Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2.

Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

Strategi Pemasaran Hotel Pasca Bencana Gempa Bumi Di Hotel Kota Mataram
Dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Muhammad Ihdal Karomi1, Firman Koma Febdilan2, Yoyok Antoni3, AA. Ngurah Sedana
Putra4, Ayu Gardenia Lantang5
Program Studi Devisi Kamar, Politeknik Pariwisata Lombok, Indonesia
email: ihdal.karomi@ppl.ac.id

Abstrak. Tujuan penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui strategi pemasaran internal
dan eksternal beberapa hotel di kota Mataram dan beberapa hotel di Yogyakarta pasca bencana gempa
bumi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif analisis
Penelitian ini berlokasi di beberapa Hotel di Kota Mataram dan beberapa Hotel di Yogyakarta karena
di dasarkan pada beberapa pertimbangan: dua lokasi penelitian ini pernah mengalami bencana yang
sama (gempa bumi) dan merupakan daerah wisata yang menjadi kunjungan favorit wisatawan domestik
maupun mancanegara. Strategi pemasaran internal pasca bencana gempa bumi oleh hotel di Kota
Mataram dan Yogyakarta yang berfokus pada karyawan dan strategi pemasaran eksternal dengan fokus
tamu atau pelanggan menggunakan dan melibatkan semua sumber daya yang dimiliki. Strategi
penentuan harga, hotel yang ada di Kota Mataram dan Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan tingkat okupansi. Dari segi strategi promosi hotel, dilakukan promosi bisnis dan promosi
tanggungjawab sosial. Melakukan promosi lewat OTA, media sosial, instansi pemerintah dan swasta
melalui kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan okupansi hotel.

Kata Kunci : Strategi, Pemasaran, Hotel

Abstract. The purpose of this research is to find out the internal and external marketing
strategies of several hotels in the city of Mataram and several hotels in Yogyakarta in the aftermath of
the earthquake. This study uses a qualitative research method through a descriptive analysis approach.
This research is located in several Hotels in the City of Mataram and several Hotels in Yogyakarta
because it is based on several considerations: the two locations of this study have experienced the same
disaster (earthquake) and is a tourist area that becomes favorite visit of domestic and foreign tourists.
Post-earthquake internal marketing strategies by hotels in Mataram and Yogyakarta City that focus on
employees and external marketing strategies with a focus on guests or customers using and involving
all available resources. Pricing strategies, hotels in Mataram and Yogyakarta. This is done to increase
the level of occupancy. In terms of hotel promotion strategies, business promotion and social
responsibility promotion are carried out. Promoting through OTA, social media, government agencies
and the private sector through activities that can increase hotel occupancy.

Keywords: Strategy, Marketing, Hotels

PENDAHULUAN Tourism Council (WTTC); melaporkan bahwa


Sektor pariwisata di Indoenesia dewasa ini Top-30 Travel and Tourism Countries Power
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, di Ranking yang didasarkan pada pertumbuhan
mana berbagai destinasi wisatanya selalu ramai absolut untuk empat indikator perjalanan dan
dikunjungi oleh wisatawan mancanegara pariwisata utama menunjukkan Indonesia
maupun wisatawan domestik. Tercatat pada berada pada nomor 9 (sembilan) sebagai negara
periode tahun 2011 sampai tahun 2017, dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di
berdasarkan data dari World Travel and dunia.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 1


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

Salah satu daerah di Indonesia yang Gambar 1. Grafik Perkembangan Jumlah


memiliki potensi sektor pariwisata untuk Hotel/Akomodasi di NTB
dikembangkan adalah Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB). Sektor pariwisata merupakan
salah satu sektor andalan pemerintah Nusa
Tenggara Barat untuk menghasilkan devisa
(Isnaini, 2016:3). Menurut data Badan Pusat
Statistik (ntb.bps.go.id), Provinsi NTB berhasil
menerima kunjungan lebih dari 3,5 juta
wisatawan pada tahun 2017, yang terdiri dari
2.078.654 wisatawan nusantara dan 1.430.249
wisatawan mancanegara, meningkat 13% dari Sumber: BPS Provinsi NTB, 2019.
tahun 2016 yang pada saat itu menerima
kunjungan 3.094.437 wisatawan. Namun di balik kabar baik itu itu semua,
Angka kunjungan wisatawan yang ternyata industri ini sangat rentan akan berbagai
meningkat ini pun kemudian berbanding lurus isu; salah satunya adalah bencana alam.
dengan tingkat pertumbuhan bisnis hotel di Bencana alam dapat terjadi di mana saja, kapan
Provinsi NTB. Mekanisme pasar bekerja, saja, dan kepada siapa saja. Terjadi sampai
sebagaimana jumlah jumlah wisatawan yang dengan frekuensi bencana itu pun sampai saat
datang semakin banyak, maka permintaan ini sulit diprediksi, bisa hanya sekali dalam
kamar juga pastinya akan meningkat (Wijaya ratusan tahun, setahun sekali atau hanya pada
dan Santoso, 2018:43). Sebagai catatan pada saat-saat tertentu. Sangat sulit unluk
tahun 2017 saja, jumlah hotel/akomodasi yang memprediksi di mana bencana alam akan
sudah eksis di Provinsi NTB sebanyak 889 unit; terjadi, untuk berapa lama, dan berapa kuat
dengan rincian hotel bintang sebanyak 75 unit serta besar dampaknya (Daniels and Daniels,
dan hotel non bintang 814 unit. Kemudian dari 2003).
jumlah hotel tersebut, hotel dengan klasifikasi Rentetan musibah bencana gempa bumi
berbintang menyediakan kamar sebanyak 4.525 yang mengguncang provinsi NTB pada periode
unit dengan jumlah tempat tidur yang tersedia waktu Juli-Agustus 2018 tahun lalu merupakan
sebanyak 6.721 unit. Sadangkan hotel dengan fase-fase sulit bagi pelaku bisnis hotel. Musibah
klasifikasi non bintang (melati, penginapan tersebut mengakibatkan banyak sekali kerugian,
remaja, pondok wisata, dan jasa akomodasi baik berupa kerugian fisik (infrasrtuktur),
lainnya) menyediakan kamar sebanyak 8.892 psikologis masyarakat (trauma), sampai pada
unit dengan jumlah tempat tidur 12.460 unit. puncaknya yaitu menurunnya aktifitas
Berdasarkan grafik, setiap tahun jumlah ekonomi.
hotel/akomodasi di Provinsi NTB terus Kondisi serupa juga pernah dialami daerah
bertambah. Pada tahun 2010, jumlah hotel lain, salah satunya adalah Yogyakarta.
hanya sebanyak 379 unit dan selama dalam Tepatnya pada saat terjadi bencana gempa bumi
rentang waktu 6 (enam) tahun, terus mengalami di tahun 2006 yang membawa dampak
peningkatan psikologis berupa rasa trauma yang
menghinggapi masyarakat dan rusaknya
infrastruktur dan bangunan publik yang sangat
signifikan, termasuk bangunan hotel dan
akomodasi lainnya sehingga menyebabkan
terganggunya aktifitas ekonomi. Gempa dengan
besaran magnitude 5,9 SR kala itu
meluluhlantakkan Yogyakarta bagian selatan
Jurnal Ilmiah Mandala Education 2
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

dan menyebabkan 4.674 orang meninggal dunia seluruh komponen pemasaran yang dapat
serta 19.897 orang luka-luka. Tidak hanya itu, digunakan dan dikontrol oleh perusahaan untuk
sebanyak 96.730 rumah rata tanah dan 117.075 memuaskan pelanggan dan mencapai tujuan
rumah rusak berat. Pemerintah Indonesia perusahaan. Menurut Sofjan Assauri (2013:12),
memperkirakan kerugian yang diakibatkan oleh Manajemen Pemasaran adalah kegiatan
gempa selama 52 detik itu mencapai Rp29,1 menganalisis, merencanakan, melaksanakan
triliun. (https://tirto.id/bkWg, diakses Oktober dan mengendalikan program-program yang
2019) disusun dalam pembentukan, pembangunan,
Untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan pemeliharaan keuntungan dari pertukaran/
mengenai strategi pemasaran hotel, maka fokus transaksi melalui sasaran pasar dengan harapan
penelitian program studi tidak hanya sebatas untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan)
hotel yang ada di kota Mataram, tapi juga hotel dalam jangka panjang. Menurut Suparyanto &
yang ada di Yogyakarta, dengan Rosad (2015:1), manajemen pemasaran adalah
mempertimbangkan Yogyakarta dahulunya juga proses menganalisis, merencanakan, mengatur,
pernah mengalami bencana yang serupa dengan dan mengelola program- program yang
yang ada di kota Mataram dan hotel di daerah mencakup pengkonsepan, penetapan harga,
tersebut kami nilai berhasil di dalam mengelola promosi dan distribusi dari produk, jasa dan
kembali bisnis perhotelan melalui strategi gagasan yang dirancang utnuk menciptakan dan
pemasaran yang tepat. memelihara pertukarn yang menguntungkan
Oleh karena itu, dianggap perlu mengangkat dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan
isu ini ke dalam sebuah penelitian kelompok perusahaan.
Program Studi Divisi Kamar, dengan judul
Strategi Pemasaran Hotel Pasca Bencana METODE PENELITIAN
Gempa Bumi di Hotel Kota Mataram dan Penelitian ini menggunakan metode
Yogyakarta. penelitian kualitatif melalui pendekatan
deskriptif analisis, sebagai prosedur penelitian
TINJAUAN PUSTAKA yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas kata tertulis atau lisan dari perilaku yang dapat
untuk menciptakan, memperkenalkan, dan diamati. Tim peneliti turun langsung ke
menyerahkan barang atau jasa kepada lapangan dan mengobservasi, mengamati, dan
konsumen dan perusahaan lain. Menurut langsung berinteraksi dengan pihak-pihak yang
Kotler (2005:17) “Marketing mix is the set of mendukung terjawabnya rumusan masalah dari
marketing tools that the firm uses to pursue its penelitian ini.
marketing objective in the target market.”, Penelitian ini berlokasi di Kota Mataram
pemasaran diartikan seperangkat alat sebanyak 7 (tujuh) hotel yakni Hotel Golden
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk Palace, Hotel Santika, Hotel Lombok Astoria,
terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya Hotel Lombok Garden, Hotel Puri Indah, Hotel
di pasar sasaran. Menurut Zeithaml dan Bitner, Lombok Raya dan Svarga Resort. Untuk di
dikutip oleh Ratih Hurriyati (2005:28) Yogyakarta yakni Hotel Santika Premier, The
“Marketing mix defined as the elements an Phoenix Hotel dan Prima Inn. Pemilihan hotel
organization appear as core decision variables di Yogyakarta di dasarkan pada beberapa
in any marketing text or marketing plan.” Yaitu pertimbangan: dua lokasi penelitian ini pernah
elemen-elemen organisasi perusahaan yang mengalami bencana yang sama (gempa bumi)
dapat dikontrol oleh perusahaan dalam dan merupakan daerah wisata yang menjadi
melakukan komunikasi dengan konsumen dan kunjungan favorit wisatawan domestik maupun
akan dipakai untuk memuaskan konsumen, atau mancanegara. Selain itu, alasan kami
bisa diartikan bahwa bauran pemasaran adalah menjadikan Hotel di daerah Yogyakarta sebagai
Jurnal Ilmiah Mandala Education 3
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

rujukan yang tepat adalah karena daerah


tersebut mampu membangun kembali atau Tabel 1. Tabel Persentase Tingkat Hunian
bangkit dari musibah yang mereka alami, Hotel di Kota Mataram Tahun 2018 dan 2019
sehingga tim peneliti ingin mengetahui
bagaimana cara atau strategi hotel di
Yogyakarta mensiasati kondisi pasca gempa
bumi untuk meningkatkan hunian hotel atau
okupansi mereka sampai saat ini.Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi serta dokumentasi.
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis data kualitatif, jadi
dalam analisis data selama di lapangan peneliti
menggunakan model analisis data interaktif
Miles dan Huberman (Miles, Huberman dan
Saldana, 2014:14). Adapun tahap-tahap analisis
menjadi tiga langkah, yaitu: Reduksi data,
Penyajian Data dan Menarik
Kesimpulan/Verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi Industri Pariwisata, khususnya
bisnis perhotelan di Kota Mataram pasca
bencana gempa bumi 2018 dalam kondisi Sumber: Sales and Marketing Golden Palace
membaik, walaupun sebenarnya belum pulih Hotel, 2019.
seutuhnya. Seperti yang ditampilkan dalam Dari tabel di atas digambarkan bagaimana
tabel persentase tingkat hunian hotel di Kota terjadi peningkatan occupancy di beberapa
Mataram tahun 2018 dan 2019 berikut ini. hotel di Kota Mataram pada bulan Oktober
tahun 2018, tepat 3 (tiga) bulan pasca gempa
bumi di bulan Agustus 2018. Peningkatan
occupancy pun terus terjadi sampai pada akhir
Desember 2018 dan berlanjut hingga tahun
2019. Hal ini tentu saja tidak lepas dari upaya
manajemen hotel di kota Mataram dalam
memasarkan kembali hotelnya, baik melalui
strategi pemasaran internal yang berfokus pada
karyawan maupun pemasaran eksternal dengan
fokus tamu/pelanggan menggunakan dan
melibatkan semua sumber daya yang dimiliki.
Kelebihan hotel-hotel yang ada di
Yogyakarta setelah pasca gempa melakukan
trauma healing dan didukung masyarakat untuk
segera bangkit dari musibah yang terjadi.
Keterlibatan masyarakat luas juga mempercepat
pemulihan pasca gempa yang terjadi. Tahun
2006, peran sosial media tidak begitu masiv
dibandingkan dengan saat ini sangat
Jurnal Ilmiah Mandala Education 4
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

membantu dalam pemulihan, bangunan- pada tahun 2018. Kondisi sosial masyarakat di
bangunan terdampak tidak dimunculkan atau era disruptif teknologi internet saat ini
tidak diupload. Kelebihan di Lombok pasca menyebabkan begitu cepatnya informasi
gempa bumi, masyarakat semakin sadar menyebar. Masifnya pemberitaan pada saat dan
terutama pelaku atau industri pariwisata pasca terjadinya gempa di Lombok tahun 2018
terutama industri hotel terhadap keadaan silam melalui postingan di media sosial dan
darurat kebencanaan. Pelaksanaan Safety aplikasi percakapan dapat kita rasakan
briefing dilakukan secara rutin kepada dampaknya, bahkan sampai hari ini. Sementara
pengguna hotel. bencana gempa bumi di Yogyakarta pada tahun
Kelemahan di Lombok, semakin masivnya 2006 lalu, oleh tim peneliti menilai tren
media sosial, masyarakat dengan mudahnya penggunaan media sosial dan aplikasi
mengupload bencana yang terjadi atau dampak percakapan belum tumbuh pesat seperti saat ini.
dari bencana di media sosial, sehingga Seperti yang dilakukan oleh Hotel Santika
memperburuk citra daerah yang tidak aman dan Premier Yogyakarta dan The Phoenix Hotel
sering terjadi bencana. Kelemahan juga Yogyakarta, pemberitaan yang positif hanya
terdapat di Yogyakarta karena hanya dilakukan oleh pihak hotel, yakni melalui
memasarkan akomodasi di Yogyakarta secara bagian hubungan public (public relation) dan
konvensional. bagian marketing komunikasi. Karyawan
Pemasaran Internal Hotel Pasca Bencana mereka hanya dihimbau agar tidak bercerita
Gempa Bumi kepada masyarakat ataupun tamu mengenai
Yogyakarta pernah mengalami musibah kondisi tempat kerja mereka yang rusak akibat
yang serupa dengan Lombok, tepatnya bencana gempa.
gempa bumi di tahun 2006. Dampak psikologis Strategi Pemasaran Eksternal Hotel Pasca
berupa rasa trauma yang menghinggapi Bencana Gempa Bumi di Kota Mataram dan
masyarakat dan bangunan fisik yang rusak juga Yogyakarta.
turut dirasakan. Infrastruktur dan bangunan Produk
publik mengalami kerusakan yang signifikan, Berangkat dari pertanyaan tim peneliti
termasuk bangunan hotel dan akomodasi kepada pengelola hotel di Kota Mataram dan
lainnya. Program pemasaran internal yang Yogyakarta, yaitu “Permasalahan apakah yang
dilakukan oleh pihak hotel di Yogyakarta juga muncul terkait produk (fisik & pelayanan) yang
sama seperti yang dilakukan di Kota Mataram, ditawarkan Hotel akibat bencana gempa yang
yaitu memulihkan mental karyawan melalui terjadi?”, keseluruhan dari mereka menjawab
kegiatan trauma healing serta melakukan terdapat kerusakan fisik dengan skala yang
pengecekan fisik bangunan tentang kelayakan beragam, mulai dari kerusakan ringan, sedang,
dan keamanan bangunan untuk ditempati atau sampai berat. Baik hotel yang ada di Kota
digunakan oleh pihak atau instansi yang Mataram dan Yogyakarta pasca gempa yang
berwenang yang berhak memberikan sertifikasi terjadi dengan sesegera mungkin melakukan
kelayakan bangunan. perbaikan dan peningkatan pelayanan baik pada
Perbedaan yang paling signifikan mengenai produk nyata, tidak nyata, perishabel dan non
strategi pemasaran internal hotel di Kota perishable. Melakukan perbaikan dan
Mataram dan Yogyakarta adalah terletak pada peningkatan baik secara fisik dan non fisik
cara penanganan berita dan konten terkait untuk menarik calon tamu agar menginap di
bencana gempa bumi yang telah terjadi. Faktor hotel tersebut. Pasca gempa yang terjadi, hotel
yang menurut kami sangat mempengaruhi hal menggunakan waktu untuk berbenah dan
tersebut adalah timeline yang sangat berbeda memperbaiki fasilitas yang mengalami
antara gempa yang terjadi di Yogyakarta pada kerusakan sehingga pada saat hotel membuka
tahun 2006 dengan apa yang dialami Lombok kembali (grand opening), fasilitas sudah dapat
Jurnal Ilmiah Mandala Education 5
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

dinikmati kembali seperti semula, bahkan cukup tinggi, hal ini dikarenakan banyak tamu
fasilitas dan pelayanan yang diberikan ada yang yang menginap atau tinggal di hotel yang
terbarukan. Melalui strategi pemasaran yang berlantai maksimal 2 (dua) lantai. Tamu merasa
ditetapkan pascagempa, maka pada tahun 2019 lebih aman dan nyaman menginap di hotel yang
di bulan Juni keuntungan mencapai 9% dan berlantai hanya maksimal 2 (dua) lantai.
pada bulan Juli ada peningkatan 3% mencapai Promosi
12%. Promosi (promotion) merupakan kegiatan
Harga (Price) yang dilakukan perusahaan
Harga (price) adalah suatu sistem untuk mengkomunikasikan manfaat produk dan
manajemen perusahaan yang akan sebagai alat untuk
menentukan harga dasar yang tepat bagi produk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
atau jasa dan harus pembelian atau penggunaan jasa
menentukan strategi yang menyangkut sesuai dengan kebutuhan (Lupiyoadi, 2013:92).
potongan harga, pembayaran ongkos Berikut ini akan dijabarkan hasil
angkut dan berbagai variabel yang wawancara tim peneliti dengan hotel yang ada
bersangkutan (Kotler & Keller, 2016:47). di Kota Mataram dan Yogyakarta, terkait
Pricing strategy di dalam bisnis perhotelan pertanyaan yang diberikan antara lain “Strategi
ditetapkan dengan tujuan untuk: Meningkatkan promosi apa sajakah yang dilakukan hotel
penjualan produk dan jasa hotel, dalam memasarkan produknya pasca bencana
mempertahankan dan meningkatkan market terjadi?”.
share, menstabilkan tingkat harga/rate produk Hotel yang ada di Kota Mataram dan
atau jasa hotel. Yogyakarta memiliki beberapa persamaan dan
Dari hasil wawancara tim peneliti dengan perbedaan di dalam menerapkan strategi
hotel yang ada di Kota Mataram dan pemasaran pasca bencana yang mereka miliki,
Yogyakarta, pertanyaan yang diberikan antara dalam hal ini strategi promosi. Persamaan yang
lain “Strategi pemasaran apakah yang dilakukan pertama adalah kedua hotel di daerah ini sama-
hotel, dalam hal ini yang berkaitan dengan sama memanfaatkan media cetak dan elektronik
rate/harga dari produk yang ditawarkan pasca untuk memrpomosikan produk dan jasa hotel
bencana terjadi? mereka pasca bencana. Pihak manajemen hotel
Pricing strategy yang dilakukan Hotel di Kota Mataram dan Yogyakarta memberikan
Lombok Raya, untuk harga atau rate yang informasi melalui media cetak dan elektronik
diterapkan tidak ada perubahan seperti biasa terkait hal-hal yang sudah mereka lakukan
sebelum adanya gempa. Hal yang dilakukan pasca gempa yang terjadi. Promosi yang
adalah menambah jadwal promosi dengan mereka lakukan terbagi menjadi 2 (dua)
terjun ke lapangan dalam hal ini mendorong tim segmen; promosi bisnis dan promosi
sales marketing mereka agar lebih aktif lagi tanggungjawab sosial. Promosi bisnis yang
dalam mempromosikan hotel. Berbeda dengan dilakukan adalah dengan mengkomunikasikan
Hotel Lombok Garden yang melakukan upaya yang dilakukan oleh hotel untuk
penuruan harga kamar sampai dengan 10-15% mengembalikan kepercayaan konsumen
dari harga normal. Penurunan harga/rate yang terhadap bisnis mereka, meliputi: perbaikan
mereka berlakukan tidak mempengaruhi bangunan, sarana, prasarana, dan penambahan
kondisi jumlah karyawan. Hal ini dilakukan fasilitas hotel pasca bencana; jaminan
oleh pihak manajemen agar tidak memberatkan mendapatkan pelayanan yang terbaik, jaminan
beban ekonomi karyawan yang sudah terpuruk keamanan dan kenyamanan bagi tamu yang
karena tidak adanya uang service. Penurunan akan menggunakan fasilitas yang disediakan
harga yang dilakukan oleh Hotel Lombok oleh hotel; pemberian potongan harga, dan lain-
Garden diikuti dengan jumlah okupansi yang lain. Sementara promosi tanggungjawab sosial
Jurnal Ilmiah Mandala Education 6
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

yang dilakukan adalah dengan 2018. Era saat ini dikenal juga dengan era
mengkomunikasikan aktifitas sosial hotel yang disruptif teknologi yang menyebabkan begitu
terlibat di dalam program trauma healing bagi cepatnya informasi menyebar. Media sosial,
karyawan dan kegiatan bakti sosial di daerah aplikasi percakapan, dan aplikasi Online Travel
terdampak bencana. Agent (OTA) merupakan beberapa tren yang
Persamaan yang kedua adalah dengan ikut digandrungi wisatawan saat ini. Sebagai
terlibat dalam mempromosikan daerah mereka contohnya Svarga Resort; sebelum bencana
yang terdampak bencana bersama semua pihak gempa terjadi, 70% pejualan kamar mereka
yang ada di dalam unsur Pentahelix. Unsur berasal dari OTA. Sedangkan, pasca gempa
Pentahelix itu adalah Pemerintah; Akademisi; pemasaran didukung oleh OTA sekitar 80%,
Asosiasi; Komunitas dan Media, yang saling bahkan manajemen hotel mereka juga
terkait satu sama lain. Dukungan dari menyatakan tidak hanya OTA yang
pemerintah pusat dan daerah ialah dengan cara mendukung promosi mereka, namun mereka
menunjuk Kota Mataram dan Yogyakarta juga yang mendukung promosi OTA.
sebagai pusat kegiatan meeting. Ini dilakukan Sementara di Yogyakarta pada tahun 2006 lalu,
dalam rangka menjamin kepercayaan setiap promosi hotel baik oleh Santika Premier
wisatawan yang nantinya akan berkunjung Yogyakarta dan The Phoenix Hotel Yogyakarta
bahwa Kota Mataram dan Yogyakarta itu sudah pasca gempa dilakukan dengan cara-cara yang
aman untuk dikunjungi. Dengan konvensional, yaitu melalui website yang
dilaksanakannya meeting di daerah yang mereka kelola sendiri, email, pengiriman
terdampak bencana tersebut, diharapkan dapat program promosi ke instansi-instansi baik
membantu secara finansial hotel-hotel yang pemerintah maupun swasta, dan lain—lain.
terdampak secara fisik dan ekonomi oleh
bencana gempa. Dukungan dari asosiasi KESIMPULAN
diberikan melalui dilaksankannya berbagai Strategi pemasaran pasca bencana gempa
macam kegiatan baik itu oleh Asita, Astindo, bumi oleh hotel di Kota Mataram dan
PHRI, INCCA, dan lain-lain; melalui Kegiatan Yogyakarta dilakukan melalui program srategi
Table Top, Travel Fair, Sales Missions, Fam pemasaran internal yakni : trauma healing pada
Trip dan sebagainya; yang menjadikan daerah karyawan, safety briefing untuk karyawan,
terdampak bencana sebagai tempat upgrade knowledge kepada karyawan tentang
dilaksanakannya kegiatan tersebut. Dukungan kekuatan dan struktur bangunan hotel yang
dari masyarakat Kota Mataram dan Yogyakarta kokoh dan masih aman, menghimbau kepada
yang turut bergerak untuk membenahi tempat- seluruh karyawan agar tidak mempublikasikan
tempat yang terdampak gempa agar wisatawan atau mengkomunikasikan hal-hal yang
tidak merasa takut dan terganggu oleh puing- berkaitan dengan kondisi hotel pasca bencana.
puing bangunan yang roboh akibat gempa yang Mendorong karyawan melakukan pemberitaan
terjadi. Dukungan dari akademisi adalah yang positif ke media massa maupun media
dengan melakukan kajian kebencaan di daerah sosial yang mereka miliki, melakukan upaya
terdampak bencana dalam rangka menyiapkan peningkatan kerjasama dan kesadaran kolektif
program mitigasi atau pengelolaan sistem seluruh karyawan untuk melakukan penyebaran
manajemen krisis kepariwisataan di masa yang berita maupun konten positif terkait hotel
akan datang. tempat mereka bekerja dengan sekaligus
Perbedaan yang paling fundamental dari memberikan sanksi apabila terdapat karyawa
strategi promosi pasca bencana gempa yang yang melanggar karena memposting hal-hal
dilakukan hotel di Kota Mataram dan hotel di yang kurang tepat di aplikasi percakapan
Yogyakarta adalah berdasarkan kondisi yang maupun media sosial yang mereka miliki.
jauh sangat berbeda di tahun 2006 dan tahun
Jurnal Ilmiah Mandala Education 7
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

Strategi pemasaran eksternal pasca gempa Haryono. (2015) Dashyatnya Pengelolaan


bumi oleh hotel di Kota Mataram dan Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis
Yogyakarta yang dalam hal ini adalah strategi Perhotelan. Jakarta: Fakultas Ekonomi
pemasaran produk adalah dengan dilakukannya Universitas Indonesia.
perbaikan dan peningkatan produk dan jasa Hurriyati, Ratih. (2005) Bauran Pemasaran
hotel yang terdampak bencana gempa bumi dan dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
melakukan perombakan kamar tamu menuju Alfabeta.
konsep yang lebih efisien. Dalam hal strategi Isnaini, L,M,Y. (2016) Pengembangan Sport
penentuan harga, hotel yang ada di Kota Tourism Di NTB. Jurnal Lembaga
Mataram dan Yogyakarta, menurunkan harga Pendidikan.Vol 1. No 1.
5%-10% dari harga normal dan terdapat juga Kasmir, 2014. Kewirausahaan. Jakarta: PT.
penurunan harga sampai 60%. Hal ini dilakukan RajaGrafindo Persada.
untuk meningkatkan tingkat okupansi yang Kelompok Gramedia.
turun drastic pasca bencana gempa bumi. Dari Kotler dan Keller, (2012) Marketing
segi strategi promosi hotel, dilakukan promosi Management Edisi 14, Global Edition.
bisnis dan promosi tanggungjawab sosial. Hotel Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2012)
di Kota Mataram melakukan promosi lewat Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Alih
OTA, media sosial, instansi pemerintah dan Kotler, Philip.(2005) Manajemen Pemasaran
swasta melalui kegiatan-kegiatan yang dapat Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Indeks
meningkatkan okupansi hotel, sedangkan di Meskardo, Sembiring. (2015) Omset Berlipat
Yogyakarta tidak meggunakan OTA dan media dari Bisnis Hotel, Tur, dan Travel.
sosial karena di era itu (2006) belum dikenal Jakarta: Cermelang Publishing.
istilah OTA dan media sosial seperti sekarang Pearson Prentice Hall.
ini. Rangkuti, Freddy. (2014) Analisis SWOT:
Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA PT Gramedia Pustaka Utama
Alma, Buchari. (2010) Manajemen Pemasaran Sugiarto, Endar. (2009) Hotel Front Office
dan Pemasaran Jasa. Bandung: Administraction (Administrasi Kantor
Alfabeta Depan Hotel). Jakarta: PT. Gramedia
Anisa, Rahma. (2015) “Hubungan Antar Citra Pustaka Utama,
yang Berlaku (current image) dengan Sulistiyono, Agus. (2008) Manajemen
tingkat hunian kamar Hotel Grand Royal Penyelenggara Hotel, Cetakan ke 6.
Panghegar”, Fakultas Ilmu Komunikasi Bandung: Alfebeta.
Universitas Islam Bandung. Sumarni, Murti & John Soeprihanto. (2010)
Assauri, Sofjan. (2013) Manajemen Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi
Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers. Perusahaan) Edisi ke 5. Yogyakarta:
Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta. Penerbit Liberty Yogyakarta
Prenhallindo Sumarsono, Dicky.( 2014). Dahsyatnya Bisnis
Kotler, Philip. (2012) Marketing Hotel Di Indonesia. Jakarta: PT.
Reaserch. Edisi Kedua. Yogyakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Penerbit Koputindo Suparyanto & Rosad. (2015) Manajemen
Budi, Sulistino, Ari. (2010) “Pengaruh Kualitas Pemasaran. Bogor: IN MEDIA
Pelayanan, Fasilitas, dan Lokasi Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran Edisi
terhadap Keputusan Menginap Tamu Ke 3. Yogyakarta: Andi Office.
Hotel Srondol Indah Semarang”, Fakultas Wijaya, C,P., Santoso, T,P,B. (2018) Strategi
Ekonomi Universitas Dipenogoro Medan. Pemasaran Dalam Meningkatkan Hunian
Kamar Pada Hotel Bali Mandira Legian-
Jurnal Ilmiah Mandala Education 8
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

Bali. Universitas Dahyna Pura. Vol. No


1 2018.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 9

Anda mungkin juga menyukai