Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEMERIKSAAN PAYUDARA

SENDIRI (SADARI) TERHADAP PERILAKUDETEKSI DINI KANKER


PAYUDARA PADA WANITA US I A S UB UR ( W U S ) D I W IL AY A H
K E R J A UPTD PUSKESMAS KAMPUNG BANGKA KECAMATAN
PONTIANAK TENGGARA

(The Effects Of Health Education Concerning Breast Self-Examination On Early


Detection Behaviour Of Breast Cancer On Women Of Reproductive Age In The
Regional Technical Implementation Unit at the Community Health Center in Kampung
Bangka, Southeast Pontianak District)

Melsi Yunanda Sella1,Hafrizal Riza2,Suhaimi Fauzan3


1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Melsiyunandsella@gmail.com
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Hafrizal.riza@gmail.com
3
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Suhaimi.fauzan@ners.untan.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang :Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita.
Sebanyak 60-70% wanita dengan kanker payudara berobat pada stadium lanjut sehingga sulit
untuk disembuhkan,padahal kanker payudara dapat dideteksi pada stadium awal dengan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan cara yang paling efektif
untuk pencegahan dini kanker payudara. Pengetahuan dan persepsi mengenai kanker
payudara akan mempengaruhi perilaku SADARI seseorang.
Tujuan :Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan SADARI terhadap perilaku deteksi dini
kanker payudara pada wanita usia subur (WUS).
Metode :Penelitian bersifat kuantitatif, menggunakan desain quasi experiment (pre test and
post test nonequivalent control group.Sampel pada penelitian ini sebanyak 106 WUS terbagi
dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon
dan Mann-Whitney.
Hasil : Analisis uji Wilcoxon pada perilaku SADARI pada kelompok intervensi sebelum dan
sesudah diberi perlakuan menunjukkan nilai p value 0,000< 0,05 dan hasil uji Mann-Whitney
pada post test intervensi dan post test kontrol diperoleh nilai p-value 0,000 < 0,05 yang
berarti terdapat perubahan yang bermakna terhadap kelompok intervensi.
Kesimpulan :Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan SADARI terhadap perilaku deteksi
dini kanker payudara pada WUS di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kampung Bangka
Kescamatan Pontianak Tenggara.

Kata Kunci :Pendidikan kesehatan, Perilaku SADARI, WUS

1
ABSTRACT
Background: Breast cancer is the most common malignancy in women. As many as 60-70%
of women who suffer from breast cancer seek treatment at an advanced stage. This makes
their disease difficult to cure, even though breast cancer can be detected at an early stage by
breast self-examination (BSE). BSE is the most effective way to prevent early breast cancer.
Knowlodge and perceptions of breast cancer will affect one’s BSE behavior.
Objective: Acknowledging the effect of BSE health education on early breast cancer detection
behavior in women of reproductive age.
Method: This research is Quantitative by using a quasi experimental design, which is per-test
and post-test non-equivalent control group. The sample in this study were 106 women of
reproductive age who were divided into intervention and control groups. Data analysis in
this study employed the Wilcoxon and Mann-Whitney tests.
Result: The analysis of the Wilcoxon test on BSE behavior in the intervention group before
and after treatment explicated p-value of 0,000 < 0,05. On the other hand, the result of the
Mann-Whitney test on the post-test of intervention and the post-test control obtained a p-
value of 0,000 < 0,05 which was a significant change in the intervention group.
Conclusion: There is an effect of BSE health education on early breast cancer detection
behavior in women of reproductive age in the Regional Technical Implementation Unit at the
Community Health Center in Kampung Bangka, Southeast Pontianak District.

Keywords: Health education, Breast self-examination (BSE) behavior, Women of


reproductive age

PENDAHULUAN Berdasarkan data GLOBOCAN,

Di dunia penyakit kanker merupakan International Agency for Research on

salah satu penyebab kematian yang utama Cancer (IARC) pada tahun 2012 terdapat

(Kemenkes RI, 2013).Kanker payudara insiden kanker payudara sebesar 40 per

merupakan kanker yang paling sering terjadi 100.000 perempuan di dunia (Kemenkes RI,

pada perempuan sebesar 22% dari semua 2016). Sedangkan, menurut World Health

kasus baru kanker pada perempuan dan di Organization (WHO) jumlah kematian

dunia menjadi penyebab utama kematian akibat kanker meningkat dari 8,2 juta pada

akibat kanker sebesar 14% dari semua tahun 2012 menjadi 8,8 juta kematian pada

kejadian kematian yang diakibatkan kanker tahun 2015. Kanker payudara menempati

pada perempuan. Terdapat berbagai faktor urutan kelima dalam penyebab paling umum

yang diperkirakan meningkatkan risiko kematian akibat kanker dengan angka

kanker payudara, antara lain faktor usia, kejadian sebesar 571.000 kematian (WHO,

riwayat keluarga, hormonal, gaya hidup 2017). Di Indonesia, pada tahun 2013 kanker

seperti kurangnya aktivitas fisik/olahraga payudara merupakan kanker dengan

serta pola makan, faktor lingkungan, dan prevalensi tertinggi. Dari data RS Kanker

adanya riwayat tumor jinak. Dharmais selama tahun 2010-2013 kanker

2
payudara memiliki jumlah kasus baru serta RI, 2016).Penting dilakukannya deteksi dini
jumlah kematian yang terus meningkat kanker payudara untuk mendeteksi kanker
(Kemenkes RI, 2015). payudara lebih awal agar penyebaran nya
Menurut data Sistem Informasi dapat dicegah dan kematian akibat kanker
Rumah Sakit (SIRS) Provinsi Kalimantan payudara dapat dikurangi (Jarvis, 2009).
Barat angka kejadian kanker payudara Deteksi dini dapat menekan angka
berdasarkan data rawat jalan dan rawat inap kematian sebesar 25-30%. Deteksi dini juga
adalah 429 kasus dengan 32 angka kematian dapat meningkatkan kesembuhan penderita
pada tahun 2016, angka ini meningkat dari kanker payudara dengan penemuan dini,
dua tahun sebelum nya dimana pada tahun diagnosis dini, dan terapi dini(Rasjidi, 2010).
2014 tercatat ada 162 kasus dan 5 angka Deteksi dini kanker payudara diantaranya
kematian akibat kanker payudara. Cakupan adalah pemeriksaan payudara sendiri
deteksi dini kanker payudara menurut profil (SADARI), Pemeriksaan payudara klinis
kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi (SADANIS), dan Mamografi.Menurut
Kalimantan Barat tahun 2017 yang telah American Cancer Society (ACS)
dilakukan oleh 14.098 orang memiliki pemeriksaan payudara klinis maupun
penemuan sebaran terbanyak di Kota pemeriksaan payudara sendiri kurang di
Pontianak berjumlah 99 orang dan ikuti direkomendasikan dalam deteksi dini karena
kabupaten lainnya. Kota Pontianak kurangnya bukti pendukung dan masih
menempati urutan pertama angka kejadian adanya kemungkinan hasil positif
kasus dari dua belas kabupaten dan dua palsu(Yuliana, 2018).Namun, temuan adanya
kota(Dinkes Kota Pontianak, 2018). tonjolan, nyeri, serta penebalan kulit dan
Terdapat pengobatan kanker penemuan lainnya yang ada pada payudara
payudara seperti pembedahan, radioterapi, dapat menunjukkan adanya kelainan (tumor)
kemoterapi, terapi hormon, dan terapi pada payudara (Kemenkes RI, 2015).Dengan
biologis (target terapi). Namun apabila melakukan pemeriksaan payudara sendiri
kanker terlambat terdiagnosa maka akan (SADARI) sebagian besar tumor ditemukan
menyebabkan pengobatannya menjadi oleh wanita sendiri dan dapat membuat
terhambat dan kurang efektif (Integra, 2017). wanita lebih waspada terhadap keadaan
Berdasarkan data pasien di RS Kanker payudara mereka, sehingga dapat mencegah
Dharmais, selama tahun 2010-2015 sebanyak terjadinya kanker payudara.Program ini
60-70% penderita kanker payudara yang merupakan program yang cocok untuk
datang untuk pengobatan sudah dalam negara berkembang karena program yang
stadium III-IV (stadium lanjut) (Kemenkes ditawarkan sederhana, murah, non-invasif,

3
dan tidak berbahaya(Priyoto, SADARI sebagai kebiasaan rutin dalam
2015).Pemeriksaan payudara sendiri dapat upaya deteksi dini kanker payudara.
menemukan kanker payudara hingga 75-85% Menurut teori Health Belief Model
jika dilakukan secara rutin(Hanifah, (HBM) perilaku sesorang dapat dipengaruhi
2015).Sedangkan, untuk pemeriksaan oleh persepsi dan kepercayaan seseorang itu
mammografi membutuhkan biaya dan sendiri tanpa memandang apakah hal
fasilitas yang belum tersedia di setiap tersebut sesuai atau tidak dengan realitas
fasilitas kesehatan(Yuliana, 2018). yang ada. Teori ini didasari oleh faktor
Meskipun SADARI tidak mahal, kesiapan individu dalam merubah perilaku
tidak nyeri, tidak berbahaya dan nyaman, untuk menghindari suatu penyakit atau
namun hanya sekitar dua pertiga wanita resiko yang ada, adanya dorongan dari
mempraktikkannya sekurang-kurangnya lingkungan yang dapat merubah perilaku,
sekali setahun dan hanya sepertiga dan perilaku itu sendiri(Notoatmodjo, 2012).
mempraktekkannya tiap-tiap bulan seperti Dari hasil wawancara yang dilakukan
dianjurkan.Wanita yang melakukan teknik pada petugas kesehatan dan masyarakat di
itu, hanya sekitar setengahnya yang Puskesmas Kampung Bangka didapatkan
melakukan dengan benar. Hal ini disebabkan bahwa kesadaran masyarakat khususnya
karena minimnya informasi dan kurangnya wanita usia subur pada deteksi dini kanker
pengetahuan tentang SADARI(Wardhani, payudara masih kurang hal ini dipengaruhi
Saraswati, & Adi, 2017). karena kurangnya pengetahuan terhadap
Dalam penelitian Wulandari dan Ayu kanker payudara.
(2017) mengungkapkan bahwa sebagian Untuk mengatasi kurangnya
besar orang menunjukkan masih kurangnya kesadaran mengenai pemeriksaan payudara
pengetahuan tentang SADARI. Kurangnya sendiri (SADARI) salah satunya adalah
pengetahuan masyarakat mengenai SADARI dengan meningkatkan persepsi tentang
disebabkan kurang terpaparnya informasi kanker payudara dan SADARI dengan
mengenai SADARI, baik dari media cetak, pemberian pendidikan kesehatan kepada
media elektronik, maupun kerabat dekat. masyarakat khusus nya para wanita usia
Kurangnya pengetahuan mengenai SADARI subur mengenai pentingnya SADARI dalam
dapat mempengaruhi perilaku dalam deteksi dini kanker payudara sehingga
mengaplikasikan SADARI.Kurangnya diharapkan dapat meningkatkan perilaku
pengetahuan mengenai prosedur SADARI SADARI. Oleh karena hal itu peneliti merasa
membuat seseorang tidak mengaplikasikan tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Pendidikan Pemeriksaan

4
Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Analisa data yang menggunakan analisa univariat
Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Pada dan bivariate. Analisa univariat digunakan

Wanita Usia Subur. terhadap data usia, tingkat pendidikan, dan


pekerjaan. Sedangkan, untuk analisa bivariat

BAHAN DAN METODE menggunakan uji Mann-Whitney untuk

Penelitian ini merupakan penelitian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan

kuantitatif dengan desain penelitian quasy pemeriksaan payudara sendiri

eksperiment yang menggunakan pendekatan (SADARI)terhadap perilaku deteksi dini kanker

pretest and posttest nonequivalent control payudara.


HASIL DAN PEMBAHASAN
group(Dharma, 2015). Penelitian ini dilakukan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
di Puskesmas Kampung Bangka Kecamatan
pada tanggal sampai 6 juni sampai 11 juli 2018
Pontianak Tenggara mulai tanggal 6 juni sampai
dengan melibatkan 106 responden yaitu sebagai
11 juli 2018.Sampel penelitian sebanyak 106
berikut:
respondenyang dibagi dalam dua kelompok
1. Analisa univariat
yaitu 53 orang kelompok intervensi dan 53
Table 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas
orang kelompok kontrol.Pengambilan sampel penderita responden dalam penelitian ini berada
menggunakan purposive sampling sesuai kreteria pada umur remaja akhir (12-25 tahun) sebanyak
inklusi dan eksklusi. 47,2% (24 orang) pada kelompok intervensi dan
Instumen penelitian adalah suatu alat 41,5% (22 orang) pada kelompok kontrol,untuk
yang digunakan untuk mengobservasi, pendidkan sebagian besar berpendidikan
mengukur atau menilai suatu SMA/SMK/Sederajat 50,9% (27 orang) pada
fenomena.Instrumen yang digunakan oleh kelompok intervensi dan 49,1% (26 orang) untuk
peneliti sebagai alat pengumpulan data kelompok kontrol, sedangkan untuk pekerjaan

adalah kuesioner.Kuesioner yang digunakan rata rata sebagai ibu rumah tangga 75,7% (40
orang)untuk kelompok intervensi dan 79,2% (42
pada penelitian ini terdiri dari dua
orang untuk kelompok kontrol.
kuesioner.Untuk kuesioner pertama telah
digunakan pada penelitian Kim dkk (2014)
tentang pengetahuan dan persepsi kesehatan
mengenai kanker payudara dan skrining
kanker payudara, dengan beberapa
pertanyaan dirubah dan ditambahkan untuk
keperluan pelajaran ini. Sedangkan untuk
kuesioner kedua dibuat sendiri oleh peneliti
berdasarkan variabel yang akan diteliti.

5
Post Test
Kontrol 53 0,00 0-2
Tabel 4.1
Distribusi karakteristik responden Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan
Kelompok bahwa hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Karakteristik Intervensi Kontrol
Responden N (%) n (%) T berpasangan didapatkan nilai p = 0,000, artinya
Usia
(15-49 th) ada perbedaan antara tekanan darah sebelum dan
Remaja akhir 4 7,5% 6 11,3 sesudah intervensi terapi pijat refleksi kaki.
(17-25 th) %
Dewasa awal 25 47,2% 22 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
(26-35 th) 41,5
Dewasa akhir 17 32,1% 19 %
pengaruh terapi pijat refleksi kaki terhadap
(36-45 th) perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah
Lansia awal 7 13,2% 6 35,8
(46-49 th) % dilakukan intervensi pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kampung Dalam
11,3
% Kecamatan Pontianak Timur.
Pendidikan Terakhir
SD 1 1,9% 3 5,7%
SMP 13 24,5% 16 30,2
PEMBAHASAN
SMA/SMK/Sederajat 27 50,9% 26 %
Perguruan Tinggi 12 22,6% 8 49,1 Karakteristik Responden
%
15,1 1. Karakteristik responden berdasarkan usia
% Responden pada penelitian ini
Pekerjaan
IRT 40 75,7% 42 79,2 adalah wanita usia subur (WUS) di
Swasta 4 7,5% 6 %
PNS 9 17,0% 5 11,3 wilayah kerja UPTD Puskesmas
%
9,4% Kampung Bangka Kecamatan Pontianak
Sumber: data primer, 2018 Tenggara. Berdasarkan tabel 4.1 yang
dijelaskan pada bab IV diketahui bahwa
2. Analisa bivariat
usia WUS yang menjadi responden paling
Analisa bivariat digunakan untuk
banyak dari kelompok intervensi dan
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
kelompok kontrol adalah dewasa awal
pemeriksaan payudara sendiri
(26-35 th) dengan kisaran 25 responden
(SADARI)terhadap perilaku deteksi dini kanker
payudara.Uji yang digunakan adalah uji Mann- (47,2 %) untuk kelompok intervensi dan

Whitney. Adapun hasilnya dapat dilihat pada 22 responden (41,5%).


tabel 4.3 dibawah ini. Penelitian ini sejalan dengan
Tabel 4.3 penelitian Mularsih, Cahyaningrum, dan
Hasil uji pengaruh pendidikan kesehatan
SADARI terhadap perilaku SADARI pada Rubiyanti (2017) menjelaskan bahwa
kelompok intervensi dan kontrol sebagian besar responden berusia 20-35
N Median Min- P
Max tahun sebanyak 23 responden (54,8%).
Post test
Intervensi 53 1,00 0-2 0,000 Pada penelitian Gustiana, Dewi, dan

6
Nurchayati (2014) sebagian besar responden (50,9%) untuk kelompok
responden nya juga berusia 20-35 tahun intervensi dan 26 responden (49,1%)
bejumlah 68 tahun (68,7 %). Pada untuk kelompok kontrol. Hal ini sejalan
penelitian Rohmatin (2015) menjelaskan dengan penelitian Dewi dan Hendrati
bahwa sebagian besar responden yang (2015) yang menyebutkan tingkat
menggunakan kontrasepsi hormonal pendidikan yang paling banyak pada
terdapat pada kelompok usia< 35 tahun. respondennya adalah SMA atau sederajat
Pada penelitian Awaliyah, Pradjatmo, dan yang berkisar 16 reponden (35,6%) untuk
Kusnanto (2017) didapatkan hasil bahwa kelompok intervensi dan 22 responden
penggunaan kontrasepsi hormonal, lama (48,9 %) untuk kelompok kontrol.
dan terakhir menggunakan kontrasepsi Pada penelitian Hanifah (2015) yang
hormonal merupakan faktor yang dilakukan di wilayah kerja Puskemas
berhubungan dengan kejadian kanker Nusukan Surakarta responden WUS yang
payudara. didapat memiliki tingkat pendidikan
Faktor usia dapat mempengaruhi paling banyak SMA berjumlah 67
bagaimana proses penerimaan dalam responden (45,6 %). Dalam penelitian
informasi yang diberikan. Pada usia Wicaksono (2013) menjelaskan bahwa
dewasa biasanya terjadi proses tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
penerimaan informasi yang lebih tingkat pengetahuan seseorang. Semakin
baik.Pada umumnya pengetahuan tentang tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
kanker payudara lebih baik.Hal ini sejalan akan semakin baik pula tingkat
dengan hasil penelitian yang mana pengetahuan seseorang. Tingkat
persepsi tentang pengetahuan sudah pendidikan mempengaruhi seseorang
cukup baik. dalam memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan nilai-nilai lainnya yang
2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat akan membantu untuk berpikir lebih
pendidikan
rasional dalam menyerap informasi.
Tingkat pendidikan terakhir WUS di
Tingkat pendidikan dapat
wilayah kerja UPTD Puskesmas
mempengaruhi seseorang dalam
Kampung Bangka Kecamatan Pontianak
meningkatkan kemampuan untuk
Tenggara yang paling banyak untuk
mencegah penyakit, dan kemampuan
kelompok intervensi dan kelompok
memelihara kesehatannya (Notoatmodjo,
kontrol adalah tamatan
2012).
SMA/SMK/Sederajat dengan kisaran 27

7
Pendidikan SMA merupakan jenjang sudah masuk kategori sedang dibanding
pendidikan formal menengah. Pada perspektif yang lain. Sebagian besar WUS
penelitian ini pendidikan WUS terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Kampung
adalah SMA. Anggapan bahwa wanita Bangka Kecamatan Pontianak Tenggara
akan mengurus rumah tangga membuat berstatus sebagai IRT hal ini dapat
WUS tidak memiliki keinginan untuk menyebabkan kurangnya interaksi dengan
menempuh pendidikan ke jenjang yang oranglain sehingga pengetahuan
lebih tinggi. Hanya sebagian WUS yang responden mengenai deteksi dini kanker
merupakan tamatan perguruan tinggi. payudara minim karena kurang mendapat
informasi mengenai deteksi dini kanker
3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
payudara. Pengetahuan dapat
Sebagian besar pekerjaan responden di
meningkatkan kesadaran seseorang dalam
wilayah kerja UPTD Puskesmas
menjaga kesehatan dengan upaya
Kampung Bangka Kecamatan Pontianak
pencegahan penyakit.memiliki Pendidikan
Tenggara sebagian besar berstatus ibu SMA sebanyak 8 orang (53,3%). Penelitian
rumah tangga (IRT) sebanyak 40 yang dilakukan oleh Ramadi menunjukkan
responden (75,7%) pada kelompok bahwa sebagian besar responden
intervensi dan 42 (79,2%) pada kelompok berpendidikan SMA yaitu sebanyak 44 orang
kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian (58%) maka pendidikan memiliki pengaruh
Wirawan (2016) yang menyebutkan pada penyakit

bahwa pekerjaan yang paling banyak


Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pemeriksaan
adalah IRT berjumlah 141 responden
Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Perilaku
(48,0%). Dalam penelitian Septyasrini Deteksi Dini Kanker Payudara
(2016) juga menyebutkan sebanyak 19 Berdasarkan hasil penelitian yang
responden (61,3%) bekerja IRT. dilakukan di wilayah kerja UPTD
Penelitian Astutik (2016) menunjukkan Puskesmas Kampung Bangka Kecamatan
bahwa untuk responden yang bersatus Pontianak Tenggara terhadap 106
IRT memiliki tingkat pengetahuan responden yang terbagi dalam dua
sedang.Menurut Notoatmodjo (2012) kelompok, 53 responden untuk kelompok
pekerjaan merupakan salah satu faktor intervensi dan 53 responden. Pada
lingkungan yang dapat mempengaruhi kelompok intervensi terdapat perubahan
kesehatan. yang bermakna pada pre test dan post test
Hal ini sejalan dengan hasil pengetahuan dan persepsi dengan p-value
penelitian dalam persepsi pengetahuan 0,000 atau p < 0,05 dan untuk pre test dan

8
post test perilaku SADARI juga payudara dengan perilaku SADARI.
didapatkan hasil perubahan yang Penelitian ini juga didukung oleh
bermakna dengan p-value 0,000 atau p < penelitian Setyowati (2015) yang
0,05. Sedangkan untuk kelompok kontrol mengatakan bahwa terdapat pengaruh
tidak terjadi perubahan yang bermakna penyuluhan SADARI terhadap minat
pada pre test dan post test dengan nilau p- melakukan SADARI sebelum dan
value 0,891 atau p > 0,05 dan untuk nilai sesudah penyuluhan dengan nilai p-value
pre test dan post test perilaku SADARI 0,000 < 0,05.
didapat p-value 1,000 atau p > 0,05 yang Menurut Notoatmodjo (2012)
berarti tidak terdapat perubahan yang pengetahuan merupakan hasil dari tahu
bermakna pula. Hal ini dapat disebabkan yang berarti mengingat sesuatu yang telah
karena bedanya perlakuan yang diberikan dipelajari atau diterima
kepada kelompok.Untuk kelompok sebelumnya.Pengetahuan dapat diterima
intervensi diadakan pendidikan kesehatan melalui penginderaan terhadap suatu
mengenai deteksi dini kanker payudara objek. Penginderan melibatkan panca
tentang SADARI sedangkan untuk indra yang dimiliki oleh manusia, yakni
kelompok kontrol tidak diberikan. indra penglihatan, pendengaran, rasa dan
Penelitian ini sejalan dengan raba. Sebagian besar pengetahuan
penelitian Viviyawati (2014) yang diperoleh dari mata dan
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh telinga.Pengetahuan berperan sangat
pendidikan kesehatan tentang penting dalam membentuk perilaku
pemeriksaan SADARI terhadap seseorang. Pendidikan kesehatan
pengetahuan dan sikap pada remaja putri merupakan suatu konsep pendidikan yang
di SMK N 1 Karanganyar.Penelitian ini diterapkan dalam bidang kesehatan atau
sejalan dengan penelitian Novasari, suatu kegiatan yang dapat membantu
Nugroho, dan Winarni (2016) yang individu, kelompok, masyarakat dalam
mengatakan bahwa terdapat hubungan meningkatkan kemampuan atau perilaku
antara pengetahuan dengan perilaku dalam upaya mencapai kesehatan secara
SADARI pada santriwati Pondok optimal (Marni, 2016). Pendidikan
Pesantren Al Ishlah Tembalang kesehatan identik dengan penyuluhan
Semarang.Penelitian ini juga didukung kesehatan, dimana keduanya berorientasi
oleh penelitian Aprilliani (2015) yang pada perubahan perilaku yang diharapkan,
menjelaskan bahwa terdapat hubungan yaitu perilaku sehat, sehingga mempunyai
tinkat pengetahuan tentang kanker kemampuan dalam mengenal masalah

9
kesehatan individu, keluarga dan sehingga muncul tindakan untuk
kelompok dalam upaya peningkatan melakukan SADARI (Priyoto, 2014).
kesehatan (Effendy, 2012). Tingkat pendidikan rendah
Perilaku merupakan suatu tindakan berpengaruh pada pemahaman seseorang
atau perbuatan dari individu, baik yang terhadap penyakit kanker.Untuk
dilakukan secara disadari maupun tidak pengetahuan, derajat penyakit, derajat
disadari.Perilaku merupakan suatu bentuk kerentanan diperlukan pemahaman yang
dari respon individu yang dapat lebih atau mendalam tentang mekanisme
dipengaruhi oleh suatu stimulus atau penyakit dan gejala penyakit yang pada
tindakan yang diamati.Perilaku kesehatan umumnya kurang tersosialisasikan pada
terbagi dalam dua elemen yaitu elemen pendidikan.Selain itu karakteristik
kognitif dan elemen afektif.Berperilaku responden terbatas dalam mencerna ilmu
sehat memerlukan tiga hal yaitu penyakit. Sehingga hasil penelitian
pengetahuan yang tepat, motivasi, dan menunjukkan bahwa untuk hasil pada
keterampilan untuk berperilaku.Proses- pengetahuan, derajat penyakit dan
proses perubahan kesehatan yaitu kerentanan penyakit paling rendah
penilaian social, penilaian epidemiologi, disbanding perspektif yang lain. Hal ini
penilaian perilaku dan lingkungan, sesuai dengan karakteristik responden.
mengidentifikasi faktor, pernilaian Kegiatan pendidikan kesehatan yang
administrasi dan kerbijakan, implementasi dilaksanakan pada kelompok intervensi
dan evaluasi (Priyoto, 2015). bertujuan untuk meningkatkan
Dalam teori health belief model pengetahuan dan persepsi WUS terhadap
(HBM) menjelaskan bahwa perilaku kanker payudara, serta memberi informasi
seseorang dapat dipengarui oleh persepsi tentang deteksi dini kanker payudara
dan kepercayaan seseorang.Persepsi sebagai upaya pencegahan terhadap
merupakan suatu pendapat individu kanker payudara yakni SADARI.Dalam
terhadap sesuatu, tanpa memandang hal penelitian yang telah dilakukan oleh
itu benar atau salah. Apabila persepsi peneliti, peningkatan pada pengetahuan
seseorang mengenai suatu masalah dan persepsi WUS diikuti dengan adanya
kesehatan berubah maka hal tersebut akan juga perubahan terhadap perilaku
mempengaruhi pada perubahan perilaku SADARI. Dengan meningkatkan
seseorang. Dengan dilakukan pendidikan pengetahuan WUS dapat membuat WUS
kesehatan mengenai SADARI maka lebih waspada dalam menjaga kesehatan
pandangan individu tersebut berubah melihat dari dampak yang

10
akanditimbulkan apabila terkena kanker kontrol. Untuk pendidikan terakhir yang
payudara sehinga keinginan WUS untuk terbanyak adalah SMA/SMK/Sederajat
melakukan SADARI meningkat.Oleh dengan jumlah 27 responden (50,9%)
karena itu tahap selanjutnya pada kelompok intervensi dan 26
dikembangkan media edukasi kesehatan responden (49,1%) pada kelompok
berdasarkan informasi kuesioner yang kontrol. Untuk pekerjaan yang terbanyak
diisi responden. adalah IRT sebanyak 40 responden
Media edukasi yang dipilih adalah (75,7%) pada kelompok intervensi dan
leaflet telah banyak digunakan sebagai 42 responden (79,2%) pada kelompok
media edukasi yang bersifat informasi. kontrol.
Media leaflet dipilih karena dapat mudah 2. Terjadi perubahan yang bermakna
digunakan dan dibawa kemana saja. Pada terhadap pengetahuan dan persepsi pada
penelitian ini penjelasan dalam leaflet kelompok intervensi p-value 0,000 atau
mengenai persepsi kerentanan dan derajat p < 0,05, sedangkan pada kelompok
penyakit dikembangkan lebih terperinci kontrol tidak terjadi perubahan yang
yang bertujuan untuk meningkatkan bermakna dengan nilai p-value 0,891
persepsi kerentanan dan derajat penyakit atau p > 0,05.
sehingga dapat meningkatkan perilaku 3. Untuk perilaku SADARI pada
SADARI. kelompok intervensi menunjukkan
terdapat perubahan yang bermakna
SIMPULAN DAN SARAN dengan nilai p-value 0,000 atau p < 0,05,
Simpulan
sedangkan untuk kelompok kontrol
Berdasarkan hasil penelitian dan
didapatkan hasil tidak terjadi perubahan
pembahasan pengaruh pendidikan kesehatan
yang bermakna pada perilaku SADARI.
SADARI terhadap perubahan perilaku SADARI
4. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
pada WUS diwilayah puskesmas
SADARI terhadap perilaku deteksi dini
kampungbangka kecamatan Pontianak tenggara,
maka dapat disimpulkan yaitu: kanker payudara pada WUS di wilayah

1. Karakteristik responden pada penelitian kerja UPTD Puskesmas Kampung

ini untuk usia responden yang terbanyak Bangka Kecamatan Pontianak Tenggara

adalah berusia 26 – 35 tahun (dewasa dengan nilai p-value 0,000 atau p < 0,05.

awal) dengan jumlah 25 responden


(47,2%) pada kelompok intervensi dan Saran
22 responden (41,5%) pada kelompok

11
Berdasarkan penelitian dan pembahasan Juli 2018 melalui https://e-
journal.unair.ac.id/
mengenai pengaruh pendidikan kesehatan Dharma, K. K. (2015).Metodologi Penelitian
SADARI terhadap perilaku deteksi dini kanker Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media.
Effendy, N. (2012). Dasar-Dasar Keperawatan
payudara pada WUS di wilayah puskesmas Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta:
EGC.
kampung bangka kecamatan Pontianak tenggara, Gustiana, D., Dewi, Y. I., & Nurchayati, S. (2014).
peneliti ingin menyampaikan beberapa saran Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Pada
sebagai berikut: Wanita Usia Subur. JOM PSIK vol. 1(2).
Diakses pada 23 juli 2018 melalui
1. SADARI merupakan pemeriksaan yang tidak
https://media.neliti.com/
mahal, tidak nyeri, tidak berbahaya dan nyaman. Hanifah, A. N. (2015). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Wanita Usia
WUS diharapkan dapat melaksanakan SADARI
Subur Dalam Melakukan Deteksi Dini
secara rutin maupun dalam jangka waktu yang Kanker Payudara Metode Sadari Di Wilayah
Kerja Puskesmas Nusukan Surakarta. Naskah
panjang untuk mendeteksi awal terjadinya kanker
Publikasi. Diakses 22 Juli 2018melalui
payudara. http://eprints.ums.ac.id/38172/
Integra.(2017). 7 Cara Menurunkan Resiko Kanker
2. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
Payudara, Volume XVII.Bi-Monthly Buletin.
dan masukan dalam penelitian selanjutnya terkait Diakses pada tanggal 23 Januari 2018
melalui https://www.integra.co.id
dengan pengaruh terapi pendidikan kesehatan
Jarvis, S. (2009). Ensiklopedia Kesehatan Wanita.
SADARI terhadap perubahan perilaku deteksi dini Jakarta : Erlangga.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2013).
kanker payudara dan lebih memperhatikan faktor
Kanker Payudara.Infodatin. Diakses pada 19
apa saja yang membuat penelitian menjadi bias. Mei 2018 melalui http://www.depkes.go.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2015).
Stop Kanker.Infodatin. Diakses pada 12
REFERENSI
Februari 2018 melalui
Astutik, R. P. (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan
http://www.depkes.go.id
Wanita Usia Subur (WUS) Tentang
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2016).
Pemeriksaan Payudara Sendiri Sendiri
Kanker Payudara.Infodatin.ISSN: 2442-
(SADARI) Di Dusun Nganti Sleman Tahun
7659. Diakses pada 12 Februari 2018 melalui
2015. Naskah Publikasi, Sekolah Tinggi Ilmu
http://www.depkes.go.id
kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. Diakses
Kim, Jiyoung dkk.(2014). Breast Cancer Screening
pada 22 Juli 2018 melalui
Knowledge and Perceived Health Beliefs
http://digilib.unisayogya.ac.id/
among Immigrant Women in Korea.Journal
Aprilliani, L. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan
of Breast Cancer, 17(3), 279-286. Diakses
Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku
pada 14 Maret 2018 melalui
SADARI Pada Mahasiswa D III Kebidanan
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Semester IV Di Stikes ‘Aisyiyah
Mularsih, S., Cahyaningrum, F., & Rubiyanti, E.S.
Yogyakarta.Naskah Publikasi, Sekolah
(2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Dengan Praktik SADARI Pada Wanita Usia
Yogyakarta. Diakses pada 22 Juli 2018
Subur Di Kelurahan Kemijen Semarang
melalui http://digilib.unisayogya.ac.id/
Timur Kota Semarang. Jurnal Siklus Vol. 6
Awaliyah, N., Pradjatmo, H., & Kusnanto, H.
ISSN: 2549-5054. Diakses pada 23 juli 2018
(2017).Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
melalui http://ejournal.poltektegal.ac.id
Dan Kejadian Kanker Payudara Di Rumah
Notoatmodjo, S. (2012).Promosi Kesehatan Dan
Sakit Dr. Sardjito.BKM Journal Of
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka.
Community Medicine and Public Health vol.
Novasari, D. H., Nugroho, D., & Winarni, S. (2016).
33(10). Diakses pada 23 Juli 2018 melalui
Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Paparan
https://media.neliti.com/
Media Informasi Dengan Praktik
Dewi, G. A. T., & Hendrati, L. Y. (2015). Analisis
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Risiko Kanker Payudara Berdasarkan
Pada Santriwati Pondok Pesantren Al Ishlah
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
Tembalang Semarang Tahun 2016. Jurnal
Dan UsiaMenarche. Jurnal Berkala
Kesehatan Masyarakat Vol 4 (4) ISSN: 2356-
Epidemiologi, Vol. 3, No. 1. Diakses pada 22

12
3346. Diakses pada 22 Juli 2018 melalui Tangga Tentang Pap Smear Di Desa Kauman
https://ejournal3.undip.ac.id/ Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen.
Priyoto, P. (2014). Teori Sikap Dan Perilaku Dalam Naskah Publikasi Universitas
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada 22
Priyoto, P. (2015). Perubahan Dalam Perilaku juli 2018 http://eprints.ums.ac.id/
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wirawan, S. (2016). Profil Keterlambatan Terapi
Rasjidi, I. (2010). Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Akibat Keterlambatan Dokter Dan Sistem
Jakarta: Sagung Seto. Pada Pasien Kanker Yang Dirujuk Ke
Wardhani, A. D., Saraswati, L. D., & Adi, M. S. Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto
(2017). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mangunkusumo Periode Mei – Agustus
Tentang Sadari Dan Praktik Pemeriksaan 2015. Tesis, Universitas Indonesia. Diakses
Payudara Sendiri. Jurnal Kesehatan pada 22 Juli 2018 http://lib.ui.ac.id/
Masyarakat (e-Journal), 5(1), 2356-3346. Yuliana, Y. (2018). Risiko Dan Deteksi Dini Kanker
Diakses pada 22 November 2017 melalui Payudara. CDK-261, 45(2).
https://ejournal3.undip.ac.id Viviyawati, T. (2014).Pengaruh Pendidikan
WHO.(2017). Cancer. Diakses pada 22 November Kesehatan Tentang Pemeriksaan “SADARI”
2017 melalui Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
http://www.who.int/mediacentre Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Wicaksono, P. P. (2013). Hubungan Tingkat Putri Di SMK N 1 Karangayar.Unpublished,
Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Rumah STIKES Kusuma Husada.

13

Anda mungkin juga menyukai