Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“RAMALAN KEUANGAN, PERENCANAAN KEUANGAN,


DAN PENGGANGGARAN KEUANGAN”

(Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Keuangan)


Dosen Pengampu : Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si

Disusun oleh :

KELOMPOK 3
1. NURSHAWATI (NIM C1C017085)
2. IQBAL KINANTA PUTRA (C1C019025)
3. NINA NOVIANI (C1C019042)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perencanaan (planning) dan peramalan (forecasting) merupakan dua hal yang selalu
diperbandingkan. Perencanaan mengindikasikan apa yang seharusnya terjadi di masa yang akan
datang (normatif), sedangkan peramalan terkait dengan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang (positif). Agak sulit dipahami, karena beda-beda tipis antara pengertian perencanaan di satu
pihak dengan peramalan di pihak lain.
Perencanaan dihubungkan dengan pengelolaan (how to manage): Planning, Implementation
and Evaluation. Planning adalah suatu uraian tugas kegiatan usaha yang disusun secara logis,
sistematik, terukur, dan dapat dicapai. Tugas / kegiatan tersebut dilaksanakan, diorganisasikan,
dipantau / diawasi, dilakukan perbaikan seperlunya agar tidak menyimpang dari yang direncanakan.
Setiap tugas / kegiatan yang dilakukan dilaporkan dan dievaluasi dengan membandingkannya dengan
yang direncanakan apakah sesuai atau tidak.
Sementara peramalan kerap bertukar tempat dengan estimasi, prakiraan, proyeksi, ekspektasi
dan lain sebagainya (how to analyze). Jika how to manage bersifat manajerial maka how to analyze
bersifat akademis (scientific). Bantuan akademik terhadap kebutuhan manajerial tidak bisa diabaikan.
Karena perencanaan yang baik sangat ditentukan hasil peramalan yang baik. Sebab, peramalan yang
baik sangat mengandalkan basis data/informasi (empiric) yang baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka penyusun
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja metode yang digunakan dalam peramalan pnjualan?
2. Bagaimana perencanaan dan peramalan dalam keuangan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui cara menggunakan metode persentase untuk meramalkan kebutuhan dana suatu
perusahaan
2. Menyiapkan anggaran keuangan dengan melakukan perencanaan dan peramalan
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PERAMALAN KEUANGAN


Meramalkan dalam manajemen keuangan digunakan untuk memperkirakan kebutuhan
keuangan dimasa yang akan datang. Jika manajer keuangan tidak mencoba untuk mengantisipasi
kebutuhan pembiayaan masa depan perusahaannya, maka krisis aka terjadi setiap kali penerimaan kas
lebih kecil pengeluaran kas,peramcanaan yag baik ditunjukan untuk mengantisipasi dan
mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi kondisi masa depan, dimana ketika perusahaan harus
membutuhkan pembiayaan tambahan, dan juga ketika perusahaan tidak mampu menghasilkan
pemasukan kas. Adanya rencana pertumbuhan berarti manajer keuangan mampu mengantisipasi
kebutuha pembiayaan perusahaan dan dengan adanya rencana keuangan yang baik, maka perusahaan
akan mampu memenuhi kebutuhan tersebut, adanya perencanaan lanjutan,berarti bahwa manajer
keuangan dapat menyelidiki lebih banyak alternatif dan menghasilkan perencanaan keuangan yang
baik dari waktu pembiayaan yang tersedia.

1.2 RAMALAN PENJUALAN


Unsur-unsur pokok dalam proses perencanaan perusahaan adalah meramalkan penjualan.
Perhitungan ini biasanya dihasilkan dari berbagai sumber informasi. Setidaknya perkiraan penjualan
untuk tahun depan akan mencerminkan :
1. Kecenderungan penjualan masa lalu yang diharapkan terulang lagi pada tahun berikutnya.
2. Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material mempengaruhi kecenderungan
itu. Contohnya, adalah kampanye periklanan besar-besaran atas perubahan dalam kebijaksanaan
harga yang dilakukan perusahaan.

Meramalkan Variabel Keuangan


Ramalan keuangan tradisional menganggap meramalkan penjualan sebagai variabel yang
sudah pasti dan membuat proyeksi dengan melihat dampak pada berbagai biaya, aktiva serta
kewajiban perusahaan. Jumlah pendanaan seperti yang akan kita bahas nanti sangat besar jika
penjualan tumbuh 1 persen bahkan 5 persen atau bahkan 10 persen. Jumlah variasi tergantung pada
pengaruh antara variabel-variabel penting yang menentukan kebutuhan pembiayaan perusahaan.

Peramalan Keuangan dengan Metode Persentase Penjualan


Metode yang biasa digunakan untuk membuat perhitungan ini adalah metode persentase
penjualan. Metode persentase penjualan mencakup suatu perkiraan tingkat biaya, aktiva, atau
kewajiban periode waktu yang akan datang sebagai persentase ramalan penjualan. Persentase yang
digunakan bisa berasal dari laporan keuangan terbaru sebagai persentase penjualan-penjualan
sekarang, dari perhitungan rata-rata beberapa tahun ini, dari pertimbangan analisis atau beberapa
kombinasi sumber-sumber tersebut.
Tabel berikut ini menyajikan contoh lengkap pengunaan metode persentase penjualan dari
peramalan keuangan.
Persentase
Penjualan
Sekaran Proyeksi
Aktiva (penjualan
g 2003 (Berdasarkan Penjualan 2004 =$12 juta)
2003 = $10
juta)
Aktiva lancar $2,0 M $2M = 20% 0,2 X $12M = $2,4M
$10M
Aktiva tetap $4,0M $4M = 40 % 0,4 X $12M = $4,8M
bersih $10M
Jumlah $6,0M $7,2M

KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG USAHA


$1M = 10% 0,10 X $12M = $1,2M
Hutang usaha $1,0M
$10M
Beban yang $1M = 10% 0,10 X $12M = $1,2M
$1,0M
harus dibayar $10M
Wesel bayar $0,5M NAa Tidak berubah 0,5M
Hutang jangka Tidak berubah 2,0M
$2,0M NAa
panjang
Jumlah $4,9M
$4,5M
kewajiban
Saham biasa $0,1M NAa Tidak berubah 0,1M
Modal yang Tidak berubah 0,2M
$0,2M NAa
disetor
$1,2M+[0,05 X $12M X (1- 1,5Mb
Saldo laba $1,2M
0,50)] =
Ekuitas saham $1,8M
$1,5M
biasa
Jumlah pembiayaan yang $6,7M
Jumlah $6,0M
tersedia
Tambahan pembiayaan yang 0,5Mc
dibutuhkan
Jumlah $7,2M
Keterangan:
a = Tidak dapat ditetapkan neraca-neraca ini diasumsikan tidak bervariasi dengan penjualan
b = Proyeksi saldo laba sama dengan tingkat awal ($1,2M) ditambahkan proyeksi laba bersih
kurang dari
dimanapun. Dalam kasus ini laba bersih diproyeksikan sama dengan 5% dari penjualan, dan
deviden
diproyeksikan sama dengan separuh dari laba bersih : 0,5 X 1,2 M X (1-0,5) = $ 300.000
c = Tambahan pembiayaan yang dibutuhkan dengan total aktiva yang diproyeksikan ($7,2 juta)
dikurangi total
kewajiban ($4,9 juta) dikurangi ekuitas saham biasa yang diproyeksikan ($1,8 juta) atau $7,2
juta – 4,9
juta = $500.000
Pada contoh ini, masing-masing akun pada neraca perusahaan, yang bervariasi terhadap
penjualan, dikonversikan dalam bentuk persentase terhadap penjualan 2003 yang sebesar $10 juta.
Ramalan dan neraca baru untuk masing-masing komponen kemudian dihitung dengan perkalian
waktu persentase ini sebesar $12 juta pada proyeksipenjualan untuk periode perencanaan tahun 2004.
Metode ramalan pembiayaan masa depan ini tidak terperinci sebagaimana metode yang menggunakan
anggaran kas yang akan diperkenalkan nanti : tetapi metode ini menawarkan biaya yang murah dalam
penggunaan perkiraan, terutama perkiraan kebutuhan pembiayaan perusahaan untuk periode yang
akan datang.
Ingatlah bahwa pada contoh di tabel, aktiva lancar dan aktiva tetap diasumsikan berbeda
untuk tiap tingkat penjualan perusahaan. Ini berarti bahwa perusahaan tidak mempunyai kapasitas
produksi yang cukup untuk menyerap proyeksi kenaikan penjualan. Selanjutya, jika penjualan
meningkat $1 aktiva tetap akan meningkat sebesar 4 sen, atau 40 persen dari proyeksi peningkatan
penjualan, catatan bahwa jika aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Cukup mendukung tingkat
proyeksi penjualan baru. (Seperti perusahaan menghadapi kelebihan kapasitas), aktiva tersebut tidak
boleh dibiarkan ikut berubah karena penjualan. Bila demikian halnya, aktiva tetap tidak akan diubah
ke dalam persentase penjualan dan diproyeksikan tetap tak berubah pada saat periode peramalan.
Kita juga mencatat bahwa hutang usaha dan biaya yang harus dibayar adalah satu-satunya
hutang yang bisa berubah-rubah terhadap penjualan. Kedua perhitungan tersebut bisa diharapkan
untuk naik turun sesuai dengan tingkatan penjualan perusahaan: maka gunakanlah persentase
peramalan penjualan. Karena kedua kategori hutang lancar ini secara normal berubah-ubah secara
langsung bersama tingkat penjualan, kedua hutang ini sering dikenal sebagai sumber pembiayaan
spontan, yang mendiskusikan manajemen modal usaha, banyak membahas pembiayaan ini. Wesel
bayar, hutang jangka panjang, saham biasa, dan modal yang disetor diharapkan tidak berubah-ubah
secara langsung bersamaan dengan tingkat penjualan perusahaan. Sumber pembiayaan ini dikenal
dengan istilah sumber pembiayaan diskresi (discretionary financing) artinya para manajemen harus
membuat suatu keputusan yang benar untuk mencari pembiayaan tambahan dengan menggunakan
salah satu dari sumber tersebut. Suatu contoh pembiayaan bebas adalah wesel bayar bank yang
memerlukan negosiasi untuk dijalankan dan adanya persetujuan yang ditandai dengan pengaturan
waktu dan kondisi pendanaan. Akhirnya, kita mencatat bahwa tingkat saldo sama dengan proyeksi
laba setelah pajak (proyeksi laba bersih) sama dengan 5% penjualan, atau $600.000 dikurangi dengan
deviden saham biasa sebesar $300.000
Jadi, dengan menggunakan contoh tabel, kita memproyeksikan bahwa penjualan perusahaan
akan meningkat dari $10 juta menjadi $12 juta, yang akan menyebabkan kebutuhan perusahaan untuk
total aktiva mwningkat menjadi $7,2 juta. Aktiva ini kemudian akan dibiayai dengan kewajiban yang
ada ditambah kewajiban langsung sebesar $4,9 juta, dana pemilik perusahaan $1,8 juta, termasuk
$300.000 dari saldo laba pada penjualan tahun berikutnya; dan sebesar $500.000 dari pembiayaan
bebas yang ditingkatkan dengan mengeluarkan wesel bayar, penjualan obligasi, penawaran saham
biasa, atau beberapa kombinasi dari sumber tersebut. Sejauh ini sumber yang sering digunakan dari
pembiayaan bebas adalah pinjaman bank. Seperti yang kita akan pelajari nanti ketika belajar tentang
kebijakan keuangan, jika kebutuhan pembiayaan tetap berlaku, maka perusahaan bisa mengeluarka
saham atau obligasi untuk membayar pinjaman bank.
Secara ringkas, kita dapat memperkirakan bahwa kebutuhan perusahaan terhadap pembiayaan
bebas, dengan menggunakan metode persentase penjualan peramalan keuangan dengan mengikuti
empat prosedur dibawah ini :
 Langkah 1. Ubahlah setiap pos per aktiva dan kewajiban yang bervariasi secara langsung dengan
penjualan dalam bentuk persentase terhadap penjualan tahun ini, sebagai contoh :
Aktiva lancar $ 2 juta
= = 0.2 atau 20%
penjualan $ 10 juta

 Langkah 2. Proyeksi setiap pos aktiva dan kewajiban dalam neraca dengan persentase penjualan
yang sudah dihitung dikalikan dengan proyeksi penjualan atau tetap membiarkan saldo akan tidak
berubah mengikuti perubahan tingkat penjualan, sebagai contoh
aktiva lancar
Proyeksi aktiva lancar = proyeksi penjualan x
penjualan
= $12 juta x 0,2 = $2,4 juta

 Langkah 3. Proyeksi tambahan laba ditahan yang dapat digunakan untuk membantu menangani
kegiatan operasi perusahaan. Nilai ini sama dengan proyeksi laba bersih perusahaan periode
tersebut dikurangi pembayaran deviden saham biasa yang direncanakan, sebagai contoh:
laba bersih devidentunai
proyeksi penjualan x x (1 ̶ )
penjualan lababersih
= $12 juta x 0,05 x (1-0,5) = $300.000

 Langkah 4. Proyeksi tambahan dana yang dibutuhkan perusahaan yang didapat dari total aktiva
yang diproyeksikan dikurangi dengan proyeksi kewajiban dan ekuitas pemilik, sebagai contoh
Tambahan dana yang dibutuhkan = proyeksi jumlah aktiva – proyeksi jumlah kewajiban –
proyeksi ekuitas pemilik
= $7,2 juta - $4,9 juta $1,8 juta
= $7,2 juta - $4,9 juta $1,8 juta = $500.000

Model Pendanaan Berdasar Diskresi Sesuai Kebutuhan (Discretionary Financing Needed –


DFN)

Dalam pembahasan sebelumnya, kita telah memperkirakan tambahan dana yang dibutuhkan
adalah selisih antara proyeksi total aktiva dan jumlah kewajiban serta ekuitas pemilik. Kita dapat
memperkirakan proyeksi tambahan dana yang dibutuhkan, yaitu DFN t+1 yang secara langsung
menggunakan proyeksi perubahan penjualan yang diperkirakan disamakan dengan perubahan dalam
aktiva, kewajiban, dan ekuitas, pemilik sebagai berikut:
DFNt+1 = proyeksi perubahan aktiva t+1 – proyeksi perubahan kewajiban t+1 ̶ Proyeksi
perubahan ekuitas pemilik t+1
Untuk menghitung DFNt+1 kita harus memperkirakan setiap komponen yang ditemukan pada
persamaan 4-1. Sebagai contoh kita bisa memproyeksikan kebutuhan penggunaan aktiva perusahaan
dengan hubungan antara aktiva dan penjualan tahun sekarang dikalikan dengan proyeksi perubahan
penjualan untuk tahun yang akan datang
aktiva t
Proyeksi perubaha aktiva t+1 = ( ) x( penjualan t+1 – penjualan t )
penjualan t
Dengan cara yang sama, proyeksi perubahan kewajiban dapat dihitung dari hasil rasio jumlah
kewajiban perusahaan terhadap penjualan tahun sekarang dan proyeksi perubahan penjualan
perusahaan :
kewajiban t
Proyeksi perubahan kewajiban t+1 = ( ) x ( penjualan t+1 – penjualan t )
penjualan t
Kita dapat memproyeksikan antisipasi perubahan pada ekuitas pemegang saham biasa
perusahaan untuk tahun yang akan datang dengan memperkirakan pendapatan bersih untuk tahun
yang akan datang sebagai hasil dari marjin laba bersih untuk tahun yang akan datang, NPM t+1, dan
pryeksi tingkat penjualan perusahaan, kemudian mengalikan proyeksi laba bersih dengan persentase
laba bersih yang ditahan dan tidak dibayarkan dalam deviden. Catatan bahwa b merupakan persentase
pendapatan bersih yang dibayarkan dalam deviden sehingga (1-b) merupakan bagian dari pendapatan
bersih yang ditahan. Bagaimana kita membuat perkiraan NPM t+1 ? Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah marjin laba bersih untuk periode sekarang NPM t, jika penjualan yang diharapkan
berubah, maka marjin laba bersih perusahaan mungkin akan berubah jua, jadi menggunakan NPM t

hanya merupakan salah satu perkiraan kasar.


Proyeksi perubahan ekuitas pemilik t+1 = [ NPM t+1 x penjualan t+1 ] x [ 1−b ]
Keterangan :
 Aktiva t : aktiva dalam periode t yang diharapkan berubah secara proporsional terhadap
tingkat penjualan.
 Penjualan t : tingkat penjualan untuk periode t
 Kewajiban t : kewajiban dalam periode t yang diharapkan berubah secara proporsional terhadap
tingkat penjualan
 NPM t+1 : marjin laba bersih yang diproyeksikan untuk periode t+1
b : rasio pembayaran deviden atau deviden sebagai persentase terhadap laba bersih
sehingga [ 1−b ]adalah bagian proyeksi laba bersih perusahaan yang akan ditahan
dan ditanam kembali kedalam perusahaan.
Pada contoh sebelumnya, kita telah memperkirakan bahwa semua aktiva, hutang usaha, dan
beban yang masih harus dibayar, berubah-ubah sesuai dengan proyeksi perubahan penjualan. Wesel
bayar dan hutang jangka panjang tidak berubah dari tahun sekarang ke tahun-tahun proyeksi. Dengan
menggunakan angka-angka dari contoh kita, kita membuat perkiraan DFN 2001 adalah sebagai berikut :
$ 2 juta+ 4 juta
Proyeksi tambahan aktiva t+1 =( ) x [ $ 12 juta−10 juta ]
10 juta
= $1,2 juta

$ 1 juta+1 juta
Proyeksi perubahan kewajiban 2001 =( ) x [ $ 12 juta−10 juta ]
$ 10 juta
= $0,4 juta
Proyeksi perubahan ekuitas pemegang saham 2001 =[ 0,05 x $ 12 juta ]x( 1−0,5 )
= $0,3 juta
DFN2001 = $1,2 jta – 0,4 juta – 0,3 juta = $0,5 juta atau $500.000
1.3 PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN
Anggaran merupakan suatu ramalan yang sederhana dari kejadian yang akan datang.
Anggaran menunjukan tiga fungsi dasar bagi perusahaan, seperti:
1. Anggaran menunjukan pemilihan waktu dan jumla kebutuhan dana perusahaan di masa yang akan
datang.
2. Anggaran menjadi dasar pengambilan tindakan korektif, jika perhitungan pengganggaran tidak
sesuai dengan peritungan actual.
3. Anggaran merupakan dasar untuk evaluasi kinerja.
Suatu perencanaan dilaksanakan oleh orang-orang, dan anggaran menjadi benchmarks yang
bisa digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja orang yang bertanggung jawab untuk
menyelesaikan rencana tersebut, pada gilirannya, untuk mengendalikan tindakan mereka. Jadi
anggaran merupakan bantuan berharga dalam aspek perencanaan dan pengendalian manajemen
keuangan perusahaan.
Anggaran Kas
Anggaran kas menggambarkan suatu rencana yang terperinci tentang arus kas masa depan
dan terdiri dari empat unsur :
1. Penerimaan kas
2. Pengeluaran kas
3. Perubahan bersih dalam kas untuk suatu periode
4. Kebutuhan dana yang baru
Untuk menunjukkan penyusunan dan penggunaan anggaran kas, lihat Salco Furniture
Company Inc., perusahaan distributor regional mebel rumah tangga. Manajemen perusahaan tersebut,
berada dalam proses mempersiapkan anggaran kas bulanan untuk periode mendatang (Januari sampai
April 2004). Penjualan Salco sangat musiman, dan mencapai puncaknya pada bulan Februari dan
Maret. Informasi berikut ini digunakan untuk menyiapkan anggaran kas:
a. Secara kasar, 30% penjualan Salco yang dikumpulkan (berhasil ditagih) satu bulan setelah
penjualan dan sisanya 70% dikumpulkan dua bulan setelah penjualan itu.
b. Salco mencoba untuk menjalankan pembeliannya dengan perkiraan penjualan yang akan datang.
Pembelian biasanya sama dengan 60% dari penjualan dan dibuat satu bulan mengantisipasinya
penjualan yang diharapkan. Sebagai contoh, penjualan bulan januari diperkirakan sebesar
$60.000, jadi pembelian bulan desember sebesar $36.000 (0,60 x 60.000) dan dibayarkan pada
bulan januari.
c. Upah, gaji, sewa, dan bebas kas lainnya tercatat pada tabel 2.2, menunjukan anggaran kas saldo
untuk periode 4 bulan dan berakhir bulan April 2004.
d. Pengeluaran tambahan dicacat pada anggaran kas yang berhubungan dengan pembelian peralatan
$10.000 pada bulan Januari dan pembayaran kembali pinjaman sebesar $80 pada dibulan maret.
e. Pada bulan Januari, Salco akan membayar bunga hutang jangka panjangnya sebesar %4.000.
beban bunga ini dicatat selama periode bulan Januari sampai Maret.
f. Pembayaran pajak sebesar $80.000 pada dibulan Maret.
g. Saat ini, Salco mempunyai neraca sebesar $10.000 dan saldo kas minimum sebesar $10.000 untuk
menghadapi jatuhnya arus kas neto yang tidak diharapkan.
h. Pinjaman tambahan diperlukan untuk menjaga saldo minimum yang telah diperkirakan pada
bagian akhir Tabel 2-2. Peminjaman berlangsung pada awal bulan dimana dana diperlukan.
Bunga atas bunga pinjaman sama dengan 12% tiap tahun, atau 1% per bulan, dan dibayar pada
bulan berikutnya pada waktu dana tersebut dipinjam. Dengan demikian, bunga atas dana yang
dipinjam pada bulan Februari dan akan dibayar pada bulan Maret sama dengan 1% dari jumlah
pinjaman yang belum dilunasi di bulan Februari.
i. Kebutuhan dana pada anggaran kas Salco menunjukan bahwa peminjaman jangka pendek
kumulatif perusahaan nantinya sebesar $3.100 di akhir Februari dan sebesar $11.731 pada bulan
Maret. Pada bulan April, perusahaan akan mampu membayar kembali semua hutang jangka
pendek yang terjadi dibulan Februari dan Maret. Anggaran kas menunjukan tidak hanya jumlah
kebutuhan dana sepanjang periode, tetapi juga kapan dana akan dibutuhkan.

TABEL 2-2 Anggaran kas Salco Furniture untuk 4 Bualn yang berakhir pada 30 April 2004
LEMBAR KERJA NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
Penjualan $ 62,000 $ 50,000 $ 60,000 $ 80,000 $ 85,000 $ 70,000
Penagihan:
Bulan pertama (30%) $ 18,600 $ 15,000 $ 18,000 $ 24,000 $ 25,500
Bulan kedua (70%) $ 38,500 $ 43,400 $ 35,000 $ 42,000 $ 56,000
Jumlah penagihan $ 57,100 $ 58,400 $ 53,000 $ 66,000 $ 81,500
Pembelian (60% dari penjualan bulan berikutnya) $ 30,000 $ 36,000 $ 48,000 $ 51,000 $ 42,000 $ 39,000
Pembayaran (selang waktu 1 bulan) $ 30,000 $ 36,000 $ 48,000 $ 51,000 $ 42,000
ANGGARAN KAS
Penerimaan kas
Penagihan (lihat lembar kerja) $ 57,100 $ 58,400 $ 53,000 $ 66,000 $ 81,500

PENGELUARAN KAS
Pembelian $ 30,000 $ 36,000 $ 48,000 $ 51,000 $ 42,000
Upah dan gaji $ 4,000 $ 5,000 $ 6,000 $ 4,000
Sewa $ 3,000 $ 3,000 $ 3,000 $ 3,000
Beban lain-lain $ 1,000 $ 500 $ 1,200 $ 1,500
Beban bunga dan hutang yang ada $ 4,000 $ 200
Pajak $ 5,200
Pembelian peralatan $ 10,000
Pembayaran kembali hutang $ 8,000
Jumlah pengeluaran $ 58,000 $ 56,500 $ 74,600 $ 50,500
Perubahan bulanan bersih $ 400 $ (3,500) $ (8,600) $ 31,000
Ditambah : Saldo permulaan $ 10,000 $ 10,400 $ 10,000 $ 10,000
Dikurangi : bunga pada pinjaman jk.pendek $ - $ - $ (31) $ (117)
Sama dengan : Saldo kas akhir sebelum
pinjaman jk.pendek $ 10,400 $ 6,900 $ 1,369 $ 40,883
Kebutuhan dana $ - $ 3,100 $ 8,631 $ (11,731)
Saldo kas akhir $ 10,400 $ 10,000 $ 10,000 $ 29,152
Periode Anggaran
Tidak ada aturan yang baku untuk menentukan panjangnya waktu periode anggaran. Namun,
sebagai aturan umum, periode itu harus cukup panjang supaya dapat memperlihatkan efek dari
berbagai kebijakan manajemen, namun harus cukup pendek supaya dapat dibuat berbagai perkiraan
dengan akurasi yang cukup masuk akal. Dengan menerapkan aturan ini pada contoh Salco pada tabel
di atas, terlihat kalau jangka waktu anggaran 4 bulan terlalu pendek. Alasannya adalah kita tidak bisa
mengetahui apakah operasi yang direncanakan perusahaan akan sukses sepanjang tahun fiscal
tersebut. Artinya, sebagian besar pemasukan untuk 4 bulan pertama, perusahaan beroperasi dengan
arus kas deficit. Jika ini tidak berubah selama 8 bulan berikutnya, maka rencana dan kebijaksanaan
perusahaan akan dievaluasi kembali.
Anggaran jangka panjang juga disiapkan dalam bentuk anggaran pengeluaran modal.
Anggaran ini menggambarkan rencana perusahaan untuk membeli peralatan dan pabrik di atas 5
tahun, 10 tahun, atau bahkan lebih lama lagi. Lagi pula, perusahaan sering mengembangkan rencana
jangka panjang yang komprehensif sampai 10 tahun mendatang. Pada umumnya, rencana ini tidak
serinci anggaran kas, tetapi hanya mempertimbangkan komponen utama, seperti penjualan,
pengeluaran modal, pengembangan produk baru, dan tambahan modal, dan kebutuhan
ketenagakerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ramalan Penjualan
Unsur-unsur pokok dalam proses perencanaan perusahaan adalah meramalkan penjualan.
Perhitungan ini biasanya dihasilkan dari berbagai sumber informasi. Setidaknya perkiraan penjualan
untuk tahun depan akan mencerminkan :
1. Kecenderungan penjualan masa lalu yang diharapkan terulang lagi pada tahun berikutnya.
2. Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material mempengaruhi kecenderungan
itu. Contohnya, adalah kampanye periklanan besar-besaran atas perubahan dalam kebijaksanaan
harga yang dilakukan perusahaan.
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan
Anggaran merupakan suatu ramalan yang sederhana dari kejadian yang akan datang.
Anggaran menunjukan tiga fungsi dasar bagi perusahaan, seperti:
1. Anggaran menunjukan pemilihan waktu dan jumla kebutuhan dana perusahaan di masa yang akan
datang.
2. Anggaran menjadi dasar pengambilan tindakan korektif, jika perhitungan pengganggaran tidak
sesuai dengan peritungan actual.
3. Anggaran merupakan dasar untuk evaluasi kinerja.
Suatu perencanaan dilaksanakan oleh orang-orang, dan anggaran menjadi benchmarks yang bisa
digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja orang yang bertanggung jawab untuk
menyelesaikan rencana tersebut, pada gilirannya, untuk mengendalikan tindakan mereka. Jadi
anggaran merupakan bantuan berharga dalam aspek perencanaan dan pengendalian manajemen
keuangan perusahaan.
Anggaran Kas
Anggaran kas menggambarkan suatu rencana yang terperinci tentang arus kas masa depan
dan terdiri dari empat unsur :
1. Penerimaan kas
2. Pengeluaran kas
3. Perubahan bersih dalam kas untuk suatu periode
4. Kebutuhan dana yang baru

3.2 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Dikarenakan pembahasan kami terbatas, kami
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan
lugas. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA

Keown Arthur J, dkk. 2008. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan Edisi 10 Jilid 1. Penerbit :
Indeks

Anda mungkin juga menyukai