Anda di halaman 1dari 19

Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak dengan

“Varisella (Cacar Air)”

Disusun oleh:

1. Anggi Raditia (P1337420618005)

2. Yuda Valentino (P1337420618055)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019/2020
BAB I
KONSEP DASAR

A. Pengertian

Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang anak
dan merupakan penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis varicella
tidak berat namun pada remaja, orang dewasa dan anak dengan status
imunitas menurun dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian. (Sari
Pediatri 2010;11 (6):440-47)

Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)

Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di


kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah
infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat
gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).

Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel dikulit
dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000).

Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang disertai
gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi bagian
sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).

Varicella dalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai dengan gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Penyakit ini merupakan hasil dari
infeksi primer pada penderita rentan.
B. Epidimiologi

1. Frekuensi

Di Amerika
Serikat,
frekuensi
tergantung
musim,
biasanya bulan
Maret dan
April. Sebelum
faksin
diseberkan,
dilaporkan terjadi 4 juta kasus Varicella. Penyakit ini responsibel pada
11.000 kasus dirumah sakitdalam setahun dan terjadi 50-100 kasus
kematian. Saat ini, kurang dari 10 kematian dalam setahun menimpa
mereka yang belum diiminisasi. Sedangkan yang Internasional, secara
Universal varicella cenderung merata, diperkirakan terjadi 60 juta kasus
dalam setahun. Varicella lebih pengaruh pada individu yang tidak
mempunyai kekebalan. Mungkin ada 80 – 90 juta kasus diseluruh Dunia.

2. Morbilita / Morbiditas

a. Banyak terjadi pada anak usia 1 – 4 tahun, diperkirakan dua


kematian tiap 10.000 kasus

b. Kebanyakan kematian di Amerika Serikat terjadi sebelum ada


vaksinasi dan bersama dengan ensefalitis pneumonia, infeksi bakteri
sekunder, dan syndroma Reye.

c. Mortalitas pada anak-anak dengan immunocompromised lebih


tinggi.
d. Penyakit ini lebih serius pada neonatus, tergantung kapan infeksi
terhadap ibunya.

e. Ras

Tidak ada predileksi ras tertentu.

f. Sex

Tidak ada predileksi jenis kelamin.

g. Umur

Incidine tertinggi varicella pada anak 1 – 6 tahun, Anak dengan


umur lebih dari 14 tahun hanya sekitar 10% dari kasus Varicella.

C. Etiologi

Virus Varicella Zoster, termasuk Famili


Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela
disebabkan oleh Herpes virus varicella atau
disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z).
Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes
zoster. Kedua penyakit ini mempunyai
manifestasi klinis yang berbeda.

Diperkirakan bahwa setelah ada


kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita
varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten
(tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh
trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.

Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah
penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat
diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru
embrio manusia.
D. Klasifikasi Varicella

Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :

1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut
sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf
pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan
neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah
(2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita
varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali
menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis
infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan
antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.

2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari
sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang
terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan
varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal
sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5
hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena
mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari
anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam
masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau
saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir.
Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah
diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia,
varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir
intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan
sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan
antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan
varisela maternal.

E. Patofisiologi

Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit


di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari
sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh,
tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata ,
termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari
seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa
gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan
terlepas.

Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari
satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau
bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung
dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-
paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah
melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke
jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-
kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan
anak-anaknya terkena cacar air lebih dini. Varicella pada umumnya
menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela
terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini
tidak begitu berat.

Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak


remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus
varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin
bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin
bertambah berat.

F. Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium


prodormal, stadium erupsi.

1. Stadium Prodormal, timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai.


Individu akan merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3
hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia, dan malaise.

2. Stadium erupsi, 1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops
on rose petals” tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat
akan terdapat badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian
badan yang tertutup, jarang pada telapak tangan dan telapak kaki.
Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat).

Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula


kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini
disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12 jam,
sehingga varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan
bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut
polimorf.

Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap
pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang
lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak
umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat
seperti tetesan air mata/embun “tear drops”.

G. Pathway
H. Faktor Resiko
1. Neonatus pada bulan pertama memungkinkan terkena vericella yang
berat, kecuali ibunya dengan seronegatif.

2. Orang dewasa

3. Pasien yang sedang mendapat terapi steroid dosis tinggi dalam


pengobatan 2 minggu.

4. Pasien dengan penyakit keganasan, semua pasien anak kecil dengan


kanker beresiko menderita varicella yang berat.

5. Stadium immunocompromised misal, keganasan sedang terapi


antimalignansi, HIV, dan semua kondisi imunodesiensi didapat maupun
congenital.

6. Wanita yang sedang hamil beresiko tinggi varicella, terutama dengan


pneumonia.

I. Komplikasi

1. Infeksi bakteri sekunder.

2. Komplikasi pada SSP (ataksia cereberal post infeksi akut, ensefalitis,


Sindroma Reya, meningitis aseptik, GBS, dan poliradikulitis.)

3. Pneumonia

4. Herpes Zoster

5. Otitis Media

6. Trombositopenia

7. Hepatitis

8. Glumerulonefritis

9. Varicella Hemoragik
J. Diagnosa Banding

1. Pemfigoid bulosa

2. Dermatitis Herpetiformis

3. Drug Eruption

4. Eritema Multiforme

5. Herpes Simplek

6. Impetigo

7. Insect Bite

8. Syphilis

K. Pencegahan

1. Vaksinasi

a. Vaksin varicella terdiri dari virus varicella yang dilemahkan

b. Pemberian vaksin varicella telah memberikan perlindungan terhadap


varicella hingga 70 – 100% , dan vaksin lebih efektif apabila
diberikan pada anak setelah usia 1 tahun.

2. Imunoglobin Varicella Zoster (VZIG)

a. Diberikan sebagai profilaksis setelah terpapar virus, dan terutama


pada orang-orang dengan resiko tinggi.

b. Dosis yang diberikan adalah125 IU / 10 kbBB. 125 IU adalah dosis


minimal, sedangkan dosis maksimal adalah 625 IU dan diberikan
secara intramuskular.

c. VZIG hanya mengurangi komplikasi dan menurunkan angka


kematian varicella sehingga pada orang-orang yang tidak
mengalami gangguan imunologi lebih baik diberikan vaksin
vericella. Indikasi pemberian VZIG :

1) Bayi baru lahir dari ibu yang menderita vericella 5 hari sebelum
sampai 2 hari setelah melahirkan

2) Anak-anak dengan leukimia atau limfoma yang belum


divaksinasi

3) Penderita dengan HIV AIDS atau dengan imunodefisiensi

4) Penderita yang mendapatkan terapi imunosupresan (steroid


sistemik)

5) Wanita hamil

Orang-orang dengan sistem imun yang lemah dan belum


pernah menderita varicella.

L. Penatalaksanaan

1. Penderita sebaiknya diisolasi dari penderita lain.

2. Antihistamin oral seperti Diphenhydramine Hydroxyzine diberikan bila


pruritus hebat. Pemberiannya sebaiknya secara topikal karena
toksisitasnya. Dapat terjadi absorpsi sistemik.

3. Aceteminofen diberikan untuk mengurangi demam.

4. Acyclovir intravena direkomendasikan hanya pada penderita anak-anak


yang immunocompromisid atau dengan pneumonia atau ensefelitis
varicella.

5. Acyclovir oral sebaiknya diberikan pada penderita yang lebih dewasa


pada saat awal sakit.
6. VZIG diberikan 96 jam setelah terpapar pada orang-orang dengan
resiko tinggi.

M. Prognosis

1. Pada varicella tidak berat prognosis baik.

2. Angka kematian dari pneumonia varicella adalah 10% pada orang-orang


dengan sistem imun baik, dan 30% pada penderita yang
immunocompromised

3. Bila seseorang telah terinfeksi varicella, akan memberikan ketahanan


seumur hidup walaupun terinfeksi sekunder pernah dilaporkan.

4. Angak morbiditas dan mortalitas cukup tinggi terjadi pada anak-anak


yang menderita varicella dengan immunocompromised

5. Bila varicella terjadi pada neonatus, angka kematian dapat mencapai


hingga 30%.Pada neonatus kematian umumnya disebabkan karena gagal
napas akut, sedangkan pada anak dengan degenerasi maligna dan
immunodefisiensi tanpa vaksinasi atau pengobatan antivirus, kematian
biasanya disebabkan oleh komplikasinya. Komplikasi tersering yang
menyebabkan kematian adalah pneumonia dan ensefalitis.

N. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

2. Pencitraan

Foto thorax diindikasikan bila pada penderita menunjukkan


adanya tanda-tanda gangguan pulmonal.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


VARICELLA (CACAR AIR)

A. Pengkajian

1. Data subjektif

Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan
sakit kepala.

2. Data Objektif

a. Integumen : kulit hangat, pucat. adanya bintik-bintik kemerahan


pda kulit yang berisi cairan jernih. Pada kulit dan membran
mukosa : Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai
dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian
berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang
dimulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal ke muka
dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum
dan konjunctiva.

b. Suhu : dapat terjadi demam antara 38℃-39℃.

c. Metabolik : peningkatan suhu tubuh.

d. Psikologis : menarik diri.

e. GI : anoreksia.

f. Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.

B. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan leukosit biasanya mennjukkan hasil yang normal,


rendah, atau meningkat sedikit. Multinucleated giant cells pada
pemeriksaan Tzanck smear dari lepuhan kulit. Hasil positif pada
pemeriksaan kultur jaringan.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Hypertermi berhubungan dengan penyakit

2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik


(mis tekanan, koyakan, friksi)

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan


jaringan kulit.

D. Intervensi Keperawatan
No Dx keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Hypertermi Setelah dilakukan 1.   Observasi TTV :    TTV merupakan
berhubungan tindakan suhu, nadi, tekanan acuan untuk mengetahui
dengan penyakit keperawatan darah, pernapasan keadaan umum pasien
selama 1 x 24 jam
2.   Berikan    keterlibatan keluarga
menujukan
penjelasan tentang sangat berarti dalam
temperatur dalan
penyebab demam proses penyembuhan
batas
atau peningkatan pasien di rumah sakit
suhu tubuh
3.   Beri kompres
   kompres hangat
hangat di daerah
memberikan efek
ketiak dan dahi
vasodilatasi pembuluh
darah sehingga dapat
meningkatkan
pengeluaran panas tubuh
melalui pori-pori
   mencegah terjadinya
peningkatan metabolisme
4.   Anjurkan klien tubuh dan membantu
untuk istirahat di proses penyembuhan
tempat tidur / tirah
baring    pakaian yang tipis
akan membantu
mengurangi penguapan
tubuh
5.   Anjurkan untuk
menggunakan
pakaian yang tipis
dan menyerap
keringat    peningkatan intake
cairan perlu untuk
6.   Monitor dan catat
mencegah dehidrasi
intake dan output dan
berikan cairan
intravena sesuai
program medic
7.   Kolaborasi    antipiretik berfungsi
dengan dokter dalam dalam menurunkan suhu
pemberian obat tubuh
antipiretik
2 Kerusakan Setelah dilakukan 1.   Terapkan prinsip    prinsip pencegahan
integritas tindakan pencegahan luka luka dekubitus, meliputi
jaringan keperawatan dekubitus. mengurangi atau merotasi
berhubungan selama 2 x 24 jam tekanan dari jaringan
dengan faktor lunak.
mencapai
mekanik (mis
penyembuhan    meminimalkan
tekanan,
tepat waktu dan 2.   Atur posis pasien terjadinya jaringan yang
koyakan, friksi)
adanya regenerasi senyaman mungkinn terkena dekubitus
jaringan
   luka yang lembab
dapat mempercepat
3.   Balut luka dengan kesembuhan.
balutan yang
mempertahankan
kelembaban
lingkungan diatas
dasar luka.

3 Gangguan citra Setelah dilakukan 1.   Bantu    memanfaatkan


tubuh tindakan memaksimalkan kemampuan dapat
berhubungan keperawatan kemampuan yang menutupi kekurangan.
dengan luka pada selama 1 x 24 dimiliki pasien saat
kulit jam pasien dapat ini.
menerima keadaan
2.   Eksplorasi
tubuhnya
aktivitas baru yang    memfasilitasi dengan
dapat dilakukan. memanfaatkan keletihan.

4 Kurang Setelah dilakukan 1.   Jelaskan kembali    Memberikan


pengetahuan tindakan mengenai kesempatan
tentang kondisi keperawatan patofisiologi / mengklarifikasi
dan kebutuhan selama 1 x 24 prognosis penyakit kesalahan persepsi dan
pengobatan jam  terjadiadanya keadaan penyakit yang
pemahaman ada sesuai dengan yang
kondisi dan ditangani
kebutuhan
   Tidak ada
pengobatan
pemahaman terhadap
obat-obatan yang dapat
2.   Tinjau kembali merupakan penyebab
obat-obat yang kecemasan keluarga
didapat

5 Resiko tinggi Setelah dilakukan 1.   Tekankan    mencegah


terjadi infeksi tindakan pentingnya teknik kontaminasi silang,
berhubungan keperawatan cuci tangan yang baik menurunkan resiko
dengan selama 1 x 24 jam untuk semua individu infeksi
kerusakan di yang datang kontak
jaringan kulit harapkan mencapa dengan pasien.
i penyembuhan
2.   Gunakan skort,
luka tepat waktu
sarung tangan,    mencegah masuknya
dan tidak demam
masker dan teknik organisme infeksius
aseptic, selama
perawatan kulit.
3.   Awasi atau batasi    mencegah
pengunjung bila kontaminasi silang dari
perlu. pengunjung.

4.   Cukur atau ikat    rambut merupakan


rambut di sekitar media yang baik untuk
daerah yang terdapat pertumbuhan bakteri.
erupsi.
5.   Bersihkan    meningkatkan
jaringan nekrotik / penyembuhan.
yang lepas (termasuk
pecahnya lepuh)  Indikator terjadinya
infeksi.
6.   Awasi tanda vital

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang
anak dan merupakan penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis
varicella tidak berat namun pada remaja, orang dewasa dan anak dengan
status imunitas menurun dapat meningkatkan angka kesakitan dan
kematian.0

B. Saran
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air merupakan
penyakit menular yang umumnya menyerang anak-anak, untuk
pencegahan penyakit ini sebaiknya anak diberikan vaksin sejak dini yaitu
setelah anak berusia 1 tahun dengan alasan pemberian vaksin diusia
setelah 1 tahun akan lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu penyakit kulit/editor, Marwali Harahap : copy editor, Lani Rachmah dan
Patricius Cahanar.- Jakarta : Hipokretes, 2000.
Doengoes, Marilynn. E,.(2001). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Adhi Djuanda (2003). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK
Universitas Indonesia, Jakarta, 2003.

June M. Thomson, et. al. (2006). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby
Company, Toronto.

Anda mungkin juga menyukai