Conflict of Law
INTERNATIONAL BUSINESS LAW
Prasetiya Mulya
June 9, 2006
Disusun oleh:
Akibat dari Enernorth yang tidak memenuhi “Settlement Agreement” tersebut. Oakwell
menggugat Enernorth di Singapura sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Oakwell menggugat Enernorth di Singapura karena tidak membayar uang sebesar US$
2,79 untuk saham Oakwell dan juga Oakwell tidak menerima royalties. Oakwell menang
di tingkat Pengadilan Tinggi dan Pengadilan banding di Singapura.
Dalam mengajukan Enforce and Recognition di Kanada, Oakwell harus melewati tiga
tahap berikut untuk menegakkan penilaiannya di Ontario;
1. Yurisdiksi dibawah uji koneksi nyata dan substansial.
Yurisdiksi bukan suatu masalah bagi Kanada, karena dari awal sudah ditetapkan
di “Settlement Agreement” bahwa jika Oakley dengan Enernorth memiliki
sengketa, akan diselesaikan di Pengadilan Singapura serta menggunakan
Hukum Singapura. Enernorth juga ikut partisipasi secara aktif di Singapura saat
pertama kali sidang tersebut. Berdasarkan argumen ini, “yurisdiksi” bukan suatu
hal yang harus dipermasalahkan Oakwell untuk Enforce and Recognition di
Kanada.
Kasus ini akan berdampak penting terkait status independensi peradilan dan hak atas
persidangan yang adil di hadapan pengadilan yang tidak memihak sebagai prinsip
hukum kebiasaan internasional. Hukum kebiasaan internasional, katanya, tidak terdiri
dari perjanjian tetapi lebih dari "praktik umum yang diterima sebagai hukum" oleh
negara. Itu mengikat semua negara bagian. “Sungguh terkenal bahwa pengadilan dan
pengadilan dari sejumlah Negara yang menjadi Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
tidak secara teratur independen atau tidak memihak” dalam praktiknya, terlepas dari
kenyataan bahwa dokumen konstitusional mereka secara resmi membutuhkan
peradilan yang independen dan tidak memihak. Saat ini terbuka untuk mempertanyakan
apakah, sebagai “praktik umum yang diterima sebagai hukum,” negara terikat untuk
menjalankan pengadilan yang independen dan tidak memihak. Keputusan Pengadilan
Banding Ontario di Oakwell v. Enernorth dapat dipandang mendukung posisi bahwa
sebenarnya tidak ada praktik umum yang diterima sebagai hukum internasional yang
menetapkan bahwa negara terikat untuk mempertahankan pengadilan yang
independen dan tidak memihak.
2. Analisis Kasus
A. Foreign Element
Foreign element dapat berupa hukum atau fakta asing, yaitu keadaan
faktual, isi faktual, bahan-bahan faktual dari suatu penyebab hukum suatu
tindakan, pola fakta yang dalam satu atau lebih cara terkait dengan sistem
hukum asing atau negara asing. Ini hanya berarti kontak dengan sistem asing
jadi foreign element dapat didefinisikan sebagai kontak dengan suatu sistem
hukum selain hukum inggris. Ada 3 unsur foreign element yaitu :
● Event
Dalam hukum Event berarti kesimpulan, akhir, atau hasil akhir atau
hasil dari suatu litigasi; sebagai, dalam frase "abide the event," berbicara
tentang biaya atau kesepakatan bahwa satu gugatan akan diatur oleh
penentuan gugatan lain. Di sini event merupakan tempat pelaksanaan
perjanjian itu terjadi. Dalam kasus ini event perjanjian terjadi di tiga tempat
yaitu Kanada, India, dan Singapura.
● Transaction
● Domicile
● Yurisdiksi
Hakim atau badan peradilan manakah yang memiliki wewenang dalam
menyelesaikan perkara-perkara yang mengatur hukum yang mengandung
unsur asing tersebut. Menurut Graveson, asas-asas dari hukum perdata
internasional berusaha membentuk aturan-aturan yang dapat digunakan,
untuk menjustifikasi secara internasional mengenai kewenangan
yurisdiksional suatu pengadilan untuk mengadili perkara tertentu. Tujuan
HPI yaitu menetapkan kewenangan yurisdiksional dalam menentukan
hukum yang berlaku. Dalam kasus ini, karena Oakwell dan Enernorth
telah sepakat dalam membuat perjanjian Singapura merupakan tempat
pengadilan serta menggunakan hukum singapura apabila terjadi sengketa
di antara mereka.
● Choice of Law
Hukum manakah yang seharusnya diberlakukan untuk mengatur dan atau
menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang mengandung unsur
asing. Hukum yang seharusnya berlaku dalam sengketa ini yaitu Hukum
India, Hukum Kanada, dan Hukum singapura. India, Kanada, dan
Singapura, merupakan negara-negara yang merupakan subjek hukum
dalam kasus ini.
● Recognition and Enforcement of Foreign Element
Bilamana/ sejauh mana suatu pengadilan harus memperhatikan dan
mengakui putusan-putusan hukum asing atau mengakui hak-hak yang
terbit berdasarkan hukum atau putusan pengadilan asing. Hal ini berkaitan
erat dengan persoalan “apakah pengadilan asing memiliki kewenangan
yurisdiksional untuk memutuskan suatu perkara atau tidak. Setelah
berwenang hukum apa yang diberlakukan, apakah putusan hakim
tersebut bersifat serta dapatkah dilaksanakan di luar wilayah yurisdiksi
pengadilan yang bersangkutan?
C. Connecting Factors
Dalam beberapa contoh kasus, khususnya kasus yang dibahas saat ini,
pengadilan domestik dihadapkan pada serangkaian pilihan tentang hukum yang
tepat yang harus diterapkan pada sengketa yang bersangkutan. Untuk
menentukan hukum apa yang mengatur situasi tertentu, pengadilan akan
menerapkan pilihan aturan hukum yang relevan. Ini mengarahkan pengadilan ke
faktor atau faktor penghubung tertentu.
● Lex Domicilii
Hukum dimana domisili subjek hukum tersebut. Dalam kasus ini, Oakwell
dan Enernorth yang membuat perjanjian dengan Perusahaan India. Oleh
karena itu, Domisili yang berlaku adalah Singapura, Kanada, dan India.
● Lex Patriae
Hukum berdasarkan kebangsaan atau warga negara. Dalam Kasus ini,
perjanjian yang dibuat oleh Oakwell dengan Enernoth di India
berkebangsaan di Singapura, Kanada, dan India.
● Lex Situs
Hukum dimana tempat properti itu berada. Dalam sengketa ini perjanjian
yang dibuat oleh Oakwell dan Enernorth memiliki lokasi pembangunan di
India.
● Lex Fori
Hukum forum, yaitu hukum internal pengadilan tempat kasus tersebut
disidangkan. Lebih singkatnya, tempat dimana perkara tersebut diajukan.
Dalam kasus tersebut, Oakwell menggugat Enernorth di Pengadilan
Singapura karena sesuai dengan “Settlement Agreement” yang telah
disepakati di awal dan Oakwell juga mengajukan Eneroth di Pengadilan
Ontario supaya Kanada dapat memerhatikan serta mengakui putusan
yang terdapat di pengadilan sebelumnya yaitu Pengadilan Singapura. Jadi
Lex Fori dalam kasus ini yaitu Singapura dan Kanada.
● Lex Causae
Hukum yang seharusnya berlaku dalam kasus ini. Perkara ini diajukan di
Pengadilan Singapura dan Pengadilan Kanada untuk memerhatikan dan
mengakui putusan yang ada di Pengadilan Singapura tersebut. Dari
kedua pengadilan tersebut, putusan dimenangkan oleh Oakwell. Jadi Lex
Causae dalam kasus ini yaitu Singapura.
3. Pendapat Hakim
Pengadilan Singapura
Oakwell Engineering memulai tindakan terhadap Enernorth di Singapura, yang
dibela Enernorth di pengadilan tanpa menggugat yurisdiksi pengadilan Singapura.
Enernorth diperintahkan untuk membayar Oakwell Engineering semua jumlah yang
terhutang berdasarkan Perjanjian Penyelesaian. Enernorth tidak berhasil mengajukan
banding ke Pengadilan Tinggi Singapura, tetapi gagal untuk mengangkat masalah
perilaku atau keadilan persidangan. Menurut hakim Lai Kew Chai bahwa Enernorth
harus melaksanakan kewajibannya dan harus membayar uang kepada Oakwell yang di
sini dengan jumlah SG $4,39 juta.
Kesimpulan yang pertama adalah dalam kasus ini, yang pertama, kita dapat
belajar bahwa pentingnya untuk selalu melakukan riset dan analisa terlebih dahulu,
tentang dampak apa saja yang akan diperoleh dari adanya suatu produk hukum yang
dibuat. Oakwell dan Enernorth tidak memeriksa dan menganalisa lebih dulu tentang
peraturan hukum di India. Jadi ketika perjanjian itu telah terbuat dan bertentangan
dengan hukum Indianya, perjanjian tersebut tidak dapat dijalankan.
Kedua, kasus ini juga mengajarkan kita pentingnya mengetahui asas actori
incumbit onus probandi yang artinya siapa yang mendalilkan harus dapat membuktikan.
Dalam kasus ini, Enernorth di Pengadilan Ontario menyatakan bahwa Pengadilan
Singapura memiliki bias, sehingga putusannya tidak bisa diakui di Kanada. Tetapi,
Enernorth tidak dapat membuktikan bahwa Pengadilan di Singapura bias. Jadi, menurut
kami, putusan pengadilan tersebut sudah benar.