna serta mendorong
dan ambang batas ruang, dan dituangkan partisipasi masyarakat
dalam bentuk peta peratutan zonasi
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
Materi Wajib
3. Ketentuan Tata Bangunan
5. Ketentuan Pelaksanaan
6. Ketentuan Tambahan
7. Ketentuan Khusus
Materi Pilihan
8. Standar Teknis
KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN Contoh Matriks Pemanfaatan Ruang (I,T,B,X)
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
4. Ketentuan Prasarana
Minimal
5. Ketentuan Pelaksanaan
6. Ketentuan Tambahan
7. Ketentuan Khusus
8. Standar Teknis
PENENTUAN KLB
45O
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
PENAMPANG AA
bangunan Lt. 8 (11)
Lt. 7 (10)
Trasnfer KLB
Lt. 6 (1) (13) retribusi 20%
Pembebanan Lt. 5 (2) (5)
biaya lebih atau (3) (4)
Lt. 4
disisentif
Lt. 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Ambang KLB
Lt. 2 1 2 3 4 5
Lt. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lt. 10
Lt. 9
Mengatur
PENAMPANG BB
pencahayaan Lt. 8
dari sinar Lt. 7
matahari Lt. 6
Mengatur Lt. 5
sirkulasi angin Lt. 4
Lt. 3
Lt. 2
45O
Lt. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
Visualisasi Potongan AA
Visualisasi Potongan AA
Visualisasi Potongan BB
Tertahan
Direct
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
4. Ketentuan Prasarana
Minimal
5. Ketentuan Pelaksanaan
6. Ketentuan Tambahan
Garis Sempadan Bangunan
7. Ketentuan Khusus GSSB
GSSB
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
Rumaja
Ruwasja Ruwasja
Rumija
Sumber :
SNI-03-1733-2004
Sumber :
PP No. 34 tahun 2006
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
4. Ketentuan Prasarana
Minimal
Contoh Pengaturan :
5. Ketentuan Pelaksanaan • Mengatur ruang parkir on street atau off street
• Penyediaan sarana parkir pada kegiatan tertentu sesuai aktivitas
6. Ketentuan Tambahan • Mewajibkan penyediaan lift pada bangunan >4 lantai
• Area bongkar muat untuk zona perdagangan dan pergudangan
7. Ketentuan Khusus • Penyediaan IPAL atau pengelolah limbah tertentu pada kegiatan
yang dapat menimbulkan dampak (zona industri, RS, dsb)
8. Standar Teknis • Penyediaan trotoar, rambu jalan
• dsb
9. Ketentuan Pengaturan Zonasi
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
4. Ketentuan Prasarana
Minimal
5. Ketentuan Pelaksanaan
6. Ketentuan Tambahan
7. Ketentuan Khusus
8. Standar Teknis
A. Perangkat Insentif :
Merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.
Perangkat Insentif berupa :
a. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa
ruang dan urun saham;
b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
c. Kemudahan prosedur perizinan;
d. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta atau pemerintah
daerah.
B. Perangkat Disinsentif :
Merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi
kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
Perangkat Disinsentif berupa :
a. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;
b. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
Dispensasi,
Pemerintah dan
Swasta/masyarakat
Pemerintah Daerah
Dukungan
Perwujudan RTR
Insentif untuk kegiatan yang mendukung perwujudan Zona lindung wilayah kota :
Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang
ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;
dan
Pemberian penghargaan dari pemerintah.
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
Penambahan aturan kesepakatan bersama, seperti Norma
3. Ketentuan Tata Bangunan sosial/adat atau yang berlaku pada masyarakat setempat yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan atau perkotaan
4. Ketentuan Prasarana
Minimal CONTOH : Di Kotamobagu :
Setiap pemekeran wilayah administrasi (kelurahan) harus menyediakan
minimal 1 lapangan olahraga (Sepak Bola) atau min 0,5Ha
5. Ketentuan Pelaksanaan
Di Jogjakarta :
Ketinggian bangunan tidak diperbolehkan menghalangi pandangan dari
6. Ketentuan Tambahan Keraton ke Gunung Merapi
Di Kawasan Adat Kajang Bulukumba:
7. Ketentuan Khusus Setiap penebangan 1 pohon, harus digantikan oleh minimal 1 pohon
Salah satu kawasan Tradisional Adat di Banten :
8. Standar Teknis Tidak diperkenankan menambah bangunan, ahli 1 waris (Keluarga) hanya
dapat menempati bangunan warisan
9. Ketentuan Pengaturan Zonasi Di beberapa Penggunaan pagar hidup, ketinggian pagar maks 120 cm,
kota : minimal menanam 1 pohon setiap bangunan, dsb
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
4. Ketentuan Prasarana
Minimal
5. Ketentuan Pelaksanaan
6. Ketentuan Tambahan
2. Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
4. Ketentuan Prasarana
Minimal
5. Ketentuan Pelaksanaan
6. Ketentuan Tambahan
7. Ketentuan Khusus
• Terutama pada kawasan/Zona yang sulit dilakukan penataan, misalnya
penerapan ketentuan GSB dan GSJ
8. Standar Teknis • Membuat penyepakatan pengaturan ruang sesuai ketentuan
• Dapat ditindak lanjuti melalui RTBL, revitaslisasi, atau metode lain yang
9. Ketentuan Pengaturan Zonasi dapat mengatur fleksibelitas peraturan zonasi
• Penerapan perautran zonasi pada saat izin rehabilitasi bangunan atau
bangunan baru
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
ZONING MAP
PEMBENTUKAN BLOK DAN SUB BLOK
• Kesamaan (homogenitas) GSJ
ruang/lahan. GSB
GSB
Blok/Zona
• Orientasi Bangunan. GSJ
• Lapis bangunan.
GSJ
Sub Blok/
Sub Zona
Lembaga DPRD, BAPPEDA, DINAS PU, DINAS Perlu ditindak lanjuti pada fungsi :
Pengambil TATA RUANG, INSTANSI TERKAIT - Pembinaan
Keputusan (DISHUB, BLHD/ BAPEDALDA/ DINAS - Pelaksanaan
LINGK. HIDUP, dsb) - Pengawasan
- Pemantauan/Monitoring
Pembentukan kelembagaan
khusus/teknis, baik independen
TKPRD (Tim Tim yg dibentuk melalui Peraturan maupun melekat pada instansi
Koordinasi Gubernur (Tingkat Provinsi) dan atau tertentu
Penataan Ruang
Daerah) Walikota (Tingkat Kota) Pelibatan masyarakat dan
pembentukan dan pembinaan
kelembagaan masyarakat
Komisi Perencanaan, Komisi Penggunaan perangkat untuk
Lembaga menunjang peran dan fungsi
Transportasi, Arsitektur Kota,
Pembuat kelembagaan
Rekomendasi Komisi AMDAL, dsb
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
Buffer zone
Sempadan Sungai
50 Meter
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang
5 Meter
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
Dinas Penataan Ruang