“Bioaktivitas Larvasida Nyamuk Anopheles sp. Dari Ekstrak Daun Kunyit (Curcuma
longa)”
Disusun Oleh :
Dosen:
JURUSAN BIOLOGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini berbagai penyakit tropis ditularkan oleh nyamuk. Penyakit malaria misalnya
ditularkan oleh nyamuk Anopeles dan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti. Penyakit-penyakit ini menyebar di lebih 100 negara dan setengah dari populasi dunia
terancam olehnya (Manuel, 1992).
Menurut Sudarmo (1989), larvasida merupakan golongan dari pestisida yang dapat
membunuh serangga belum dewasa atau sebagai pembunuh larva. Larvasida berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari 2 suku kata, yaitu Larberarti serangga belum dewasa dan
Sida berarti pembunuh. Jadi larvasida dapat diartikan sebagai pembunuh serangga yang
belum dewasa atau pembunuh ulat (larva).
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini
adalah:
Hasil praktikum ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi tentang bioaktivitas ekstrak
daun kunyit sebagai larvasida, dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat untuk membasmi
nyamuk anopheles sp. dalam usaha menurunkan angka kejadian malaria di Indonesia. Serta
menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang
lebih luas dan lebih dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Anopheles aconitus
1). Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Genus : Anopheles
Anopheles aconitus dominan menggigit di luar rumah, akan tetapi bila pada malam hari tidak
ada orang di luar rumah, maka nyamuk akan masuk ke dalam rumah untuk mencari makan.
Anopheles aconitus dalam mencari makan lebih bersifat heterogen dan sangat adaptif
mencari makan pengganti bila hospes favorit tidak dijumpai.
b. Anopheles maculatus
1). Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Larva ditemukan di daerah pegunungan, di mata air rembesan dan sungai kecil dimana sinar
matahari dapat menyinari daerah tersebut.
2.2 Larvasida
Menurut Sudarmo (1989) larvasida merupakan golongan dari pestisida yang dapat
membunuh serangga belum dewasa atau sebagai pembunuh larva. Larvasida berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari 2 suku kata, yaitu Lar berarti serangga belum dewasa dan
Sida berarti pembunuh. Jadi larvasida dapat diartikan sebagai pembunuh serangga yang
belum dewasa atau pembunuh ulat (larva). Pemberantasan nyamuk menggunakan larvasida
merupakan metode terbaik untuk mencegah penyebaran nyamuk. Parameter aktivitas
larvasida suatu senyawa kimia dilihat dari kematian larva. Senyawa bersifat larvasida
terhadap larva nyamuk A. aegypti seperti germacron dan turanodienon telah berhasil diisolasi
dari rimpang temu lawak (Wibowo dkk, 1997). Senyawa bersifat larvasida juga bisa
digunakan sebagai sediaan insektisida untuk membasmi serangga yang belum dewasa dan
serangga dewasa.
Hingga saat ini cara pencegahan atau pemberantasan malaria yang dapat dilaksanakan dengan
memberantas vektor untuk memutuskan rantai penularan. Salah satu pemberantasan ditujukan
pada larva Anopheles sp. Cara yang biasa digunakan untuk membunuh larva adalah dengan
menggunakan larvasida. Larvasida yang termasuk insektisida biologis, seperti larvasida
mikroba yaitu Bacillus sphaericus dan Bacillus thuringiensis. Larvasida yang termasuk
pestisida, seperti abate (temephos), methoprene, minyak, dan monomolecular film. Nyamuk
membutuhkan air untuk berkembang biak. Larvasida meliputi pemakaian pestisida pada
habitat perkembangbiakan untuk membunuh larva nyamuk. Penggunaan larvasida dapat
mengurangi penggunaan keseluruhan pestisida dalam program pengendalian nyamuk.
Membunuh larva nyamuk sebelum berkembang menjadi dewasa dapat mengurangi atau
menghapus kebutuhan penggunaan pestisida untuk membunuh nyamuk dewasa.
2.3 Kunyit
Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu tanaman yang banyak di budidayakan di
Indonesia. Tanaman kunyit merupakan tanaman yang banyak manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari, selain sebagai bumbu, obat-obatan dan kosmetik juga sebagai bahan industri.
Kunyit telah digunakan selama lebih dari 2500 tahun di India, kemungkinan pertama kali
digunakan sebagai pewarna dan obat. Kunyit banyak digunakan dalam pengobatan Ayurveda,
karena memiliki kualitas antiseptik dan antibakteri, memiliki efek yang sama dengan fluoride
untuk gigi, menyembuhkan peradangan sendi, serta membantu masalah pencernaan dan
depresi.
Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan
baku obat juga dipakai sebagai bumbu dapur dan zat pewarna alami. Berdasarkan penelitian
Pribadi (2009), di Indonesia luas panen kunyit menempati urutan ke dua setelah jahe.
Tanaman kunyit tumbuh baik pada tanah jenis latosol, aluvial dan regosol, ketinggian tempat
240 sampai dengan 1.200 m di atas permukaan laut, dan curah hujan 2.000 sampai dengan
4.000 ml/tahun. Kunyit juga dapat tumbuh di bawah tegakan tanaman keras seperti sengon,
jati yang masih muda sekitar umur 3 sampai dengan 4 tahun, dengan tingkat naungan tidak
lebih dari 30%.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu tanaman obat temu-temuan yang berpotensi
untuk dibudidayakan. Rimpang kunyit dapat digunakan antara lain mengobati gusi bengkak,
luka, sesak nafas, sakit perut, bisul, sakit limpa, usus buntu, encok, gangguan pencernaan,
perut kembung dan menurunkan tekanan darah. Kunyit juga dapat digunakan sebagai bahan
pewarna, bahan campuran kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulan.
Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah : zat warna
kurkuminoid, minyak atsiri, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin, dammar dan mineral.
Minyak atsiri berjumlah 2 sampai dengan 5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan
fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,
atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen. Arabinosa,
fruktosa, glukosa, pati, tanin, dan dammar.
DAFTAR PUSTAKA
Manuel, F. B. and Douglas, K. A., 1992, Human Medicinal Agent From Plant, American
Chemical Society, Washington.D.C.
Maesaroh, S., 2005, Daya Larvasida Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum Linn.) Terhadap
Larva Vektor Malaria Anopheles Aconitus Donitz, Tesis, Universitas Diponegoro.
Sudarmo, S., 1989. Pestisida Tanaman. Edisi kedua. Penerbit Kanisius Yogyakarta. 124
halaman.
Pattiwael,M.R., 2004. Uji Aktivitas Larvasida dari Sponge Terhadap Larva Nyamuk Aedes
aegypti. Skripsi. Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan. Unsrat. 56 Hal.
Wibowo, A. E.., W. Sumaryono., Milnaldi. 1997. Uji Aktivitas Larvasida dan Identifikasi
Senyawa Ekstrak Rimpang Temu Lawak Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti.
Prosiding seminar nasional hasil dalam bidang farmasi. Halaman 641- 650.