Shierly Christianti - 195030200111083 - Tugas Perpajakan Kelas A
Shierly Christianti - 195030200111083 - Tugas Perpajakan Kelas A
NIM : 195030200111083
Tugas Perpajakan Kelas A
Indonesia sudah memenuhi prinsip keadilan dimana hal ini bisa dilihat dari
kasus yang dimuat dalam artikel ekonomi.bisnis.com, yaitu Kasus Pajak dengan
Kerugian Negara Rp45,09 Miliar. Dimana, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Jawa Barat III mengambil tindakan hukum terhadap penerbit faktur pajak yang tidak
berdasarkan transaksi sebenarnya (TBTS) atau palsu senilai Rp45,09 miliar. Bahwa
prinsip keadilan berarti memperhatikan pengenaan pajak secara umum serta sesuai
dengan kemampuan Wajib Pajak atau sebanding dengan tingkat penghasilannya,
sehingga akan diadili dengan tegas segala yang tidak sesuai dengan hukum pemungutan
pajak.
Selain itu, Indonesia belum cukup untuk dikatakan telah memenuhi prinsip
kepastian (certainty) yang artinya, pemungutan pajak harus dilakukan dengan tegas,
jelas, dan terdapat kepastian dan jaminan hukum. Hal ini bisa dilihat kasus perusahaan
Google Indonesia yang secara hukum belum diatur dengan tegas. Dimana sesuai dari
artikel merdeka.com, analisis yang didapat adalah PT. Google Indonesia tidak berstatus
sebagai bentuk usaha tetap, hanya kantor perwakilan dari Google Singapura, dimana
sesuai dengan undang-undang pajak penghasilan, pemerintah tidak dapat menarik pajak
dari pendapatannya di Indonesia, sehingga untuk menyelesaikan permasalahan ini harus
menggunakan cara negosiasi. Kendala dalam penyelesaian permasalahan pajak Google
ini yaitu lemahnya pengawasan pemerintah terhadap status hukum perusahaan
transnasional yang berdiri di wilayahnya, tidak adanya hukum yang mengatur mengenai
perpajakan perusahaan transnasional sehingga tidak dapat menyelesaikan permasalahan
pajak menggunakan jalur hukum, dan masyarakat Indonesia tidak turut ambil andil
untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan pajak tersebut.