Anda di halaman 1dari 3

Kronoogi kasus

Oktober 2009 : perencanaan

Desember 2009 : perkiraan anggaran proyek sekitar 2.5 triliun

Awal 2010 : pengajuan usulan penambahan anggaran

Pertengahan 2010 : Pelelangan proyek Hambalang

Agustus 2010 : Perebutan proyek hambalang PT Dutra Graha Indah VS PT Adhi Karya

Kajian teori paradigma pembangunan

- Pengertian paradigma pembangunan


paradigma pembangunan dapat diartikan sebagai model, pola yang merupakan sistem berpikir
sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita cita
kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik.
- Makna, hakikat, dan tujuan paradigma pembangunan nasional
o Makna :Pembangunan nasional dapat diartikan sebagai rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
tujuan nasional.
o Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan
nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan nasional seperti termaktub
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu …. melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana ternaktub dalam alinea II
pembukaan UUD 1945.
- Pancasila sebagai paradigma pembangunan
- pancasila harus dijadikan sebagai sumber nilai, asas, dan kerangka berpikir dalam
menentukan arah dan tujuan pembangunan nasional.
Ciri-ciri atau pedoman Paradiga Pembangunan Pancasila :

1. Tidak pragmatis.
Pragmatis menurut adalah bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat
mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan); mengenai atau bersangkutan
dengan nilai-nilai praktis; 2 mengenai atau bersangkutan dengan pragmatisme.
2. Tidak melanggar norma
Pembangunan di Indonesia tidak boleh menghilangkan atau melawan aturan-aturan atau
pedoman tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh : Indonesia tidak melegalkan adanya prostitusi karena tidak sesuai dengan
norma-norma agama.
3. Menghormati HAM
Pembangunan yang dilakukan diharapkan tidak merebut hak-hak masyarakat, seperti
reklamasi pantai yang menyebabkan para nelayan kehilangan pekerjaan.
4. Demokratis
Sebelum melakukan pembangunan, perlu mendengarkan pendapat rakyat, tidak
langsung memutuskan sehingga tidak ada protes ataupun konflik.
5. Berkeadilan sosial
Perlu pemerataan pembangunan pada seluruh bagian Indonesia, tidak boleh terfokus
pada daerah tertentu. Harus adil.
6. Mengutamakan yang lemah
Misalnya adalah pedirian perusahaan semen membuat petani kehilangan lahan, maka
pendapat masyarakat ini harus didengar.

Analisis Kasus Hambalang Berdasar Paradigma Pancasila

Pandangan perspektif nilai-nilai Pancasila terhadap korupsi di Hambalang :

1. Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa.


Korupsi yang dilakukan adalah tindakan mencuri, berbohong, serakah, dan dalam ajaran
agama di Indonesia tidak ada agama yang membenarkan atau bahkan mengajak
umatnya untuk berkorupsi.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Korupsi adalah tindakan yang merugikan negara dan masyarakat, sehingga
korupsi dikatakan melanggar sila kedua. Korupsi ini menyebabkan kerugian sebanyak
706 Miliyar rupiah yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat umum
sebagai pusat pendidikan, pelatihan dan sekolah olahraga nasional ini malah digunakan
untuk kepentingan pribadi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia.
Korupsi berpotensi menimbulkan perpecahan, seperti banyaknya masyarakat indonesia
yang memilih untuk golput karena kurangnya kepercayaan pada pemerintah.
Sekecil apapun tindakan korupsi itu akan ada potensi perpecahan seperti pada
pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang juga terlbat dalam
kasus korupsi ini. Hal ini berdampak semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang
termasuk golput karena berkurangnya kepercayaan kepada pemerintah.
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
Korupsi yang dilakukan tidak sesuai dengan sila ke-4 karena aparat yang terlibat tidak
bertanggungjawab untuk memimpin dalam hikmat dan kebijasanaan. Korupsi itu juga
artinya melakukan tindakan (yang berkaitan dengan negara) dengan keputusan
sendiri, yang seharusnya didasarkan pada keputusan melalui musyawarah.
5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Adil berarti seimbang, tidak memihak, menghormati setiap hak-hak yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia. Tindakan korupsi menunjukan ketidakadilan karena telah
menggunakan sesuatu yang bukan haknya untuk dijadikan kenikmataan bagi diri sendiri
tanpa memikirkan tujuan awalnya hal tersebut dilakukan.

Kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai