Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS BISNIS
2021
A. LATAR BELAKANG
Sebuah perusahaan didirikan karena memiliki tujuan jangka panjang yang jelas dan tentunya
ingin dicapai. Dalam praktiknya, tujuan dari pendirian perusahaan adalah sama, hanya saja cara
untuk mencapainya yang berbeda. Ada beberapa tujuan perusahaan yang dirangkum dari
pendapat beberapa ahli keuangan yaitu, tujuan yang pertama adalah memaksimalkan nilai
perusahaan. Tujuan yang kedua memaksimalkan laba. Tujuan yang ketiga menciptakan
kesejahteraan bagi stakeholder.Tujuan yang keempat menciptakan citra perusahaan, dan tujuan
yang kelima adalah meningkatkan tanggung jawa sosial (Kasmir,2010:8). Nilai perusahaan
merupakan total nilai dari harga pasar baik utang-utang perusahaan maupun saham perusahaan.
Nilai pasar utang perusahaan merupakan nilai yang selalu berubah berdasarkan kondisi. Nilai
perusahaan sendiri merupakan persepsi atau pandangan investor terhadap tingkat keberhasilan
suatu perusahaan yang sering berkaitan dengan harga saham. Nilai perusahaan berkaitan dengan
harga saham dan laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Mudjijah et al., 2019).Tolak ukur bagi
para investor dalam menilai sebuah perusahaan yaitu dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Apabila laba perusahaan tinggi maka akan mempengaruhi harga
saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan akan ikut serta tinggi (Muliani et al., 2014).
Laba perusahaan merupakan indikator perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para
penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Rahayu et al., 2010). Secara garis
besar, untuk memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama, dibutuhkan kerja sama dari
berbagai pihak dalam perusahaan. Departemen keuangan adalah yang paling berkepentingan
terhadap pengelolaan keuangan perusahaan yang tentunya memiliki tugas berat (Kasmir,
2010:8). Perkembangan perusahaan dan persaingan yang ketat menjadi permasalahan tersendiri
yang harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan memerlukan dana dan modal
untuk kegiatan operasionalnya. Perdagangan saham menjadi salah satu opsi yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tentu saja informasi mengenai kondisi perusahaan menjadi
tuntutan tersendiri karena sangat berharga bagi para investor maupun calon investor. Laporan
keuangan adalah salah satu poin penting yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai
perusahaan dalam suatu waktu tertentu. Islahudin (2008) menyatakan bahwa nilai perusahaan
merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan merupaka harga sebuah saham yang telah
beredar di pasar saham yang harus dibayar oleh investor untuk dapat memiliki sebuah
perusahaan. Islahudin (2008) juga menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Mahendra et al. (2012)
menyebutkan bahwa nilai perushaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas
perusahaan dengan hutang perusahaan. Nilai perusahaan juga dapat dilihat dari kemampuan
sebuah perusahaan membayar deviden. Jika perusahaan memperoleh laba tinggi, maka
kemampuan perusahaan akan membayarkan deviden juga tinggi, sebaliknya seperti itu. Dengan
deviden yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005). Kondisi
suatu perusahaan dari sisi kinerja keuangan, yang mana mempunyai pengaruh langsung dan
positif terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini contohnya adalah harga saham, yang mana
artinya informasi tentang pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh publik. Nilai perusahaan
merupakan hal yang sangat penting, dengan nilai perusahaan yang sangat tinggi akan diikuti oleh
tingginya kemakmuran bagi pemegang saham. Semakin tinggi harga saham, maka meningkatnya
nilai perusahaan yang akan menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Peningkatan nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran pemilik
perusahaan, sehingga pemilik perusahaan akan mendorong para manajer agar bekerja lebih keras
lagi dengan menggunakan insentif untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Meningkatnya nilai
perusahaan merupakan sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, maka
kesejahteraan para pemilik perusahaan juga akan meningkat. Beberapa variabel kuantitatif yang
sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan menurut (KeownandJohn,2011:240)
adalah sebagai berikut, yang pertama merupakan Nilai Buku (book value), yaitu nilai dari aktiva
yang ditunjukkan pada laporan neraca perusahaan. Nilai ini menggambarkan biaya historis aset
dari pada nilai sekarang. Sebagai contoh, nilai buku saham preferen suatu perusahaan adalah
jumlah yang dibayarkan oleh investor yang awalnya untuk membayar saham tersebut dan jumlah
yang diterima oleh perusahaan ketika saham diterbitkan. Selanjutnya adalah Nilai likuiditas yang
pengertiannya adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aset dijual secara individual
dan bukan sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan. Contohnya, jika operasional perusahaan
dihentikan dan asetnya dibagi serta dijual, maka harga jual tersebut merupakan nilai likuiditas
aset. Variabel ketiga adalah Nilai Harga Pasar dari suatu aset yang merupakan nilai teramati
untuk aktiva yang ada dipasaran. Nilai ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan
yang bekerja sama di pasaran, dimana pembeli dan penjual menegoisasikan harga yang diterima
untuk aktiva tersebut. Banyak aspek yang dapat memengaruhi nilai perusahaan, namun pada
penelitian ini peneliti hanya fokus pada beberapa aspek yang digunakan dalam mendukung nilai
perusahaan dan dijadikan para investor sebagai tolak ukur untuk mengetahui aspek-aspek yang
memengaruhi perkembangan kondisi perusahaan yaitu kinerja keuangan, dan struktur modal.
Mahendra et al. (2012) kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Untuk meningkatkan dan menjaga
kinerja keuangan adalah sebuah keharusan yang dilakukan bagi sebuah perusahaan supaya
saham tetap diminati oleh investor. Kinerja keuangan perushaan dapat dilihat dan ditentukan
dengan kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Infomasi keuangan tersebut
mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada
pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator perusahaan, dan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan (Sofyan, 2004). Dengan begitu para investor dan kreditur
dapat menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba
perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar hutang kepada kreditur
berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi
perusahaan. Efektivitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur-unsur laporan keuangan. Dalam
perusahaan terdapat salah satu faktor untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaan yaitu
margin laba. Meningkatnya margin laba akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan dana internal, yang akhirnya akan meningkatkan pula pertumbuhan berkelanjutan
pada perusahaan. Kinerja keuangan yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA)
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aset tertentu (Zuliarni, 2012). Kinerja keuangan perusahaan mempunyai pengaruh
terhadap perusahaan harga saham, yang artinya bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan
direspon positif oleh investor, sehinggaakan meningkatkan harga saham. Kegiatan
memaksimalkan revenue disebut juga peningkatan profitabilitas, sedangkan menekan expense
disebut juga peningkatan efisiensi. Kinerja perusahaan yang baik akan berdampak pada deviden
yang akan diterima pemegangsaham, karena deviden selalu didasarkan pada laba bersih tahun
berjalan dan laba bersih adalah ukuran kinerja keuangan perusahaan. Manajer yang memiliki
saham perusahaan akan menikmati pembagian deviden ini. Kinerja atau prestasi kerja adalah
hasil kerja seseorangs elama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target atau sasaran(Sitorus,2009:33). Jadi kinerja keuangan perusahaan adalah
suatu hasil yang telah dikerjakan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan atau target yang
dilaksanakan secara legal, tidak melanggar hukum serta sesuai dengan tanggung jawab.
Penelitian yang dilakukan oleh Mudjijah et al. (2019) menyatakan bahwa kinerja keuangan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis
rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan
(Kasmir,2010:110-106). Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan,yaitu Rasio likuiditas (liquidity
ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek. Selanjutnya adalah Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis
rasio keuangan yang ketiga adalah Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivay ang dimilikinya.
Jenis keempat adalah Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuanperusahaandalam mencari keuntungan. Kelima adalah Rasio pertumbuhan (growth
ratio), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sector usahanya. Jenis rasio keuangan
yang terakhir adalah Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasarusahanya diatas biaya investasi, seperti:rasio
harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar terhadap nilai buku. Dari keenam rasio
tersebut,yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan perusahaan
adalah Return On Asset(ROA).Return On Asset(ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitasyang dimaksudkan untukmenilaikemampuan perusahaandalam mencari keuntungan.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan
rasio yang Menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan
(Kasmir,2010:115). Hal ini dapat diartikan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, maka semakin meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2013-2017 pada perusahaan yang telah melakukan penelitian dengan menggunakan objek
penelitian otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI.
Struktur modal dapat menunjukkan proporsi antara ekuitas dan hutang dalam pembiayaan
kegiatan operasional perusahaan. Struktur modal merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan dan dapat dijadikan dasar bagi para investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Struktur modal merupakan komposisi sumber pendanaan perusahaan antara
hutang dan ekuitas (Mudjijah et al., 2019), sehingga dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk
melihat tingkat risiko dan tingkat pengembalian (return) yang akan diterima oleh perusahaan.
Komponen struktur modal yatiu yang pertama utang jangka. Utang jangka panjang adalah utang
jangka waktunya adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun (Riyanto,2011:238). Utang
jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membiayai perluasan perusahaan (ekspansi)
atau modernisasi dari perusahaan. Komponen-komponen utang jangka panjang ini terdiri dari
Utang hipotik dan Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan
meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam
perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya (Riyanto,2011:240).Komponen modal sendiri
terdiri dari Saham biasa, yaitu bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh
investor, dan Saham preferen yaitu saham yang memberikan deviden yang tetap besarnya.
Terakhir adalah Laba ditahan, yaitu sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayar sebagai
deviden. Struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan
yang penting,karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen
keuangan perusahaan.Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran
atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen, sehingga mampu memaksimumkan harga
saham perusahaan.Tingkat risiko dan tingkat pengembalian (return) dapat memperngaruhi tinggi
rendahnya permintaan akan saham, sehingga hal tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.
Struktur modal dapat digunakan para calon investor sebagai dasar untuk menanamkan
investasinya ke dalam perusahaan karena kedua variabel ini menggambarkan modal sendiri, total
hutang dan total aset dimana ketiganya dimanfaatkan oleh mereka untuk melihat tingkat risiko,
tingkat pengembalian (return) dan pendapatan (revenue) yang akan diterima oleh perusahaan.
Tingkat resiko, tingkat pengembalian (revenue) dan pendapatan (revenue) perusahaan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan akan saham dimana hal tersebut juga akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Nguyen (2012) menyatakan bahwa struktur modal akan
meningkatkan nilai perusahaan, namun bila struktur modal telah mencapai 59,7%, peningkatan
selanjutnya dapat menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian Hermuningsih (2013)
menunjukkan struktur modal memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
hasil penelitian Li dan Shun (2011) menunjukkan struktur modal memiliki pengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini mengambil sektor makanan dan minumanpada Bursa Efek Indonesia untuk diteliti.
Perusahaan makanan dan minuman ini sifatnya lebih stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh
musim ataupun perubahan kondisi perekonomian secara inflasi dengan kata lain, kelancaran
produk industri makanan dan minuman akan tetap terjamin karena sektor ini bergerak pada
bidang industri pokok manusia. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan makanan dan
minuman yang tidak akan berhenti dalam kondisi apapun, melihat kondisi ini maka akan banyak
perusahaan-perusahaan masuk ke sektor tersebut, dan persaingan tidak dapat dihindarkan. Untuk
itu, perusahaan harus mampu mengatur dan mengelola keuangan dengan baik dan dapat
memberikan kepercayaan kepada para investor agar para investor tetap melakukan investasi.
Prospek yang cukup bagus pada sektor makanan dan minuman cenderung diminati oleh para
investor untuk menanamkan modalnya. Penelitian ini diteliti pada sektor makanan dan minuman
dari tahun 2018-2019. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penelitian ini
merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya terkait pengaruh kinerja keuangan dan
struktur modal pada nilai perusahaan. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek dan
lokasi penelitian dimana objek tersebut berada Penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur
sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
menempatkan variabel independen yaitu debt to equity ratio (DER), Return on Asset (ROA).
Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena perusahaan
manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya dimulai dengan proses produksi
yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi
produk yang siap dijual. Dimana hal ini dilakukan oleh perusahaan sendiri maka membutuhkan
sumber dana untuk dapat digunakan dalam aset tetap perusahaan. Perusahaan manufaktur
membutuhkan lebih banyak sumber dana jangka panjang yang digunakan untuk membiayai
operasional perusahaannya, salah satunya dengan investasi saham oleh investor.
Kinerja Keuangan
Nilai Perusahaan
Struktur Modal
Ket :
- Kinerja keuangan diukur menggunakan Return on Assets (ROA)
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan jangka panjang yang dicapai dari penelitian ini adalah menguji permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan dan
struktur modal terhadap nilai perusahaan manfaktur sector makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan .
E. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Kinerja keuangan (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu (Zuliarni, 2012). Jika nilai
return on asset semakin tinggi maka semakin tinggi juga laba yang dihasilkan suatu
perusahaan. Hal itu dapat menyebabkan naiknya nilai perusahaan, karena tingginya nilai
return on asset menunjukkan bahwa semakin efisien perusahaan tersebut dalam
menggunakan asetnya serta perusahaan tersebut dapat di prediksi akan menghasilkan
keuntungan bagi investor (Mudjijah et al., 2019). Penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Mudjijah et al. (2019) menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Sehingga berdasarkan penjelasan teori dan penelitian terdahulu
di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
2. Pengaruh Struktur Modal terhadap nilai Perusahaan
Struktur modal merupakan komposisi sumber pendanaan perusahaan antara hutang dan
ekuitas (Mudjijah et al., 2019). Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan oleh kreditor dibandingkan dengan pemilik perusahaan. Ketika nilai struktur
modal tinggi, maka perusahaan telah memanfaatkan lebih banyak dana eksternal dari
pada dana internal untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan. Dengan begitu
perusahaan dianggap mampu untuk meningkatkan kapasitas dan membayar hutang.
Penelitian sebelumlah telah menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan (Pratiwi et al., 2016). Penelitian tersebut menjadi
tidak konsisten terhadap hasil penelitian dari Jusriani dan Rahardjo (2013) yang
menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai perusahaan. Namun, adanya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, didukung oleh trade off theory dimana meningkatnya rasio utang pada
struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga berdasarkan penjelasan
teori dan penelitian terdahulu di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H2: Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
F. METODE PENELITIAN
F.1 Data dan Sumbernya
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan tahunan pada tahun 2018 dan 2019. Penelitian ini mengambil seluruh
perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
2018-2019 sebagai populasi.
2) Struktur Modal
Mudjijah et al. (2019) menyatakan bahwa Struktur modal merupakan komposisi
sumber pendanaan perusahaan antara hutang dan ekuitas. Sehingga dalam
penelitian ini struktur modal diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Utang
Debt to Equity Ratio = x 100 %
Total Ekuitas
F.3 Model Statistik
Y= a + b1x1 + b2x2+ e
Keterangan:
Y= Nilai Perusahaan
a= Konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
x1 = kinerja keuangan
x2 = Struktur modal
Hipotesis Statistik
Pengujian Hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dibagi
menjadi dua yaitu uji hipotesis secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian secara
parsial dilakukan dengan uji t. Sedangkan uji hipotesis secara simultan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh setiap variable independen secara bersamaan terhadap
variabel dependen. Pengujian secara simultan dilakukan dengan uji F.
1. Pengujian Secara parsial
Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap nilai perusahaan
a) Pengaruh Return on Aset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan
Formulasi hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = 0 ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H1 : b1 > 0 ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
b) Pengaruh DER Terhadap Nilai Perusahaan Formulasi hipotesisnya adalah sebagai
berikut :
H0 : b2 = 0 DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H1 :b 2 < 0 DER
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Pengujian Secara Simultan
Uji simultan digunakan untuk melihat pengaruh semua variabel independen terhadap
nilai perusahaan. Formulasi hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = 0 ROA, DER, secara bersamasama tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ha : b1 = b2 = b3 minimal satu ≠ 0 ROA, DER, secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
F.4 Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi serangkaian uji asumsi
klasik. Maka dari itu sebelum melakukan uji regresi linear berganda, peneliti melakukan
uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan regresi
yang dilakukan telah memenuhi asumsi dasar sehingga dapat digunakan untuk menguji
hipotesis. Ada beberapa rangkaian uji asumsi klasik, yaitu:
F.4.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual
berdistribusi normal. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi lebih dari 25 0,05.
Begitu juga sebaliknya, apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data dapat
dikatakan tidak normal.
G. ANALISIS HASIL
G.1 Statistik Sampel
Tabel 1.1 Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
Perusahaan Manufaktur sector makanan dan minuman yang terdaftar di 33
BEI tahun 2018-2019
Perusahaan dengan Laporan Keuangan tahun 2018 yang tidak tersedia di -9
BEI
Perusahaan dengan data saham tidak lengkap -6
Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria 18
Tahun pengamatan 2017-2019 3
Jumlah Observasi (perusahaan x tahun) 54
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2021)
G.3 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Model Summary
ANOVAa
Total 1071,743 53
Coefficientsa