Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan

Dosenpembimbing:Fayakun,SH.,M.Hum.

Dibuatoleh:

( LILISNURCAHYANI )

PROGRAM STUDI : SARJANA KEPERAWATANTINGKAT / 2A


NIM : A2R20023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG

2020 - 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji ya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK BANGSA”

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk


menyelesaikantugas mata kuliah. Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami keperawatan pada maternitas yang
kami sajikan. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Dalam menyusun makalah ini kami tidak terlepas mendapatkan bantuan dari
berbagaipihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya Kepada Yang Terhormat:

Bapak Dr. H. Yitno,SKp,MPd sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada


Tulungagugung.

Bapak Fayakun,SH.,M.Hum. sebagai dosen pengajar Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan sekaligus sebagai dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan

Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIkes Hutama Abdi Husada
Tulungagung. Kami sadar bahwa, makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
katakesempurnaan.Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Tulungagung, 29 Maret 2021

Lilis Nurcahyani

i
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………..………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....iii
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
2.1 Sejarah Pancasila Pada Masa Kejayaan................................................................................5
2.2 Perjuangan Melawan Sistem Penjajahan................................................................................10
2.3 Proklamasi 1945.....................................................................................................................12
BAB III............................................................................................................................................15
PENUTUP........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.............................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini tidak terlepas dari sejarah
masalalu. Demikian pula, terbentuknya Negara Republik Indonnesia dengan pancasila
sebagaidasar negaranya tidak luput dari proses yang panjang tersebut. Sejarah masa lalu, kini,
dan masa yang akan datang merupakan suatu keterkaitan yang tidak akan terpisahkan.
Realitas kehidupan sekarang merupakan kelanjutan dari sejarah masa lalu, dan kehidupan
yang akan datang merupakan kelanjutan dari kehidupan sekarang.

Masa lalu bangsa Indonesia yang penuh dengan kepahitan, kesusahan, kesengsaraan, dan
perjuangan yang disertai pengorbanan harta maupun jiwa merupakan kenyataan yang tidak
bisa dipungkiri oleh generasi sekarang. Bahkan pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai
era reformasi sekarang. Sejarah suram bangsa Indonesia merupakan pelajaran yang sangat
berharga untuk menuju masa depan yang lebih baik serta mencapai Negara Indonesia baru
yang dicita-citakan.

Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan,


Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh
Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses terbentuknya
Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak
zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-
dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya
kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan
Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan, dalam makalah ini akan diangkat dua
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu meliputi:

1. Bagaimanakah sejarah pancasila pada masa kejayaan nasional dan perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajahan?
2. Bagaimanakah perumusan pancasila dan proklamasi kemerdekaan Indonesia serta
proses pengesahan pancasila sebagai dasar negara

3
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk :

1. Mengetahui bagaimana sejarah pancasila pada masa kejayaan nasional dan


perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.
2. Mengetahui bagaimana perumusan pancasila dan saat diproklamasikan kemerdekaan
Indonesia serta prosesnya pengesahan pancasila sebagai dasar negrara kita.

Sebagai bangsa Indonesia, penting bagi kita untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Karena sejatinya jati diri bangsa Indonesia terletak pada nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Perlu bagi kita memiliki pemahaman menganai sejarah perjuangan bangsa
Indonesia sehingga negara kita akan paham betul mengenai nilai-nilai apa yang telah tumbuh dan
menjadi jati diri bangsa sehingga menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang berdasarkan
Pancasila. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia,
Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta
sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia pada waktumendirikannegara.

Pentingnya kita mempelajari Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa


Indonesia karna Pancasila bertujuan untuk menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal
rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran
pada sejarah bangsa serta sikap menghargai jasa para pahlawan, dan berorientasi ke masa
depan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pancasila Pada Masa Kejayaan

Menurut sejarah, pada kira-kira sekitar abad VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan
Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan kemudian pada sekitar abad XIII-XVI didirikan
pula Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu kita jadikan tonggak sejarah karna
pada waktu itu bangsa Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang
mempunyai negara.baik Sriwijaya maupun Majapahit pada zamannya itu telah merupakan
negara-negara yang berdaulat,bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi nusantara ini.
Pada zaman itu Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah- ripah loh jinawi, tata-
tentram,kerta-raharja.

Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila, yakni ketuhanan, kemanusiaan,


persatuan,tata pemerintahan atas dasar musyawarah, dan keadilan social telah terdapat
sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia yang dihayati serta dilaksanakan pada
waktu menjiwai bangsa Indonesia yang dihayati serta dilaksankan pada waktu itu bangsa
Indonesia yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu hanya saja belum dirumuskan
secara kongkret. Dokumen yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur itu ialah prasasti-
prasasti Telaga Batu Kedudukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo dan Kota Kapur. Juga di
dalam Nagarakartagama karangan Mpu Prapaca di uraiakan susunan pemrintahan Majapahit
yang mencerminkan unsur musyawarah disamping hal-hal lain misalnya tentang hubungan
antara Majapahit dan negara-negara tentangga,wilayah kekuasaan Majapahit dan sebagainya.

Kehidupan dua agama, yakni Hindu Budha secara berdampingan yang membuktikan sifat
toleransi bangsa Indonesia, pada zaman itu dilukiskan oleh Mpu Tantular dalam kitabnya
Sutasoma. Itulah sebabnya maka kedua zaman itu kita jadikan pula sebagai tonggak sejarah
perjuangan bangsa kita dalam mencapai cita-citanya.

1. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan

Pada awal abad ke XVI mulai dapat suasana baru di perairan Indonesia yaitu
munculnya para pelaut berkulit putih dari eropa yang diawali oleh orang-orang Portugis.
Sejak kedatangan bangsa Portugis pada abad ke XV ketenangan perdagangan di
Indonesia mulai tergangu. Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia makin besar
setelah Portugis berhasil menguasai Bandar Malaka pada tahun 1511. Perlawanan
rakyatpun mulai timbul, terutama di Demak, Aceh, dan Ternate, mereka berjuang dengan
gigih melawan Portugis.

5
a. Perjuangan Rakyat Demak Melawan Portugis
Pada tahun 1518 sampai 1521, Pati Unus memerintahkan Demak menggantikan
ayahnya selama memerintah ia selalu memusuhi portugis karena Malaka selalu
mengimpor beras dari demak. Demak selalu berusaha menyatukan kerajaan-kerajaan
pantai utara jawa seperti Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dibawah pimpinan
Demak untuk menghadapi Portugis dan menghalau kembali ke Malaka.
b. Perlawanan Aceh melawan Portugis
Dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda rakyat Aceh berjuang mempertahankan
kedaulatan Aceh dan mengusir kekuasaan Portugis dari semenajung Malaka pada
tahun 1607 sampai 1636. Pada tahun 1629 armada besar Aceh menyerang Malaka
yang dikuasi Portugis. Berkat persatuan dan kesatuan, Aceh dapat menggagalkan
usaha penjajahan Portugis di wilayahnya.
c. Perlawanan Rakyat Ternate melawan Portugis
Dibawah pimpinan Sultan Hairun rakyat Ternate menentang kekuasaan Portugis.
Portugis terdesak lalu menawarkan perdamian dan mengajak Sultan Hairun
berunding dibenteng Portugis. Dalam perundingan tersebut Sultan Hairun itu
dihianati dan dibunuh kemarahan rakyat Maluku pun berkobar. Dibawah Sultan
Baabullah, putra Sultan Hairun, rakyat Maluku menghantam Portugis. Benteng
portugis dikepung dan akhirnya mereka menyerah dan diusir dari Ternate.

A.Pada Masa Kebangkitan Nasional

Kebangkitan nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang dipelopori
Dr. Wahidin Sudirihusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Gerakan ini merupakan awal gerakan
kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah berunculan Indische Partij dan sebagainya.
Dan munculah PNI (1927) yang dipelopori oleh Soekarno. Mulailah perjuangan bangsa
Indonesia menitik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia
merdeka. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai
penggerak kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah
air yaitu Indonesia Raya.

Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, yaitu dengan di bomnya Pearl
Harbour oleh Jepang. Dalam waktu singkat Jepang dapat menduduki daerah-daerah jajahan
sekutu (Amerika, Inggris dan Belanda) di daerah Fasifik. Demikianlah maka pada tanggal 9
maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia menghalau penjajah Belanda. Pada waktu itu Jepang

mengetahui apa yang di inginkan bangsa Indonesia yakni kemerdekaan bangsa dan tanah air
Indonesia.
6
Untuk mendapatkan bantuan rakyat Indonesia, Jepang mempropagandakan bahwa
kehadirannya dibumi Indonesia adalah justru untuk membebaskan bangsa dan tanah air
Indonesia dari penjajahan Belanda. Tipu muslihat Jepang yang demikian itu berhasil tetapi
kenyataan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada waktu itu ialah bahwa sesungguhnya
Jepang pun merupakan penjajah yang tak kurang kejamnya dibandingkan dengan penjajah
Belanda. Maka timbullah perlawanan terhadap Jepang baik secara legal maupun illegal
(pemberontakan PETA di Blitar, dll). Perang Pasifik menunjukan tanda-tanda akan berakhir
dengan kekalahan Jepang dimana-mana. Jepang berada diujung kekalahanya mencoba
menarik hati bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji Indonesia merdeka dikelak
kemudian hari apabila perang telah usai.

Badan Penyidik Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia


Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut Dokoritsu
Junbi Choosakai (selenjutnya disebut Badan Penyelidik). Badan ini kemudian terbentuk pada
tanggal 29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru mulai bekerja
pada tanggal 29Mei 1945.

Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

A. Sidang BPUPKI Pertama


Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu:

a. Mr.Muh.Yamin(29 Mei 1945)


Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr. Muh.Yamin
mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang
lengkap Badan Penyelidik. Pidato Mr. Muh. Yamin itu berisikan lima asas dasar untuk
negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan itu, yakni:

1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusian
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato, beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD
Republik Indonesia. Didalam pembukaan rancangan UUD itu tercantum perumusan lima asas
dasar negara yang berbunyi sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Kebangsaan persatuan Indonesia
7
3) Rasa kemanusian yang adil dan beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Perlu dicatat bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muh.
Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan, baik
perumusan kata-katanya maupun sistematikanya.

Mr. Muh. Yamin itu dapatlah menyakinkan kita bahwa pancasila tidaklah lahir pada
tanggal 1 Juni 1945 karena pada tanggal 29 Mei itu Mr. Muh. Yamin telah mengucapkan
pidato serta menyampaikan usul Rancangan UUD Negara Repubik Indonesia yang berisi
lima asas dasar negara. Perumusan dan sistematika yang dikemukakan Mr. Muh. Yamin pada
tanggal 29 Mei 1945 itu hampir sama dengan Pancasila yang sekarang ini (pembukaan
UUD1945).

b. Prof. Dr.Supomo (31 Mei 1945)


Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan pidato yang berisi penjelasan
masalah-masalah yang berhubungan dasar negara sebagai berikut:

1) Paham negara persatuan


2) Penghubungan antara negara dan agama
3) Sistem badan permusyawaratan
4) Sosialis menegara
5) Hubungan antar bangsa
Ia tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa kelima hal tersebut diusulkan sebagai
dasar negara. Ia mengajukan keterangan itu sebagai bahan masukan dalam perumusan
dasar negara Indonesia merdeka.

c. Ir.Soekarno(1 Juni 1945)


Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip
yang rumusanya yaitu:

1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi

8
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa Ir. Soekarno menamakan kelima asas itu
pancasila yang kemudian diusulkan sebagai dasar negara Indonesia. Dalam masa sidang
tersebut para anggota belum mencapai kesepakatan mengenai dasar negara Indonesia. Sidang
berikutnya di tunda sampai bulan juli sambil menunggu masa berikutnya, Sembilan anggota
BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ir.Soekarno,terdiri dari:

1. Ir.Soekarno
2. Drs.Moh.Hatta
3. Mr.A.A.Maramis
4. Abikusno Cokrosuyoso
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Haji Agus Salim
7. Mr. Achamad Soebarjo
8. K.H.A. Wachid Hasyim
9. Mr.Moh. Yamin
Panitia kecil (panitia Sembilan) bekerja keras merumuskan rancangan pembukaan
Undang-Undang Dasar yang nantinya harus mengandung asas dan tujuan negara Indonesia
merdeka. Akhirnya tugas itu terselesaikan pada tanggal 22 Juni 1945 dan hasil rumusannya
disebut Piagam Jakarta sesuai dengan namayang diberikan oleh Mr.Muh.Yamin.

Dalam alinea ke-4 Piagam Jakarta dirumuskan lima asas falsafah negara Indonesia
merdeka sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan menjalakan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan, terutama mengenai rumusan Pancasila
kemudian dijadikan pembukaan UUD 1945.

B. Sidang BPUPKI Kedua(10 Juli - 17 Juli 1945)


Sidang kedua membahas rancangan Undang-Undang Dasar beserta pembukaannya.
Panitia perancangan UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno menyetujui bahwa Pembukaan
UUD diambil dari Piagam Jakarta. Untuk merumuskan UUD, panitia perancang membentuk
lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof. Dr. Hussein. Pada tanggal 14 Juli 1945

9
Ir.Soekarno melaporkan hasil kerjasama Panitia perancangan UUD kepada sidang sebagai
berikut :

1) Pernyataan Indonesia Merdeka


2) Pembukaan Undang-Undang Dasar
3) Undang-Undang Dasar (batang tubuh)

Akhirnya sidang BPUPKI menerima hasil kerja panitia itu. Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tangga l7 Agustus 1945. Sebagai
gantinya, dibentuk Panitia Pesiapan Kemedekaan Indonesia ( PPKI) pada tanggal 9 Agustus
1945.

2.2 Perjuangan Melawan Sistem Penjajahan


Setelah Majapahit mengalami keruntuhan pada permulaan abad ke XVI mulailah berkembang
kerajaan Islam seperti Samudra Pasai dan Demak.
Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang berupa rempah-rempah mengakibatkan
bangsa Eropa mulai berdalangan untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat dibutuhkan
mereka. Bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda mulai memasuki Indonesia untuk
mencari rempah-rempah tersebut.
Pada awal mereka ke Indonesia hanyalah untuk berdagang telapi ternyata kemudian
mereka mulai menancapkan kekuasaannya dan mulailah sejarah perjuangan bangsa Indonesia
dengan penjajahan Eropa, khususnya Belanda. Masa penjajahan Belanda inilah yang dijadikan
sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya, sebab
pada masa penjajahan Belanda ini apa yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia subelumnya
pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang.
Kedaulatan negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah diinjak-
injak oleh penjajah.

1. Perjuangan Sebelum Abad ke- XX


Sejak awal imperials menjejakkan kakinya di Indonesia, dimana-mana terjadi
perlawanan secara fisik terhadap penjajah. Kita mengenal nama-nama pahlawan bangsa yang
dengan gigih berjuang unluk membebaskan bangsanya dari penjajahan seperti Sultan Agung
di Malaram (1645), Sultan Ageng Tirtayasa dan Ki Tapa di Ranten (1650), Hasanuddin di
Makasar (1660), Iskandar Muda di Aceh (1635), Unlung Surapati dan Trunojoyo di Jawa
Timur (1670), Ibnu Iskandar di Minangkabau (1680) dan lain-lainnya.
Pada permulaan abad ke-XIX Penjajah Belanda mengubah sistem kolonialismenya yang
semula berbentuk perseroan dagang partikelir yang bernama VOC berganti nama dengan
badan pemerintahan resmi yaitu pemerintahan Hindia Belanda. Walaupun telah berganti nama,
ternyata perjuangan untuk bisa membebaskan diri dari penjajahan Belanda tidak pernah surut.
Perlawanan masih terus terjadi di berbagai daerah seperti Patimura di Maluku (1817 ), Imam
Bonjol di Minangkabau (1822 – 1837 ), Diponegoro di Mataram (1825 – 1830 ), Badarudin di
Palembang (1817), Pangeran Antasari di Kalimantan ( 1860 ), Patih Jelantik di Bali (1850),
Anak Agung Made di Lombok (1895), Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nya’ Din di
Aceh (1873-1904), Sisingamangaraja di Batak (1900).
Pada hakikatnya perlawanan terhadap belanda terjadi hampir diseluruh daerah di
Indonesia tetapi perjuangan itu belumlah berhasil karena perlawanan masih bersifat
10
kedaerahan dan dilakukan secara sendiri-sendiri, dan masih kurangnya persatuan dan
kesatuan.
2. Kebangkitan Nasional 1908

Pada permulaan abad ke XX Bangsa Indonesia mengubah cara-caranya dalam melakukan


perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kegagalan perlawanan secara fisik yang tanpa
koordinasi pada masa lain mendorong pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia abad ke XX
untuk mengubah bentuk perlawanannya yaitu dengan membangkitkan kesadaran bangsa
Indonesia akan pentingnya bernegara.
Usaha yang dilakukan adalah dengan mendirikan berbagai macam organisasi politik
disamping organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial. Budi Utomo
merupakan organisasi pertama yang didirikan tangal 20 Mei 1908 oleh dr. Wahidin
Sudirohusodo merupakan perinlis kearah tercapainya cita-cita nasional. Kemudian
bermunculanlah organisasi pergerakan lainnya seperti Sarikat Dagang Islam (1909) kemudian
berubah bentuknya menjadi pergerakan politik dan mengganti namanya menjadi Sarikat Islam
(1911) dibawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Kemudian berikulnya muncul Indische Partij
(1913) dibawah pimpinan Douwes Dekker, Cipto Mangun Kusumo dan KI Hajar Dewantara,
dan karena terlalu radikal pemimpinnya dibuang ke luar negeri (1913). Dan perjuangan tidak
pernah kendur dan kemudian pada tahun 1927 berdiri Partai nasional Indonesia yang
dipelopori oleh Ir. Soekarno dan kawan-kawan.

3. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan yang telah dirintis dengan berdirinya
Budi Utomo, akhimya menumbuhkan tekad para pemuda untuk mengikrarkan sumpah yang
dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928, yang kemudian dikenal dengan nama
Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan akan adanya satu bangsa, satu tanah air dan satu
bahasa yakni Indonesia.
Melalui sumpah pemuda jelaslah keinginan bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanah
air dan bangsa Indonesia. Sebagai realisasi perjuangan bangsa pada tahun 1930 berdirilah
Partai Indonesia (Panindo) sebagai pengganti PNI yang dibubarkan. Kemudian golongan
Demokrat yang terdiri dari Moh, Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan PNI Baru, dengan
semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

4. Perjuangan Bangsa Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah perang Pasifik, dengan dibomnya Pearl
Harbour oleh Jepang dan kemudian dalam waktu singkat Jepang berhasil menduduki daerah-
daerah jajahan sekulu di Pasifik. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang masuk ke
Indonesia menggantikan penjajahan Belanda.
Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia
dari cengkeraman Belanda. Oleh karena itu Jepang memperbolehkan pengibaran bendera
merah putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya, akan tetapi itu hanya muslihat Jepang
agar rakyat Indonesia membantu Jepang menghancurkan Belanda.
Kenyataan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia bahwa Jepang tidak kurang kejamnya
dengan Belanda, kemerdekaan yang didambakan tidak kunjung tiba, bahkan terasa semakin
11
menjauhi bersamaan dengan semakin mengganasnya bala tentara Jepang. Kekecewaan rakyat
Indonesia akibat perlakuan Jepang menimbuikan perlawanan terhadap Jepang baik secara
illegal maupun secara legal, seperti pemberontakan Peta di Blitar. Sejarah kemudian
menentukan bahwa Jepang mengalami kekalahan-kekalahan dalam perang Pasifik dan untuk
mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia, Jepang berusaha membujuk bangsa Indonesia
dengan mengumumkan janji memberikan kemerdekaan kelak di kemudian hari, apabila
perang telah selesai.
Kemudian Jepang mengumumkan janjinya yang kedua berupa kemerdekaan tanpa syarat,
yang disampaikan seminggu sebeium Jepang menyerah. Bangsa Indonesia diperkenankan
memperjuangkan kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan negara
Indonesia merdeka dihadapan musuh Jepang.
2.3 Proklamasi 1945
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Rajiman dipanggi
loleh Panglima tertinggi Mandala Selatan Jepang yang membawahi seluruh Asia Tenggara,
yakni Marsakal Darat Hisaici, ke markas besarnya di Dalat (Vietnam Selatan). Marsekal
Terauci menyampaikan kepada ketiga pemimpin itu bahwa pemerintahan Jepang telah
memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sesuai dengan BPUPKI,
para anggota PPKI, kecuali yang berkewarganegaraan Jepang, bertugas mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Yang ditunjuk sebagai ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Drs.Moh
Hatta sebagai wakilnya.

Berita penyerangan Jepang kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah diketahui
oleh sebagian pemimpin Indonesia terutama para pemimpin muda. Golongan pemuda
menghendaki agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa
campur tangan Jepang, sementara Soekarno-Hatta ingin berbicara lebih dulu dengan pihak
Jepang lalu merapatkanya dalam PPKI. Golongan pemuda tetap memaksakan kehendaknya
dan rencana itu dilaksanakan oleh Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih. Pada
tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta dibawa k eRenggas denglok, sebuah kota
kewedanaan di sebelah utara Karawang yang telah diambil alih dari kekuasaan jepang dan
merupakan tempat kedudukan sebuah kompi tentara Peta dibawah Syudanco Subeno.
Berdasarkan perundingan dan tercapainya kata sepak atantara Mr. Ahmad Subarjo dari
golongan tua dan Syudanco Subeno dari golongan pemuda, Mr. Ahmad Subarjo menjamin
bahwa proklamasi akan dirumuskan keesokan harinya.

Setelah tiba di Jakarta dari Rengasdenglok, Soekarno dan Hatta langsung dibawa
kerumah Laksamana Muda Maeda, seorang kepala perwakilan angkatan laut Jepang di
Jakarta tempat Achmad Subarjo bekerja sebagai stafnya. Di rumah Maeda, Mr. Subarjo
memohon agar para tokoh pergerakan diperbolehkan berkumpul di rumahnya untuk
membicarakan persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia keesokan harinya. Laksamana
Maeda memberikan izin dan menjamin keselamatan mereka di rumahnya yang berlokasi di
jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta. Pada malam itu, Soekarno-Hatta menemui kepala
pemerintahan umum, Mayor Jenderal Nisyimura untuk menjajaki sikapnya. Ternyata

12
Nisyimura takut dikalahkan oleh sekutu. Dengan demikian, proklamasi kemerdekaan
memang harus dilakukan terlepas dari campur tangan Jepang.Malam itu juga musyawarah
dilaksanakan. Pembicaraan tentang perumusan Teks Proklamasi yang baru dimulai pada
pukul 23:00 dihadiri oleh para tokoh : Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. Achmad Soebarjo,
para anggota PPKI, dan para tokoh pemuda, antara lain Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah,
dan Mbah Sudiro. Ir. Soekarno yang dengan pena dan secarik kertas ditangannya
merumuskan teks proklamasi bersama Drs.Moh. Hatta dan Mr. Achmad Subarjo
menyampaikan kalimat pertama yang berbunyi, “Kami bangsa Indonesia, dengan ini
menyatakan Kemerdekaan Indonesia”. Kemudian Moh. Hatta menyempurnakan dengan
kalimat kedua : “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya”.

Teks proklamasi yang telah disusun lalu dibawa ke ruang depan untuk dimusyawarahkan.
Saat itu tumbul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani teks proklamasi tersebut.
Chaerul Saleh menyatakan tidak setuju jika teks proklamasi itu ditandatangani oleh anggota-
anggota PPKI sebab badan itu dibentuk oleh pemerintahan Jepang. Sukarni kemudian
mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas
nama bangsa Indonesia. Seluruh hadirin punsetuju. Setelah itu konsep teks proklamasi
diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Dalam pengetikan, Sayuti mengadakan
perubahan sedikit yaitu kata “tempoh” dan “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi
“Atas nama bangsa Indonesia” . Penulisan tanggal juga dirubah menjadi “Djakarta, hari
17boelan 8 tahoen 05”. Tahun 05 adalah tahun showa (Jepang), yaitu 2605 yang
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Naskah inilah yang dianggap sebagai
naskah autentik

Perumusan Teks Proklamasi hingga penandatanganan baru selesai pukul 04:00 tanggal
17Agustus 1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa proklamasi akan dibacakan
dihalaman rumah Ir.Soekarno dijalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10:00 WIB.

Walaupun isinya sangat singkat, teks proklamasi tersebut mengandung makna yang
sangat dalam karena merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang sebelumnya terjajah
menjadi bangsa yang merdeka.

Tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan adalah ibu Fatmawati karena
beliaulah yang membuat Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada upacara Proklamasi
17Agustus 1945.

C. Proses Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara


Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
mengadakan sidang yang pertama. Dalam sidang itu mereka menghasilkan beberapa
keputusan penting antara lain:
13
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh
BPUPKI yang sekarang dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
b. Memilih Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.
c. Dalam masa peralihan, Presiden oleh sementara waktu akan dibantu oleh sebuah
Komite Nasional.
Dalam sidangnya yang pertama pada tanggal 29 Mei dengan tanggal 1 Juni 1945, badan
ini membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil dari
pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang kedua pada tanggal 10 Juli
sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan undang-undang dasar. Setelah
mengalami beberapa perubahan oleh PPKI, rancangan inilah yang kemudian disahkan
sebagai Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan terakhir Pancasila yang benar dan berlaku
sekarang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas yang telah menjadi jawaban dari permasalahan yang ada
pada makalah ini, maka kami dapat menyimpulkan bahwa:

1. Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan, Menurut sejarah pada kira-kira sekitar abad
VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan,
dan kemudian pada sekitar abad XIII-XVI didirikan pula Kerajaan Majapahit di Jawa
Timur. Kedua zaman itu kita jadikan tonggak sejarah karna pada waktu itu bangsa
Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang mempunyai negara.
Baik Sriwijaya maupun Majapahit pada zamannya itu telah merupakan negara-negara
yang berdaulat, bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi nusantara ini. Pada
zaman itu Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah- ripah loh jinawi, tata-
tentram ,kerta-raharja. Dan sejak kedatangan bangsa Portugis pada abad ke XV
ketenangan perdagangan di Indonesia mulai tergangu. Ancaman terhadap
kemerdekaan Indonesia makin besar setelah Portugis berhasil menguasi Bandar
Malaka pada tahun 1511. Perlawanan rakyat pun mulai timbul, terutama di Demak,
Aceh, dan Ternate, mereka berjuang dengan gigih melawan Portugis.
2. Kebangkitan Nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang
dipelopori Dr. Wahidin Sudirihusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Dan munculah PNI
(1927) yang dipelopori oleh Soekarno. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928
lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak kebangkitan nasional yang menyatakan
satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
Pada tanggal 1Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang
disebut Dokoritsu Junbi Choosakai (selenjutnya disebut Badan Penyelidik).Badan ini
kemudian terbentuk pada tanggal 29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28
Mei 1945 dan baru mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945.

Dan Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesiayang di awali


dengan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei dengan tanggal 1 Juni 1945, badan
ini membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil dari
pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang kedua pada tanggal
10 Juli sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan undang-undang
dasar. Setelah mengalami beberapa perubahan oleh PPKI, rancangan inilah yang
kemudian disahkan sebagai Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan terakhir Pancasila
yang benar dan berlaku sekarang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

15
1945.

B. Saran
Adapun saran dari kelompok kami dengan dibuatnya makalah tentang Pancasila
dalam Kontek Sejarah Pejuangan Bangsa Indonesiaini bisa menumbuhkan kesadaran
pada diri kita bahwa pentingnya kita mempelajari sejarah pancasila karena dapat
menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan
semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa serta
sikap menghargai jasa para pahlawan,dan berorientasi kemasa depan.

16
DAFTAR PUSTAKA

A.Rahmat H.I.2007.Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi


Mengembangkan Etika Berwarganegara.Jakarta:Salemba

M.Setiadi,Elly.2005.Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan


Tinggi.Jakarta:Pt Gramedia Pustaka Utama

Santiaji.P. 1988.Pancasila Suatu Tinjauan Filosofis, Historis Dan


Yuridis Konstitusional.Surabaya:Usaha Nasional

Zubaidin,Achmad.2002.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta:Paragdigma

17

Anda mungkin juga menyukai