PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
2. Apa saja ciri- ciri interaksi sosial?
3. Apa saja syarat terjadinya interaksi sosial?
4. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial dalam masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua
syarat berikut ini.
1. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu
lain yang bersifat langsung seperti dengan sentuhan, percakapan, maupun
tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi.
2. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada yang
lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang
lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
D. Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan
disosiatif.
1. Asosiatif
Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan.
Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan
pelaksanaannyaterdapat empat bentuk kerja sama, yaitu bargaining (tawar-
menawar), cooptation (kooptasi), koalisi, dan joint-venture (usaha
patungan) (Soerjono Soekanto, 2010:65-68).
b. Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan
kekacauan. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha
manusia untuk mencapai kestabilan. Akomodasi sebenarnya merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak
lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
3
Adapun proses akomodasi dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara
lain sebagai berikut.
4
suatu kelompok manusia atau msyarakat, muks dia tidak lagi membedakan
dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan mereka dianggap
sebagai irang asing. Dalam proses asimilasi, merekja mengidentifikasikan
dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok.
Apabila dua kelompok manusia tadi akan hilang dan keduanya lebur
menjadi satu kelompok.
d. Akulturasi
2. Disosiatif
a. Persaingan / komperatif.
5
Persaingan merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya
saling berlomba atau bersaing antarindividu atau antarkelompok tanpa
menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu
agar lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat. Persaingan mempunyai dua
bentuk, yaitu, personal competition dan impersonal competition. Personal
competition menunjuk pada persaingan antara individu dengan individu
lainnya. Misalknya, angga dan dewi bersaing merebut gelar siswa teladan
SMA tingkat kebupaten, sedangkan impersonal competition mengacu pada
persaingan yang tidak melibatkan satu per satu individu, seperti persaingan
antara satu sekolah dengan sekolah lain dalam hal menarik minat
masyarakat untuk masuk ke sekolah tersebut (Joko Sri Sukardi & Arif
Rohman, 2009: 63).
b. Kontravensi
6
Leopold Von Wiese dan Howard Backer seperti dikutip oleh Soerjono
Soekarto (1989) menyebut empat sub proses kontravensi, yaitu: 1). Proses
yang umum berupa perbuatan-perbuatan, seperti penolakan, keengganan,
perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan,
perbuatan kekerasan, dan perbuatan mengacaukan rencana pihak lain; 2).
Proses yang sederhana, seperti menyangkal pertanyaan orang lain dimuka
umum, memaki-maki orang lain, penolakan melalui surat selebaran,
memfitnah, dan sebagainya; 3). Proses yang intensif, seperti perbuatan
berkhianat, mengumumkan rahasia pihak lain, dan dan sebagainyha; 4).
Proses yang bersifat taktis perbuatan, seperti memprovokasi, intimidasi,
mengejutkan lawan, membingungkan pihak lain, dan sebagainya (Joko Sri
Sukardi & Arifn Rohman, 2009: 64).
c. Konflik.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
8
Daftar Pustaka