“PROSES PENILAIAN KINERJA YANG IDEAL” Dosen Pengampu : Prof. Dr. Achmad Sudiro, SE., ME.
Disusun Oleh :
Nabila Ghassani 195020201111028
Vardholi Wahyu Pradika 195020201111069
Elza Diasafira 195020207111084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KOTA MALANG
TAHUN 2021 A. Proses Penilaian Kinerja Proes Penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe dalam Suwa (2016:200) adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1. Sumber : Mondy dan Noe (1993)
Berdasarkan gambar 1.1 di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses penilaiaan kinerja adalah harus menggali terlebih dahulu tujuan yang ingi dicapai oleh organisasi dengan adanya system organisasi yang disusun. Hal ini menjadi penting karena dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai akan lebih memudahkan dalam menentukan desain penilaian kinerja. 2. Langkah kedua, menetapkan standart yang diharapkan oleh suatu jabatan, sehingga akan diketahuidimensi-dimensi apa yang aka diukur dalam penilaian kinerja. Dimensi-dimensi tersebut tersebut tentunya harus relevan dengan pelaksanaan tugas pada jabatan tersebut. Pada tahap ini biasanya dapat dilakukan dengan menganalisa jabatan, atau menganalisa uraian tugas masing-masing jabatan 3. Langkah ketiga, yaitu menyusun atau menentukan desain penilaiaan kinerja penilaian kinerja guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini karena setiap desain penilaian kinerja memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Penenetuan desain penilaian kinerja ini harus selaras dengan tujuan penilaiaan. Sebagai contoh, penilaian kinerja yang dilakukan untuk menentukan gaji karyawan, dengan penilaian kinerja bertujuan hanya untuk mengetahui keutuhan pengembangan tentunya memiliki desain yang berbeda. 4. Langkah keempat, yaitu menilai kinerja karyawan. Penilaian ini bisa menggunakan metode-metode penilaian seperti metode narasi hingga metode peringkat, namun banyak organisasi yang memilih menggunakan metode grafis untuk melakukan penilaian kinerja karyawan. 5. Proses penilaian kinerja yang terakhir adalah mendiskusikan hasil dari penilaian kinerja yang kemudian akan dikomunikasikan kembali kepada karyawan yang dinilai yang bertujuan untuk mengetahui kinerjanya selama ini serta mengetahui kinerja apa yang diharapkan oleh organisasi. Evaluasi terhadap system penilaian kinerja yang telah ditetapkan juga dilaksanakan pada tahap ini. Apakah penilaian kinerja teresbut telah dapat mencapai tujuan dari diadaannya penilaiaan kinerja atau belum. Apabila ternyata belum, maka harus dilakukan revisi atau mendesain ulang system penilaian kinerja.
B. Proses dan Tahapan Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS)
Manajemen Berdasarkan Sasaran Management By Objectives) adalah metode yang digunakan manajer dan karyawan untuk menjelaskan tujuan dari setiap departemen, proyek, dan orang serta menggunakannya untuk mengawasi kinerja berkelanjutan. Pada MBS ini diperlukan omunikasi dua arah antara atasan dan bawahan. Terdapat 5 langkah proses untuk melakukan prinsip-prinsip MBS antara lain: 1) Mengkaji sasaran/tujuan organisasi Langkah pertamana ini merupakan langkah yang sulit dalam MBS. Penetapan tujuan melibatkan karyawan di tiap tingkatan dan memandang kegiatan harian jauh kedepan untuk menjawab pertanyaan “apa yang coba kita raih?” tujuan yang baik seharusnya konkrit dan realistis, memberikan target yang spesifik dan jangka waktu tertentu, serta memerlukan tanggung jawab. Tujuan dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif, tergantung apakah hasilnya terukur. 2) Menetapkan sasaran kerja individu (SKI) Penetapan sasaran kerja pada individu merupakan Langkah yang penting dalam berjalannya MBS. Pembagian Job Desk yang tepat yang dilakukan oleh atasan sesuai dengan tujuan/sasaran perusahaan merupakan langkah yang penting akan kesuksesan MBS. 3) Memantau dan mengamati perkembangan Kemajuan secara periodik adalah hal penting untuk menjamin rencana pelaksanaan dijalankan dengan baik. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara informal antara manajer dengan bawahan, dimana organisasi dapat melakukan pemeriksaan tiap tiga, enam, atau sembilan bulan dalam satu tahun. Pemeriksaan periodik ini membuat manajer dan karyawan memperhatikan apakah mereka berada dalam target atau tindakan korektif yang diperlukan. Manajer dan karyawan seharusnya tidak terbatas pada perilaku yang telah ditentukan sebelumnya dan harus melakukan langkah apapun yang diperlakukan untuk menghasilkan sesuatu yang berarti. Hal utama dari MBS adalah mencapai tujuan. Rencana pelaksanaan dapat diubah kapanpun jika tujuan tidak tercapai. 4) Mengevaluasi kinerja karyawan Pada Langkah ini atasan melakukan evaluasi terhadap karyawannya apakah karyawan sudah bekerja sesuai sasaran atau belum. Atasan memberi penilian kepada kinerja yang dilakukan oleh karyawannya. Hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan untuk penembangan karyawan juga pengembangan perusahaan di kemudian hari. 5) Pemberian imbalan atas kinerja dan menetapkan sasaran untuk periode berikutnya Langkah akhir dari MBS adalah memberikan imbalan atas kinerja dan juga penetapan sasaran untuk periode yang akan datang. Atasan memberi imbalan kepada karyawannya yang telah mampu melakukan pekerjaannya dengan baik. Selain itu perusahaan akan menetapkan sasaran untuk periode selanjutnya dengan menggukan data evaluasi yang terjadi pada periode sekarang.
C. Alasan Penggunan Metode MBS
Metode MBS ditetapkan dalam sistem ini karena prinsip-prinsip vang terdapat dalam MBS memiliki kesamaan dengan kondisi nyata yang ada di tempat studi kasus dimana: 1. Pada permulaan periode kerja, kepala unit mengkaji sasaran kerja unitnya yang hendak dicapai dalam suatu periode kerja tertentu. 2. Sasaran Kerja Individu (SKI) adalah sasaran kerja yang spesifik untuk dicapai oleh setiap karyawan. 3. Pembuatan keputusan mengenai sasaran dan target kerja dari setiap karyawan didiskusikan oleh karyawan yang bersangkutan bersama atasannya dengan mengacu pada sasaran kerja unit yang hendak dicapai. 4. SKI disusun dan dilaksanakan dalam satu periode waktu tertentu. 5. Pada saat berjalannya periode kerja, pimpinan unit atau penyelia yang telah diberi tanggung jawab oleh kepala unit dapat memantau perkembangan atas hasil pencapaian kinerja dari karyawannya. Agar hasil pencapaian kerja lebih baik, maka ketika ditemukan kendala dalam pelaksanaan kerja, dapat diambil tindakan antisipatif dan penanganan yang efektif. 6. Pada akhir periode kerja, dilakukan evaluasi atas sasaran kerja karyawan untuk mendapatkan hasil berdasarkan pemaparan kesamaan antara metode MBS dengan kondisi nyata di atas, maka dapat diketahui bahwa MBS mencakup seluruh tahapan penilaian kinerja karyawan yang terdapat di lokasi studi kasus.
D. Langkah-langkah dalam Melakukan Penilaian Kinerja agar Efektif
Proses penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe (2008), terbagi dalam beberapa langkah yaitu : 1. Identify Spesific Performance Appraisal Goals Mengidentifikasi lebih dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi melalui adanya sistem penilaian kinerja 2. Establish Job Expectations Menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan sehingga dapat diketahui faktor atau kriteria apa saja yang akan diukur dalam penilaian kinerja 3. Examine Work Performed Melihat kinerja karyawan terhadap faktor atau kriteria yang dijadikan sebagai penilaian 4. Appraise Performance Melakukan penilaian kinerja terhadap karyawan sesuai periode yang telah ditetapkan 5. Discuss Appraisal with Employee Menganalisis dan mengkomunikasikan hasil penilaian kinerja yang telah dilakukan kepada karyawan yang dinilai agar mengetahui kinerja yang diharapkan organisasi.
E. Kriteria Penilaian Kinerja yang Efektif
Menurut Michael Adryanto, dalam bukunya Tips and Tricks for Driving Productivity: Strategi dan Teknik Mengelola Kinerja untuk Meningkatkan Produktivitas, penilaian kinerja hanya akan efektif bila dilakukan secara fair dan objektif. Fair adalah berdasarkan standar yang telah disepakati, sedangkan objektif adalah nilai-nilai yang diberikan sesuai dengan tingkat pencapaian. Agar penilaian fair, ada lima elemen yang harus diperhatikan: 1. Sasaran kinerja yang jelas 2. Sasaran disepakati bersama 3. Sasaran berkaitan dengan uraian jabatan 4. Pertemuan tatap muka 5. Diskusi Sementara itu, untuk melakukan penilaian yang objektif, Anda harus mempertimbangkan enam elemen di bawah ini: 1. Data actual 2. Perilaku karyawan yang positif dan negative 3. Keberanian atau ketegasan Anda 4. Sistem penilaian yang terstruktur 5. Formulir yang tidak rumit 6. Kemampuan menilai