Anda di halaman 1dari 24

TUGAS DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR

ASUHAN GIZI PADA PASIEN GIZI BURUK

Dosen Pengajar:
Erlyna Jayeng Wijayanti, S.ST., M.Gz
Dosen pembimbing
Khristine Saputri, S.ST

Disusun Oleh :
Lutfiana Dinda N.A. (P27835119069)
Tingkat 3 Reguler B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN GIZI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua sehingga kita selalu dalam keadaan sehat walafiyat. Sesungguhnya hanya kepada Allah
kita memohon ampunan dan pertolongan. Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah
menuju jaman terang benderang ini.

Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah Dietetika Penyakit
Tidak Menular yang membahas mengenai “Asuhan Gizi pada Pasien Gizi Buruk”, pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Dietetika
Penyakit Tidak Menular yaitu Ibu Erlyna Jayeng Wijayanti, S.ST., M.Gz yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya.
Mohon maaf apabila dalam pengerjaan tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan saya berharap dengan adanya makalah ini, dapat memberi ilmu yang bermanfaat
untuk para pembaca.

Kediri, 20 Agustus 2021

penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2. Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................5
A. Gambaran Umum Penyakit..............................................................................................................5
1. Penyakit Hipertensi...................................................................................................................5
2. Etiologi/Patofisiologi..................................................................................................................5
3. Klasifikasi Hipertensi................................................................................................................6
4. Gambaran Klinis.......................................................................................................................7
5. Diagnosa Penyakit.....................................................................................................................9
B. Penatalaksanan Diet Rendah Garam..............................................................................................10
1. Tujuan Diet..................................................................................................................................10
2. Syarat Diet................................................................................................................................10
3. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan......................................................11
BAB III NCP............................................................................................................................................12
BAB IV PERENCANAAN MENU DAN ALAT...................................................................................18
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................26
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................26
B. SARAN.........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai oleh
proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel abnormal dalam darah tepi.
Berdasarkan National Academy of Sciences, terdapat lebih dari 100.000 bayi di seluruh dunia
yang lahir dengan keadaan dan kondisi yang berat dari Leukemia (Cooley’s Anemia Foundation,
2006). Jumlah penderita di Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai 20.000 orang penderita
dari jumlah 200 juta orang penduduk Indonesia secara keseluruhan (Robert, 2009)
Penderita leukimia pada anak yang memiliki gejala seperti demam atau keringat malam,
merasa lemah atau capai, pucat, sakit kepala, mudah berdarah atau memar. misalnya gusi mudah
berdarah saat sikat gigi, muda memar saat terbentur ringan, nyeri pada tulang dan/atau sendi.
Adanya perubahan gejala secara cepat pada penderita leukemia anak mengakibatkan anak
merasakan sakit yang hebat. Kondisi tersebut mengharuskan anak dengan penyakit leukemia
harus dilakukan dengan perawatan di rumah sakit, dan sangat tidak memungkinkan anak dalam
perawatan di rumah (Robert , 2009).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran umum penyakit

1. Penyakit leukemia dan anemia


Leukemia adalah kanker jaringan pembentuk darah, termasuk tulang sumsum. Ada
banyak jenisnya, seperti leukemia limfoblastik akut, leukemia mieloid akut, dan leukemia
limfositik kronis.Banyak pasien dengan jenis leumikia yang lambat berkembang tidak memiliki
gejala. Leukimia yang cepat berkembang dapat menyebabkan gejala yang termasuk kelelahan,
penurunan berat badan, sering infeksi, dan mudah berdarah atau memar.
Pengobatan sangat bervariasi. Untuk leukemia yang lambat tumbuh, pengobatan dapat mencakup
pemantauan. Untuk leukemia agresif, pengobatan termasuk kemoterapi yang kadang-kadang
diikuti dengan radiasi dan transplantasi sel induk.

Anemia didefinisikan sebagai kondisi dimana terjadinya penurunan konsentrasi eritrosit


atau hemoglobin pada darah sampai dibawah normal12 ; hal ini terjadi apabila keseimbangan
antara kehilangan darah (lewat perdarahan atau penghancuran sel) dan produksi darah terganggu

2. Klasifikasi leukemia

Berdasarkan seberapa cepat perburukan leukemia, leukemia dibagi menjadi:

1. Leukemia akut

Pada leukemia akut, sel darah yang terdampak adalah sel darah muda (sel blasts). Sel darah
muda yang belum berkembang sempurna ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan
bermultiplikasi dengan cepat.Penyakit ini akan mengalami perburukan dengan cepat dan
membutuhkan pengobatan agresif sedini mungkin.
2. Leukemia kronis

Leukemia kronis melibatkan sel yang lebih dewasa dan memiliki banyak tipe. Beberapa
jenisnya menghasilkan sel dalam jumlah terlalu banyak dan sebagian lainnya menghasilkan sel
dalam jumlah yang sangat sedikit. Sel darah ini bereplikasi atau berakumulasi lebih lambat dan
dapat berfungsi dengan baik dalam waktu tertentu.Beberapa jenis leukemia kronis tidak
menimbulkan gejala pada stadium awal dan dapat tidak terdeteksi selama bertahun-
tahun.Berdasarkan jenis sel darah putih yang terlibat, leukemia dibedakan menjadi:

1. Lymphocytic leukemia

Jenis leukemia ini menyerang sel limfosit yang membentuk kelenjar getah bening. Kelenjar
getah bening berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

2. Myelogenous leukemia

Jenis leukemia ini menyerang sel mieloid. Sel mieloid dapat berkembang menjadi sel darah
merah, sel darah putih, dan trombosit.Secara garis besar, leukemia terdiri atas empat jenis utama:

3. Acute lymphocytic leukemia (ALL)

Leukemia jenis ini adalah jenis leukemia yang paling sering ditemukan pada anak-anak. ALL
juga dapat ditemukan pada orang dewasa.

4. Acute myelogenous leukemia (AML)

Leukemia jenis ini adalah jenis leukemia yang paling umum. AML dapat ditemukan pada anak-
anak dan dewasa, namun merupakan jenis leukemia akut yang paling sering terjadi pada orang
dewasa.

5. Chronic lymphocytic leukemia (CLL)

Leukemia jenis ini merupakan leukemia kronik yang paling sering ditemukan pada orang
dewasa. Pada CLL, penderita tidak merasakan gejala apapun selama bertahun-tahun.

6. Chronic myelogenous leukemia (CML)

Leukemia jenis ini paling sering ditemukan pada orang dewasa. Penderita CML mungkin
mengalami sedikit gejala atau bahkan tidak bergejala selama beberapa bulan hingga tahun
sebelum memasuki fase perburukan leukemia.Selain empat jenis leukemia tersebut, jenis
leukemia lain yang langka antara lain hairy cell leukemia, myelodysplastic syndromes, dan
myeloproliferative disorders.

3. Patofisiologi leukemia dan anemia

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita dengan infeksi.
Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh kita. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang
yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat merusak produksi sel darah lain
pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai
oksigen pada jaringan.

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sitem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut sering
kali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks).
Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) menganggu pengendalian normal dari
pembelahan sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel
ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel
darah normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa,
kelenjar getah bening, ginjal dan otak (Padila, 2013).

Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada tiga


kelompok:

 Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal

 Anemia akibat penghancuran sel darah merah

 Anemia akibat kehilangan darah

4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala pada leukemia akut yang nampak dan memburuk secara cepat antara lain
muntah, bingung, kehilangan kontrol otot, dan serangan-serangan (epilepsi). Sel-sel leukemia
juga dapat berkumpul pada buah-buah pelir (testikel) dan menyebabkan pembengkakan.
Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan, ginjal, dan paru-paru. Leukemia akut
berjalan secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan seseorang merasakan sakit hanya dalam beberapa
hari atau minggu. Gejala-gejalanya antara lain yaitu kulit pucat (karena anemia), infeksi yang
berulangulang seperti sakit tenggorokan, pendarahan normal yang keluar dari gusi dan kulit,
periode yang berat pada wanita, kehilangan nafsu makan dan berat badan, gejalagejala seperti flu
antara lain kecapekan dan tidak enak badan, luka di tulang sendi, perdarahan hidung dan lebih
mudah mendapat memar dari biasanya tanpa sebab yang jelas (Desmawati, 2013)

Gejala anemia akibat defisiensi besi meliputi tubuh lemah dan lesu, merasa sangat letih,
kesemutan di kaki, kurangnya nafsu makan, detak jantung cepat, kuku rapuh, nyeri dan radang
lidah (glositis), tangan dan kaki dingin, pusing atau sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak napas,
insomnia dan kulit pucat.

diagnosis leukemia

1. Pemeriksaan fisik

Dokter akan memeriksa tubuh pasien, termasuk bagian kulit yang pucat karena anemia,
pembengkakan kelenjar getah bening, dan pembesaran hati serta limpa.

2. Tes darah

Untuk menentukan kondisi normal atau tidaknya jumlah sel darah pasien, yang mungkin
mengindikasikan leukemia. Misalnya, rendahnya kadar sel darah merah.

3. Biopsi sumsum tulang

Sampel sumsum tulang (biasanya dari tulang panggul) diambil dengan menggunakan jarum,
kemudian diperiksa di laboratorium untuk melihat kemungkinan adanya sel-sel leukemia dalam
sumsum tulang.

4. Pungsi lumbal
Dilakukan dengan mengambil sampel cairan tulang belakang untuk memeriksa keberadaan sel
kanker.

5. CT scan atau MRI

Pemeriksaan ini dapat direkomendasikan untuk memeriksa kondisi organ lain yang mungkin
terpengaruh oleh leukemia, seperti otak.

B.Penatalaksanan Diit

1. tujuan diet gizi bruk

 Memberikan energi dan nutrient zat gizi guna mencegah dan mengatasi hipoglikemi.


 Mencegah dan mengatasi dehidrasi.
 Mencegah dan mengatasi kekurangan zat gizi mikro, vitamin, mineral dan elektrolit.
 Memulihkan kondisi kesehatan dan meningkatkan status gizi.

2.syarat diet

 Energi 150 – 220 kkal/kg BB


 Protein 4 – 6 g/kg BB
 Cairan 150 – 200 ml/kg BB, Lemak minimal 40 % total energi
 Bentuk makanan padat gizi, diberikan menurut BB
 BB < 7 kg, diberikan makanan bayi / lumat padat gizi.
 BB ≥ 7 kg, diberikan makanan anak / lunak padat gizi.

3. Bahan Makanan yang dihindari, dan di perbolehkan


 Diperbolehkan

 Buah-buahan dan sayuran, setidaknya berikan anak 5 porsi per hari.

 Makanan sumber karbohidrat, yaitu nasi, kentang, roti, pasta, dan sereal.

 Makanan sumber protein, yaitu daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan


dan produknya.
 Susu dan produk susu, seperti keju dan yogurt.

 Dihindari

 Keju olahan mutu rendah


 Nugget ayam atau ikan.
 Daging kaleng tinggi kadar air, lemak, dan garam,
Keripik dan produk olahan kentang yang tinggi zat perasa buatan
 Sosis dengan mutu rendah, yang sedikit kandungan daging ayam atau
daging sapi,
BAB III
NCP
Kelompok 8
An.SK No reg : 14031682 Bangsal : kenanga 2/1
BB : 14 Kg TB : 112 cm Umur : 7 tahun
Hb: 7.5 trombosit : 104000 Hematokrit : 23 Eritrosit : 3.02
Lekosit : 15500
Ku : tampak sakit suhu = 36.4°C N: 100x/menit R: 24x/menit
Kes : CM tampak kurus dan perut buncit
Intake makanan
intake luar RS : E = 777 kal P = 30.81 gr L = 10.09 gr KH= 129.54 gr
intake RS : E = 100 kal P = 2 gr L = 10.09 gr KH = 20 gr
Diagnose medis : Leukemia + malnutrisi berat dengan Anemia
MRS karena akan melakukan kemoterapi dan pasien telah melakukan kemoterapi sebanyak 19
kali.
NCP / PAGT
(Nutrition Care Process / Proses Asuhan Gizi Terstandar)
Nama Pasien : an. No. Register :10907917
Umur : 7tahun Jenis Kelamin : laki laki

Assesment Diagnosa Gizi (PES) Intervensi Monitoring


Data dasar Identifikasi masalah Terapi diet Terapi edukasi
Diagnosa Medis Tujuan Diet : Konseling Gizi
Leukemia + malnutrisi 1. Meningkatkan a. Diet
berat dengan Anemia status gizi
Gizi buruk/TETP
hingga normal
Keluhan Utama 2. Meningkatkan fase rehabilitasi
Tampak sakit kadar Hb dalam b. Sasaran
darah
Riwayat Penyakit 3. Memberikan An SK dan
asupan makanan keluarga
- -Dahulu :
untuk memenuhi
Keluarga c. Waktu
kebutuhan
:Sekarang : : Konseling
pasien
Leukemia + 15-20 menit
4. Memberikan
malnutrisi berat d. Permasalahan:
cukup cairan
dengan Anemia Malnutrisi berat dan
anemia
Syarat Diet :
1. Energi sesuai 1. Antropometri :
Antropometri kebutuhan e. Tujuan berat badan/hari
sebesar 2100
BB = 14 kg 1. Mengetahui
kkal
tentang diet gizi
TB = 112 Cm 2. Protein
buruk/TETP fase
diberikan 3
Usia = 7 tahun rehabiliasi
g/KgBB/hr atau
2. Mengetahui
BBI = ( umur x 2) + 8 8% dari energi
tujuan pemberian
sebesar 42 gr
= (7 x 2) + 8 diet gizi buruk/
3. Lemak 40% dari
TETP fase
kebutuhan
= 22kg Gizi buruk NI 5.2 rehabilitasi
energi total
3. Mengetahui
status gizi : sebesar 93,3 gr
bahan makanan
4. Karbohidrat
%IBW = BBA/BBI x yang dianjurkan,
52% dari
dibatasi, dan
100% kebutuhan
tidak dianjurkan.
energi total
= 14 / 22 x 100% sebesar 273 gr
f. Media
= 63.3% (gizi buruk)
Leaflet diet gizi
Preskripsi Diet :
buruk/TETP fase 2. Biokimia :
- Jenis diet : Diet rehabilitasi - Kadar Hb
Biokimia gizi buruk/TETP - leukosit
Hb: 7.5 g/dl (-) fase rehabilitasi
Hb (-) NC 2.1 Gangguan - Prinsip diet :
Trombosit:104000 mcL (-) mencegah dehidrasi,
penggunaan zat gizi
Trombosit (-) memberikan cukup
Eritrosit : 3.02 juta/mcL(-) (perubahan kemampuan
Eritrosit (-) zat gizi mikro. h. Materi
mengabsorpsi dan
Lekosit : 15500 sel/µL (+) Leukosit (+) memetabolisme zat gizi - Bentuk makanan : 1) Menjelaskan apa
dan zat bioaktif) lunak itu diet gizi
buruk/TETP fase
disebabkan adanya - Frekuensi makan : rehabilitasi pada
gangguan metabolik 3x makan utama dan pasien dan keluarga
ditandai dengan 3x selingan
2) Menjelaskan
rendahnya kadar Hb, tujuan pemberian
Trombosit, dan eritrosit, diet gizi buruk/TETP
serta tinggi nya kadar Kebutuhan energi fase rehabilitasi
leukosir dalam darah.
3) Menjelaskan
Klinis dan Fisik sumber bahan
makanan yang
Ku : tampak sakit dianjurkan, dibatasi,
dan tidak dianjurkan.
suhu = 36.4°C (N)
N: 100x/menit (N)
Makanan yang
R: 24x/menit (N) Tampak kurus, kemoterapi
dianjurkan:
sebanyak 19 kali
Kes : CM Sumber karbohidrat:
nasi, roti, mi,
tampak kurus dan perut makaroni, dan hasil
buncit olahan tepung-
telah melakukan
tepungan lain seperti
kemoterapi sebanyak 19
cake,tarcis, pudding,
kali
ubi, karbo sederhana
seperti gula pasir
Dietary History
Sumber protein
- Dahulu : - hewani: daging sapi,
ayam, ikan, telur
- Sekarang : -
susu, keju, yoghurt
Hasil recall
Sumber protein
1. intake luar RS : nabati: semua jenis
kacang dan hasil
 E = 777 kal olahannya seperti
 P = 30.81 gr tahu tempe 3. Hasil Recall dan
 L = 10.09 gr Asupan makanan
 KH= 129.54 gr Sayuran: semua jenis
sayuran rendah serat
Buah-buaha: semua
2. intake RS : Bumbu: bumbu tidak
tajam seperti bawang
 E = 100 kal merah,putih, laos,
(4,7%) salam, dan kecap
 P = 2 gr (4,7%)
 L = 10.09 gr
(10,8%)
 KH = 20 gr
(7,3%)
Energi : 4,7% (defisit berat)
Protein : 4,7% (defisit berat)
Lemak : 10,8% (defisit berat) NI 5.1 Peningkatan
KH : 7,3% (defisit berat) kebutuhan zat gizi
tertentu yang disebabkan Makanan yang
Sosial Ekonomi : - adanya perubahan dibatasi dan tidak
absorbsi/metabolism zat dianjurkan:
gizi yang ditandai dengan
Makanan yang
hasil recall defisit berat.
dimasak dengan
banyak minyak, atau
santan kental
Sayuran tinggi serat
Bumbu yang tajam
seperti cabe dan
merica
Perhitungan kebutuhan energi
Energi berdasarkan RDA = kkal/kg (umur) x bbi
= 70kkal/kg (7thn) x 22 kg
= 1540kkal
Protein = 1 x 22 kg
= 22 gr (5.71%)
Lemak = 25% x 1540kkal
= 385 : 9
= 42.7 gr
KH total = 69.29 % (100 – 5.71 - 25) x 1540kkal
= 1067 : 4
= 266.7 gr
Cairan = 90ml x 22kg
= 1540 ml
BAB IV
PERENCANAAN MENU DAN ALAT

A. Distribusi Makan Sehari


 Makan pagi = 20% x 1540kkal = 308 kkal
 Selingan I = 10% x 1540kkal = 154kkal
 Makan siang = 30% x 1540kkal = 462kkal
 Selingan II = 10% x 1540kkal = 154kkal
 Makan malam = 20% x 1540kkal = 308 kkal
 Selingan III = 10% x 1540kkal = 154kkal

a. Perencanaan Menu dan Perhitungan Nilai Gizi


Energ Vit A Iron
Bera Protei Lema KH
Waktu Menu Bahan i
t n (g) k (g) (g)
(kkal)
Nasi tim beras 25 90.2 1.7 0.2 19.9 - 0.2
Wortel 50 12.9 0.5 0.1 2.4 787 1
Brokoli 25 5.8 0.8 - 0.5 34.3 0.3
Sayur
Putih - -
sop putih 50 25 5.3 - 0.5
telur
telur
Makan kuah 200 - - - - - -
Pagi Minyak 3 21.6 - 2.5 - 125 -
07.00 Tahu bb Tahu 50 38 4.1 2.4 0.9 - -
kuning Minyak 3 21.6 - 2.5 - 125 -
Sari Jambu 0.8 39.5 0.7
100 50.9 0.6 11.9
buah biji
jambu
Air 250
biji
1110.
Sub total
266 13.2 8.3 36.1 8 2.2
Telur
Selinga 50 77.6 6.3 5.3 0.6 95 0.6
Muffin ayam
nI
telur Wortel 10 2.6 0.1 - 0.5 157.2 0.2
10.00
Bayam 15 5.6 0.6 - 1.1 77.8 0.5
Minyak 3 25.9 - 3 - 150 -
Sub total 111.7 7 8.3 2.2 480 1.3
12.00 Nasi tim Beras 30 108.3 2 0.2 23.9 - 0.2
Makan Hati sapi Hati sapi 50 78.5 12.2 2.8 0.4 5662 4.3
siang bb kecap Kecap 10 6 1 - 0.6 - 0.2
Minyak 5 43.1 - 5 - 250 -
Sayur Bayam 100 37 3.7 0.2 7.3 519 3.1
bening Oyong 25 5 0.2 0.1 1.1 7.3 0.1
Kuah 200 - - - - - -
pepes Tahu 50 38 4.1 2.4 0.9 - 2.7

Putih - -
50 25 5.3 - 0.5
telur
Sari
buah Jeruk 100 47.1 0.9 0.1 11.8 8 0.1
jeruk
Air 250 - - - - - -
6446.
Sub total
388 29.4 10.8 46.5 3 10.7
alpukat 100 79.1 0.5 3.8 11.8 2 0.3
Selinga King
SKM 12 32 0.3 0.9 5.5 6.2 0.2
n II avocado
Santan - -
14.00 10 35.4 0.8 3.3 1.5
cair
Sub total 146.5 1.6 8 18.8 8.2 0.5
Nasi tim Beras 25 90.2 1.7 0.2 19.9 - 0.2
Ikan nila 4.4 0.2
Makan bakar Ikan nila 40 33.6 7.3 0.3 -
malam
17.00 Tumis Pakcoy 70 10.5 1.6 0.1 1.5 212.1 0.8
pakcoy + Tempe 40 79.6 7.6 3.1 6.8 0.4 0.9
tempe Minyak 4
Sari semangk 37 10
100 32 0.6 0.4 7.2
semnagk a
a Air 200 - - - - - -
Sub total 245.9 18.8 4.1 35.4 253.9 12.1
Agar
agar 2 - - - - - -
Selinga Puding plain
n III kc merah Gula -
10 38.7 - - 10 -
19.00 pasir
Kc -
50 167.5 11.5 0.6 30.1 3.8
merah
Sub total 206.2 11.5 0.6 40.1 3.8
8299.
Total
1364.3 81.5 40.1 179.1 2 30.6
Kebutuhan 1540 22 42.7 266.7 - -

B. Daftar Alat
a) Masak Alat
No
Nama Alat Jumlah
.
1 Pisau 1
2 Sendok makan 2
3 Panci 1
4 Spider 1
6 Baskom sedang 1
7 Blender 1
8 Talenan 1
9 Centong sayur 1
10 Timbangan 1
11 Mangkuk stainless steel 1
12 Dandang 1
13 Cobek+ulek 1
14 Cupit 1
15 Peresan jeruk 1

b) Alat Hidang
No
Nama Alat Jumlah
.
1 Piring ceper besar 1
2 Piring ceper sedang 1
3 Gelas susu 1
4 Sendok 2
6 Garpu 1
7 Mangkok sayur kecil 1
8. Piring bulat kecil 1
9 Gelas jus 1

C. Daftar harga
Nama barang Berat bersih Berat kotor Harga satuan Harga total
Beras 30 30 Rp 12.000/kg Rp 1000
Hati sapi 50 50 Rp 50000/kg Rp 5000
Telur 100 120 Rp 25.000.kg Rp 5000
Tahu 50 50 Rp 1000/kotak Rp 1000
Bayam 110 150 Rp 2000/ikat Rp 2000
oyong 25 37.4 Rp 11.000/kg Rp 2000
Daging sapi 75 75 Rp 120.000/kg Rp 9000
Jeruk 100 100 Rp 17.000/kg Rp 2500
Susu skim 25 25 Rp 35.000/kg Rp 3000
Total Rp30.500

D. Rencana Kerja

Waktu LUTFIANA DINDA NUR ANGGRAENI


08.00- Menyiapkan Menimbang Memotong bahan-
Mencuci bahan
08.30 seluruh bahan seluruh bahan bahan
Memasak hati Membuat sayur
08,30- Membuat muffin
Memasak nasi sati kecap dan bening dan jus
11.30 telur
pepes tahu jeruk
11.30- Membersihkan Membersihkan alat
Plating Plating
12.00 alat masak masak
12.00-
Evaluasi
13.00
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
An.Sk di diagnose leukemia dan malnutrisi berat dengan anemia sekarang MRS
dikarenakan akan melakukan kemoterapi dan sudah melakukan kemoterapi sebanyak 19 kali.
Dan berat badan An. Sk sebesar 14kg Tb 112cm dengan kondisi umum tampak sakit kurus
dan perutnya buncit. Serta Hb: 7.5,Trombosit:104000 Hematokrit : 23 ,Eritrosit : 3.02
,Lekosit : 15500
B. SARAN

An.Sk di diagnose leukemia dan malnutrisi berat dengan anemia sehingga An. SK
dianjurkan untuk mengonsusi susu formula F100 untuk memenuhi asupan gizinya dan
untuk mengejar pertumbuhannya. Selain itu an Sk di berikan makanan lunak yang
padat gizi supaya tidak memberatkan kerja gastro dan untuk mencukupi kebutuhannya
yang digunakan untuk kemoterapi
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Panduan Pengkajian Dan Perhitungan Kebutuhan
Gizi Edisi 2. Malang
Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses
Asuhan Gizi Terstandar. Malang
Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Buku Panduan Diet. Malang

Anda mungkin juga menyukai