Anda di halaman 1dari 39

KEPERAWATAN ANAK

MAKALAH PADA GANGGUAN SYSTEM PERNAFASAN


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

1. Mohammad Aditya Pratama ()


2. Iva Dea Fahila (P17210204169)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Assallamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Dengan selesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis. Makalah ini dibuat guna
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah


ini. Maka dari itu,kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

Wassallamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 13 September 2021

PENULIS

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
1.4 Manfaat.........................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian gangguan sistem pernafasan...........................................................6
2.2 Penyebab BBL Dengan Post Matur...................................................................6
2.3 Patofisiologi BBL Dengan Post Matur..............................................................7
2.4 Komplikasi Persalinan Post Matur....................................................................8
2.5 Penatalaksanaan BBL Dengan Post Matur................................................10
BAB III.......................................................................................................................11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN.....................11
POST MATUR...........................................................................................................11
3.1 Asuhan Keperawatan Teori........................................................................11
3.2 Asuhan Keperawatan Kasus.......................................................................18
BAB IV.......................................................................................................................32
PENUTUP..................................................................................................................32
4.1 Kesimpulan..................................................................................................32
4.2 Saran...........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................33

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Bernapas merupakan salah satu kebutuhan dasar mahluk hidup untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Dalam proses bernapas, sistem respirasi manusia tidak terhindarkan
oleh gangguan yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Gangguan sistem pernapasan pada
manusia dapat terjadi pada saluran jalan napas (airway) ataupun pada paru-paru sebagai organ
utama sistem pernapasan. Paru-paru merupakan organ yang berperan penting dalam sistem
pernapasan karena memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida
serta merupakan organ yang berhubungan langsung dengan sistem peredaran darah (sirkulasi)
yang bekerja sama dengan jantung untuk mendistribusikan darah ke seluruh tubuh
(Lukaningsih, 2011).

Terganggunya organ dalam sistem pernapasan tentu akan mempengaruhi proses sirkulasi
dan respirasi pada manusia. Asma merupakan salah satu penyakit inflamasi saluran respirasi
kronik yang sering dijumpai tidak hanya pada orang dewasa melainkan juga pada anak-anak.
Penyakit asma terjadi karena adanya penyempitan dan obstruksi pada saluran respiratori akibat
penebalan dinding bronkus, kontraksi otot polos, edema mukosa, dan hipersekresi mukosa
(IDAI, 2015). Gambaran klinis yang muncul pada penderita asma yaitu adanya sesak napas,
dada terasa berat, suara napas terdengar wheezing atau mengi, batuk dengan intensitas yang
bervariasi, dan adanya keterbatasan aliran udara saat menghembuskan napas atau ekspirasi
(Riyadi, 2009). Asma dapat bersifat ringan, dalam hal ini keluhan dapat muncul tanpa gejala
dan tidak mengganggu aktivitas, namun asma juga dapat bersifat menetap dan dapat
mengganggu kegiatan harian penderitanya (IDAI, 2015). Asma dapat mengalami ekserbasi
yaitu episode terjadinya peningkatan yang progresif terkait gejala asma dari tanda yang ringan
sampai berat bahkan dapat menyebabkan kematian (Depkes RI, 2009).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian gangguan sistem pernafasan?
2. Apa penyebab terjadinya gangguan sistem pernafasan?
3. Apa diagnosis terjadinya gangguan sistem pernafasan?

4
4. Apa pencegahan pada gangguan sistem pernafasan?
5. Apa Komplikasi pada gangguan sistem pernafasan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan sistem pernafasan?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian gangguan sistem pernafasan
2. Dapat mengetahui penyebab terjadinya gangguan sistem pernafasan
3. Dapat mengetahui tanda gejala terjadinya gangguan sistem pernafasan
4. Dapat mengetahui diagnosis pada gangguan sistem pernafasan
5. Dapat mengetahui pencegahan pada gangguan sistem pernafasan
6. Dapat mengetahui Komplikasi gangguan sistem pernafasan
7. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan sistem pernafasan
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah keperawatan anak tentang gangguan sistem pernafasan,
pembaca mengetahui tentang pengertian, penyebab, patofisiologi, komplikasi, dan
penatalaksanaan gangguan sistem pernafasan. Dan dapat melakukan asuhan keperawatan
pada gangguan sistem pernafasan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian gangguan sistem pernafasan


Gangguan sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas.
Infeksi saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi sistem organ
tubuh lain dan berkisar dari flu biasa dengan gejala serta gangguan yang relative ringan sampai
pneumonia berat. Pada tahun 1999, sekitar 158.900 orang meninggal dunia karena kanker paru.
Sejak pertengahan tahun 1950, kanker paru menduduki peringkat pertama dari urutan kematian
akibat kanker pada pria, dan pada tahun 1987 kanker paru menggantikan kanker payudara
sebagai penyebab kematian akibat kanker yang paling sering pada perempuan. Angka insiden
kanker paru terus mencuat ketingkat membahayakan dan prevalensi saat ini kira – kira 25 kali
lebih tinggi daripada 50 tahun yang lalu. Insiden penyakit pernafasan kronik, terutama
emfisema paru kronik dan bronchitis semakin meningkat dan sekarang merupakan penyebab
utama cacat kronik dan kematian (Sylvia A. Price dan Lorraine M: 2002).

2.2 Penyebab gangguan sistem pernafasan


Beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab gangguan pernapasan pada manusia

a. Faktor fisik: Gangguan pernapasan karena faktor fisik misalnya adik bayi yang terlahir
dini atau prematur belum memiliki organ pernapasan yang sempurna, sehingga perlu
dibantu menggunakan alat bantu napas.

b. Faktor penyakit: Sebagian penyakit ada yang menyerang organ pernapasan, misalnya
influenza, asma, dan kanker paru-paru.

c. Faktor lingkungan: Gangguan pernapasan juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan,
karena kita bernapas dengan menghirup oksigen di udara. Contohnya gangguan
pernapasan akibat polusi kendaraan, asap pabrik, dan asap rokok.

6
2.3 tanda gejala gangguan sistem pernafasan
Beberapa tanda gejala gangguan sistem pernafasan pada manusia

 Batuk
 Bersin-bersin
 Hidung tersumbat
 Pilek
 Sakit tenggorokan
 Sakit kepala
 Tidak enak badan
 Nyeri otot
 Kedinginan
 Demam

Beberapa gejala lain yang bisa dialami oleh penderita gangguan sistem pernafasan adalah:

 Sesak napas
 Sulit bernapas
 Mengi atau bengek
 Keringat di malam hari
 Turunnya kemampuan indera penciumanan
 Mata gatal dan berair

2.4 diagnosis gangguan sistem pernafasan

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan gejala yang dialami oleh pasien.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk pada hidung,
tenggorokan, leher, dan dinding dada.

Untuk memastikan penyebab dan untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi pasien, dokter
akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

7
 Pemeriksaan darah, untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah yang
merupakan tanda infeksi
 Pemindaian dengan Rontgen dan CT scan, untuk memeriksa kondisi paru-paru serta
jalan napas
 Pemeriksaan dahak atau sputum, untuk mendeteksi kuman, termasuk bakteri penyebab
infeksi saluran pernafasan, termasuk pneumonia atau TBC
 Pemeriksaan pulse oximetry, untuk mendeteksi adanya gangguan pernapasan dan
memeriksa banyaknya oksigen yang masuk ke paru-paru

2.5 Pencegahan gangguan sistem pernafasan

Anda dapat menurunkan risiko terjadinya dengan melakukan beberapa langkah berikut:

 Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari asap rokok


 Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
 Melakukan olahraga secara teratur
 Mengurangi dan mengelola stres dengan cara yang positif
 Menghindari kontak langsung dengan penderita infeksi
 Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer
 Menutup mulut dan hidung dan menggunakan tisu setiap bersin atau batuk
 Menjaga kebersihan diri dan barang-barang di sekitar.

2.6 Komplikasi gangguan sistem pernafasan


Komplikasi yang bisa terjadi akibat gangguan sistem pernafasan, antara lain pneumonia,
bronkitis, infeksi telinga tengah (otitis media), atau meningitis yang menyebar dari
sinusitis, sepsis, empiema, abses paru, dan efusi pleura.

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
POST MATUR

1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. I


2. Alamat : Jl. La Ode Boha kel. Lanto
3. Pekerjaan KK : Pelaut
4. Pendidikan KK : D-IV Tehnika
5. Komposisi Keluarga :

Tabel. 2. Komposisi keluarga

No Nama JK Hubungan Umur Status imunisasi Ket

dgn KK

BCG POLIO DPT HB CPK

1 Ny. H P Istri 31 Th Lengkap

2 An. Y P Anak 3 bln v v v v v

Genogram :

Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan :
Meninggal

9
: Klien

: Tinggal serumahG1. Generasi pertama tidak ada penyakit


menular

10
G2. Tidak ada riwayat penyakit menular

G3. Klien menderita penyakit TB paru

1. Tipe Keluarga : Keluarga inti (Nuctear Family)

2. Suku/Bangsa : Keluarga klien berasal dari suku Buton bangsa Indonesia

3. Agama : Seluruh keluarga Th. I menganut agama islam

4. Status Sosial ekonomi keluarga :.Pengahasilan keluarga didapat dari hasil Th, I

dengan pendapatan < 10.000.000/ bulan. uang ini digunakan setiap bulannya

untuk kebutuhan harian, kebutuhan bulana, kebuthan makan, bayar pajak,

bayar rekenening listrik dan biaya transportasi. penghasilan keluarga sudah

cukup memenuhi kebutuhan.

5. Aktivitas Rekreasi keluarga :

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV

bersama dirumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kepantai

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

6. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. I saat ini pada tahap II yaitu keluarga yang sedang menyusui

bayi

7. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi terlaksana pada tahap

perkembangan

11
8. Riwayat kesehatan keluarga inti

Saat ini Tn. I menderita penyakit TB Paru terdiagnosis BTA + sejak 2 bulan

lalu dan keluarga sudah membawa ke puskesmas dan kemudian sudah

meminum obat OAT 2 bulan berjalan, Tn. I sudah cek kesehatan lagi untuk

mengetahui perkembangan kuman Tb. Tidak ada anggota keluarga menderita

cacat fisik

9. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tn. I sebagai kepala keluarga jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan

istrahat maka maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak mepunyai penyakit

menurun maupun menular

III. Data Lingkungan

10. Karakteristik rumah

Pada hasil observasi menunjukan rumah Tn. I tipe permanen, dinding beton,

dan lantai mengnunakan tehel jumlah ruangan ruang tamu, 1 ruang keluarga,

1 dapur, 5 kamar dan 2 kamar mandi. Kondisi rumah secara umum terawat

dengan baik dan sangat bersih, ventilasi cukup, pencahayaan baik, keluarga

mendapatkan air bersih untuk minum, mandi pakai air dari sumur BOR

jernih, tidak berasa tidak berbau.

12
Denah rumah :

WC
Dapur
kt

kt rk rk

RT
tera
s

11. Karakteristik tetangga dan komunitas

Hubungan antara tetangga Tn. I baik saling menghormati kerukunan terjaga

bila ada yang memiliki kesulitan makan saling membantu dengan gotong

royong.

12. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. I selama ini sebagai penduduk asli di wilayah kelurahan lanto.

13. Perkumpulan keluarga dan interaksi dgn masyarakat

Interaksi keluarga paling sering terjadi yaitu pagi hari dan malam hari

biasanya interaksi terjadi pada saat menonton TV, makan bersamah dan

waktu senggang

14. Sistem pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yaitu 3 orang, terdiri dari KK, Istri dan 1 orang

anak kandung perempuan

13
IV. Struktur Keluarga

15. Struktur
Peran

Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Tn. I sebagai kepala

keluarga, sebagai bapak untu anak-anaknya, sebagai pencari nafkah. Ny. H

berperan sebagai seorang Ibu dan anak sebagai anggota keluarga tidak ada

peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam keluarga.

16. Nilai atau norma keluarga

Tn. I bersuku Buton dalam keluarga, tidak ada nilai - nilai tertentu ada nilai

agama yang bertentangan dengan kesehatan karena menurut keluarga

kesehatan merupakan hal yang penting

17. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah

18. Struktur kekuatan keluarga

V. Fungsi Keluarga

19. Fungsi afektif

Semua anggota Tn. I saling menyayangi, saling meguatkan dan menjaga satu

sama lain

20. Fungsi Sosialisasi

Anggota keluarga Tn. I tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi

masyarakat

21. Fungsi Reproduksi

Keluarga masih sebagai pasangan usia subur.


14
22. Fungsi Ekonomi

keluarga dapat memenuhi makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan biaya

untuk berobat dan lain-lain.

23. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Kemampuan Mengenal masalah kesehatan

Keluarga sudah mengetahui penyakit Tn. H tetapi belum mengenal

penyakit Tb secara mendalam bagaimana prosesnya sehingga tn. H

mengalami penyakit tersebut dan

b. Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Keluarga mengatakan hanya mengambil keputusan untuk beristirahat dan

memeriksakannya ke puskesmas sebelum keluhannya bertambah parah.

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga tidak tahu cara tepat dan benar merawat anggota keluarga yang

sakit.

d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat

Keluarga juga belum tahu cara memodifikasi lingkungan sehingga anggota

keluarga lainnya tidak tertular penyakit yang sama

e. Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan

Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia yaitu

puskesmas.

15
VI Stres dan Koping Keluarga

24. Stresor jangka pendek dan panjang

D. Stres jangka pendek dan jangka

panjang Stresor jangka pendek

Klien mengeluh masih batuk

E. Stresor jangka panjang

25. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor

Keluarga selalu memeriksa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dan

petugas kesehatan.

26. Strategi koping yg digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk meyelesaikan masalah yang

ada.

27. Strategi adaptasi disfungsional

Jika sakit Tn. I beristrahat dan tidur.

28. Harapan Keluarga

Keluarga berharap mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dari

petugas kesehatan dan pengobatan secara maksimal untuk mengobati

penyakitnya

16
VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap individu anggota keluarga

Tabel.3. Hasil pemeriksaan fisik anggota keluarga

Data Tn. I Ny. H An. A

Keadaan KU tampak lemah, KU baik, kesadaran KU baik, kesadaran

umum dan kesadaran compos compos mentis. TTV : compos mentis. TTV :

tanda vital mentis. TTV : TD : 120/80 mmHg TD : 100/70 mmHg

TD : 150/100 mmHg N : 80 x/ menit N : 84 x/ menit

N : 88 x/ menit P : 18 x/menit P : 20 x/menit

P : 24 x/menit S : 36,2 0 C S : 36 0 C

S : 37 0 C BB : 50 Kg BB : 22 Kg

BB : 54 Kg

Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala

mesosephal, rambut mesosephal, rambut mesosephal, rambut

hitam, rambut mudah bersih, Tidak ada nyeri bersih, tidak rontok.

rontok, Tidak ada nyeri tekan Tidak ada ketombe

tekan

Mata Normal penglihatan Normal penglihatan Normal penglihatan baik,

baik, tidak pakai baik, tidak pakai tidak pakai kacamata

kacamata kacamata

Hidung Penciuman normal, Penciuman normal, Penciuman normal,

bentuk hidung simetris bentuk hidung simetris bentuk hidung simetris

Mulut Mulut kering, gigi Mulut kering, gigi Mulut bersih lembab, gigi

17
lengkap, tidak ada lengkap, tidak ada lubang 2 buah, tidak ada

gangguan menelan, gangguan menelan, gangguan menelan, fungsi

fungsi pengecapan fungsi pengecapan pengecapan normal

normal normal

Telinga Tidak ada nyeri, tidak Tidak ada nyeri, tidak Tidak ada nyeri, tidak ada

ada cairan, fungsi ada cairan, fungsi cairan, fungsi

pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik

Leher Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat

pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar

tiroid tiroid tiroid

Dada Terdapat tarikan dada, Bentuk dada normo Bentuk dada normo chest,

nyeri dada, pergerakan chest, simestris, simestris, pergerakan

tidak simetris, inspirasi pergerakan baik, tidak baik, tidak terdapat suara

terbatas, terdapat suara terdapat suara napas napas tambahan

napas tambahan tambahan

Abdomen Tidak terdapat Bentuk rata, tidak ada Bentuk rata, tidak ada

pelebaran vena, tidak pelebaran vena, terdapat pelebaran vena, tidak ada

ada distensi, tidak ada striae gravidarum, tidak nyeri tekan

nyeri tekan ada nyeri tekan

ekstermitas Pergerakan terbatas Pergerakan baik, Pergerakan baik, kekuatan

karena nyeri, terdapat kekuatan otot normal otot normal

pembengkakan pada

kedua lutut, terdapat

18
pembengkakan pada

punggung kaki,

kelemahan pada

tungkai

B. Diagnosis Keperawatan Keluarga

1. Analisis Data

Tabel. 4. Analisa data

No Data Penyebab Masalah

1 DS Perubahan Gangguan

1. Klien mengatakan nyeri pada penampang pertukaran gas

dada membran alveolar

2. Klien mengatakan susah

bernapas Penurunan

DO ekspansi paru

1. Hasil pemeriksaan BTA +

2. TD: 150/100 mmHg

3. RR : 24 x/ menit Gangguan

4. SB : 370C pertukaran gas

5. Klien Tampak lemah

6. Skala nyeri 5 (sedang)

19
2 DS Intoleransi

1. Klien mengatakan susah Penurunan aktifitas

bernapas ambilan gas O2

2. Klien Mengatakan kedua kaki

bengkak dan sakit

DO Perubahan suplai

1. Nyeri tekan pada dan kebutuhan O2

punggung kaki

2. Lutut dan punggung kaki

terdapat pembengkakan Kelemahan umum

3. Tarikan dada saat inspirasi

4. Bunyi whezing saat inspirasi

5. Pergerakan terbatas karena

nyeri

6. Kelemahan pada tungkai

3 DS : Kurangnya Ketidakefektifan

1. Keluarga mengatakan belum informasi dan pemeliharaan

mengenal penyakit TB dan dukungan kesehatan

bagaimana prosesnya sehingga keluarga

20
anggota keluarga tertular

DO:

1. Keluarga hanya

mengistirahatkan pasien di

rumah dan memeriksakan ke

puskesmas

2. Keluarga tidak tahu cara yang

tepat dan benar untuk merawat

anggot keluarga yang sakit

3. Keluarga sudah menggunakan

fasilitas kesehatan yang

tersedia

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar d.d Klien

mengatakan nyeri pada dada, Klien mengatakan susah bernapas, Hasil

pemeriksaan BTA +, RR : 24 x/ menit dan Skala nyeri dada 5 (sedang)

b. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum d.d Klien mengatakan susah

bernapas, Klien Mengatakan kedua kaki bengkak dan sakit, Nyeri tekan

pada punggung kaki, Lutut dan punggung kaki terdapat

pembengkakan,

21
Bunyi whezing saat inspirasi, Pergerakan terbatas karena nyeri dan

Kelemahan pada tungkai.

c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga b.d. kurangnya

informasi dan dukungan d.d. Keluarga mengatakan belum mengenal

penyakit TB dan bagaimana prosesnya sehingga anggota keluarga

tertular, Keluarga hanya mengistirahatkan pasien di rumah dan

memeriksakan ke puskesmas, Keluarga tidak tahu cara yang tepat dan

benar untuk merawat anggot keluarga yang sakit.

C. Intervensi Keperawatan

Tabel.4. Rencana intervensi keperawatan

Diagnosa NOC NIC

keperawatan

Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Manajemen Jalan


gas b.d perubahan tindakan keperawatan Napas
membran alveolar d.d selama 3 x 30 menit 1. Bersihkan jalan napas
Klien mengatakan nyeri
diharapkan klien mampu dengan teknik chin lift
pada dada, Klien
mencapai NOC: atau jaw thrust
mengatakan susah
Status Pernapasan : 2. Posisikan pasien
bernapas, Hasil
Ventilasi untuk
pemeriksaan BTA +,
Kriteria hasil : memaksimalkan
RR : 24 x/ menit dan
a. Tekanan parsial ventilasi
Skala nyeri dada 5

22
(sedang) oksigen di darah 3. Identifikasi kebutuhan

arteri (PaO2) dalam aktual/potensial

rentang normal pasien untuk insersi

b. Tekanan parsial alat pembuka jalan

karbondioksida napas

(PaCO2) di arteri 4. Lakukan fisioterapi

dalam batas normal dada

c. Saturasi oksigen 5. Buang sekret dengan

dalam rentang normal memotivasi pasien

d. Keseimbangan untuk batuk

ventilasi dan perfusi 6. Ajarkan cara

dalam rentang normal melakukan batuk

efektif

7. Posisikan untuk

meringankan sesak

napas

Monitor tanda tanda

vital

1. Monnitor tekanan

darah, suhu dan status

23
pernapasan

2. Monitor vital sign

sebelum dan sesudah

berbaring, duduk dan

berdiri

3. Monitor dan laporkan

tanda dan gejala

hipotermia dan

hipertermia

4. Monitor irama

jantung

5. Monnitor suara paru

6. Monitor warna kulit

7. Identifikasi penyebab

perubahan vital sign

Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan Terapi aktifitas

kelemahan umum d.d tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat


Klien mengatakan selama 3 x 30 menit kemampuan klien
susah bernapas, Klien
diharapkan klien mampu dalam beraktifitas
Mengatakan kedua kaki
mencapai NOC: sehari-hari
bengkak dan sakit,
Activity Tolerance 2. Identifikasi aktifitas
Nyeri tekan pada

24
punggung kaki, Lutut Kriteria hasil : yang dapat dilakukan

dan punggung kaki a. Saturasi oksigen di 3. Bantu pasien


terdapat darah arteri (SaO2) membuat jadwal
pembengkakan, Bunyi
dalam rentang aktifitas rutin
whezing saat inspirasi,
normal 4. Anjurkan keluarga
Pergerakan terbatas
b. Frekuensi membantu dalam
karena nyeri dan
pernapasan dalam memenuhi ambulasi
Kelemahan pada
batas normal setelah harian dan perawatan
tungkai.
aktifitas diri

c. Tekanan darah dalam 5. Monitor perubahan

batas normal setelah tanda tanda vital

aktifitas selama aktifitas

25
Diagnosa keperawatan NOC NIC

Ketidakefektifan Setelah perawatan Pendidikan kesehatan :

pemeliharaan kesehatan selama 3 x 24 jam Pengajaran proses penyakit


keluarga b.d. kurangnya diharapkan :
informasi dan dukungan
keluarga dapat

mengenal masalah :

Pengetahuan : Proses

penyakit

Keluarga mampu 3. Pengajaran individu

merawat anggota 4. Peningkatan keterlibatan

keluarga yang sakit : keluarga

 Pengetahuan :

manajemen

penyakit kronis

 Pengetahuan :

pengobatan

 Perilaku

kepatuhan : diet

dan penggunaan

obat

60
Keluarga mampu 3. Identifikasi resiko

memodifikasi 4. Manajemen lingkungan

lingkungan :

 Pengendalian

faktor resiko
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan keluarga

Tabel. 6. Implementasi dan evaluasi keperawatan keluarga

No. Tanggal Intervensi Paraf Tanggal Evaluasi

Diagnosa dan waktu dan

waktu

1 8/9/2021 1. Membersihkan jalan napas dengan Subyektif :

16.00 teknik chin lift atau jaw thrust Klien mengatakan masih

2. Memposisikan pasien untuk sesak

memaksimalkan ventilasi Nyeri pada dada masih

3. Melakukan fisioterapi dada terasa.

4. Membuang sekret dengan Skala nyeri ; 5 (sedang)

memotivasi pasien untuk batuk

5. Mengajarkan cara melakukan batuk Obyektif :

62
efektif Terdapat tarikan dada saat

6. Memposisikan untuk meringankan bernapas

sesak napas Klien tampak sesak

7. Memonitor tanda-tanda vital RR: 24 x/menit

Analisis :

Masalah belum teratasi

Planning :

Lanjutkan intervensi

2 8/9/2021 1. Mengkaji tingkat kemampuan klien Subyektif :


16.00
dalam beraktifitas sehari-hari Klien mengatakan aktifitas

2. Mengidentifikasi aktifitas yang masih dibantu

dapat dilakukan

3. Membantu pasien membuat jadwal Obyektif :

aktifitas rutin Pergerakan masih terbatas


4. Menganjurkan keluarga membantu Klien tampak sesak

dalam memenuhi ambulasi harian Analisis :

dan perawatan diri Masalah belum teratasi

5. Memonitor perubahan tanda tanda Planning :

vital selama aktifitas Lanjutkan intervensi

3 9/9/2021 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Subyektif :

16.00 tentang TBC Paru Keluarga dan Klien belum

2. Mendiskusikan tentang pengertian, mampu menjelaskan kembali

gejala, penyebab dan faktor resiko hasil diskusi tentang TB paru

TBC Paru Keluarga bersedia menjadi

3. Mengevaluasi kemampuan kognisi pengawas minum obat

keluarga tentang TBC Paru Klien mau dan bersedia

4. Memberikan pujian pada keluarga meminum OAT selama 6


atas jawaban yang benar bulan tanpa putus.

5. Mendiskusikan dengan keluarga Keluarga bersedia membantu

tentang metode pengobatan dan memodifikasi lingkungan

pengawasan anggota keluarga yang

menderita TBC Paru Obyektif

6. Mengevaluasi kembali keputusan Klien sudah mendapatkan

keluarga OAT

7. Memberikan pujian pada keluarga Keluarga bersedia membuat

atas keputusan yang di ambil jadwal minum obat

8. Menjelaskan pentingnya lingkungan Analisis

dalam membantu mobilisasi dan Masalah belum teratasi

aktifitas Tn. I Planning

9. Mengidentifikasi resiko, baik Lanjutkan intervensi

penularan maupun cedera.


1 10/9/2021 1. Memposisikan pasien Subyektif :

16.00 untuk memaksimalkan ventilasi Klien mengatakan sesak

2. Melakukan fisioterapi dada mulai berkurang

3. Membuang sekret Nyeri pada dada mulai

dengan memotivasi pasien untuk berkurang.

batuk Skala nyeri ; 4 (sedang)

4. Mengajarkan cara melakukan batuk

efektif Obyektif :

5. Memposisikan untuk meringankan Terdapat tarikan dada saat

sesak napas bernapas terlihat ringan

6. Memonitor tanda-tanda vital RR : 22 x/menit

Analisis :

Masalah belum teratasi

Planning :
Lanjutkan intervensi

2 10/9/2021 1. Mengkaji tingkat kemampuan klien Subyektif :

16.00 dalam beraktifitas sehari-hari Klien mengatakan aktifitas

2. Mengidentifikasi aktifitas yang masih dibantu

dapat dilakukan Klien mengatakan dapat

3. Membantu pasien membuat jadwal bergerak perlahan

aktifitas rutin

4. Menganjurkan keluarga membantu Obyektif :

dalam memenuhi ambulasi harian Pergerakan masih terbatas

dan perawatan diri Klien tampak sesak bila

5. Memonitor perubahan tanda tanda beraktifitas lebih dari 5 menit

vital selama aktifitas Analisis :

Masalah belum teratasi

Planning :
Lanjutkan intervensi

3 11/9/2021 1. Mendiskusikan tentang pengertian, Subyektif :

16.00 gejala, penyebab dan faktor resiko Keluarga dan Klien mampu

TBC Paru menjelaskan kembali hasil

2. Mengevaluasi kemampuan kognisi diskusi tentang TB paru

keluarga tentang TBC Paru Keluarga bersedia menjadi

3. Memberikan pujian pada keluarga pengawas minum obat

atas jawaban yang benar Klien mau dan bersedia

4. Mendiskusikan dengan keluarga meminum OAT selama 6

tentang metode pengobatan dan bulan tanpa putus.

pengawasan anggota keluarga yang Keluarga bersedia membantu

menderita TBC Paru memodifikasi lingkungan

5. Mengevaluasi kembali
keputusan
Obyektif
keluarga
6. Memberikan pujian pada keluarga Kepatuhan minum obat 90%

atas keputusan yang di ambil (baik)

7. Menjelaskan pentingnya Pengetahuan resiko 75%

lingkungan dalam membantu (baik)

mobilisasi dan aktifitas Tn. I Analisis

8. Mengidentifikasi resiko, baik Masalah teratasi

penularan maupun cedera. Planning

Intervensi selesai

1 11/9/2021 1. Memposisikan pasien Subyektif :

16.00 untuk memaksimalkan ventilasi Klien mengatakan sudah

2. Melakukan fisioterapi dada lumayan ringan sesaknya

3. Membuang sekret Nyeri pada dada masih

dengan memotivasi pasien untuk terasa.

batuk Skala nyeri ; 3 (ringan)

4. Mengajarkan cara melakukan batuk


efektif Obyektif :

5. Memposisikan untuk meringankan Terdapat tarikan dada saat

sesak napas bernapas

6. Memonitor tanda-tanda vital RR : 20x/menit

Analisis :

Masalah teratasi

Planning :

Intervensi selesai

2 11/9/2021 1. Mengkaji tingkat kemampuan klien Subyektif :

16.00 dalam beraktifitas sehari-hari Klien mengatakan aktifitas

2. Mengidentifikasi aktifitas masih dibantu

yang dapat dilakukan Obyektif :

3. Membantu pasien membuat jadwal Pergerakan tidak terhambat

aktifitas rutin Klien tampak sesak lebih dari


4. Menganjurkan keluarga membantu 10 menit

dalam memenuhi ambulasi harian Analisis :

dan perawatan diri Masalah teratasi

5. Memonitor perubahan tanda tanda Planning :

vital selama aktifitas Intervensi selesai


BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Gangguan sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas. Infeksi saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan
dengan infeksi sistem organ tubuh lain dan berkisar dari flu biasa dengan
gejala serta gangguan yang relative ringan sampai pneumonia berat.
1.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan
saran agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam
memahami paragraph.https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-pernapasan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai