Anda di halaman 1dari 2

Dalam sambutannya Yoherman mengatakan Minangkabau merupakan suku bangsa yang

memiliki wilayah yang luas, karena memiliki wilayah yang luas itu tentulah mempunyai
peraturan untuk mengatur kehidupan bermasyarakatnya. Seperti dalam pepatah Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

Namun tatanan norma itu sudah tidak menjadi tolak ukur lagi bagi masyarakat Minang dalam
kehidupan sehari-hari khususnya remaja. Untuk itu dibutuhkan peran keluarga yg kuat
khususnya orang tua serta mamak yang dapat mempertahankan  adat dalam keluarga.

Selanjutnya Yoherman mengatakan sangat mengapresiasi acara seminar ini  dan sangat perlu
terus menerus dilakukan agar budaya minangkabau tidak habis dikikis zaman yang serba
canggih saat ini. “Kita sangat mendukung kegiatan yang ibuk-ibuk lakukan ini, semoga
kedepannya bisa menjadi agenda rutin yang diadakan oleh GOW,” pungkasnya.

Hadir dalam acara seminar tersebut Ketua GOW Kota Payakumbuh Maghdalena Erwin
Yunaz, Penasehat Organisasi Wanita Henny Riza Falepi, Narasumber Prof. Putri Reno
Raudhah Thaib, Serta 150 orang ibu-ibu Gabungan Organisasi Wanita yang ada di Kota
Payakumbuh.

Dalam sambutannya Penasehat Organisasi Wanita Henny Riza Falepi mengatakan bicara
budaya minangkabau tidak akan lepas dari berbagai macam falsafah adatnya yang kaya akan
makna dan filosofi kehidupan masyarakatnya yang sangat memegang teguh adat.

Katanya, berbagai macam filosofi atau ungkapan ungkapan adat yang memberikan contoh
untuk bertindak bagi masyarakat khususnya keluarga di minangkabau, diantaranya ialah
ungkapan adat “ Tau di kato nan Ampek” tahu dengan kata yang empat, kato mandaki, kato
manurun, kato mandata, kato malereng yang merupakan sebuah ungkapan pendidikan
bagaimana cara berbicara dan bersikap kepada orang yang lebih tua.

“Untuk itu Marilah kita bersama menanamkan nilai-nilai adat minangkabau kepada anak
kemenakan kita  seperti dalam filsafah minang Adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah agar adat kita orang minangkabau tidak terkikis dan hilang oleh perkembangan
zaman,” pungkas Henny.

Sebagai Narasumber Prof. Putri Reno Raudhah Thaib menjelaskan Falsafah budaya adat
Minangkabau sangat kuat manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari khususya sebagai
pedoman untuk ketahanan keluarga. Falsafah yang sangat terkenal dan sudah sering didengar
publik “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang artinya adat bersendi kepada
agama, agama bersendi pada Al qur’an.

Dari falsafah tersebut agama yang dimaksud adalah agama Islam dan al qur’an merupakan
hukum tertinggi yang mengatur dalam ajaran adat Minangkabau. Dari makna yang ada
tergambar bahwasanya adat dan agama saling bergandeng dan saling sejalan.

Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dalam hal ini yang paling sering menjadi
sorotan dan kajian dalam kehidupan masyarakat Minangkabau yaitu kawin sapasukuan,
pembagian harta warisan, dan garis keturunan menurut garis ibu, serta pedoman untuk
menjalani kehidupan dalam keluarga.
“Untuk itu kita sebagai orang minang yang memegang teguh adat kita, tetaplah berpegang
teguh kepada adat, karena dengan adanya adat, kita dapat menyelesaikan permasalahan
apapun dengan cara kekeluargaan yang kuat,” ujarnya

Putri menambahkan Permasalahan yang sering terjadi di kehidupan kita yaitu adalah
pedoman hidup dalam berkeluarga. Zaman sekarang ini sudah jarang sekali kita melihat
penyelesaian permasalahan menggunakan adat yang telah dahulu dilakukan oleh para niniak
mamak.

Tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya Adat, agama Islam dan al’quran itu
sudah sesuai dengan falsafah yang dipegang, namun terkadang kurangnya pemahaman
masyarakat Minangkabau tentang sistim Matrilineal menyebabkan terjadinya kesenjangan
sehingga ada anggapan orang Minangkabau tidak selaras lagi dengan falsafah yang dianut
yaitu Adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah.

Sebagai narasumber Putri berharap dengan adanya seminar adat ini kita bisa kembali
memegang teguh nilai-nilai adat minangkabau untuk dijadikan pedoman dalam ketahanan
keluarga di era globalisasi ini.  Acara seminar adat ini diakhiri dengan pembagian hadiah dan
makan bersama seluruh anggota GOW se-Kota Payakumbuh. (us)

Anda mungkin juga menyukai