(Literature Review)
NIM. P17220194060
KEPERAWATAN LAWANG
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGENAI RETINOPATI
(Literature Review)
Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan tugas mata
NIM. P17220194060
KEPERAWATAN LAWANG
2021
SURAT PERNYATAAN
NIM : 2019030354
Pemeriksaan Mata Pada Pasien Diabetes Melitus” adalah bukan karya tulis
ilmiah orang lain baik sebagian atau keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan
apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Yang menyatakan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma 3
Keperawatan Lawang
iii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : P17220194060
Karya tulis ilmiah literatur review ini telah diuji dan dinilai: Oleh panitia penguji
Panitia Penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota Penguji Anggota
Dr. Nurul Pudjiastuti, SKep. Ns MKep Agus Setyo U, A, M Kes Dra. Mustayah. MKes
NIP. 197901042002122001 NIP. 197610242001122001 NIP. 196611151986032001
Mengetahui,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas anugerah dan
2. Bapak Imam Subekti, S.KP, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Jurusan Politeknik
3. Bapak Budiono S.Kep Ns., M.Kes selaku Ketua Program studi D-III
4. Agus Setyo Utomo, A.Per.Pen, M.Kes selaku pembimbing saya yang telah
ini.
v
5. Dr.Nurul Pujiastuti, S.Kep,Ners,M.Kes dan Dra.Mustayah, M.Kes selaku
penguji yang turut serta menuntun saya dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Bapak Ibu dosen dan Staf Tata Usaha Jurusan Keperawatan Malang yang telah
memberikan semangat.
7. Alm. Ibu Sofiya dan Bapak Suyanto yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis secara terus menerus. Tidak lelah
serta menjadikan acuan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir
tepat waktu dan tidak lupa yang selalu menemani saya belajar sampai tengah
malam
8. Teman-teman seangkatan khususnya teman satu kelas satu angkatan dan satu
tempat tinggal
masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
SURAT PENYATAAN..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.1.6 Diagnosis Diabetes Melitus......................................................... 12
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................76
ix
BAB I
PENDAHULUAN
hiperglikemia kronik dimana terjadi resistensi insulin atau gangguan sekresi yang
masalah kesehatan utama didunia dengan angka kejadian yang terus meningkat
tiap tahunnya dengan angka kejadian mencapai 40-50% penduduk seluruh dunia
dan prognosisnya yang kurang baik terutama komplikasi bagi penglihatan, salah
komplikasi mikrovaskuler berupa kelainan retina yang paling banyak terjadi pada
40-50% dari penderita diabetes melitus dan merupakan penyebab kebutaan dan
diabetikum di dunia diperkirakan mencapai 34,6% (93 juta orang) dan dalam
Retinopati diabetikum telah menjadi kasus klinis mayor bagi para dokter
spesialis mata. Pasien diabetes memiliki risiko 25 kali lebih mudah mengalami
1
2
kebutaan dibanding nondiabetes. Dan apabila telah terjadi kebutaan, pasien akan
hiperglikemia pada pembuluh darah retina dalam jangka waktu yang lama (Ilyas,
kebutaan akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas penderita yang pada
dan tidak adanya gejala awal perjalanan penyakit menyebabkan sebagian besar
darah retina dan kebutaan pada mata secara permanen (Pandelaki, 2014)
yang buruk mengenai kesehatan mata berkaitan dengan diabetes melitus.Selain itu
melitus hanya diketahui oleh kurang dari 50% (Munoz B, 2008). Pengetahuan
pasien diabetes melitus tentu bukan hanya tanggung jawab pribadi penyandang
kurang dari 50% penyandang diabetes melitus yang tidak pernah diinformasikan
oleh dokternya untuk memeriksakan mata secara rutin. Bahkan alasan utama
ekonomi hanya diutarakan 13,6% pasien. Selain kurangnya promosi dan edukasi
(Adriono et al.,2011)
3
sesuatu objek, dengan pengetahuan yang baik, akan membentuk sikap yang
mendukung pula dan diharapkan dapat terwujud dalam tindakan nyata untuk
bahwa setidaknya 90% kasus baru bisa dikurangi jika ada perawatan yang tepat,
pemeriksaan rutin dan intervensi tepat waktu pada tahap awal (Franklin & Rajan,
2013). Maka dari itu dibutuhkan sikap yang mendukung terhadap pemeriksaan
mata agar kasus baru bisa dikurangi dan mencegah komplikasi yang tidak
diinginkan
sikap terhadap pemeriksaan mata pada pasien diabetes melitus di poli Penyakit
melitus.
diabetes melitus
melitus.
keperawatan.
5
retinopati diabetikum.
melitus.
3. Bagi Responden
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN TEORI
pada sekresi insulin dan kerja insulin (Kowalak, 2011). Diabetes melitus
insulin secara adekuat. Kadar glukosa darah setiap hari bervariasi, kadar
gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam
waktu 2 jam. Kadar glukosa darah normal pada pagi hari sebelum makan
atau berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah normal
biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau
(Irianto, 2015).
6
7
diproduksi.
mengalami diabetes.
1. Hereditas
Infeksi virus coxsakie pada seseorang yang peka secara genetik. Stress
4. Kehamilan
5. Usia
6. Obesitas
metabolik.
hormonal.
ketonuria (keton dalam urin) dan kadar natrium akan menurun serta pH
energi menurun sehingga tubuh akan menjadi lemah (Price et al, 2012).
infeksi dan gangguan pembuluh darah akibat kurangnya suplai nutrisi dan
sistem saraf otonom serta sistem saraf pusat (Price et al, 2012).
1. Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus yang
2. Anoreksia dan polifagia (rasa lapar yang berlebih) yang terjadi karena
4. Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa
10. Mual, diare, dan konstipasi yang disebabkan karena dehidrasi dan
dan keluhan lain seperti kelelahan, kesemutan, gatal, dan mata kabur
sewaktu lebih dari 200 mg/dl cukup untuk menegakkan diagnosis DM.
plasma puasa diperoleh antara 100 sampai 125 mg/dl dan pemeriksaan
1. Pencegahan Primer
etnik tersebut.
2) Jenis kelamin
4) Usia
1) Obesitas
sensitivitas insulin.
3) Hipertensi
insulin.
(GDPT) sebelumnya.
menghentikan merokok.
2. Pencegahan Sekunder
cukup dan tindakan deteksi dini sejak awal pengelolaan penyakit DM.
3. Pencegahan Tersier
dan kolaborasi antar tenaga medis. Kolaborasi yang baik antar para ahli di
farmakologi:
1. Terapi farmakologi
makan dan gaya hidup yang sehat. Terapi farmakologi terdiri dari obat
oleh sel beta pankreas. cara kerja obat glinid sama dengan cara
Tiazolidindion (TZD)
kecil atau cukup. Dosis awal insulin kerja menengah adalah 6-10
yaitu:
1) Edukasi
sehat. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan bisa
menit per minggu, dan dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2
1. Hipoglikemia
penurunan kesadaran.
Komplikasinya mencakup:
maupun makrovaskular.
kaki.
mulai dari yang ringan sampai berat bahkan sampai terjadi kebutaan total
darah dan saraf optik. Salah satu sifat dari senyawa poliol ialah tidak
2. Glikasi Nonenzimatik
vasokonstriktor kuat.
disertai retinopati. Dewasa ini para ahli sedang melakukan uji klinik
daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak
2. Perdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya
tapi hal ini tidaklah demikian. Hal ini terjadi akibat kelainan sirkulasi
hiperlipoproteinemia.
retina.
retina dan ada atau tidak adanya pembentukan pembuluh darah yang baru.
yang secara klinik ditandai dengan perdarahan, kelainan vena dan IRMA.
Jika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata kanan
maka digolongkan pada derajat yang lebih berat (Ilyas dan Sidarta, 2017).
27
adalah hasil keluaran visual setelahnya tidak dapat diprediksi dan dapat
28
2013).
akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang
secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris melewati ciliary
perifer (PAS) sehingga sudut bilik mata depan tertutup dan tekanan
operasi.
tekanan intra okuler. Nama lain dari glaukoma neovaskular ini adalah
akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang
secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris melewati ciliary
Pembuluh darah baru yang tidak mempunyai struktur yang kuat dan
yang masih sedikit dan tidak ada sinar merah jika perdarahan vitreous
2.3 Pengetahuan
(Notoadmodjo, 2010).
1. Faktor Internal
a. Umur
lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat
yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang belum cukup
(Nursalam, 2011).
b. Pengalaman
(Notoadmodjo, 2010).
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Jenis Kelamin
Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-
2. Faktor eksternal
a. Informasi
b. Lingkungan
(Notoadmodjo, 2010).
c. Sosial budaya
1. Tahu (know)
Tahu berarti hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
2. Memahami (comprehension)
secara benar tentang objek tersebut, bukan sekedar tahu dan dapat
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
2.4 Sikap
untuk menggambarkan adanya suatu niat yang khusus atau umum, berkaitan
reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu objek.
ide, dan konsep terhadap suatu objek. Kehidupan emosional atau evaluasi
Menurut Azwar (2013), ada 2 macam jenis pernyataan yaitu favourable dan
unfavourable.
jawaban favourable apabila menjawab sangat setuju (SS) skor nya 4; Setuju
(S) skor nya 3;Tidak setuju (TS) skor nya 2; Sangat tidak setuju (STS) skor
skor nya 1; Setuju (S) skor nya 2; Tidak setuju (TS) skor nya 3; Sangat tidak
setuju (STS) skor nya 4. Nilai dijumlahkan sehingga didapat perolehan skor
tiap responden.
Annual Diabetic Eye Exams and Prompt Treatment atau pemeriksaan mata
kehilangan visus pada pasien diabetes. Deteksi dini dan intervensi retinopati
diabetikum dapat megurangi 90% kebutaan karena diabetes (Hatef et al., 2015)
Menurut ADA (2018) menyarankan beberapa anjuran untuk skrining mata pada
berikut:
tahunan dan gula darah terkontrol, lakukan pemeriksaan mata setiap 1-2
spesialis mata.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan sikap terhadap pemeriksaan mata pada pasien diabetes melitus (Sugandi,
2015)
Ejournal) yang dicari mulai tahun 2015-2019 berupa laporan hasil penelitian
diabetikum dan sikap terhadap pemeriksaan mata pada pasien diabetes melitus
penelitian ini berdasar dari hasil literasi dari beberapa studi penelitian
sebelumnya. Data yang dipergunakan untuk penelitian ini yaitu data sekunder,
didapat dari hasil penelitian sebelumnya dan bukan berasal dari pengamatan
secara langsung. Pencarian literature review ini dilakukan pada bulan April
yang digunakan untuk mencari sumber data sekunder baik berupa artikel
pencarian artikel atau jurnal dapat memakai kata kunci ataupun boolean
memperluas pencarian.
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICO , yang terdiri
dari:
1. Patient/Population/Problem
2. Intervention
diabetikum.
3. Comparison
4. Outcome
mata.
41
kurang
Comparators Tidak ada pembanding -
Outcomes Sikap mendukung Sikap tidak mendukung
dengan kata kunci yang sudah ditentukan menghasilkan sebanyak 110 artikel, di
dengan cara membaca sekilas pada abstrak dan kalimat-kalimat penting yang
terdapat pada abstrak dan pendahuluan artikel, melalui proses seleksi artikel
menemukan inti sari artikel, dari artikel tersebut diperoleh sebanyak 8 artikel.
review.
43
(n=20) Populasi/Problem
Outcome
(n=4)
The Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal untuk beberapa jenis
(n = 5). Checklist daftar penilaian berdasarkan The JBI Critical Appraisal telah
tersedia beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi. Penilaian kriteria
diberi nilai 'ya', 'tidak', 'tidak jelas' atau 'tidak berlaku', dan setiap kriteria dengan
skor 'ya' diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian
dihitung dan dijumlahkan. Critical appraisal untuk menilai studi yang memenuhi
syarat dilakukan oleh para peneliti. Jika skor penelitian setidaknya 50%
memenuhi kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang telah disepakati
penelitian atau jurnal dari berbagai sumber. Tinjauan pustaka dimulai dengan
materi tertulis, yang dianggap dalam urutan paling relevan, paling relevan, dan
dahulu apakah isu yang dibahas sesuai dengan isu yang akan dipecahkan di jurnal.
agar tidak direpotkan oleh faktor pencurian, penulis juga harus memperhatikan
tersebut berasal dari pikiran atau kata-kata orang lain. Buatlah catatan, kutipan,
atau informasi yang tersusun secara sistematis sehingga teks tersebut dapat
45
dengan mudah diambil kembali saat dibutuhkan (Darmadi, 2011 dalam Nursalam,
2016).
Data dari penelitian kepustakaan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi
yang memuat semua aspek dari pustaka yang ada. Dimulai dengan judul artikel,
sumber artikel (nomor jurnal, nama jurnal, tahun terbit), tujuan penelitian, metode
data dan analisis data. Data hasil penelitian kepustakaan muncul dalam bentuk
tabel yaitu berupa angka (data digital) dalam baris dan kolom yang bertujuan
itu, data penelitian kepustakaan berbasis naratif dilakukan dalam bentuk naratif,
Hidayat, A.A 2011, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data,
Jakarta, Salemba Medika.
Kumar V, Cotron R, dan Robbins S 2012, Buku Ajar Patologi Edisi 7, (Alih
bahasa: Brahm U, Pendt et al), Jakarta, EGC.
76
77
Pandelaki, K 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5, Jakarta, Internal
Publishing jilid II.
Park, YG dan Roh Y 2016, New diagnostic and therapeutic approaches for
preventing the progression of diabetic retinopathy, Journal of Diabetes
Research.
Schwartz SG, Jr. HWF, Scott IU. 2014, Intravitreal corticosteroids in the
management of diabetic macular edema. Curr Ophthalmol Rep. 1(3): 1–10.
Sedani, Y 2014, Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Tingkat
Aktivitas Fisik Terhadap Derajat Dysmenorrhea Primer Pada Remaja Putri di
SMA Negeri 1 Lawang. Malang, FKUB.
78
Sidarta, I 2012, Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata Edisi 4,
Jakarta, FKUI.
Smelter, C, Suzanne, & Bare, B 2013, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8, Jakarta, EGC.