Anda di halaman 1dari 3

AGENDA III : ASYNCHRONUS 9

MEMBUAT LEARNING JURNAL MANAJEMEN ASN & PELAYANAN PUBLIK

Nama : Ns. M Topan Wijaya Hasibuan, S.Kep


NIP : 199401092020121010
Unit Kerja : RSUD Natuna
I. MANAJEMEN ASN
A. Pokok Pikiran
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesipegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang
unggul, selaras, dan mengikuti perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil
(PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu
jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu,
PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ASN merupakan sebuah pekerjaan
profesi. Sebagai pekerja profesi harus mempunyai kriteria-kriteria tertentu, antara
lain kualifiasi, kompetensi dan kinerja.
Kualifikasi merupakan syarat pendidikan minimal untuk menjadi seorang
ASN, misalnya untk menjadi perawat di Rumah Sakit atau Puskesmas minimal harus
mempunyai ijazah D3 Keperawatan dan sudah harus memiliki STR aktif atau bukti
bahwa STR sedang dalam masa pengurusan.
Kinerja adalah bentuk unjuk kerja atau performa ASN dalam bekerja. Dalam
menjalankan tupoksinya dapat diukur melalui tingkat produktivitas kerja,
kedisiplinan kerja, ketuntasan pekerjaan, keakuratan, serta melakukan pelayanan
prima terhadap masyarakat.
ASN merupakan profesi yang berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku
yang bertujuan untuk menjaga martabat serta kehormatan ASN. Fungsi kode etik
sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya serta sebagai standar penilaian sifat,
perilaku dan tindakan birokrasi. Untuk menjalankan tugas dan kedudukannya
tersebut, maka pegawai ASN mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa
B. Penerapan
Penerapan Manajemen ASN sebagai seorang Perawat yaitu; melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perawat professional dituntut memiliki kode etik, norma tertentu sebagai pegangan
yang diakui serta dihargai oleh masyarakat. Kode etik merupakan landasan moral
dan pedoman tingkah laku yang dijunjung tinggi oleh setiap pegawai dalam
melaksanakan tugasnya. Kode etik dan kode perilaku tersebut bertujuan menjaga
martabat dan kehormatan perawat sebagai ASN.
II. PELAYANAN PUBLIK
1. Pokok Pikiran
Pelayanan public merupakan kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan public dalam bentuk barang dan atau jasa bagi setiap
warga negara dan penduduk dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan
ditunjukkan untuk memberikan kepuasan kepada penerima layanan. Pelayanan
public oleh Aparatur Sipil Negara diatur dengan UndangUndang No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Public. Pelayanan publk dapat memperkuat demokrasi dan
menegakkan hak asasi manusia. Siklus pelayanan public dimulai saat konsumen
melakukan kontak dengan layanan delivery system kemudian berlanjut dengan
kontak berikutnya hingga jasa yang bersangkutan diterima oleh konsumen.
Perbedaan mendasar antara barang atau jasa milik pemerintah dan swasta
dapat dilihat dari cara konsumi dimana rivalitas dan eksludabilitas barang/jasa pada
swasta tinggi sedangkan milik pemerintah rendah. Selain itu keputusan politik pada
barang atau jasa pemerintah bersifat strategis dan menyangkut kepentingan bangsa.
Terdapat tiga paradigma pelayanan public antara lain Old Public Administration,
New Public Management, dan new public services (NPS). NPS diterapkan sejak
tahun 2003 sampai sekarang dimana negara harus menjadi lebih kuat dan
menyediakan bentuk-bentuk pelayanan dasar yang GRATIS sehingga bisa
dinikmati dan dirasakan hasil kerja pemerintahannya. Etiket dan etika pelayanan
public mengacu kepada cara suatu perbuatan harus dilakukan ASN.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu
diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai
berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara
berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya.
2. Penerapan
ASN sebagai pelayan publik harus bertekad melakukan perbaikan atas
kurang baiknya kualitas pelayanan public di Indonesia, berkontribusi memperbaiki
birokrasi. Dan memiliki kesadaran untuk memberikan kontribusi terhadap upaya
perbaukan kualitas pelayanan public di Indonesia. Sehingga terdapat implikasi
strategis jangka Panjang sebagai upaya mengubah kinerja birokrasi dalam
memberikan pelayanan public. Dalam memberikan pelayanan public ASN harus
professional, bebas dari intervensi politik, dan bersih dari praktek Kolusi Korupsi
dan Nepotisme.
Sebagai instansi milik pemerintah, Rumah Sakit Umum Daerah Natuna
juga wajib melaksanakan pelayanan public kepada masyarakat. Pelayanan public
yang menyenangkan bagi masyarakat akan memberi citra positif bagi Rumah Sakit.
Untuk meningkatkan pelayanan public di Rumah Sakit s dibutuhkan standar yang
tertuang dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pimpinan Rumah Sakit.
Sebagai pelayan kesehatan kita wajib melaksanakan aturan mengenai
pelayanan public di Rumah Sakit. Dalam bidang kesehatan kita wajib menerapkan
standarisasi pelayanan yang diberikan, Dalam hal standar pelayanan public di
bidang kesehatan, perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan. Meningkatkan
kualitas SDM yang terbaik sehingga bisa memuaskan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai