Anda di halaman 1dari 18

METODOLOGI PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN
MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

DISUSUN OLEH:

ANGEL JEKITA RAMBU (12180280)

MANASENA SUSANA GIBANNEBIT GIBAN (12180394)

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

FAKULTAS BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2021
A. LATAR BELAKANG

Sebuah perusahaan didirikan karena memiliki tujuan jangka panjang yang jelas dan tentunya
ingin dicapai. Dalam praktiknya, tujuan dari pendirian perusahaan adalah sama, hanya saja cara
untuk mencapainya yang berbeda. Ada beberapa tujuan perusahaan yang dirangkum dari
pendapat beberapa ahli keuangan yaitu, tujuan yang pertama adalah memaksimalkan nilai
perusahaan. Tujuan yang kedua memaksimalkan laba. Tujuan yang ketiga menciptakan
kesejahteraan bagi stakeholder.Tujuan yang keempat menciptakan citra perusahaan, dan tujuan
yang kelima adalah meningkatkan tanggung jawa sosial (Kasmir,2010:8). Nilai perusahaan
merupakan total nilai dari harga pasar baik utang-utang perusahaan maupun saham perusahaan.
Nilai pasar utang perusahaan merupakan nilai yang selalu berubah berdasarkan kondisi. Nilai
perusahaan sendiri merupakan persepsi atau pandangan investor terhadap tingkat keberhasilan
suatu perusahaan yang sering berkaitan dengan harga saham. Nilai perusahaan berkaitan dengan
harga saham dan laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Mudjijah et al., 2019).Tolak ukur bagi
para investor dalam menilai sebuah perusahaan yaitu dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Apabila laba perusahaan tinggi maka akan mempengaruhi harga
saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan akan ikut serta tinggi (Muliani et al., 2014).
Laba perusahaan merupakan indikator perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para
penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Rahayu et al., 2010). Secara garis
besar, untuk memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama, dibutuhkan kerja sama dari
berbagai pihak dalam perusahaan. Departemen keuangan adalah yang paling berkepentingan
terhadap pengelolaan keuangan perusahaan yang tentunya memiliki tugas berat (Kasmir,
2010:8). Perkembangan perusahaan dan persaingan yang ketat menjadi permasalahan tersendiri
yang harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan memerlukan dana dan modal
untuk kegiatan operasionalnya. Perdagangan saham menjadi salah satu opsi yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tentu saja informasi mengenai kondisi perusahaan menjadi
tuntutan tersendiri karena sangat berharga bagi para investor maupun calon investor. Laporan
keuangan adalah salah satu poin penting yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai
perusahaan dalam suatu waktu tertentu. Islahudin (2008) menyatakan bahwa nilai perusahaan
merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan merupaka harga sebuah saham yang telah
beredar di pasar saham yang harus dibayar oleh investor untuk dapat memiliki sebuah
perusahaan. Islahudin (2008) juga menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Mahendra et al. (2012)
menyebutkan bahwa nilai perushaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas
perusahaan dengan hutang perusahaan. Nilai perusahaan juga dapat dilihat dari kemampuan
sebuah perusahaan membayar deviden. Jika perusahaan memperoleh laba tinggi, maka
kemampuan perusahaan akan membayarkan deviden juga tinggi, sebaliknya seperti itu. Dengan
deviden yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005). Kondisi
suatu perusahaan dari sisi kinerja keuangan, yang mana mempunyai pengaruh langsung dan
positif terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini contohnya adalah harga saham, yang mana
artinya informasi tentang pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh publik. Nilai perusahaan
merupakan hal yang sangat penting, dengan nilai perusahaan yang sangat tinggi akan diikuti oleh
tingginya kemakmuran bagi pemegang saham. Semakin tinggi harga saham, maka meningkatnya
nilai perusahaan yang akan menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Peningkatan nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran pemilik
perusahaan, sehingga pemilik perusahaan akan mendorong para manajer agar bekerja lebih keras
lagi dengan menggunakan insentif untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Meningkatnya nilai
perusahaan merupakan sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, maka
kesejahteraan para pemilik perusahaan juga akan meningkat. Beberapa variabel kuantitatif yang
sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan menurut (KeownandJohn,2011:240)
adalah sebagai berikut, yang pertama merupakan Nilai Buku (book value), yaitu nilai dari aktiva
yang ditunjukkan pada laporan neraca perusahaan. Nilai ini menggambarkan biaya historis aset
dari pada nilai sekarang. Sebagai contoh, nilai buku saham preferen suatu perusahaan adalah
jumlah yang dibayarkan oleh investor yang awalnya untuk membayar saham tersebut dan jumlah
yang diterima oleh perusahaan ketika saham diterbitkan. Selanjutnya adalah Nilai likuiditas yang
pengertiannya adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aset dijual secara individual
dan bukan sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan. Contohnya, jika operasional perusahaan
dihentikan dan asetnya dibagi serta dijual, maka harga jual tersebut merupakan nilai likuiditas
aset. Variabel ketiga adalah Nilai Harga Pasar dari suatu aset yang merupakan nilai teramati
untuk aktiva yang ada dipasaran. Nilai ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan
yang bekerja sama di pasaran, dimana pembeli dan penjual menegoisasikan harga yang diterima
untuk aktiva tersebut. Banyak aspek yang dapat memengaruhi nilai perusahaan, namun pada
penelitian ini peneliti hanya fokus pada beberapa aspek yang digunakan dalam mendukung nilai
perusahaan dan dijadikan para investor sebagai tolak ukur untuk mengetahui aspek-aspek yang
memengaruhi perkembangan kondisi perusahaan yaitu kinerja keuangan, dan struktur modal.

Mahendra et al. (2012) kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Untuk meningkatkan dan menjaga
kinerja keuangan adalah sebuah keharusan yang dilakukan bagi sebuah perusahaan supaya
saham tetap diminati oleh investor. Kinerja keuangan perushaan dapat dilihat dan ditentukan
dengan kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Infomasi keuangan tersebut
mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada
pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator perusahaan, dan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan (Sofyan, 2004). Dengan begitu para investor dan kreditur
dapat menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba
perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar hutang kepada kreditur
berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi
perusahaan. Efektivitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur-unsur laporan keuangan. Dalam
perusahaan terdapat salah satu faktor untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaan yaitu
margin laba. Meningkatnya margin laba akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan dana internal, yang akhirnya akan meningkatkan pula pertumbuhan berkelanjutan
pada perusahaan. Kinerja keuangan yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA)
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aset tertentu (Zuliarni, 2012). Kinerja keuangan perusahaan mempunyai pengaruh
terhadap perusahaan harga saham, yang artinya bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan
direspon positif oleh investor, sehinggaakan meningkatkan harga saham. Kegiatan
memaksimalkan revenue disebut juga peningkatan profitabilitas, sedangkan menekan expense
disebut juga peningkatan efisiensi. Kinerja perusahaan yang baik akan berdampak pada deviden
yang akan diterima pemegangsaham, karena deviden selalu didasarkan pada laba bersih tahun
berjalan dan laba bersih adalah ukuran kinerja keuangan perusahaan. Manajer yang memiliki
saham perusahaan akan menikmati pembagian deviden ini. Kinerja atau prestasi kerja adalah
hasil kerja seseorangs elama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target atau sasaran(Sitorus,2009:33). Jadi kinerja keuangan perusahaan adalah
suatu hasil yang telah dikerjakan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan atau target yang
dilaksanakan secara legal, tidak melanggar hukum serta sesuai dengan tanggung jawab.
Penelitian yang dilakukan oleh Mudjijah et al. (2019) menyatakan bahwa kinerja keuangan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis
rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan
(Kasmir,2010:110-106). Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan,yaitu Rasio likuiditas (liquidity
ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek. Selanjutnya adalah Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis
rasio keuangan yang ketiga adalah Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivay ang dimilikinya.
Jenis keempat adalah Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuanperusahaandalam mencari keuntungan. Kelima adalah Rasio pertumbuhan (growth
ratio), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sector usahanya. Jenis rasio keuangan
yang terakhir adalah Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasarusahanya diatas biaya investasi, seperti:rasio
harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar terhadap nilai buku. Dari keenam rasio
tersebut,yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan perusahaan
adalah Return On Asset(ROA).Return On Asset(ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitasyang dimaksudkan untukmenilaikemampuan perusahaandalam mencari keuntungan.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan
rasio yang Menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan
(Kasmir,2010:115). Hal ini dapat diartikan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, maka semakin meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2013-2017 pada perusahaan yang telah melakukan penelitian dengan menggunakan objek
penelitian otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI.

Pendanaan yang dilakukan didalam perusahaan dibedakan menjadi dua sumber


pendanaan, yaitu modal sendiri dan modal ekternal atau hutang. Penggabungan spesifik atau
kombinasi yang spesifik antara modal sendiri dengan hutang dalam pembiayaan perusahaan
disebut dengan struktur modal (Riyanto, 2010). Struktur modal merupakan pembelanjaan
permanen dimana ditunjukan dengan perimbangan antara modal sendiri dengan hutang
(Mudjijah et al., 2019). Keseimbangan antara modal sendiri dan hutang dapat memengaruhi
tingkat resiko dan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan oleh perusahaan. Ketika
bertambahnya hutang, maka tingkat risiko dan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan
perusahan juga akan bertambah besar. Dalam penelitian ini, struktur modal dihitung dengan cara
membandingkan anatara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas (Riyanto, 2010). DER
merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung tingkat leverage (penggunaan hutang)
terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan
komposisi hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total
modal sendiri yang dimiliki perusahaan, sehingga berdampak semakin besar beban yang harus
ditanggung perusahaan terhadap pihak luar atau kreditur. Struktur modal yango ptimal dapat
diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya pengguna modal keseluruhan
atau biaya modal rata rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan. Definisi lain
mengemukakan bahwa struktur modal merupakan kumpulan dana yang berasal dariutang, saham
maupun modal sendir iyang dapat digunakan dan dialokasikan perusahaan
(MartonodanHarjito,2005:36). Struktur modal juga sebagai penentuan komposisi modal,yaitu
perbandingan antara utang dan modal sendiri atau dengan katalain struktur modal merupakan
hasil atau akibat dari keputusan pendanaan (financing decision). Struktur modal merupakan
masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Dana yang
berasal dari sumber asing dapat diperoleh melalui utang (debt financing) dan melalui
pembelanjaan sendiri yaitu dengan jalan penerbitan saham (equityfinancing). Penelitian
mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan menurut Dahar et al. (2019)
menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat
diartikan semakin tinggi struktu modal, maka semakin meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian
ini dilakukan pada perusahaan sektor property dan real estate tahun 2012-2017 dengan
menggunakan metode sensus dalam pengambilan sampel.

Pada aspek kinerja keuangan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan laba atau keuntungan perusahaan. Kinerja keuangan dalam mengoptimalkan dan
meningkatkan nilai perusahaan dapat dilihat dan ditentukan berdasarkan kualitas laporan
keuangan yang diterbitkan. Zuliarni (2012) menyatakan bahwa kinerja keuangan (ROA)
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aset tertentu. Karena pada dasarnya kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu
faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham (Mahendra et al.,
2012). Wild, et. al (2005:65) Return on Assets merupakan kinerja keuangan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Berdasarkan
teori stakeholder, dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik, para stakeholder dapat
memperoleh informasi mengenai kondisi perusahaan secara akurat dan juga perusahaan dapat
lebih transparan dalam memberikan informasi kepada para stakeholder (Ghozali 2014:439).
Manajer perusahaan melakukan stategi dalam penjualan agar produk yang mereka produksi
berbeda dengan para pesaing sehingga membuat asumsi pada masyarakat untuk memilih produk
yang perusahaan buat. Kepercayaan konsumen terhadap perusahaan secara tidak langsung akan
meningkatkan penjualan perusahaan, laba, dan akhirnya akan berimbas pada profitabilitas
perusahaan.

Struktur modal dapat menunjukkan proporsi antara ekuitas dan hutang dalam pembiayaan
kegiatan operasional perusahaan. Struktur modal merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan dan dapat dijadikan dasar bagi para investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Struktur modal merupakan komposisi sumber pendanaan perusahaan antara
hutang dan ekuitas (Mudjijah et al., 2019), sehingga dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk
melihat tingkat risiko dan tingkat pengembalian (return) yang akan diterima oleh perusahaan.
Komponen struktur modal yatiu yang pertama utang jangka. Utang jangka panjang adalah utang
jangka waktunya adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun (Riyanto,2011:238). Utang
jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membiayai perluasan perusahaan (ekspansi)
atau modernisasi dari perusahaan. Komponen-komponen utang jangka panjang ini terdiri dari
Utang hipotik dan Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan
meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam
perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya (Riyanto,2011:240).Komponen modal sendiri
terdiri dari Saham biasa, yaitu bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh
investor, dan Saham preferen yaitu saham yang memberikan deviden yang tetap besarnya.
Terakhir adalah Laba ditahan, yaitu sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayar sebagai
deviden. Struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan
yang penting,karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen
keuangan perusahaan.Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran
atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen, sehingga mampu memaksimumkan harga
saham perusahaan.Tingkat risiko dan tingkat pengembalian (return) dapat memperngaruhi tinggi
rendahnya permintaan akan saham, sehingga hal tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.
Struktur modal dapat digunakan para calon investor sebagai dasar untuk menanamkan
investasinya ke dalam perusahaan karena kedua variabel ini menggambarkan modal sendiri, total
hutang dan total aset dimana ketiganya dimanfaatkan oleh mereka untuk melihat tingkat risiko,
tingkat pengembalian (return) dan pendapatan (revenue) yang akan diterima oleh perusahaan.
Tingkat resiko, tingkat pengembalian (revenue) dan pendapatan (revenue) perusahaan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan akan saham dimana hal tersebut juga akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Nguyen (2012) menyatakan bahwa struktur modal akan
meningkatkan nilai perusahaan, namun bila struktur modal telah mencapai 59,7%, peningkatan
selanjutnya dapat menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian Hermuningsih (2013)
menunjukkan struktur modal memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
hasil penelitian Li dan Shun (2011) menunjukkan struktur modal memiliki pengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini mengambil sektor makanan dan minumanpada Bursa Efek Indonesia untuk diteliti.
Perusahaan makanan dan minuman ini sifatnya lebih stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh
musim ataupun perubahan kondisi perekonomian secara inflasi dengan kata lain, kelancaran
produk industri makanan dan minuman akan tetap terjamin karena sektor ini bergerak pada
bidang industri pokok manusia. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan makanan dan
minuman yang tidak akan berhenti dalam kondisi apapun, melihat kondisi ini maka akan banyak
perusahaan-perusahaan masuk ke sektor tersebut, dan persaingan tidak dapat dihindarkan. Untuk
itu, perusahaan harus mampu mengatur dan mengelola keuangan dengan baik dan dapat
memberikan kepercayaan kepada para investor agar para investor tetap melakukan investasi.
Prospek yang cukup bagus pada sektor makanan dan minuman cenderung diminati oleh para
investor untuk menanamkan modalnya. Penelitian ini diteliti pada sektor makanan dan minuman
dari tahun 2018-2019. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penelitian ini
merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya terkait pengaruh kinerja keuangan dan
struktur modal pada nilai perusahaan. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek dan
lokasi penelitian dimana objek tersebut berada Penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur
sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
menempatkan variabel independen yaitu debt to equity ratio (DER), Return on Asset (ROA).
Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena perusahaan
manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya dimulai dengan proses produksi
yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi
produk yang siap dijual. Dimana hal ini dilakukan oleh perusahaan sendiri maka membutuhkan
sumber dana untuk dapat digunakan dalam aset tetap perusahaan. Perusahaan manufaktur
membutuhkan lebih banyak sumber dana jangka panjang yang digunakan untuk membiayai
operasional perusahaannya, salah satunya dengan investasi saham oleh investor.

B. KOMPONEN DAN KETERKAITA

Kinerja Keuangan

Nilai Perusahaan

Struktur Modal

Ket :
- Kinerja keuangan diukur menggunakan Return on Assets (ROA)

- Struktur Modal diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)

- Nilai Perusahaan diukur menggunakan Tobins’Q

C. RUMUSAN MASALAH

C.1 Apakah Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan?

C.2 Apakah Struktur Modal berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan jangka panjang yang dicapai dari penelitian ini adalah menguji permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan dan
struktur modal terhadap nilai perusahaan manfaktur sector makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan .

E. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Kinerja keuangan (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu (Zuliarni, 2012). Jika nilai
return on asset semakin tinggi maka semakin tinggi juga laba yang dihasilkan suatu
perusahaan. Hal itu dapat menyebabkan naiknya nilai perusahaan, karena tingginya nilai
return on asset menunjukkan bahwa semakin efisien perusahaan tersebut dalam
menggunakan asetnya serta perusahaan tersebut dapat di prediksi akan menghasilkan
keuntungan bagi investor (Mudjijah et al., 2019). Penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Mudjijah et al. (2019) menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Sehingga berdasarkan penjelasan teori dan penelitian terdahulu
di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
2. Pengaruh Struktur Modal terhadap nilai Perusahaan
Struktur modal merupakan komposisi sumber pendanaan perusahaan antara hutang dan
ekuitas (Mudjijah et al., 2019). Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan oleh kreditor dibandingkan dengan pemilik perusahaan. Ketika nilai struktur
modal tinggi, maka perusahaan telah memanfaatkan lebih banyak dana eksternal dari
pada dana internal untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan. Dengan begitu
perusahaan dianggap mampu untuk meningkatkan kapasitas dan membayar hutang.
Penelitian sebelumlah telah menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan (Pratiwi et al., 2016). Penelitian tersebut menjadi
tidak konsisten terhadap hasil penelitian dari Jusriani dan Rahardjo (2013) yang
menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai perusahaan. Namun, adanya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, didukung oleh trade off theory dimana meningkatnya rasio utang pada
struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga berdasarkan penjelasan
teori dan penelitian terdahulu di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H2: Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan

F. METODE PENELITIAN
F.1 Data dan Sumbernya
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan tahunan pada tahun 2018 dan 2019. Penelitian ini mengambil seluruh
perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
2018-2019 sebagai populasi.

F.2 Definisi Variabel


Penelitian ini menggunakan 2 variabel, yakni Kinerja Keuangan sebagai variabel
independen (x₁), struktur modal sebagai variabel independen (x₂), dan Nilai Perusahaan
sebagai variabel (y). Berikut disajikan penjelasan variabel penelitian yang dimaksud:
F.2.1 Variabel Dependen
Hermawan dan Nurul (2014) menyatakan bahwa variabel ini dapat didefinisikan sebagai
nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham meningkat. Variabel ini diukur dengan
menggunakan Tobins’Q:
𝑄 = (𝐸𝑀𝑉 + 𝐷)
(𝐸𝐵𝑉 + 𝐷)
Keterangan:
Q : Nilai Perusahaan
EMV : Nilai Pasar Ekuitas
EBV : Total Aset
D : Total Hutang

F.2.2 Variabel Independen


1) Kinerja Keuangan
Hermawan dan Nurul (2014) menyatakan bahwa variabel ini diukur dengan
menggunakan rasio tingkat perputaran atas aktiva (ROA) karena kemampuan alat
analisis tersebut untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Rasio ini
digunakan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan dalam
mengelolah seluruh kekayaan dalam menghasilkan laba. Menurut Kasmir (2016)
Return On Assets (ROA) adalah rasio dimana menunjukkan return terhadap
jumlah aktiva yang dipakai oleh perusahaan.
Net income
Return on Assets = x 100 %
Total Assets

2) Struktur Modal
Mudjijah et al. (2019) menyatakan bahwa Struktur modal merupakan komposisi
sumber pendanaan perusahaan antara hutang dan ekuitas. Sehingga dalam
penelitian ini struktur modal diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Utang
Debt to Equity Ratio = x 100 %
Total Ekuitas
F.3 Model Statistik
Y= a + b1x1 + b2x2+ e
Keterangan:
Y= Nilai Perusahaan
a= Konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
x1 = kinerja keuangan
x2 = Struktur modal

 Hipotesis Statistik
Pengujian Hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dibagi
menjadi dua yaitu uji hipotesis secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian secara
parsial dilakukan dengan uji t. Sedangkan uji hipotesis secara simultan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh setiap variable independen secara bersamaan terhadap
variabel dependen. Pengujian secara simultan dilakukan dengan uji F.
1. Pengujian Secara parsial
Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap nilai perusahaan
a) Pengaruh Return on Aset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan
Formulasi hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = 0 ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H1 : b1 > 0 ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
b) Pengaruh DER Terhadap Nilai Perusahaan Formulasi hipotesisnya adalah sebagai
berikut :
H0 : b2 = 0 DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H1 :b 2 < 0 DER
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Pengujian Secara Simultan
Uji simultan digunakan untuk melihat pengaruh semua variabel independen terhadap
nilai perusahaan. Formulasi hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = 0 ROA, DER, secara bersamasama tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ha : b1 = b2 = b3 minimal satu ≠ 0 ROA, DER, secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
F.4 Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi serangkaian uji asumsi
klasik. Maka dari itu sebelum melakukan uji regresi linear berganda, peneliti melakukan
uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan regresi
yang dilakukan telah memenuhi asumsi dasar sehingga dapat digunakan untuk menguji
hipotesis. Ada beberapa rangkaian uji asumsi klasik, yaitu:
F.4.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual
berdistribusi normal. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi lebih dari 25 0,05.
Begitu juga sebaliknya, apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data dapat
dikatakan tidak normal.

F.4.2 Uji Multikolinearitas


Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa
atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model terdapat
multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga
koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Dalam penelitian ini, uji
multikolinearitas diukur dengan indicator VIF. Dimana nilai VIF harus dibawa 10. Jika
nilai VIF hasil regresi ternyata lebih besar dari 10 maka dapat dipastikan terjadi
multikolinearitas diantara variabel independen tersebut.
F.4.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel gangguan
sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model sampel kecil maupun dalam
sampel besar. Modal regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk
menentukan autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson yang dibandingkan
dengan nilai tabel. Dibawah ini adalah asumsi pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi:
 Apabila d antara dU dan (4-dU) berarti tidak ada auto korelasi.  Apabila d < dL atau
d > (4-dL) berarti ada auto korelasi.
 Apabila d antara dL dan dU atau (4-dU) dan (4-dL) maka durbin Watson (DW) tidak
memiliki kesimpulan yang pasti. Pada nilai ini tidak dapat disimpulkan apakah
terdapat korelasi atau tidak ada korelasi.

F.4.4 Uji Heteroskedastisitas


Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Apabila asumsi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai
alat peramalan. Sebuah data dikatakan terjadi heteroskedastisitas, apabila variabel
independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, begitu pula sebaliknya.
Jika variabel independen memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05, maka terindikasi
adanya masalah heteroskedastisitas. Akan tetapi jika variabel independen memiliki nilai
signifikan lebih besar dari 0.05, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

G. ANALISIS HASIL
G.1 Statistik Sampel
Tabel 1.1 Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
Perusahaan Manufaktur sector makanan dan minuman yang terdaftar di 33
BEI tahun 2018-2019
Perusahaan dengan Laporan Keuangan tahun 2018 yang tidak tersedia di -9
BEI
Perusahaan dengan data saham tidak lengkap -6
Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria 18
Tahun pengamatan 2017-2019 3
Jumlah Observasi (perusahaan x tahun) 54
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2021)

Minimum Maksimum Mean Deviasi Standar


- 6.588.662.000.000 795.312.504.835,24 1.915.699.620.541,822
Net_Income 5.245.415.000.0
00
134.266.576.00 96.537.796.000.000 9.918.218.586.737,1 22.144.450.120.909,69
Total_Assets
0 9 0
Total_Hutan 100.983.030.82 46.620.996.000.000 4.483.664.960.588,1 10.017.206.452.169,05
g 0 3 5
- 54.202.488.000.000 5.419.949.167.264,9 12.349.006.673.168,15
Ekuitas 3.450.942.000.0 8 2
00
422.905.752.02 130.030.274.200.00 18.850.165.818.116, 31.854.751.258.264,99
MVE
8 0 29 2
Tabel 1.2 Statistik Deskriptif Data Mentah
Keterangan:
N : 18 perusahaan tahun (18 x 3 tahun)
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2021)

Tabel 1.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Minimum Maksimum Mean Deviasi Standar
Tobins_Q ,726 28,832 3,44248 4,496840
ROA -2,647 2,059 ,09067 ,487471
DER -2,127 1,898 ,67954 ,791403
Keterangan:
N : 18 perusahaan tahun (18 x 3 tahun)
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2021)

G.2 Hasil Uji Hipotesis


Tabel 4 Hasil Uji Regresi
Variabel Koefisien Uji T
Konstanta 3,514 5,094
ROA 5,109 4,683
DER -0,787 -1,172
Ket:
*** Sig α = 1%
** Sig α = 5%
* Sig α = 10%

G.3 Pembahasan

H. Kesimpulan dan Keterbatasan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Data Metopen Fix

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

54 - 6.588.662.000.0 795.312.504.83 1.915.699.620.5


Net_Income 5.245.415.000.0 00 5,24 41,822
00
54 134.266.576.00 96.537.796.000. 9.918.218.586.7 22.144.450.120.
Total_Assets
0 000 37,19 909,690
54 100.983.030.82 46.620.996.000. 4.483.664.960.5 10.017.206.452.
Total_Hutang
0 000 88,13 169,055
54 - 54.202.488.000. 5.419.949.167.2 12.349.006.673.
Ekuitas 3.450.942.000.0 000 64,98 168,152
00
54 422.905.752.02 130.030.274.20 18.850.165.818. 31.854.751.258.
MVE
8 0.000 116,29 264,992
Valid N (listwise) 54

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tobins_Q 54 ,726 28,832 3,44248 4,496840


ROA 54 -2,647 2,059 ,09067 ,487471
DER 54 -2,127 1,898 ,67954 ,791403
Valid N (listwise) 54

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
1 ,550a ,303 ,275 3,827622

a. Predictors: (Constant), DER, ROA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 324,558 2 162,279 11,077 ,000b

1 Residual 747,185 51 14,651

Total 1071,743 53

a. Dependent Variable: Tobins_Q


b. Predictors: (Constant), DER, ROA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 3,514 ,690 5,094 ,000

1 ROA 5,109 1,091 ,554 4,683 ,000

DER -,787 ,672 -,139 -1,172 ,247

a. Dependent Variable: Tobins_Q

Anda mungkin juga menyukai