Seperti yang telah diketahui bahwa, islam memiliki aturan-aturan sendiri dalam
membatasi segala aktivitas dan pergulan. Berbicara tentang pergaulan, kita sebagai
makhluk sosial tentunya tidak terlepas dari pergaulan. Baik buruknya pergaulan
tersebut tergantung individu yang berada dalam lingkaran suatu pergaula.
Sebagai manusia yang memiliki persepsi, kita pasti mengerti cara membedakan
pergaulan yang baik untuk kita, apalagi di ranah muda-mudi atau remaja. Kalau
membahsa tentang remaja, banyak sekali masalah dan kontriversial yang tidak ada
habisnya, mulai dari pendidikan, kebiasaan, etika, kebebasan, termasuk ranah
pergaulan mereka.
Remaja ini adalah kisar usia dimana seorang individu mencari jati diri dan
kemampuan. Pada masa remajalah seseorang merasakan besarnya girah hidup,
semagat yang berapi, dan keinginan yang tinggi. Mereka juga berada di fase
medewasakan diri. Di fase inilah yang menentukan masa depan para remaja. Acap
kali para remaja sering terbuai dalam pergaulan yang bebas dan melupakan proses
mereka dalam mencari jati diri.
Namun, bukannya takut dengan larangan Allah yang sudah tegas dilarang,
malahan remaja semakin senang melakukannya. Mereka berdalih “selagi muda,
nikmatilah hidup”. Itu semua bertolak belakang dengan aturan yang Allah
tetapkan untuk hidup sesuai dengan ajaran agama. Bisa kita lihat dampak buruk
dari pacaran ini, bisa terjadi zina, hamil diluar nikah, aborsi, pesta, dan yang lebih
parah pemerkosaan. Selain itu, adanya perselingkuhan dalam pacaran
menyebabkan turunnya prestasi sekolah, rasa sakit hati yang berlebihan
memupuk dendam yang tidak baik dan dilarang dalam islam. Dan tentu saya
yang tersedihnya adalah kita dapat mengecewakan orang tua yang sudah
berkorban banyak untuk kita.