Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH UTS

Conflict of Law
INTERNATIONAL BUSINESS LAW
Prasetiya Mulya

Oakwell Engineering Ltd. v. Enernorth Industries Inc.

81 O.R. (3d) 288

Court of Appeal for Ontario,

Laskin, MacFarland and LaForme JJ.A.

June 9, 2006

Disusun oleh:

Aksan Syahdani Setiawan - 13501910024


Damar Rafi Wardana - 13501910021
Okaa Kuniawan - 13501910046
Rafisya R. Fathanaila - 13501910043
1. Latar Belakang

Oakwell Engineering Ltd merupakan perusahaan Singapura dan Enernorth merupakan


perusahaan Kanada. Pada Juni 1997, Oakwell dan Enernorth membentuk usaha
patungan untuk membangun dua pembangkit listrik yang dipasang di tongkang Andhra
Pradesh, India. Namun, perusahaan tersebut tidak pernah mendapatkan izin yang
diperlukan untuk membuat proyeknya dan Pemerintah India mengeluarkan persyaratan
baru yaitu penggunaan gas alam sebagai pengganti minyak tungku membuat proyek
tersebut menjadi tidak layak.

Perselisihan yang muncul antara keduanya diselesaikan dalam Perjanjian Penyelesaian


yang menyatakan bahwa perselisihan di masa depan akan diatur oleh hukum
Singapura dan tunduk pada yurisdiksi non-eksklusif pengadilan Singapura. Mengambil
posisi bahwa tergugat telah menolak kewajibannya berdasarkan Settlement Agreement,
Oakwell menggugat Enernorth di Singapura. Oakwell memulai arbitrase terhadap
Enernorth karena gagal mengeluarkan dana untuk proyek tersebut. Kedua belah pihak
menandatangani Perjanjian Penyelesaian pada bulan Desember 1998, menyetujui
bahwa kontrak sebelumnya "dihentikan" dan "dibebaskan", dan bahwa Enernorth
"dibebaskan" dari kewajiban apapun berdasarkan kontrak. Oakwell yang memiliki
saham sebesar 12,5% menjual sahamnya dalam usaha itu ke Enernorth. Enernorth
berjanji untuk membayar US $ 2,79 juta dengan imbalan saham Oakwell. Enernorth
membayar sejumlah uang awal kepada Oakwell dan setuju untuk membayar sisanya
dalam waktu 30 hari setelah "penutupan keuangan".

Namun, Enernorth kemudian mengemukakan bahwa karena pemerintah India belum


memberikan izin yang diperlukan, proyek tersebut belum mencapai "penutupan
keuangan", dan menurut pengacara Enernorth, Perjanjian tersebut "tidak memuat
kewajiban tegas apapun pada Enernorth untuk mendapatkan persetujuan keuangan".
Enernorth menjual sisa sahamnya ke sebuah perusahaan India pada tahun 2000.

Akibat dari Enernorth yang tidak memenuhi “Settlement Agreement” tersebut. Oakwell
menggugat Enernorth di Singapura sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Oakwell menggugat Enernorth di Singapura karena tidak membayar uang sebesar US$
2,79 untuk saham Oakwell dan juga Oakwell tidak menerima royalties. Oakwell menang
di tingkat Pengadilan Tinggi dan Pengadilan banding di Singapura.

Setelah selesai di Pengadilan Singapura, Oakwell harus meminta recognition and


enforcement. Recognition and Enforcement berarti bahwa ketika sengketa antar negara
menyelesaikan di suatu negara lain, maka harus ditegakkan di negara asalnya juga.
Enernorth merupakan sebuah perusahaan di Kanada sedangkan putusan pengadilan
yang baru ditegakkan hanya di Singapura. Oleh karena itu, Oakwell perlu menggugat
Enernorth di Pengadilan Tinggi Ontario, Kanada. Hal ini diberlakukan agar keputusan
atau hukum tersebut dapat diketahui dan berlaku juga di Kanada, khususnya pada
Enernorth, supaya Oakwell bisa meminta ganti ruginya.

Selama proses Recognition and Enforcement itu berjalan, Enernorth mengajukan


pernyataan tertulis dari Nihal Jayawickrama, Ross Worthington, dan Francis Seow,
dalam upaya untuk menunjukkan masalah yang signifikan dengan sistem peradilan
Singapura. "Integritas sistem peradilan di banyak negara sekarang dikompromikan oleh
korupsi, membuat produk dari sistem tersebut tidak dapat diandalkan." “Semua aspek
pemerintahan di Singapura, termasuk peradilan, dimanipulasi dengan hati-hati dan
pada akhirnya dikendalikan oleh eksekutif inti individu…” Dengan alasan ini, Oakwell
membela di Singapura dengan menunjukkan fakta bahwa Enernorth telah
memenangkan mosi pendahuluan yang penting di Singapura, oleh karena itu, Peradilan
Singapura tidak seperti apa yang dinyatakan dalam pernyataan tersebut.

Dalam mengajukan Enforce and Recognition di Kanada, Oakwell harus melewati tiga
tahap berikut untuk menegakkan penilaiannya di Ontario;
1. Yurisdiksi dibawah uji koneksi nyata dan substansial.
Yurisdiksi bukan suatu masalah bagi Kanada, karena dari awal sudah ditetapkan
di “Settlement Agreement” bahwa jika Oakley dengan Enernorth memiliki
sengketa, akan diselesaikan di Pengadilan Singapura serta menggunakan
Hukum Singapura. Enernorth juga ikut partisipasi secara aktif di Singapura saat
pertama kali sidang tersebut. Berdasarkan argumen ini, “yurisdiksi” bukan suatu
hal yang harus dipermasalahkan Oakwell untuk Enforce and Recognition di
Kanada.

2. Keputusan oleh pengadilan Kanada bahwa sistem hukum asing memenuhi


standar konstitusional Kanada.
Sementara Oakwell menyatakan bahwa Enernorth telah mengajukan beberapa
bukti yang berkaitan dengan kemungkinan campur tangan pemerintah dalam
persidangan, semua bukti itu hanya berlaku untuk kasus politik. Sementara,
kasus di pengadilan adalah kasus komersial, seharusnya tidak ada unsur politik
yang dapat dikaitkan dan kemungkinan campur tangan pemerintah. Tidak ada
bukti secara langsung dan kuat bahwa pengadilan Singapura bias ketika
memutuskan kasus komersial antara pihak swasta. Hal ini juga berkaitan dengan
asas actori incumbit onus probandi, yang artinya siapa yang mendalilkan, maka
dia yang membuktikan.
3. Seluruh pembelaan harus di Review
Pembelaan dari pihak tergugat harus di review ulang seluruh saksi maupun
buktinya.

Keputusan dari Pengadilan Ontario yaitu:


1. Penolakan terhadap “tahap kedua” Seharusnya, dua syarat untuk menegakkan
putusan asing adalah pertimbangan yurisdiksi (uji koneksi nyata dan substansial)
dan pertimbangan dari tiga pembelaan penipuan, kebijakan publik dan
pelanggaran keadilan alami (hak untuk memutuskan melawan bias dan hak atas
persidangan yang adil).
2. Pengadilan Banding juga menyatakan bahwa beban sehubungan dengan jenis
masalah proses yang adil yang diangkat oleh Enernorth terletak semata-mata
pada tergugat.

Kasus ini akan berdampak penting terkait status independensi peradilan dan hak atas
persidangan yang adil di hadapan pengadilan yang tidak memihak sebagai prinsip
hukum kebiasaan internasional. Hukum kebiasaan internasional, katanya, tidak terdiri
dari perjanjian tetapi lebih dari "praktik umum yang diterima sebagai hukum" oleh
negara. Itu mengikat semua negara bagian. “Sungguh terkenal bahwa pengadilan dan
pengadilan dari sejumlah Negara yang menjadi Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
tidak secara teratur independen atau tidak memihak” dalam praktiknya, terlepas dari
kenyataan bahwa dokumen konstitusional mereka secara resmi membutuhkan
peradilan yang independen dan tidak memihak. Saat ini terbuka untuk mempertanyakan
apakah, sebagai “praktik umum yang diterima sebagai hukum,” negara terikat untuk
menjalankan pengadilan yang independen dan tidak memihak. Keputusan Pengadilan
Banding Ontario di Oakwell v. Enernorth dapat dipandang mendukung posisi bahwa
sebenarnya tidak ada praktik umum yang diterima sebagai hukum internasional yang
menetapkan bahwa negara terikat untuk mempertahankan pengadilan yang
independen dan tidak memihak.

2. Analisis Kasus

Hukum Privat Internasional (HPI)

Hukum Perdata Internasional adalah kumpulan aturan serta putusan


hukum untuk menyelesaikan suatu perselisihan atau sengketa antara satu atau
dua warganegara yang berbeda-beda dengan cara menentukan hukum mana
yang sesuai untuk persengketaan tersebut. Penjelasan singkatnya yaitu, HPI
merupakan Hukum Perdata yang mengandung unsur asing di dalamnya.
HPI berdasarkan pendapat para ahli yaitu, Menurut R.H. Graveson HPI
adalah bidang hukum yang berkaitan dengan perkara-perkara yang di dalamnya
mengandung fakta relevan yang menunjukkan perkaitan dengan suatu sistem
hukum lain. Menurut Van Brakel HPI adalah hukum nasional yang dibuat untuk
hubungan-hubungan hukum internasional. Menurut Sudargo Gautama, HPI
merupakan keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang menunjukkan
stelsel hukum manakah yang berlaku, atau apakah yang merupakan hukum, jika
hubungan-hubungan atau peristiwa antara warga negara pada suatu waktu
tertentu memperlihatkan titik pertalian dengan stelsel dan kaidah hukum dari dua
atau lebih negar, yang berbeda dalam lingkungan kuasa, tempat, pribadi, dan
soal-soal.

Menurut pendapat para ahli lainnya yaitu, J.G. Sauveplanne yang


menjelaskan bahwa HPI merupakan keseluruhan aturan-aturan yang mengatur
hubungan-hubungan hukum perdata yang mengandung elemen-elemen
internasional dan hubungan-hubungan hukum yang memiliki kaitan dengan
negara-negara asing sehingga dapat menimbulkan pertanyaan apakah
menundukkan langsung ke arah hukum asing itu tanpa harus menundukkan diri
pada hukum intern. Suryati Hartono berpandangan bahwa HPI mengatur setiap
peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung unsur asing, baik di bidang
hukum publik maupun hukum privat. Inti dari HPI adalah pergaulan hidup
masyarakat internasional, maka HPI dapat disebut sebagai hukum pergaulan
internasional.

Conflict of Law merupakan istilah yang dicetuskan oleh A. V. Dicey yaitu


hukum perselisihan masalah perdata yang terjadi karena adanya lebih dari satu
hukum nasional. Istilah Hukum Dicey mendapatkan banyak pertentangan karena
justru yang terjadi adalah pertemuan antara beberapa hukum nasional dalam
menanggapi suatu perkara. Conflict of Law ini menyangkut proses untuk
menentukan hukum negara mana yang berlaku untuk menyelesaikan
perselisihan antara individu dan perusahaan dalam suatu kasus. Untuk
menganalisa kasus ini sangatlah penting untuk membahas Conflict of Law
karena kasus yang dibahas ini menyinggung dua perusahaan yang dimiliki oleh
dua warga negara yang berbeda. Terdapat tiga bahasan penting dalam conflict of
law yaitu Jurisdiction (yurisdiksi), choice of law (pilihan hukum), dan recognition
and enforcement (pengakuan dan penegakan hukum).
Elemen dari Conflict of Law adalah Ini adalah bagian dari hukum adat
Negara. Ini memberikan arahan atau panduan untuk pengadilan dan lembaga
administrasi. Selalu ada masalah yang melibatkan elemen asing.Terakhir ada
salah satu aplikasi atau non-penerapan hukum asing. Tujuan dari adanya
Conflict of Law ini antara lain untuk menyesuaikan hak-hak yang bertentangan di
dunia internasional transaksi dagang atau perdagangan dan untuk
menyelesaikan kontrak, properti, pribadi atau masalah keluarga, yang dimiliki
fakta atau elemen yang beroperasi di dua atau lebih Serikat.

Mengapa kasus Oakwell Engineering LTD. dan Enernorth Industries Inc


ini bisa disebut sebagai Hukum Perdata Internasional, karena sengketa ini terjadi
pada yurisdiksi serta hukum yang berbeda pada kedua negara tersebut, yaitu
Oakwell merupakan perusahaan yang berasal dari Singapura dan Enernorth
yaitu sebuah perusahaan yang berasal dari Kanada yang merupakan unsur
asing dari kasus ini. Subjek hukum diantara mereka yaitu sebuah perusahaan
dan memiliki sengketa perdata yaitu sengketa bisnis. Dengan adanya Conflict of
Law ini, sengketa yang terjadi di antara Enernorth dan Oakwell bisa
terselesaikan.

A. Foreign Element

Foreign element dapat berupa hukum atau fakta asing, yaitu keadaan
faktual, isi faktual, bahan-bahan faktual dari suatu penyebab hukum suatu
tindakan, pola fakta yang dalam satu atau lebih cara terkait dengan sistem
hukum asing atau negara asing. Ini hanya berarti kontak dengan sistem asing
jadi foreign element dapat didefinisikan sebagai kontak dengan suatu sistem
hukum selain hukum inggris. Ada 3 unsur foreign element yaitu :

● Event

Dalam hukum Event berarti kesimpulan, akhir, atau hasil akhir atau
hasil dari suatu litigasi; sebagai, dalam frase "abide the event," berbicara
tentang biaya atau kesepakatan bahwa satu gugatan akan diatur oleh
penentuan gugatan lain. Di sini event merupakan tempat pelaksanaan
perjanjian itu terjadi. Dalam kasus ini event perjanjian terjadi di tiga tempat
yaitu Kanada, India, dan Singapura.
● Transaction

Menurut hukum definisi transaksi adalah kesepakatan antara dua


orang atau lebih, yang, untuk mencegah atau mengakhiri gugatan,
menyesuaikan perbedaan mereka dengan persetujuan bersama, dengan
cara yang mereka sepakati, dan yang masing-masing dari mereka lebih
suka dengan harapan memperoleh, seimbang. dengan bahaya
kehilangan. Dalam transaction ini melibatkan tiga yurisdiksi yaitu
Singapura, Kanada, dan India karena PT dari Singapura dan Ontario yang
membuat perjanjian untuk membangun PT yang mengkonstruksi plants di
India.

● Domicile

Domicile menurut hukum, seseorang dikatakan berdomisili di


negara tempat tinggalnya secara permanen tanpa ada niat untuk pindah
ke tempat lain. Sebaliknya, seseorang tidak berhenti berdomisili di suatu
negara hanya karena alasan tempat tinggal sementara di tempat lain.
Maka, domicile dalam kasus ini adalah Kanada yaitu sebagai domisili dari
Enernorth Industries INC, Singapura sebagai domisili dari Oakwell
Engineering LTD, dan India sebagai negara tempat proyek tersebut
dilakukan.

B. Conflict of Law / Masalah Hukum Perdata

● Yurisdiksi
Hakim atau badan peradilan manakah yang memiliki wewenang dalam
menyelesaikan perkara-perkara yang mengatur hukum yang mengandung
unsur asing tersebut. Menurut Graveson, asas-asas dari hukum perdata
internasional berusaha membentuk aturan-aturan yang dapat digunakan,
untuk menjustifikasi secara internasional mengenai kewenangan
yurisdiksional suatu pengadilan untuk mengadili perkara tertentu. Tujuan
HPI yaitu menetapkan kewenangan yurisdiksional dalam menentukan
hukum yang berlaku. Dalam kasus ini, karena Oakwell dan Enernorth
telah sepakat dalam membuat perjanjian Singapura merupakan tempat
pengadilan serta menggunakan hukum singapura apabila terjadi sengketa
di antara mereka.
● Choice of Law
Hukum manakah yang seharusnya diberlakukan untuk mengatur dan atau
menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang mengandung unsur
asing. Hukum yang seharusnya berlaku dalam sengketa ini yaitu Hukum
India, Hukum Kanada, dan Hukum singapura. India, Kanada, dan
Singapura, merupakan negara-negara yang merupakan subjek hukum
dalam kasus ini.
● Recognition and Enforcement of Foreign Element
Bilamana/ sejauh mana suatu pengadilan harus memperhatikan dan
mengakui putusan-putusan hukum asing atau mengakui hak-hak yang
terbit berdasarkan hukum atau putusan pengadilan asing. Hal ini berkaitan
erat dengan persoalan “apakah pengadilan asing memiliki kewenangan
yurisdiksional untuk memutuskan suatu perkara atau tidak. Setelah
berwenang hukum apa yang diberlakukan, apakah putusan hakim
tersebut bersifat serta dapatkah dilaksanakan di luar wilayah yurisdiksi
pengadilan yang bersangkutan?

Dalam kasus ini, setelah Oakwell berhasil menggugat Enernorth di


Singapura sesuai dengan yurisdiksinya, Oakwell harus meyakinkan
bahwa hukum yang berlaku di Singapura itu berlaku juga di Kanada. Oleh
karena itu, Oakwell harus menggugat Enernorth di Kanada untuk
mendapatkan Recognition & Enforcementnya.

C. Connecting Factors
Dalam beberapa contoh kasus, khususnya kasus yang dibahas saat ini,
pengadilan domestik dihadapkan pada serangkaian pilihan tentang hukum yang
tepat yang harus diterapkan pada sengketa yang bersangkutan. Untuk
menentukan hukum apa yang mengatur situasi tertentu, pengadilan akan
menerapkan pilihan aturan hukum yang relevan. Ini mengarahkan pengadilan ke
faktor atau faktor penghubung tertentu.

Connecting Factors yaitu Faktor yang menghubungkan antara event,


transaction dan domicile. Untuk menganalisa kasus ini terdapat beberapa
Connecting Factor (Faktor Penghubung) dalam kasus ini yaitu :

● Lex Loci Contractus


Hukum yang akan diberlakukan yaitu dimana perjanjian/kontrak itu dibuat.
Dalam kasus ini, Oakwell dan Enernorth sepakat untuk membuat
perjanjian ini di India.
● Lex Loci Solutionis
Hukum yang akan berlaku ialah dimana tempat yang diperjanjikan
tersebut akan dilakukan. Berdasarkan kasus tersebut, Oakwell dan
Enernorth telah sepakat dalam perjanjian untuk membangun bisnis di
India.

● Lex Domicilii
Hukum dimana domisili subjek hukum tersebut. Dalam kasus ini, Oakwell
dan Enernorth yang membuat perjanjian dengan Perusahaan India. Oleh
karena itu, Domisili yang berlaku adalah Singapura, Kanada, dan India.

● Lex Patriae
Hukum berdasarkan kebangsaan atau warga negara. Dalam Kasus ini,
perjanjian yang dibuat oleh Oakwell dengan Enernoth di India
berkebangsaan di Singapura, Kanada, dan India.

● Lex Situs
Hukum dimana tempat properti itu berada. Dalam sengketa ini perjanjian
yang dibuat oleh Oakwell dan Enernorth memiliki lokasi pembangunan di
India.

● Lex Fori
Hukum forum, yaitu hukum internal pengadilan tempat kasus tersebut
disidangkan. Lebih singkatnya, tempat dimana perkara tersebut diajukan.
Dalam kasus tersebut, Oakwell menggugat Enernorth di Pengadilan
Singapura karena sesuai dengan “Settlement Agreement” yang telah
disepakati di awal dan Oakwell juga mengajukan Eneroth di Pengadilan
Ontario supaya Kanada dapat memerhatikan serta mengakui putusan
yang terdapat di pengadilan sebelumnya yaitu Pengadilan Singapura. Jadi
Lex Fori dalam kasus ini yaitu Singapura dan Kanada.

● Lex Causae
Hukum yang seharusnya berlaku dalam kasus ini. Perkara ini diajukan di
Pengadilan Singapura dan Pengadilan Kanada untuk memerhatikan dan
mengakui putusan yang ada di Pengadilan Singapura tersebut. Dari
kedua pengadilan tersebut, putusan dimenangkan oleh Oakwell. Jadi Lex
Causae dalam kasus ini yaitu Singapura.
3. Pendapat Hakim

A. Kasus di Pengadilan Singapura

Pengadilan Singapura
Oakwell Engineering memulai tindakan terhadap Enernorth di Singapura, yang
dibela Enernorth di pengadilan tanpa menggugat yurisdiksi pengadilan Singapura.
Enernorth diperintahkan untuk membayar Oakwell Engineering semua jumlah yang
terhutang berdasarkan Perjanjian Penyelesaian. Enernorth tidak berhasil mengajukan
banding ke Pengadilan Tinggi Singapura, tetapi gagal untuk mengangkat masalah
perilaku atau keadilan persidangan. Menurut hakim Lai Kew Chai bahwa Enernorth
harus melaksanakan kewajibannya dan harus membayar uang kepada Oakwell yang di
sini dengan jumlah SG $4,39 juta.

B. Kasus di Pengadilan Kanada

Pengadilan Tinggi Ontario


Pengadilan Tinggi memutuskan terdakwa yang menentang pengakuan putusan
asing di pengadilan Kanada atas dasar dugaan korupsi atau bias di pengadilan luar
negeri memiliki beban untuk membuktikan "korupsi atau bias yang sebenarnya." Oleh
karena itu, pemahaman tentang bias tidak cukup untuk menghindari penegakan hukum
Kanada. Dalam pengadilan Tinggi ontario lebih banyak membahas mengenai sistem
korup ato bias dalam hukum di Singapura.

Pengadilan Banding Ontario


Pengadilan Banding menganggap impeachment Enernorth atas putusan
Singapura “bukan karena hukum yang bertentangan dengan moralitas fundamental dari
sistem hukum Kanada, tetapi lebih sebagai produk dari sistem hukum yang korup,
dengan hakim yang bias, dalam yurisdiksi yang beroperasi di luar aturan hukum,
"Pengadilan Banding berpendapat bahwa Day, J. menyimpulkan dengan tepat bahwa
pertimbangan public policy tidak relevan karena argumen Enernorth didasarkan pada
fakta tentang sistem peradilan Singapura, bukan hukum itu sendiri. Catatan tersebut
juga mendukung temuan hakim tentang kurangnya bias dan fakta. Pengadilan Banding
selanjutnya mencatat hal-hal berikut: Dia menyimpulkan bahwa “sementara ahli
Enernorth, ilmuwan politik dan pengacara, memberikan laporan bahwa aspek
pemerintah Singapura tidak memenuhi standar negara hukum di Kanada, bukti ini
bertentangan dengan struktur hukum formal Singapura sebagaimana dibuktikan oleh
konstitusi dan hukumnya. "Dan, yang terpenting," lebih jauh, Oakwell telah memberikan
bukti yang sebaliknya ". Dia menyimpulkan bahwa, berdasarkan probabilitas yang
seimbang, Enernorth maupun Oakwell menikmati proses yang adil di pengadilan
Singapura. Pada akhirnya Pengadilan Banding Ontario menolak banding yang diajukan
oleh Enernorth

Mahkamah Agung Kanada


Pada tahun 1990 Mahkamah Agung Kanada membuat pernyataan yang
mendukung dari rasa hormat dalam pengakuan penilaian luar provinsi di Morguard
Investments Ltd. v. De Savoye. Tiga belas tahun kemudian, dalam Beals v. Saldanha,
Mahkamah Agung Kanada menegaskan bahwa pendekatan yang murah hati ini juga
berlaku untuk putusan dari luar Kanada, dengan mengandalkan di Morguard untuk
mengenali dan menegakkan keputusan dari Florida.Selanjutnya, banyak putusan asing
telah diberlakukan di Kanada sesuai dengan aturan murah hati yang disediakan di
Beals. Namun, besar mayoritas keputusan asing ini berasal dari satu negara - the
Amerika Serikat. Dalam kasus Oakwell vs Enernorth ini Enernorth datang ke
mahkamah agung Kanada untuk mengajukan banding mengenai keputusan Pengadilan
Banding Kanada yang akhirnya Enernorth pun ditolak dan harus menanggung biaya
permohonannya.

Menurut pendapat Schwebel J., beliau menyatakan bahwa kasus Oakwell v.


Enernorth akan memiliki efek penting mengenai status independensi peradilan dan hak
atas persidangan yang adil di hadapan pengadilan yang tidak memihak sebagai prinsip
hukum kebiasaan internasional. Hukum kebiasaan internasional, katanya, consists not
of treaties but instead of “a general practice accepted as law” by states.91 It is binding
upon all states. Ini mengikat semua negara bagian. Schwebel J. mencatat bahwa “itu
terkenal bahwa pengadilan dan pengadilan dari sejumlah negara yang Anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak selalu independen atau pun imparsial ”dalam
praktiknya, meskipun faktanya dokumen konstitusional mereka secara formal
membutuhkan peradilan yang independen dan tidak memihak. Akibatnya, katanya, saat
ini masih terbuka untuk mempertanyakan apakah, "a general practice accepted as law,”
states are bound to operate independent and impartial courts.
4. Pendapat dan Kesimpulan

Kesimpulan yang pertama adalah dalam kasus ini, yang pertama, kita dapat
belajar bahwa pentingnya untuk selalu melakukan riset dan analisa terlebih dahulu,
tentang dampak apa saja yang akan diperoleh dari adanya suatu produk hukum yang
dibuat. Oakwell dan Enernorth tidak memeriksa dan menganalisa lebih dulu tentang
peraturan hukum di India. Jadi ketika perjanjian itu telah terbuat dan bertentangan
dengan hukum Indianya, perjanjian tersebut tidak dapat dijalankan.

Kedua, kasus ini juga mengajarkan kita pentingnya mengetahui asas actori
incumbit onus probandi yang artinya siapa yang mendalilkan harus dapat membuktikan.
Dalam kasus ini, Enernorth di Pengadilan Ontario menyatakan bahwa Pengadilan
Singapura memiliki bias, sehingga putusannya tidak bisa diakui di Kanada. Tetapi,
Enernorth tidak dapat membuktikan bahwa Pengadilan di Singapura bias. Jadi, menurut
kami, putusan pengadilan tersebut sudah benar.

Anda mungkin juga menyukai